Rasa Cemas Mampu Mengurangi Depresi

bla_bla_bla

New member
Rasa Cemas Mampu Mengurangi Depresi





1333232p.jpg




Illinois, Sabtu - Di kalangan orang-orang yang mengalami depresi, kegelisahan atau anxiety yang sering dikaitkan dengan rasa cemas ternyata dapat mengurangi depresi.

Sejumlah peneliti menggunakan functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI) untuk meneliti aktivitas otak mereka yang mengalami depresi, tetapi tidak gelisah, atau mereka yang menunjukkan berbagai tingkat depresi dan satu atau dua tipe kecemasan. Hasil studi ini dimuat dalam jurnal Cognitive, Affective & Behavioral Neuroscience.

Penelitian tersebut ditujukan pada depresi dan dua jenis kecemasan: anxious arousal—ketakutan yang kadang meningkat menjadi rasa panik dan anxious apprehension yang sering disebut sebagai rasa cemas.

”Meskipun kami berpikir bahwa depresi dan rasa cemas adalah hal yang terpisah, keduanya sering kali terjadi secara bersamaan,” ujar Profesor Gregory A Miller, psikolog dari University of Illinois, yang memimpin riset tersebut bersama psikolog proPesor Wendy Heller.

”Dalam studi secara nasional dari prevalensi perilaku gangguan psikiatrik, tiga perempat dari mereka yang didiagnosis mengalami depresi berat sedikitnya juga didiagnosis dengan satu gangguan lain. Pada banyak kasus mereka yang didiagnosis mengalami depresi biasanya juga mengalami anxiety dan sebaliknya,” ujar Miller.

Miller dan Heller lama berdebat bahwa kegelisahan pada mereka yang memiliki rasa cemas kronis adalah berbeda dengan kepanikan atau kewaspadaan berlebihan yang merupakan karakteristik dari anxious arousal.

Dari penelitian terhadap aktivitas otak dikaitkan dengan aktivitas ini dihasilkan bahwa kewaspadaan berlebihan telah meningkatkan aktivitas otak yang terkait depresi, sementara kecemasan menguranginya. Hal ini menyebabkan pengurangan pada efek negatif depresi dan rasa ketakutan. ”Kadang-kadang rasa cemas penting karena dia membantu Anda merencanakan dengan lebih baik dan jauh lebih fokus,” ujar Heller. Mereka yang dihinggapi rasa cemas akan lebih mengabaikan kata-kata negatif dan lebih fokus pada tugasnya.(livescience.com/ISW)




kompas.com
 
Bls: Rasa Cemas Mampu Mengurangi Depresi

hmm depresi dan kecemasan 2 hal yang berbeda....

gimana ya mbedaij depresi yang ada kecemasannya dan depresi tanpa kecemasan? karena pada umumnya depresi hampir selalu mengandung cema juga
 
Bls: Rasa Cemas Mampu Mengurangi Depresi

hmm depresi dan kecemasan 2 hal yang berbeda....

gimana ya mbedaij depresi yang ada kecemasannya dan depresi tanpa kecemasan? karena pada umumnya depresi hampir selalu mengandung cema juga

Beda ... Ini ada artikelnya:


Most people feel anxious or depressed at times. Losing a loved one, getting fired from a job, going through a divorce, and other difficult situations can lead a person to feel sad, lonely, scared, nervous, or anxious. These feelings are normal reactions to life's stressors.

Rata2 org mengalami kecemasan dan depresi. Kehilangan yg dicintai, dipecat, bercerai dan situasi sulit lain dpt menyebabkan org merasa sedih, kesepian, ketakutan, gugup atau cemas. Perasaan2 ini adalah reaksi normal thdp tekanan kehidupan.

But some people experience these feelings daily or nearly daily for no apparent reason, making it difficult to carry on with normal, everyday functioning. These people may have an anxiety disorder, depression, or both.

Tetapi banyak yg mengalami perasaan2 tsb tiap hari atau hampir tiap hari tanpa alasan yg jelas, hingga sulit menjalani kehidupan beraktivitas yg normal. Org2 tsb bisa memiliki gangguan kecemasan, depresi atau keduanya.

It is not uncommon for someone with an anxiety disorder to also suffer from depression or vice versa. Nearly one-half of those diagnosed with depression are also diagnosed with an anxiety disorder. The good news is that these disorders are both treatable, separately and together.

Biasa bagi seseorang yg mengalami kecemasan jg mengalami depresi dan jg sebaliknya. Hampir setengah dari yg didiagnosa depresi jg didiagnosa sebagai gangguan kecemasan. Kabar baiknya kedua gangguan ini dapat diobati, terpisah atau bersamaan.


Depression and anxiety disorders are different, but people with depression often experience symptoms similar to those of an anxiety disorder, such as nervousness, irritability, and problems sleeping and concentrating. But each disorder has its own causes and its own emotional and behavioral symptoms.

Depresi berbeda dari gangguan kecemasan, tetapi orang yg mengalami depresi sering mengalami symptom yg sama dengan yg dialami gangguan kecemasan, sperti gugup, mudah tersinggung dan problem tidur serta berkonsetrasi. Tetapi tiap gangguan pny penyebab dan pny symptom emosional dan kebiasaan yg berbeda.

Depression is a condition in which a person feels discouraged, sad, hopeless, unmotivated, or disinterested in life in general. When these feelings last for a short period of time, it may be a case of "the blues".

Depresi adalah kondisi dimana ssorg merasa tak bersemangat, sedih, tak berpengharapan, tak pny motivasi dan tidak tertarik dgn kehidupan. Bila berakhir dalam periode yg singkat, mungkin karena sedih.

Anxiety (kecemasan):
But you may experience anxiety that is persistent, seemingly uncontrollable, and overwhelming. If it’s an excessive, irrational dread of everyday situations, it can be disabling. When anxiety interferes with daily activities, you may have an anxiety disorder.

Tetapi bila mengalami kecemasan yg berkepanjangan, tanpa tak terkontrol dan menyenangkan. Bila berlebihan, tidak rasional dalam keseharian, akan dapat menyebabkan ketidakberdayaan. Bila kecemasan menganggu aktivitas sehari-hari.

The term "anxiety disorder" refers to generalized anxiety disorder (GAD), obsessive-compulsive disorder (OCD), panic disorder, posttraumatic stress disorder (PTSD), social anxiety disorder (also called social phobia), and specific phobias.

Gangguan kecemasan dibagi menjadi GAD, OCD, gangguan panik, PTSD, fobia sosial, dan fobia spesifik lainnya.

Researchers are learning that anxiety disorders run in families, and that they have a biological basis, much like allergies or diabetes and other disorders. Anxiety disorders may develop from a complex set of risk factors, including genetics, brain chemistry, personality, and life events.

Peneliti menemukan bahwa gangguan kecemasan bersifat menurun dalam keluarga seperti alergi, diabetes dll. Gangguan kecemasan dapat berkembang karena satu paket faktor resiko termasuk genetik, kimiawi otak, personalitas dan momen kehidupan.

Tapi disebutkan jg ...

Many people who develop depression have a history of an anxiety disorder earlier in life. There is no evidence one disorder causes the other, but there is clear evidence that many people suffer from both disorders.

Banyak orang yg mengalami depresi jg memiliki sejarah gangguan kecemasan sebelumnya. Tidak ada bukti satu gangguan menyebabkan gangguan lainnya, ttp ada bukti yg menunjukkan byk org mengalami kedua gangguan ini.

Sumber: ADAA
 
Last edited:
Bls: Rasa Cemas Mampu Mengurangi Depresi

wah makasih serenade mau nambahin...
hmm.. itu terjemahannya gimana? wah aku ga tau aku ga tau.. hehe
 
Bls: Rasa Cemas Mampu Mengurangi Depresi

Aku terjemahin ... mudah2an salahnya ga terlalu banyak :D

Aku tadinya rada enggan terjemahin karena bahasa inggris jg ngepas gini :p

Tp mudah2an ini bisa membantu utk mengerti apa yg kuposin. :)
 
Bls: Rasa Cemas Mampu Mengurangi Depresi

ngebahas apa nih jeng?
Abah pengen bisa ngebedain antara marah dengan murka itu apa bedanya?
 
Back
Top