Bantuan Awal Psikologis (Psychological First Aid) dalam Kehidupan Sehari-hari

bla_bla_bla

New member

Bantuan Awal Psikologis (Psychological First Aid)
dalam Kehidupan Sehari-hari










Dalam kehidupan sehari-hari, Kita sering menghadapi apa yang dinamakan dengan insiden kritis. Insiden kritis merupakan suatu kejadian atau situasi yang melibatkan emosi yang cukup besar, sehingga menuntut keterampilan mengatasi/menghadapi masalah secara berbeda dengan biasanya.

Saat insiden kritis terjadi, individu yang mengalaminya merasakan berbagai perasaan negatif seperti marah, kecewa, sedih, menyesal dan lain sebagainya. Insiden kritis ini menyebabkan stress dan munculnya luka psikologis pada individu. Beda dengan luka fisik yang terlihat, luka psikologis tidak terlihat, hanya muncul lewat reaksi-reaksi, dimana kadang kala individu sendiri tidak menyadari jika reaksi tersebut disebabkan oleh stres insiden kritis.



Banyak cara untuk menyembuhkan luka ini. Selain pemulihan dapat dilakukan oleh individu pribadi lewat teknik-teknik manajemen stres (misal: relaksasi), peranan orang lain yang berada di sekitar individu, merupakan hal yang sangat penting. Respon orang-orang terdekat individu turut menentukan apakah keadaan individu yang mengalami insiden kritis tersebut menjadi bertambah baik, atau bahkan bertambah buruk.

Apa yang dapat dilakukan oleh orang lain, yang berada di sekitar individu yang mengalami insiden kritis, yang dapat meringankan beban orang tersebut? Apa yang dapat dilakukan oleh kita, saat sahabat, adik, kakak, atau keluarga kita mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan? Banyak orang yang merasa kebingungan bagaimana seharusnya bereaksi secara tepat saat berhadapan dengan orang lain yang menghadapi insiden kritis. Apakah cukup dengan mengatakan belasungkawa, menepuk-nepuk pundak, merangkul, mendengarkan cerita berjam-jam atau ikut menyalahkan?

Mendengar aktif pada dasarnya melibatkan seluruh pikiran, jiwa dan raga Anda pada saat proses mendengarkan, (Putri Zainur), November 2008






Dalam merespon orang lain di sekitar kita yang mengalami insiden kritis, kita dapat memberikan bantuan awal psikologis (Psychological First Aid / PFA).



Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk membantu meringankan
beban psikologis mereka yang terkena insiden kritis.

Hal pertama yang dapat dilakukan adalah menjauhkan individu dari bahaya yang mengancam dan menyediakan kebutuhan primer yang mendesak bagi Individu tersebut.

Langkah pertama ini dapat dilakukan terutama jika Individu yang mengalami terlihat membutuhkannya, seperti misalnya pasca terjadinya suatu kecelakaan, korban yang mungkin luka ringan, atau saksi mata langsung kejadian, mungkin dapat dibantu untuk pindah ke tempat yang lebih aman dan diberikan minuman. Kita juga dapat menawarkan bantuan untuk membawa korban ke dokter, jika membutuhkan pengobatan fisik.


Hal kedua dan mungkin komponen paling penting dalam pertolongan pertama psikologis adalah mendengarkan apa yang disampaikan oleh individu yang mengalami insiden kritis.

Mereka yang mengalami insiden kritis seringkali butuh untuk bercerita untuk membantu meredakan ketegangan emosi yang dialami. Sebagai contoh misalnya saat kita berkonflik dengan atasan atau rekan kerja, pasca kejadian tersebut biasanya kita akan mencari orang terdekat untuk curhat dan melepaskan uneg-uneg. Masalah curhat ini sekilas nampaknya sepele, hanya mendengarkan apa yang disampaikan dan dikeluhkan oleh orang yang sedang bercerita. Namun ternyata dampak curhat dan cara kita menanggapi curhat ini, bisa memperbaiki atau malah memperparah kondisi psikologis orang yang bercerita tersebut.

Bayangkan suatu saat setelah bertengkar dengan atasan atau rekan kerja, anda kemudian pulang ke rumah dan dengan emosi yang berkecamuk ingin segera menceritakan pada suami/sahabat tentang apa yang Anda alami hari ini. Anda begitu bersemangat bercerita, namun kemudian tanggapan suami atau sahabat seadanya saja, bahkan cenderung cuek. Tidak memperhatikan saat Anda berbicara, sibuk mengerjakan hal lain, atau terlihat seperti mendengarkan, tapi ketika Anda meminta pendapatnya, dia kelabakan karena pada dasarnya tidak mendengarkan dengan sepenuh hati apa yang Anda katakan. Bagaimana perasaan Anda? Bertambah kesal dan mungkin saja tersinggung tentunya. Terlebih lagi jika kemudian komentar yang Anda dengar tidak sesuai dengan apa yang Anda inginkan, seperti berbalik menyalahkan Anda karena terlalu mudah terpancing dan lain sebagainya. Rasanya mungkin saat itu Anda ingin berbalik memaki-maki teman atau suami Anda itu.

Lalu apa dan bagaimana sebenarnya mendengarkan yang tepat itu? Mendengar yang baik atau mendengar aktif pada dasarnya melibatkan seluruh pikiran, jiwa dan raga Anda pada saat proses mendengarkan. Mendengar aktif melibatkan ketulusan dan kesungguhan untuk mendengar, jadi tidak bisa dilakukan sambil lalu. Mendengar aktif juga melibatkan dan memperhatikan bahasa verbal dan bahasa tubuh lawan bicara maupun kita sendiri, dan berhati-hati dengan kesan yang ditimbulkannya. Seperti misalnya tidak celingak-celinguk saat mendengarkan, atau tidak memandang ke arah lain saat lawan bicara sedang berbicara.

Selain itu mendengar aktif juga tidak menghakimi apa yang dikatakan lawan bicara, meskipun mungkin bertentangan dengan nilai-nilai yang kita anut. Misalnya tidak mengatakan “aduh, kamu kok begitu sih? Mau aja dibodoh-bodohin sama bos kamu!” pada saat mendengarkan cerita teman tentang kelakuan si bos yang memarahi dia di depan umum.

Mendengar aktif juga mencoba menggali dan merefleksikan kembali makna dan emosi yang dialami oleh lawan bicara, sehingga lawan bicara mendapatkan gambaran yang jelas dari apa yang dirasakannya. Seringkali orang yang mengalami insiden kritis atau peristiwa yang tidak menyenangkan, emosi negatif yang dialaminya bermacam-macam dan bercampur-aduk. Mendengar aktif mencoba membantu mengidentifikasi emosi tersebut sehingga orang yang bercerita mengetahui perasaan yang dialaminya dan memperjelas apa yang dirasakan sebenarnya. Misalnya saat dimarahi bos, dia menyadari yang dialaminya adalah perasaan malu karena dimarahi di depan umum, sehingga menimbulkan marah pada bos yang telah mempermalukannya di depan umum.

Terdengar mudah? Tidak juga, karena pada praktiknya kita seringkali merasa gemas dan tidak sabar sehingga menjatuhkan penilaian atau memotong apa yang disampaikan oleh lawan bicara karena menurut kita tidak seharusnya dia bertindak demikian. Sulit? Tidak juga, karena hal ini sebenarnya bisa dilatih dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal lain yang penting diingat saat mendengar aktif adalah tidak memaksa seseorang untuk bicara atau menerima bantuan kita. Kadang kala seseorang membutuhkan waktu untuk sendiri setelah peristiwa kritis yang dialaminya. Berikan kesempatan tersebut padanya sembari mengatakan bahwa kita akan selalu ada jika sewaktu-waktu dia ingin bicara. Kehadiran kita, menemani dalam diam saja mungkin juga sudah cukup menghibur dan meringankan luka psikologis yang dialaminya. Pada prinsipnya sensitif dengan apa yang dibutuhkan oleh individu yang mengalami insiden kritis, akan membantu kita mengambil tindakan yang benar dalam membantunya.


Tahap terakhir yang dapat dilakukan dalam pemberian bantuan awal psikologis adalah membantu mereka yang mengalami insiden kritis untuk kembali menjalani rutinitasnya.

Pada kasus-kasus insiden kritis yang ringan, seseorang mungkin dapat pulih dengan cepat setelah peristiwa yang dialaminya. Namun pada kasus-kasus tertentu, terutama yang melibatkan kehilangan, seseorang terkadang membutuhkan bantuan untuk memulai kembali rutinitasnya.

Jagalah terus kontak dengan tetap menghubungi mereka yang mengalami insiden kritis tersebut, untuk mengetahui hal-hal apa yang dapat menghambatnya untuk pulih seperti sebelumnya (kembali kepada rutinitas). Kontak yang terjaga juga membantu individu untuk tidak merasa sendiri dan menyadari bahwa ada banyak orang di sekitarnya yang peduli padanya. Selain itu, dengan terjaganya hubungan, kita juga dapat mengetahui apakah individu ini membutuhkan bantuan lebih lanjut dari tenaga yang lebih ahli dalam kesehatan mental untuk membantunya pulih. Hal ini untuk mencegah masalah berkembang menjadi lebih sulit.



puskripsiui.or.id
 
Back
Top