Manunggaling Kawulo Gusti

o_calypso_o

New member
Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

Aq nemu bnyak bgt artikel yg nulis ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti, sebagian ini :
Code:
[LEFT]MANUNGGALING KAWULA LAN GUSTI
Oleh: Kiai Ganjel

Masuk surga itu baik, tapi bukan yang terbaik.
Masuk Surga adalah sama saja menginginkan harta Tuhan.
Yang terbaik adalah Manunggaling Kawula Lan Gusti, itulah cita-cita Jawa. Kemanunggalan adalah Pusat segala-galanya, karena sudah Manunggal dengan Allah yang merupakan segala-galanya.

Dalam tahap kemanunggalan dengan Allah, peranan utama pada manusia dalam hal ini pengorbanan untuk Allah adalah Kemerdekaan Kita

Manunggal bukan berarti hilang atau lenyap
- karena Roh adalah pribadi yang bebas, cerminnya dapat dilihat dari Kemauan dengan pantulan Perasaan.
- Roh itu diciptakan abadi

Manunggal dalam beberapa hal:
1. Manunggal Karsa adalah kemauan / kehendak
2. Manunggal Karya adalah kerja / proses / aktivitas
3. Manunggal Rasa adalah Perasaan

Dalam hal yang lebih sederhana adalah kemanunggalan dapat dicapai jika kita Melaksanakan sesuai dengan panggilan kita.

Tujuan Kemanunggalan adalah
Agar kita mencapai atau menjadi jati diri yang Sejati / yang sebenarnya.

Cara untuk cepat Manunggal dengan Allah
1. Sendiko: selalu meng”Iya”kan dan setia. Tidak diikuti dengan kata “TAPI”
2. Nyuwun dawuh : Mohon perintah
Kedua sikap ini bisa kita capai kalau kita Pasrah / Sumeleh pada Allah.
Sikap yang terbaik menurut cara pandang Kristen, didalam Injil Markus 12:10 ; “Kasihlah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, jiwa ragamu, akal budimu, kekuatanmu”.
Itulah Sumeleh yang benar.

Rumusan dari Kemanunggalan itu adalah Jawa itu sendiri yaitu yang berkesatuan ukuran dan keserasihan.
Dengan mengerti dan melaksanakan Jawa itu sendiri, maka akan terjadi kemanunggalan.

Didalam Gantharwa, Kemanunggalan adalah jika kita menjadi Gantharwa yang sebenarnya adalah Siap menolong orang lain yang bercita-cita untuk manunggal dengan Allah.
Secara Injil, kemanunggalan adalah : “Mencintai Allah dengan melaksanakan perintah-perintahNYA, maka Allah akan datang dan tinggal didalam kita.

[I]sumber : http://gantharwa.wordpress.com/2007/02/02/manunggaling-kawula-lan-gusti/[/I]
[/LEFT]

=??= Nah Gimana klo menurut kalian tentang hal ini? =??=
 
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

Pemahaman Manunggal ini memang sangat dalam, jujur saja untuk mengetahui, mengerti dan paham masih tidak mudah, apalagi dalam menjalankan kehidupan sehari2. Salah sedikit saja, konsep ini bisa menjadi serangan pihak agama, seperti dalam kisah Syech Siti Jenar.
Padahal jelas bahwa menyatu ini [=integral] merupakan dasar kepercayaan/agama.
Dalam melaksanakan segala langkahnya dengan segala keterbatasan manusia, tentunya sangat tidak mudah full melakukan sesuai kehendak Penciptanya, tapi sejalan waktu akan disempurnakan, makanya dalam sepengetahuan saya,
Dalam suatu perbuatan pun selayaknya kita melakukan bukan karena pamrih/imbalan [perihal masuk surga], begitupun dengan konsep kebajikan tertinggi adalah "yang tidak berwujud"/tidak dipamerkan kepada khalayak umum .
lgpula soal masuk surga, itu murni kepada Allah yang menentukan.
dalam konteks penyatuan, tiada pembedaan. Dalam alam semesta tiada batas jelas antara langit dan bumi, dalam spektrum cahayapun tetap berupa gradasi lembut, dalam satu keluarga utuh pun ayah ibu anak tetap merupakan kesatuan, gangguan pada satu bagian tubuh dalam kita akan berefek pada kesehatan jiwa juga. Perubahan kecil di mikrokosmos mempunyai andil dalam perubahan besar dalam makrokosmos.
Sehingga tiada yang atheis [tidak berTuhan] karena Allah ada dalam semua ciptaan ini dikarenakan semua ciptaan berada dalam kuasa Allah. Jika mengerti konsep manunggal ini tentunya pemahaman perdebatan antara umat tidak diperlukan,
Jika semua nya menyatu dalam Allah, tentunya tiada perbedaan strata. Manunggaling Kawula Lan Gusti...
 
Last edited:
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

Knp postingan ente diedit bru? Untung kmaren dah baca :D
 
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

Tujuan Kemanunggalan adalah
Agar kita mencapai atau menjadi jati diri yang Sejati / yang sebenarnya.

kalau jati diri yang sebenarnya adalah suka hura2... suka free seks, suka hal2 yang negatif.. apa itu yang harus di ikuti..??

Dalam suatu perbuatan pun selayaknya kita melakukan bukan karena pamrih/imbalan [perihal masuk surga], begitupun dengan konsep kebajikan tertinggi adalah "yang tidak berwujud"/tidak dipamerkan kepada khalayak umum .

kalo kita mengharapkan surga kan wajar..
 
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

saya trs terang bingung dengan konsepsi manunggaling kawulo gusti, termasuk dalam muatan isinya.

dalam berbagai sumber yg telah saya baca, ada sebuah point tentang peleburan diri menjadi satu dengan Allah (Tuhan), nah ini maksudnya apa. trs trang saya bingung

mengenai syeh siti jenar, saya tak bisa berkata banyak, krn saya yakin beliau adalah org yg dalam akan ilmu agamanya. tetapi dalam hal ini beliau dianggab salah karena pada saat itu masyarakat kita belumlah siap dalam mengkonsumsi ajaran beliau, sehingga para wali/sunan memutuskan untuk menganggab sesat ajaran itu. bahkan ajaran itu masih ter-stigma-kan sesat sampai saat ini
 
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

ada beberapa point yg pernah saya baca, berikut saya kutib :

konsep bahwa kita adalah manunggal dengan Allah salah satunya adalah
Allah meniupkan ruh kedalam manusia (ayat)

dikatakan bahwa Allah tidak menciptakan ruh kemudian memasukkannya ke dalam manusia, tetapi Allah meniupkan ruh tersebut. artinya dalam diri kita ada bagian dari Allah itu sendiri.

sama halnya ketika meniup sebuah balon, saat balon itu mengembang, maka dalam balon itu terdapat bagian dari diri kita, yaitu nafas kita ada didalamnya.

asli saya bingung, bukan kpd pengertian diatas, tetapi kebenaran akan konsepsi manunggaling kawulo gusti itu sendiri. bukan kah hal diatas itu benar

maaf kalo saya salah, saya hanya coba mengutib beberapa ajaran saja. tidak bermaksud apa2 selain ingin belajar. terima kasih
 
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

Masuk surga itu baik, tapi bukan yang terbaik.
Masuk Surga adalah sama saja menginginkan harta Tuhan.
Aku juga belum begitu ngerti tuh....
Cuma terkait masalah surga, aku pernah dengar dari seorang ustadz, segala sesuatu yang kita buat jangan karena mengharapkan surga, atau karena takut neraka, tetapi menjalankan perintah dan menjauhi larangan karena Allah semata, karena kecintaan kepada Allah, bukan karena hal lain. Segala sesuatu dilakukan karena Allah, sebagai contoh berbuat baik kepada sesama karena Allah, mencintai makhluk karena Allah, meninggalkan mencuri karena Allah, dsb.
 
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

jadi kita tidak boleh mengharapkan surga..??

kalo mengharapkan surga karena Allah gmn.. karena rindu ingin berjumpa dengan Allah...
bukankah segala sesuatunya untuk mendapatkan surga.. ato neraka.. dimana cara untuk mendapatkannya adalah dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.. kalo ga ya pilihannya ada di neraka..
kita boleh meminta sebanyak2nya kan..??

bukankah kita ini makhluk ciptaan.. yang suatu saat akan kembali kepada penciptanya... apa kita bagian dari pencipta..?? ato kita hasil ciptaan..?? kalo kita bagian dari pencipta, mengapa kita tidak bisa menciptakan ruh.. bukankah kita hanya makhluk ciptaan...??
 
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

Kalau nurut pendapat aku nih, berharap surga itu boleh, cuma jangan sampai tujuan utama kita menjalankan perintah dan menjauhi larangan karena surga atau takut neraka semata, sehingga mengenyampingkan Allah, mengenyampingkan hakikat sebenarnya manusia diciptakan, yaitu untuk beribadah kepada Allah, bukan untuk mendapatkan surga atau neraka. Surga atau neraka, adalah konsekuensi dari segala perbuatan kita.

Contoh sederhana aja nie,
aku sholat ah biar masuk surga.
Atau aku sholat ah karena Allah menyuruh begitu dan aku mau melakukannya karena aku mencintai Allah.
Lebih baik yang mana yah? Kalau contoh yang pertama, tujuan pertama surga dulu baru Allah.
Kalau yang kedua, tujuan pertama Allah, baru surga. Mengharap surga boleh, hanya saja sudah beranikah kita berharap surga dengan segala perbuatan yang sudah kita lakukan selama ini?

Penjelasan sederhana kayak gitu sih....
 
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

Kalau nurut pendapat aku nih, berharap surga itu boleh, cuma jangan sampai tujuan utama kita menjalankan perintah dan menjauhi larangan karena surga atau takut neraka semata, sehingga mengenyampingkan Allah, mengenyampingkan hakikat sebenarnya manusia diciptakan, yaitu untuk beribadah kepada Allah, bukan untuk mendapatkan surga atau neraka. Surga atau neraka, adalah konsekuensi dari segala perbuatan kita.

Contoh sederhana aja nie,
aku sholat ah biar masuk surga.
Atau aku sholat ah karena Allah menyuruh begitu dan aku mau melakukannya karena aku mencintai Allah.
Lebih baik yang mana yah? Kalau contoh yang pertama, tujuan pertama surga dulu baru Allah.
Kalau yang kedua, tujuan pertama Allah, baru surga. Mengharap surga boleh, hanya saja sudah beranikah kita berharap surga dengan segala perbuatan yang sudah kita lakukan selama ini?

Penjelasan sederhana kayak gitu sih....

sip tan...:D
 
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

Knp postingan ente diedit bru? Untung kmaren dah baca :D

untuk menyederhanakan penjelasan saja, Pak, supaya tetap dalam koridor yang lebih sesuai dalam topik ini. Diharapkan lebih mudah dicerna bukan dalam konteks menganulir, tapi hanya sekedar memberikan pendapat sesuai topik. Terimakasih.
 
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

sip tan...:D

Tiada yang salah atau benar, berharap masuk surga. Tapi saya setuju [dalam konteks sesuai topik yang dimunculkan] bahwa bukan masuk surga yang jadi tujuan, tapi lebih pada cintanya pada Allah [salut buat bayu yang memunculkan teks ini].

Jadi jika semua umat dengan segala niat baiknya, lebih mengingat Allah dibanding surga, tentunya hidupnya akan lebih berkualitas. Tapi memang soal siapa yang masuk surga, apa yang ada dalam hati kita [yang maha kecil] hanya Allah yang Maha Besar yang mengetahuinya dan menilainya.

Kiranya segala amal baik semua manusia di bumi berkenan di hadapan Allah, dan itu semua dilakukan karena menyatu dalam kuasaNya...
 
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

Manunggaling kawulo gusti (Wahdat al-Wujud) yg diusung Siti Djenar atau bahkan Mansur al-Hallaj sekalipun sama sekali berbeda dengan konsep trinitas. 'Menyatu' dg tuhan tidaklah lantas bisa disebut tuhan.

Dalam ilmu fisika baru, materi dan ruang kosong menjadi satu dan sama. Tetapi materi tidaklah berakhir disini, karena partikel2 diketahui sebagai lebih menyerupai gelombang, fenomena cahaya, yg kian lama kian mirip partikel. Ahli fisika Jerman Max Planck memberikan kesan bahwa cahaya terputus dan terdiri dari unit energi kecil yg disebut 'Quanta'.

Einstein mengungkapkan bahwa cahaya dan materi pada akhirnya dpt dipertukarkan. Substansi awal dari alam semesta adalah partikel2 gelombang dan quanta (unit2 cahaya) ini.

Dalam Quran tertulis, "Allah adalah Cahaya langit dan bumi."

Dan karena Allah bersifat/berwujud cahaya (Nur) yang sejati dan juga menurut prinsip Wahdat al-Wujud (kesatuan wujud), Wujud Tuhan 'merasuk' ke dlm sgala sesuatu di alam semesta termasuk ruang, balok2 bangunan alam semesta, yang tidak lain adalah Cahaya Tuhan yang dengan devolusi, muncul dlm bentuk partikel2 mirip gelombang atau sebaliknya, yang menembus seluruh bidang materi dan ruang. Cahaya dari Wujud yang Satu inilah yg merembesi segala sesuatu (seperti halnya jiwa atau roh dlm tubuh), bertindak sebagai daya gravitasi dan menjaga kesatuan alam semesta.

Dalam Quran disebutkan, "kemana pun engkau menghadap, disanalah terdapat wajah Allah."

Dan pada intinya, Wahdat al-Wujud adalah merasakan keberadaan Tuhan itu sendiri dimana pun kita berada, baik dlm diri sendiri maupun alam semesta, baik memahami dg hati maupun dg ilmu pengetahuan.

Sebuah hadits qudsi, "Ketika Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang ia mendengar dengannya, menjadi penglihatannya yang ia melihat dengannya, menjadi tangannya yang ia bergerak dengannya dan menjadi kakinya yang ia berjalan dengannya."

Lagi pula apa kita mampu 'lari' dari pada-Nya?
 
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

Dan karena Allah bersifat/berwujud cahaya (Nur) yang sejati dan juga menurut prinsip Wahdat al-Wujud (kesatuan wujud), Wujud Tuhan 'merasuk' ke dlm sgala sesuatu di alam semesta termasuk ruang, balok2 bangunan alam semesta, yang tidak lain adalah Cahaya Tuhan yang dengan devolusi, muncul dlm bentuk partikel2 mirip gelombang atau sebaliknya, yang menembus seluruh bidang materi dan ruang. Cahaya dari Wujud yang Satu inilah yg merembesi segala sesuatu (seperti halnya jiwa atau roh dlm tubuh), bertindak sebagai daya gravitasi dan menjaga kesatuan alam semesta.

Dalam Quran disebutkan, "kemana pun engkau menghadap, disanalah terdapat wajah Allah."

Dan pada intinya, Wahdat al-Wujud adalah merasakan keberadaan Tuhan itu sendiri dimana pun kita berada, baik dlm diri sendiri maupun alam semesta, baik memahami dg hati maupun dg ilmu pengetahuan.
Saya jg prnah baca dr buku yg isinya klo ga slh ttg surat :
Code:
"Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka, ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia meliputi segala sesuatu." (Al Fushilat:54 )
Para mufassir tidak berani terang-terangan menterjemahkan ayat ini dengan jelas, ... karena konflik hingga kini masih berlanjut. Sehingga ayat ini menjadi musytarak (banyak arti) padahal kata DIA, tidak perlu ditafsirkan lagi dengan diluar diri-Nya. yang akibatnya terlalu rancu diterjemahkan dengan arti sifat-Nya … karena takut dituduh termasuk memiliki faham yang sama dengan Al Hallaj !! yaitu faham, Allah bersatu dengan makhluknya.

Padahal ayat ini menjelaskan DIA nya yang meliputi segala sesuatu yaitu Dzat-nya atau diri-Nya yang meliputi segala sesuatu, …ialah ALLAH yang meliputi segala sesuatu, ... bukan sifat-Nya, ... karena sifat itu sangat bergantung kepada DZAT, … seperti bergantungnya rasa manis kepada dzat (wujud) madu … manis itu tidak bisa berdiri sendiri jika tidak ada dzat yang disifati.
wallahu a'lam
 
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

kalau jati diri yang sebenarnya adalah suka hura2... suka free seks, suka hal2 yang negatif.. apa itu yang harus di ikuti..??



kalo kita mengharapkan surga kan wajar..
Weh klo itu mah bukan Jati Diri mas...Kehendak diri sendiri/Kebiasaan tu...
Code:
1. Sendiko: selalu meng”Iya”kan dan setia. Tidak diikuti dengan kata “TAPI”
2. Nyuwun dawuh : Mohon perintah
Jd semisal Allah menyuruh begini dan melarang begitu (sesuai syari'at).
Tujuan kita didunia sebenarnya hanya menyembah Allah, dan menurutku kata menyembah Allah itu punya bnyak bgt artinya. Ga cm shalat, puasa, dll.

Iya wajar saja, orang klo di iming2i sesuatu pasti akan melakukan sesuatu ntuk mendapatkanya.
Tp tujuan yg sebenarnya bukanlah hanya surga.
Saya jg ga berani meminta surga krn kelakuan/kebiasaanku yg seperti ini, tp kita jg diancam dg Neraka krn akibat kelakuan yg menyalahi aturan Allah.
 
Last edited:
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

Aku juga belum begitu ngerti tuh....
Cuma terkait masalah surga, aku pernah dengar dari seorang ustadz, segala sesuatu yang kita buat jangan karena mengharapkan surga, atau karena takut neraka, tetapi menjalankan perintah dan menjauhi larangan karena Allah semata, karena kecintaan kepada Allah, bukan karena hal lain. Segala sesuatu dilakukan karena Allah, sebagai contoh berbuat baik kepada sesama karena Allah, mencintai makhluk karena Allah, meninggalkan mencuri karena Allah, dsb.
Nah, mlh mirip bgt dg orang yg begitu cintanya krn Allah. Klo di pesantren dikatakan "Jadzab". Orang yg tidak memikirkan urusan Dunia, semua yg dilakukan hanya krn Allah. Tidak mengharapkan apapun, hanya sendiko dawuh gusti.
Malah jd bingung nih. :D
 
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

Selama perjalanan saya, sulit untuk bisa Manunggaling Kawula lan Gusti. dan saya yakin..setelah bisa menyatu atau mencapai Manunggaling Kawula lan Gusti, tugas baru (lueebbiiih beraaat) akan diberikan..Karena bila sudah menemukan jati diri yg sebenarnya (sejatine),akan memperoleh banyak anugerah/kelebihan/berkat dan harus dipertanggungjawabkan penggunaannya.

Ini true story..Suatu pagi kira-kira jam 01.30 saat saya berdiri di teras atas rumah dan melihat langit, saya seperti melihat cahaya putih menyorot langsung ke dada saya. Saya seneng aja, aneh, cool banget..saya nikmati sampe cahayanya hilang sendiri. Besoknya, saya tanya ke kawan saya yg kebetulan bisa melihat ghoib, menyembuhkan..ya seperti "orang pinter" lah.
Kawan saya bilang, cahaya putih itu namanya "Nur Illahi" dan hanya yg dekat dengan Sang Pencipta yg bisa dapet..Lha,saya kan bingung artinya "Nur" itu apa,yg saya inget cuma lagunya Aa Gym tentang "Jagalah Hati"..Lha, saya ini siapa?Wong selama idup dah bikin dosa buaannyyaaaaaak bangets. Daripada pusing,akhirnya saya nikmati aja..seperti anak kecil dapat mainan.Setiap doa malam, selalu ada cahaya putih..tetapi kalo dilihat langsung ilang. Karena kalo doa lampu dimatiin, cahayanya kayak Philips SL 18 watt..Sampe sekarang saya nggak tau,cahaya itu sebenarnya apa atau siapa? Yg saya tau, keinginan saya mungkin banyak yg tidak sesuai dengan kehendakNya. Manunggaling Kawula lan Gusti?Saya nggak berani mimpiin deh..
Takut dikasi tugas yg bueeratt bangets gak ketulungan..
Yg penting..Menjaga hati aja..Mungkin ada yg bisa tolong,salah gak sih kalo kita menahan amarah..walaupun yg bikin marah itu orang tua sekalipun. Sebab amarah bikin hati lemes..badan capek..kalo diiklasin baru rada mendingan.. Ada yg bisa bantu?
Tapi intinya untuk memahami Manunggaling Kawula lan Gusti itu sulit..dan setelah mencapainya pun tugas semakin sulit.Mau?
 
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

untuk mas prasetyo2009, silahkan anda hubungi sy 02549180344, insaAllah apa yg anda alami bisa saudara sy bantu. ok
 
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

Mas mas ketimbang mikirin kayak gini kenapa
g di pertebal ilmunya;
Syariat nya mesti di perbanyak dan di cari dan di utamakan
Tarekat nya dilaksanakan secara kaffah(bukan se enak-enaknya)
Hakekat nya di pahami dengan hati
Makrifat Nya cuma yang dianugrahkan oleh Nya saja


dari kebanyakat orang yang belajar tuh bahkan anda-anda semua saya yakin Syariat banyak anda tinggalkan(bukannya dicari lebih dalam)
"alasan kan udah menyatu jadi g butuh embel-embel kayak gitu"ingat setan dalam hati dan pikiran ini yang bikin anda terjatuh ke nistaan.
Surga dan Neraka:
"kayaknya g d tuh,kan namanya surga dan neraka adanya dalam hidup ini"
ingat kalam 4JJI itu selalu benar yang ada dalam Al quran.
Anugrah:
banyak orang yang mencapai makrifat di berikan anugrah dan rahmat kemampuan-kemampuan yang merupakan satu dari sekian banyak sifat Nya but namanya juga manusia,kebanyakan orang-orang makrifat menjadi sombong,kesopanan kepada orang tua menjadi hilang,suka mengerjain manusia-manusia yang juga di anugrahkan(iri ati )
"ingat iblis jatuh dari orang-orang yang di cintai 4JJI menjadi orang yang di laknati 4JJI karena kesombongannya dan merasa dia paling di cinta,paling banyak melaksanakan perintahnya,paling mulia di antara makhluk ciptaanNya"
ini cobaan buat orang-orang yang mencapai makrifat.
Tambahan:
telaah in kenapa kok rahmat/anugrah yang di berikan 4JJI lebih banyak aktif ketika marah,kesal,sakit hati,
Jangan-jangan tuh anugrah juga cobaan agar anda-anda mampu mengendalikan rasa anda,
pesen:mamfaatin anugrah buat kebaikan umat jangan jadi bencana dan amarah saja.

Laksanakan perintah Nya Tanpa tanya,tanpa curiga,tanpa pamrih
jangan jadi Iblis ke 2 ke 3 ke 4,etc

JANGAN SOMBONG
 
Re: Pendapatmu ttg Manunggaling Kawula Lan Gusti

Ssst.. denger2 Iblis g mau sujud kpd Adam krn dia menganggap hanya kpd Allah-lah dia pantas bersujud.. hahaha.. :D

Klo kita yg salah ya jgn memfitnah iblis terus..
 
Back
Top