[Sejarah] Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Cao Cao,pemimpin negara Wei, raja perang, mempersatukan utara Cina

Cao Cao (Hanzi: 曹操)(155-220) merupakan seorang tokoh Zaman Tiga Negara yang terkenal. Ia dikenal sebagai pemikir ulung, ahli strategi dan juga ahli perang. Ia bernama lengkap Cao Mengde, juga dipanggil sebagai Cao A Man yang merupakan nama kecilnya. Cao Cao dikenal di kalangan Tionghoa Indonesia sebagai Tsao-tsao, Tso-tso atau Cho Cho.

Caocao.jpg


Biografi

Ia lahir di kota Qiao (sekarang di Haozhou, Anhui). Kitab sejarah Catatan Sejarah Tiga Negara mencatat bahwa salah satu leluhurnya, Cao Can adalah seorang pejabat kekaisaran di awal Dinasti Han.

Karir politik

Karir politiknya dimulai dengan ikut memadamkan Pemberontakan Serban Kuning yang mengancam legitimasi Dinasti Han di masa-masa akhir dinasti tersebut. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan tersebut, ia diberikan jabatan dan kemudian mengambil kesempatan tersebut untuk menguasai Prefektur Qingzhou. Ia kemudian memperkuat diri sendiri dengan membujuk bekas anggota pemberontak Serban Kuning untuk bergabung di dalam tentara pribadinya.

Tahun 196, ia menerima dan memberikan perlindungan kepada Kaisar Han Xiandi yang pada saat itu mendapat ancaman. Namun kemudian malah menyandera kaisar dan meminjam kesempatan ini untuk menaklukkan beberapa jenderal perang di sekitar wilayah Xuchang yang merupakan pusat kekuatannya.

Kemenangan terbesarnya adalah Pertempuran Guandu menaklukkan Yuan Shao yang pada saat itu merupakan jenderal perang terbesar di wilayah utara Tiongkok. Setelah penaklukan itu, ia resmi menjadi perdana menteri dan berhasil mempersatukan Tiongkok utara.

Setelah menggapai kedudukan sebagai perdana menteri, Cao Cao kemudian menyusun kekuatan untuk invasi ke Tiongkok selatan yang waktu itu dikuasai oleh Liu Bei dan Sun Quan. Pertempuran Chibi adalah pertempuran di antara Cao Cao melawan aliansi Liu Bei dan Sun Quan. Cao Cao kalah telak dalam peperangan terkenal sepanjang sejarah Tiongkok ini.

Ia memaklumatkan diri sebagai Raja Wei. Sepeninggalnya, anaknya Cao Pi kemudian memaklumatkan diri sebagai Kaisar Wei dan sekaligus berdirinya negara Cao Wei. Selanjutnya, Cao Cao diangkat statusnya menjadi Kaisar Wei Wudi.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Cao Pi, anak dari Cao Cao, pemimpin pengganti negara Wei

Cáo Pī (曹丕, 187 - 226), yang secara formal dikenal sebagai Kaisar Wen dari (Cao) Wei (曹?*?文帝), atau juga dikenal dengan nama Zihuan (?*?桓), lahir di Distrik Qiao, Wilayah Pei (sekarang dikenal dengan daerah Bozhou, Anhui). Dia adalah anak kedua dari politisi dan pengarang Tiongkok pada zaman Tiga Kerajaan yang terkenal, Cao Cao, dan juga pencetus pertama kekaisaran Tiongkok bersatu dan juga pendiri asli "Kerajaan Wei") (lihat Kisah Tiga Negara).

437px-Cao_Pi_Tang.jpg
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Cao Rui

Cao Rui (ch: 曹叡, py: cáo rùi, wg: Ts'ao-Jui) (205-239) adalah anak dari Cao Pi dan kaisar kedua dari negara Cao Wei pada Zaman Tiga Negara di Tiongkok. Dia juga dikenal dengan sebutan Kaisar Ming dari Wei dan juga sebutan Yuangzhong. Cao Rui dikenal sebagai kaisar yang mempunyai pemikiran strategi perang yang bagus dan bijaksana dalam memberi pangkat kepada pejabat yang cakap. Tetapi dia juga memiliki kekurangan seperti banyak menghabiskan harta untuk proyek pembangunan seperti istana dan juga memiliki selir yang banyak (yang berjumlah ribuan) yang menyebabkan kas dan harta negara terkuras habis.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Cao Ren, paman dari Cao Pi

Cao Ren (168 – 223) adalah jendral militer yang bekerja dibawah panglima perang Cao Cao selama Zaman Tiga Negara di Tiongkok. Cao Ren memainkan peranan penting pada perang-perang sipil di Tiongkok yang menyebabkan keruntuhan Dinasti Han Timur dan pembentukan kerajaan Wei.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Sima Yi, penasehat militer dan ahli strategi

296px-SimaYi.jpg


Sima Yi (Hanzi: 司馬懿) (179 - 251) bernama lengkap Sima Zhongda adalah seorang penasehat militer terkenal negara Cao Wei di Zaman Tiga Negara. Ia lahir di He Nei (sekarang kabupaten Wen, Henan). Setelah cucunya, Sima Yan merebut kekuasaan dari kaisar Wei, Cao Huan, ia kemudian digelari menjadi kaisar Xuandi oleh sang cucu.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Guo Jia, penasehat militer, mati muda

Guo Jia (Hanzi: ?*嘉; 170 - 207), bernama lengkap Guo Fengxiao (?*奉?*?), adalah salah satu ahli strategi Cao Cao pada Zaman Tiga Negara. Pada awalnya ia mengabdi kepada Yuan Shao. Ia kemudian menjadi penasehat Cao Cao setelah direkomendasikan oleh Xun Yu. Selama 11 tahun membantu Cao Cao, kecerdasannya sangat berperan dalam menaklukkan Lu Bu, Yuan Shao, dan pemimpin suku Wuhuan yaitu Ta Dun. Guo Jia adalah salah satu ahli strategi favorit Cao Cao yang paling dipercaya.

Guo_Jia_Portrait.jpg


Kisah (Novel)

Semasa bekerja pada Cao Cao, Guo Jia memiliki pengaruh yang besar dalam memberikan advis. Saat Liu Bei meminta suaka, dia membujuk Cao Cao untuk menerimanya agar menghindari ketidak puasan masyarakat umum. Ia juga meyakinkan Cao Cao bahwa Yuan Shao tidak perlu ditakuti. Sesuai dengan perkataan Guo Jia, Cao Cao akhirnya dapat menaklukkan Yuan Shao. Guo Jia juga yang menekankan pentingnya menuntaskan penaklukan putra-putra Yuan Shao yang lari ke utara. Dia berkata "Walaupun ketenaran Yang Mulia terdengar di seluruh negeri, tetapi bangsa di padang pasir utara tidak takut pada kita karena mengandalkan kesulitan medan di wilayahnya. Saat ini mereka belum siap bertahan melawan kita. Maka saran saya adalah kita serang dan kita pasti menguasai mereka. Selain itu Yuan Shao baik terhadap bangsa itu, belum lagi kedua putranya. Mereka harus dihancurkan sebelum menyulitkan kita."

Lanjutnya, "Masalah Liu Biao akan menyerang, itu cuma isu belaka. Liu Bei tidak sanggup mengemban tanggung jawab besar walaupun cocok dengan yang kecil. Anda bisa meninggalkan ibukota dengan rasa aman, tidak akan terjadi apa-apa." Guo Jia setia membimbing Cao Cao sampai akhir hayatnya;ia meninggal pada usia yang muda, 37 tahun. Cao Cao sangat terpukul atas kejadian ini.

Kutipan

"Jika Fengxiao masih hidup, dia pasti dapat menghindarkan saya dari kehancuran seperti saat ini." - Cao Cao, saat pasukannya diluluh lantakkan pada Pertempuran Chibi.

"Perhatikan kategori ini: kewajiban, kesetiaan, pemerintahan, toleransi, strategi, kebajikan moral, kedermawanan, penilaian, hukum dan ilmu perang. Itu semua adalah 10 titik lemah Yuan Shao yang akan membawa kehancurannya. Yang Mulia, Anda unggul di setiap kategori tadi, ini adalah 10 kunci kemenangan Anda." - Guo Jia terhadap Cao Cao saat Cao Cao bimbang akan kekuatan Yuan Shao.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Xun Yu, penasehat militer

Xun Yu merupakan salah satu penasehat Utama Cao Cao selama periode Tiga Negara dimasa Tiongkok Kuno. Xun Yu berasal dari Yinghang, propinsi Yingchuan. Xun Yu awalnya mengabdi pada Yuan Shao, namun melihat Yuan Shao adalah orang yang tidak dapat menyelesaikan tugas besar, dia meninggalkannya dan mengabdi kepada Cao Cao bersama dengan keponakannya Xun You.

Semasa Kaisar Huan Di dari Han, dia cukup populer. Dia juga dianggap sebagai orang yang memiliki kemampuan yang luar biasa. Cao Cao menghargainya dengan menyebutnya "Zifangku". Zifang, adalah nama panggilan Zhang Liang yang merupakan orang yang membantu Liu Bang mendirikan dinasti Han.

Xun Yu bertanggungjawab atas sekian banyak nasehat berharga yang diberikannya kepada Cao Cao. Dia menasehati Cao Cao untuk menjadikan kaisar yang ada pada saat itu menjadi kaisar boneka sehingga Cao Cao mempunyai keuntungan politis terhadap panglima perang lainnya. Dia juga memberikan nasehat kepada Cao Cao selama perang Guandu, yang pada akhirnya menuntun pada kekalahan Yuan Shao. Sebagai contoh, saat Cao Cao menyadari persediaan makanannya hampir habis, Xun Yu menasehatinya menggunakan "taktik tak terduga karena perubahan besar sedang menanti". Nasehat ini mengakibatkan Cao Cao melancarkan serangan diam-diam ke garnisun Yuan Shao. Kejadian ini mengakibatkan pemenggalan jenderal Yuan Shao, Chunyu Qiong dan penyerahan Xu You kepada Cao Cao. Semua ini terjadi sesuai dengan prediksi Xun Yu.

Xun Yu kehabisan waktu pada saat ia jatuh sakit saat pembentukan Kerajaan Wei. Di tahun ke-17 Jian'an (212) Cao Cao ingin menjadi bangsawan Wei, Xun Yu menentangnya. Kejadian ini menyinggung perasaan Cao Cao. Cao Cao menganggap Xun Yu sudah tidak ingin membantunya lagi. Suatu hari saat Cao-Cao berperang dengan Sun Quan, Xun Yu jatuh sakit dan tinggal dirumah. Cao Cao kemudian mengirimkan sebuah "hadiah", saat Xun Yu membuka kotak tersebut, ia menemukan bahwa kotak tersebut kosong. Sang penasehat yang cerdas menangkap maksud yang tersembunyi dari pengiriman kotak tersebut, ia kemudian minum racun dan mati. Xun Yu berumumr 51 tahun pada saat kematiannya. Cao Cao kemudian menjadi bangsawan Wei di tahun berikutnya (Catatan: keponakan Xun Yu, Xun You, mati dengan cara yang sama). Dia dilanjutkan oleh anaknya Xun Han yang meninggal pada usia 30 tahun
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Xu Shu, penasehat militer

Xu Shu (Hanzi: 徐庶) adalah salah satu penasehat Liu Bei selama Zaman Tiga Negara di Tiongkok kuno. Cao Cao menganggumi Xu Shu, dan berharap menarik Xu Shu ke pihaknya dengan menahan ibu Xu Shu dan membawa ibunya ke ibukota negara Wei. Xu Shu yang dikenal akan budi baik seorang anak kepada ibu, meninggalkan Liu Bei dan pergi mencari ibunya. Tetapi dia berjanji kepada Liu Bei bahwa dia tidak akan memberi nasihat apapun kepada Cao Cao. Sewaktu pertempuran Tebing Merah, dia berada di kemah Cao Cao sewaktu Pang Tong menasehati Cao Cao supaya mengikat kapal-kapal bersamaan dengan rantai untuk menghindari mabuk laut karena prajurit Cao Cao tidak terbiasa dengan perang di laut. Xu Shu bisa menebak bahwa tipu daya ini adalah untuk membantu serangan api Zhou Yu untuk menyerang kapal Cao Cao. Xu Shu bertanya kepada Pang Tong bagaimana untuk melarikan diri, dan dia disuruh untuk menyebarkan rumor bahwa Ma Teng dan Han Sui memimpin pemberontakan melawan Cao Cao. Cao Cao kemudian memerintahkan Xu Shu untuk menghabisi pemberontakan, dari situlah Xu Shu dapat melarikan diri. Sedikit informasi bahwa Xu Shu yang merekomendasikan Zhuge Liang kepada Liu Bei, yang kemudian menjadi salah satu orang terpenting dan penasehat dan ahli strategi paling dipercaya Liu Bei.

399px-XuShu.jpg
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Xiahou Dun, jenderal perang

Xiahou Dun (Hanzi: 夏侯惇) (? - 220) adalah jendral perang negara Wei. Ia masih berkerabat dengan Cao Cao karena ayahnya diadopsi oleh keluarga Cao.

Ia terkenal dengan panggilan Si Buta Xiahou karena sebelah matanya buta setelah terluka dalam satu pertempuran di tahun 198, ketika ia sedang melawan Lu Bu mata kirinya tertancap panah, kemudian ia memakan matanya sendiri.

338px-Xiahou_Dun_Portrait.jpg
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Xiahou Yuan, abang dari Xiahou Dun, terkenal akan panahnya

Xiahou Yuan adalah salah satu jendral perang negara Wei pada zaman Tiga Negara, Xiahou Yuan adalah abang sepupu dari Xiahou Dun. Xiahou Yuan terbunuh dalam pertempuran di gunung Dingjun melawan Jendral dari negara Shu, Huang Zhong pada tahun 219. Xiahou Yuan terkenal akan kemampuan memanah dan berkuda.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Zhang Liao, jenderal perang

Zhang Liao adalah salah satu tokoh Tiongkok pada Zaman Tiga Negara. Pada awalnya Zhang Liao mengabdi pada Lu Bu. Setelah Kematian Lu Bu, Dia mengabdi pada Cao Cao. Dalam pertempuran di He Fei, Dia berhasil memukul mundur 100.000 pasukan Wu hanya dengan 800 prajurit. Dia ditakuti di berbagai tempat dan nama Zhang Liao disebutkan dapat langsung mendiamkan bayi yang sedang menangis.

Dia merupakan pemimpin dari semua jenderal Wei. Ketika Cao-Cao sedang menyerang Han zhong , ia ditugaskan untuk menjaga kota Wan untuk mencegah penyerangan Wu yang bertujuan untuk menyerang He fei yang merupakan tempat perbekalan bagi Cao Cao yang sedang menyerang Liu Bei didaerah Han zhong. Zhang Liao juga termasuk salah satu jenderal yang paling setia seperti Xiahou Dun dan Xu Chu. Dalam pertempuran melawan Wu dia berhasil mengakibatkan terbunuhnya salah satu jenderal andalan Wu yaitu Taishi Chi. Dalam pertempuran melawan Wu juga akhirnya Zhang Liao gugur dalam peperangan karena terkena panah beracun.

Zhang_Liao_Portrait.jpg
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Zhang He, jenderal perang

Zhang He (張郃) (dilahirkan tahun 167 – 231) adalah seorang jendral militer terkenal yang bekerja dibawah panglima perang Cao Cao selama akhir dinasti Han Timur dan Zaman Tiga Kerajaan di Tiongkok kuno dulu. Dia memulai karir militernya sewaktu pemberontakan kelompok pita kuning terjadi pada tahun 184 masehi dan sesudah itu bekerja pada Han Fu dan Yuan Shao sebelum beralih ke Cao Cao saat pertempuran Guandu. Zhang He berpartisipasi di banyak pertempuran besar, termasuk diantaranya pertempuran melawan Yuan Tan, Ma Chao, Zhang Lu, dan Liu Bei. Sesudah kematian Cao Cao pada tahun 220, Zhang He secara khusus diminta untuk mempertahankan kerajaan Wei melawan ekspedisi utara yang dipimpin oleh Zhuge Liang dari kerajaan Shu. Zhang He mati karena luka yang disebabkan oleh panah selama pertempuran dengan pasukan Zhuge Liang pada tahun 231
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Dian Wei, pengawal pribadi Cao Cao

Dian Wei (Hanzi: 典韋) adalah seorang jenderal perang dari Zaman Tiga Negara. Ia mengabdi kepada Cao Cao sebagai pengawal pribadinya. Dian Wei adalah pengawal yang setia yang mengorbankan nyawanya untuk keselamatan Cao Cao ketika terjadi penyerangan di istana Wan.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Xu Chu, pengawal Cao Cao, pengganti Dian Wei

Xu Chu adalah prajurit yang hidup pada akhir masa dinasti Han Timur dan Zaman Tiga Negara di Tiongkok kuno. Dia bekerja sebagai pengawal pribadi dari panglima perang Cao Cao. Kuat dan besar, tetapi berpikiran sempit dan jujur, Xu Chu sering disebut sebagai "macan bodoh" oleh kawan-kawannya. Dia tetap melayani pengganti Cao Cao, Cao Pi dan Cao Rui, sampai kematiannya sendiri. Xu Chu lahir di wilayah Qiao (sekarang Bozhou, Anhui). Menurut legenda, dia mempunyai tinggi 8 chi (8 kaki atau 2,4 meter). Tahun kelahiran dan kematiannya tidak diketahui.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Sima Zhao, anak dari Sima Yi

Sima Zhao (211-264) (Zishang) adalah anak dari kepala ahli strategi perang Perdana Menteri Sima Yi dari negara Cao Wei saat Zaman Tiga Negara di Tiongkok dulu. Dia berusaha untuk mengontrol dan mengurus negara Cao Wei yang telah diambil alih oleh ayahnya, Sima Yi dan abang kandungnya Sima Shi. Sima Zhao berhasil mengalahkan negara Shu Han di barat dan memaksa Shu menyerah yang dimana saat itu Shu dibawah kepemimpinan anak Liu Bei, Liu Shan (Chan). Anak Sima Zhao yaitu Sima Yan pada akhirnya menggulingkan negara Cao Wei sendiri dan mendirikan dinasti Jin.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Hao Zhao, jendral perang

Hao Zhao adalah jenderal Wei pada Zaman Tiga Negara yang ditugaskan Sima Yi menjaga daerah Tian Shui saat ekspedisi Shu yang dipimpin Zhuge Liang menyerang daerah itu. Penunjukkan ini disebabkan Sima Yi mengetahui kualitas Hao Zhao yang sangat cerdik dalam mengatur pertahanan. Karena inilah Hao Zhao sanggup menahan 300.000 pasukan Zhuge Liang hanya dengan 3000 orang tentara yang berada di dalam kota selama 1 bulan. Ketangguhan Hao Zhao ini mendapat pengakuan dari Zhuge Liang yang frustasi karena tidak mampu menembus pertahanan kota. Sayang Hao Zhao tidak lama kemudian meninggal dunia karena penyakit kronis yang dideritanya.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Xu Huang, jendral perang

Xu Huang (169 – 227) adalah seorang jendral militer yang menonjol dibawah kepemimpinan panglima perang Cao Cao dan penggantinya Cao Pi pada zaman akhir dinasti Han Timur dan Zaman Tiga Negara di Tiongkok. Xu Huang terkenal akan keberhasilannya mencegah penyergapan di pertempuran Fancheng pada tahun 219. Chen Shou, salah seorang penulis sejarah tiga negara, menganggap Xu Huang sebagai 5 jendral teratas dari kerajaan Wei bersama dengan Zhang Liao, Yue Jin, Zhang He, dan Yu Jin. Xu Huang lahir di kabupaten Yang (sekarang Hongdong, Shanxi) pada akhir dinasti Han Timur. Xu Huang bekerja sebagai pejabat administratif lokal pada masa mudanya. Kemudian dia mengikuti jendral Yang Feng dalam melakukan kampanye perang melawan pemberontakan Pita Kuning dan ditunjuk sebagai komandan pasukan berkuda.

403px-Xu_Huang_Portrait.jpg


Adaptasi dalam dunia modern

Xu Huang muncul dalam tv seri mandarin yang dibuat pertengahan tahun 1990-an dan beberapa animasi Jepang. Digambarkan bahwa Xu Huang adalah seorang yang berani, dan setia terhadap negara Wei.

Xu Huang juga muncul dalam permainan video yang diciptakan oleh Koei, mulai dari seri Dynasty Warriors, seri Romance of Three Kingdoms, dan Dynasty Tactics. Di dalam permainan, Xu Huang terlihat mempunyai beberapa percakapan dengan Guan Yu, yang dimana dalam sejarah aslinya juga digambarkan Xu Huang dan Guan Yu saling menghormati satu sama lain.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Sun Jian, raja perang, penguasa Changsha

Sun Jian (Hanzi: ?*??*?) (155-191) adalah seorang jendral dan panglima kecil yang terkenal, semasa Dinasti Han Timur akhir. Ia bernama lengkap Sun Wentai, lahir di Fuchun, Kabupaten Wu.

Karir politiknya diawali dengan membasmi bandit-bandit yang saat itu merajalela di wilayah Huiji dan Qiantang. Berjasa dalam pemadaman Pemberontakan Serban Kuning di daerah tersebut, ia kemudian diberikan jabatan yang memperluas kesempatannya untuk memperkuat diri sendiri di daerah Changsha.

Sewaktu para jenderal perang membentuk aliansi bersama menggulingkan sang perdana menteri zalim, Dong Zhuo, Sun Jian juga turut serta menyumbangkan prajurit dan menyumbangkan ide strategi, saat itu (190 M) Sun Jian beraliansi dengan Yuan Shu. Tentaranya berhasil membunuh Jenderal Hua Xiong, seorang jendral andalan Dong Zhuo (dalam novel Kisah Tiga Negara, dikatakan bahwa Hua Xiong dibunuh oleh Guan Yu, bukan oleh bawahan Sun Jian).

Setelah aliansi bersama dibubarkan, China jatuh ke dalam peperangan masal antara para panglima perang. Tahun 191 M, Sun Jian gugur dalam pertempuran sewaktu menyerang Liu Biao. Sun Jian terkena panah beracun sewaktu mengejar Jenderal Huang Zu. Ia kemudian digantikan oleh anaknya, Sun Ce yang juga seorang pemimpin yang cakap dan garang, namun seperti ayahnya juga mati di usia muda.

Riwayat Sun Jian

Sun Jian yang bernama lengkap Sun Gongtai adalah Raja dari Kerajaan Wu Timur. Tidak banyak yang diketahui tentang masa kecilnya; ia dikenal sebagai "Harimau dari Jiangdong". Sun Jian mengukir namanya pada usia yang muda dengan mengalahkan para bajak laut.

Peran dalam perang melawan Dong Zhuo

Ditunjuk sebagai kepala pasukan depan dari tentara aliansi yang melawan Dong Zhuo. Sun Jian sudah hampir berhasil menguasai Terusan Fanshui namun disebabkan hantaran bahan makanan yang tidak sampai oleh Yuan Shu, Sun Jian tidak dapat menduduki Terusan Sishui.

Tentara yang kelaparan dengan moral yang rendah, membuat kekuatan tentara Sun Jian dapat dikalahkan oleh Hua Xiong. Kembali ke markas tentara gabungan, Sun Jian berdebat dengan Yuan Shu mengenai pengiriman bahan makanan yang tidak sampai. Yuan Shu membantah semua tuduhan yang dilontarkan Sun Jian, dan mengkambing hitamkan salah seorang anak buahnya untuk menghindari kemarahan Sun Jian dan Yuan Shao.

Pada saat kejatuhan Terusan Hulao dan kebakaran di Luoyang, Sun Jian memimpin tentaranya ke Luoyang untuk membantu memadamkan api. Pada saat memadamkan api, salah seorang tentara Sun Jian menemukan sebuah stempel kerajaan. Penemuan stempel kekaisaran ini membuat Jenderal Huang Gai menyarankan Sun Jian untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Yuan Shao dan kembali ke Jiangdong untuk membuat rencana berikutnya.

Sun Jian menginginkan penemuan stempel kerajaan ini menjadi sesuatu yang bersifat rahasia. Namun salah seorang prajuritnya melaporkan penemuan tersebut ke Yuan Shao untuk mendapatkan hadiah. Ketika Sun Jian datang untuk mengucapkan selamat tinggal, Yuan Shao memaksa Sun Jian menyerahkan stempel tersebut untuk disimpan dengan aman. Sun Jian berkata dia tidak memiliki stempel tersebut dan berhasil mengelabui Yuan Shao. Namun Yuan Shao mengirimkan utusan kepada Liu Biao untuk menyerang Sun Jian dalam perjalanan pulang untuk mendapatkan stempel tersebut.

Pertarungan antara Sun Jian dengan Liu Biao demi stempel kerajaan terjadi di Jingzhou. Dan Sun Jian berhasil melarikan diri untuk pulang ke Jiangdong.

Tahun 191 M, Sun Jian gugur dalam pertempuran sewaktu menyerang Liu Biao. Sun Jian terkena panah beracun sewaktu mengejar Jenderal Huang Zu. Ia kemudian digantikan oleh anaknya, Sun Ce
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Sun Ce, anak Sun Jian, peletak dasar negara Wu

Sun Ce (Bo Fu,175-200) adalah seorang jenderal militer pada masa Dinasti Han dan Zaman Tiga Negara di Tiongkok. Ia merupakan anak sulung dari Sun Jian. Setelah kematian ayahnya saat ia berusaha 17 tahun, ia menggantikan ayahnya untuk memerintah. Ia memiliki sahabat bernama Zhou Yu yang ahli dalam strategi. Bersama dengan Zhang Zhao dan Zhou Yu, ia berhasil membangun dasar bagi Negara Sun Wu, yang kaisar pertamanya adalah saudara Sun Ce yang lebih muda, Sun Quan.

Awal Kehidupan

Lahir tahun 175, Sun Ce merupakan anak tertua dari 5 anak laki-laki Sun Jian. Sewaktu Sun Jian berkuasa di chang sa, Sun Ce bertemu dengan Zhou Yu, mereka belajar bersama dan bersahabat karib, hingga akhirnya bersumpah saudara.

Tahun 192, Sun Jian diminta oleh Yuan Shu untuk menyerang Liu Biao di daerah Jing. Sun Ce mengikuti perang ini, ini merupakan perang pertama Sun Ce yang saat itu berusia 17 tahun. Sungguh sangat disayangkan Sun Jian wafat di perang ini karena taktik Huang Zu. Sun Ce membawa jasad ayahnya ke Qu'E untuk dimakamkan. Setelah ini Sun Ce menjadi kepala keluarga Sun, dan dia memilih untuk mengabdi kepada Yuan Shu.

376px-Sun_Ce_Portrait.jpg




Yuan Shu memperlakukan dan menyayangi Sun Ce dengan sangat baik, ia berharap Sun Ce adalah ankanya. Tapi biarpun dia sayang, dia juga takut terhadap Sun Ce, sehingga Sun Ce tidak pernah memegang posisi penting. Ini berlangsung sampai tahun 194, Lu Fan salah satu mantan anak buah Sun Jian mengusulkan kepada Sun Ce untuk menukar cap kerajaan warisan ayahnya (Sun Jian menemukannyadi Luo Yang setelah peperangan di Gerbang Hu Lao) dengan prajurit. Sun Ce setuju dengan rencana ini, akhirnya Yuan Shu memberikan 3000 prajurit, dan Sun Ce pun berangkat ke daerah Wu bersama mantan anak buah Sun Jian, Cheng Pu, Huang Gai dan Han Dang.

Setelah menyebrangi sungai YangTze, Sun Ce bertemu dengan saudara angkatnya Zhou Yu, akhirnya Zhou Yu pun bergabung dengan Sun Ce sebagai ahli strategi. Zhou Yu mengusulkan untuk merekrut 2 orang pintar yaitu Zhang Zhao dan Zhang Hong, maka Sun Ce pun pergi ke kediaman mereka, hasilnya kedua orang itu setuju untuk bergabung. Bergabung juga dengan pasukan Sun Ce 2 orang bajak laut, Zhou Tai dan Jiang Qin. Setelah pasukannya bertambah banyak Sun Ce pun langsung menyerang Liu Yong, Yan Baihu, dan Wang Lang. Dan berhasil menduduki kota Mo Ling (kemudian hari diganti menjadi Jian Ye oleh Sun Ce), Wu dan Hui Ji. Dalam perang ini Sun Ce sempat berduel dengan seorang jendral pasukan Liu Yong, Taishi Ci, pertarungan berakhir seri. Setelah Liu Yong menyerah Taishi Ci bergabung dengan Sun Ce. Karena keberhasilan dalam waktu yang sangat singkat ini, Sun Ce mendapat julukan "Little Conquerror".

Tahun 195, Yuan Shu yang menerima cap kekaisaran dari Sun Ce mengangkat dirinya menjadi kaisar dan kerajannya disebut Dinasti Cheng. Mendengar berita ini Sun Ce langsung memutuskan hubungan dengan Yuan Shu dan bergabung dangan Cao Cao, Lu Bu dan Liu Bei dalam aliansi menumpas Yuan Shu. Tahun 199 Yuan Shu wafat karena sakit, Yuan Yin saudara Yuan Shu menyerahkan kota Souchun ke Cao Cao dan pergi Huancheng untuk berlindung di wilayah kekuasaan Liu Xun tersebut. Karena kekurangan suplai Liu Xun memerintahkan untuk menyerang Haiun. Sun Ce sedang dalam perjalanan untu menyerang Huang Zu di Xia Kou ketika mendengar berita ini, dia langsung merubah arah dan menyerang Huangcheng. Sun Ce berhasil menangkap 30000 orang mantan pasukan Yuan Shu. Liu Xun langsung balik ke Huancheng untuk menyerang Sun Ce dengan bantuan Huang Zu, tapi semua berhasil dikalahkan oleh Sun Ce.

Dengan kemenangan ini Sun Ce hampir menguasai seluruh wilayah selatan cina, dan menjadi orang ketiga terkuat di cina setelah Yuan Shao dan Cao Cao pada usia yang sangat muda, belum mencapai 25 tahun.

Kematian

Tahun 199, Sun Ce berhasil menumpas pemberontakan Xu Gong. Anak buah Xu Gong berniat balas dendam tetapi menunggu waktu yang tepat.

Tahun 200 Cao Cao berperang melawan Yuan Shao dalam Battle of Guan Du, sehingga penjagaan di ibukota Cao Cao, Xu Chang menjadi lemah. Sun Ce yang mendengar berita ini langsung memutuskan untuk menyerang Xu Chang dengan alasan meyelamatkan kaisar. Pada saat persiapan perang, Sun Ce pergi berburu sendirian, disana ia dikepung oleh 3 orang mantan anak buah Xu Gong, biarpun berhasil selamat Sun Ce terluka parah dan akhirnya meninggal. Sebelum meninggal Sun Ce sempat berkata kepada Sun Quan "urusan dalam negeri diskusikan dengan Zhang Zhao, dan urusan luar negeri dengan Zhou Yu".

Setelah Sun Ce gugur, Klan Wu dipimpin oleh Sun Quan adik Sun Ce dengan batuan Zhou Yu dan Zhang Zhao. Sun Quan mendirikan kerajaan Wu dan ia berhasil memperbesar kekuasaannya hingga menjadi 1 diantara 3 kerajaan besar di China pada masa tiga negara. Sun Quan kemudian mengangkat dirinya sendiri sebagai Kaisar Wu yang pertama pada tahun 229 M, dengan bergelar Kaisar Wulie. Sun Ce sendiri diberi gelar Pangeran Huan.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Sun Quan, kaisar pertama negara Wu

Sun Quan (Hanzi:?*?權)(182-252), putera kedua dari Sun Jian adalah pendiri negara Dong Wu (Wu Timur) pada Zaman Tiga Negara di Tiongkok. Dia memerintah sebagai raja Wu dari tahun 220 sampai 222, kemudian naik tahta sebagai kaisar Wu dari tahun 222 sampai 252.

Sun Quan menghabiskan masa kecilnya di kota kelahirannya, Fuchun. Sejak ayahnya (Sun Jian) meninggal pada tahun 191, dia berpindah dari kota ke kota di daerah bawah sungai Yangtze. Kakaknya, Sun Ce mendirikan negara bagian yang terbentuk dari beberapa daerah kecil di sekitarnya. Pada tahun 200, sejak Sun Ce terbunuh, Sun Quan yang baru berumur 18 tahun mewarisi wilayah di daerah tenggara sungai Yangtze. Dalam pemerintahannya yang cukup aman dan stabil, Sun Quan dibantu oleh beberapa bekas pejabat Sun Ce, seperti Zhou Yu,Zhang Zhao,Zhang Hong dan Cheng Pu. Selama beberapa tahun, Sun Quan mampu membangun angkatan perang yang kuat dengan bantuan para perwiranya sehingga pada tahun 207, pasukannya mampu mengalahkan Huang Zu, perwira dari Liu Biao yang menguasai sungai Yangtze bagian tengah.

Pada musim dingin tahun 207, Cao Cao memimpin sekitar 200.000 tentara untuk menguasai wilayah Selatan sebagai bagian dari rencana penyatuan seluruh Tiongkok. Di satu pihak, Zhang Zhao sebagai penasehat urusan dalam negeri Wu menyarankan untuk menyerah, sedangkan di lain pihak, Zhou Yu dan Lu Su menyarankan untuk melawan. Akhirnya Sun Quan memilih untuk mengusung bendera perang. Bersama Liu Bei yang saat itu berstatus pengungsi di negerinya, Sun Quan menggabungkan 2 ahli strategi terbesar, Zhuge Liang dan Zhou Yu, dibantu oleh siasat jebakan Huang Gai, Kan Ze dan Pang Tong untuk menghancurkan seluruh bala tentara Cao Cao pada Pertempuran Chibi.

Sun_Quan.jpg
 
Back
Top