Khalifah Umar bin Khattab dan Cintanya Terhadap Rakyat

Redbastard

New member
Khalifah Umar bin Khattab dan Cintanya Terhadap Rakyat


Kisah ini terjadi pada masa khalifah Umar bin Khattab ra, salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang sangat dikenal keberanian dan ketegasannya dalam menyikapi berbagai permasalahan. Setelah Abu bakar wafat, diangkatlah Umar bin Khattab sebagai pengganti Abu Bakar menjadi khalifah bagi umat Islam.

Kisah ini terjadi pada suatu malam yang sangat dingin. Malam itu khalifah Umar keluar rumah untuk melihat keadaan rakyatnya dengan ditemani oleh seorang pembantunya. Setalah berjalan cukup lama, dari kejauhan ia melihat ada nyala api.

Umar berkata kepada pembantunya, “Ada nyala api dari arah sana, sepertinya ada yang kedinginan,mari kita ke sana!,” Kata Umar kepada pembantunya.

Umar dan pembantunya segera bergegas ke arah api tersebut. Setelah sampai, khalifah Umar melihat ada seorang ibu dan anak-anaknya yang masih kecil sedang mengitari periuk besar di atas api. Anak-anaknya mengeluh kelaparan.

“Aku lapar Ummi, aku ingin makan Ummi. Sudah beberapa hari aku belum makan, dan saat ini udaranya juga sangat dingin. Perutku sangat perih Ummi...” lirih si anak.

“Kau dan adik-adikmu tunggulah sebentar sampai makanannya masak,” Kata sang ibu menenangkan anak-anaknya.

“Tapi sampai kapan kami menunggu Ummi, sejak dari tadi sore kok makanannya belum masak juga, kami sungguh sangat lapar Ummi,” sahut anak yang satunya.

Melihat hal demikian Khalifah Umar langsung mendekat ke ibu dan anak-anaknya tersebut. “Assalamu’alaikum!.”

“Wa’alaikumsalam”, jawab sang ibu.

“Apakah aku boleh mendekat,” kata Umar.

“Mendekatlah kalau kamu membawa kebaikan, jika tidak, lebih baik kamu pergi saja dari tempat kami”.

“Apa yang sedang terjadi di sini, wahai ibu.”

“Kami kelaparan dan kedinginan.”

“Kenapa anak-anak ibu menangis?.”

“Mereka kelaparan dan kedinginan, karena sudah beberapa hari tidak makan.”

“lalu apa yang kau sedang masak untuk mereka?.”

“Saya memasak air yang saya isi dengan batu-batuan agar mereka menyangka kalau saya sedang masak sesuatu yang dapat mereka makan.”

“Apakah dengan keadaan seperti ini, kamu sudah memberi tahu khalifah Umar?”

“Seharusnya khalifah Umarlah yang harus tahu keadaan kami. Dia punya kendaraan, punya pasukan dan pegawai yang banyak, dan juga punya kekuasaan. Dia seharusnya tidak boleh tidur dengan nyenyak sedangkan ada di antara rakyatnya sekarang menderita kelaparan dan kedinginan seperti kami ini.”

Mendengar ucapan wanita itu hati khalifah Umar sangat pedih, sedangkan wanita itu tidak tahu kalau orang yang berada dihadapannya dan berbicara dengannya adalah khalifah Umar. Khalifah Umar bergegas pergi dan mengajak pembantunya ke gudang peyimpanan gandum. Lantas khalifah Umar mengambil satu karung gandum.

Umar berkata kepada pembantunya, “Naikkan gandum ini ke pundakku.”

Si pembantu tersebut mencegah dan menawarkan agar dia saja yang membawa karung gandum tersebut.

Mendengar perkataan pembantunya tersebut Umar marah, “Memangnya kamu mau memikul dosaku di hari Kiamat kelak!”

Pembantunya pun terdiam dan menaikkan karung berisi gandum itu ke pundak khalifah Umar. Lantas khalifah Umar juga menenteng beberapa liter minyak samin. Dengan membawa karung berisi gandum dan beberapa liter minyak samin di tangannya, khalifah Umar segera menuju ke tempat wanita dan anak-anaknya yang sedang kelaparan. Ketika sampai di tempat wanita tersebut, khalifah Umar melihat anak-anaknya sudah terlelap tidur, tentunya dengan perut kosong, dan melihat api sudah mulai redup. Kemudian khalifah Umar meletakkan karung berisi gandum dan beberapa liter minyak samin ke tanah. Kahlifah Umar memasukkan kayu bakar agar api menyala kembali. Kemudian, ia keluar untuk mengambil air dan memasukkan gandum dengan kedua tangannya ke periuk besar tersebut dan mengaduknya tatkala air tersebut mendidih sampai gandum tersebut masak.

“Bangunkanlah anak-anakmu untuk makan.”

Anak-anak yang kelaparan tersebut bangun dan makan dengan lahapnya. Setelah kenyang mereka dapat bermain kembali dengan cerianya dan kembali tertidur dengan perut yang telah kenyang.

“Wanita itu berkata, terimakasih, semoga Allah membalas perbuatanmu dengan pahala yang berlipat.”

Sebelum pergi khalifah Umar berkata kepada wanita tersebut, “Kamu besok datang dan temuilah khalifah Umar bin Khattab ra, karena khalifah akan memberikan hakmu sebagai penerima santunan negara.”

Esok harinya pergilah wanita tersebut ke tengah kota Madinah untuk menemui khalifah Umar bin Khattab ra, dan tatkala wanita tersebut bertemu dengan khalifah Umar, betapa terkejutnya wanita tersebut, bahwa khalifah Umar adalah orang yang memanggulkan dan memasakkan gandum tadi malam.

Subhanallah.. alangkah Indahnya jika kita memiliki pemimpin seperti itu di zaman sekarang... :finger::finger:
 
Bls: Khalifah Umar bin Khattab dan Cintanya Terhadap Rakyat

yuhuu... pimpinan tu setidaknya merakyat, melihat kondisi rakyat dari dekat dan segera melakukan tindakan yg emang seharusnya dilakukan sebagai seorang pemimpin.
 
Bls: Khalifah Umar bin Khattab dan Cintanya Terhadap Rakyat

Mungkinkah model para pemimpin kita dapat melakukan hal seperti itu? Apakah itu cuma ada dalam dongeng?

Oke, itu membicarakan orang lain yang sebagai pemimpin, bukankah setiap kamu adalah pemimpin? Sudahkah kamu bertanggungjawab atas yang dipimpinnya?

Kalau Abah pagi ini aabis dari pasar bantuin bini angkutin belanjaan buat makan keluarga, kalian gimana?


Hayyoooo..... jangan cuma bisa mengkritik pemimpin, diri sendiri juga patut dikritisi lho....:p:p:p
 
Bls: Khalifah Umar bin Khattab dan Cintanya Terhadap Rakyat

wkekeke.. bener bah.. kadang bangsa ini terlalu banyak berharap memiliki pemimpin yang sempurna.. sampe memimpikan datangnya RATU ADIL yang menurut aku cuma fiktif belaka..

menurut aku, yo.. siapa yang selalu memimpikan datangnya pemimpin yang perfect.. maka orang itu mentalnya adalah mental anak buah.. :p

wekekeke... bermimpilah jadi seorang pemimpin yang hebat.. karena emang bener kata abah tadi,, dalam diri setiap manusia, pada dasarnya memiliki jiwa kepemimpinan.. :p
 
Bls: Khalifah Umar bin Khattab dan Cintanya Terhadap Rakyat

iya ya... memimpin diri sendiri aja susah... hehe..
 
Back
Top