Ujian Nasional, Antara Kebobrokan Sistem Pendidikan dan Lemahnya Mental Siswa

Redbastard

New member
Miris melihat reaksi para siswa-siswi sekolah tingkat menengah ke atas ketika mereka gagal dalam ujian nasional yang diselenggarakan serempak di Indonesia beberapa waktu lalu.

Banyak siswa-siswi yang begitu melihat pengumuman kelulusan ujian, langsung menangis histeris ketika mereka harus menghadapi kenyataan bahwa mereka gagal. Bahkan tak sedikit yang jatuh pingsan.

Yang sangat disayangkan, mereka yang gagal dalam ujian nasional tahun ini seakan tidak mau melewatkan 'ritual' utama menjelang kelulusan, yakni mencorat-coret baju seragam mereka, padahal mereka tahu bahwa mereka tidak lulus. Hal itu diperparah dengan adanya aksi tidak puas dengan cara merusak sekolah mereka sendiri.

Boleh dibilang, para siswa-siswi mengalami masalah 'mental' menjelang dan setelah ujian nasional berlangsung. Masalah tersebut antara lain ketakutan tidak lulus UN yang menghantui mereka tentu saja bisa merusak konsentrasi para siswa ketika mempersiapkan dan mengerjakan UN. Akibatnya bisa ditebak, ribuan siswa di seluruh Indonesia tidak lulus ujian nasional. Bahkan berdasarkan data yang saya peroleh, ada sekitar 256 sekolah yang siswanya tidak lulus 100 %, dengan tingkat ketidaklulusan tertinggi ada di daerah Indonesia bagian Timur.

Masalah mental kedua, yakni setelah ujian nasional berlangsung. Reaksi mereka sebelumnya telah saya prediksi, yakni ketidaksiapan para siswa menerima kegagalan dalam menempuh ujian nasional tahun ini. Oleh karena pada awalnya mereka dihantui ketakutan yang amat sangat akan ketidaklulusan ujian nasional, maka setelah mereka tahu bahwa nama-nama mereka ada dalam daftar siswa yang tidak lulus, pada akhirnya mereka pun menjadi histeris sejadi-jadinya, mental mereka terguncang karena banyak siswa yang berpikir bahwa kegagalan mereka di ujian nasional bakal mempengaruhi masa depan mereka.

Andaikata masalah mental ini bisa diantisipasi dari awal oleh siswa, para pengajar beserta Dinas Pendidikan setempat.. maka saya yakin, tingkat ketidaklulusan bisa ditekan. Selain itu, mereka yang tidak lulus pun bisa lebih mudah menerima kegagalan mereka untuk kemudian mempersiapkan diri menempuh ujian ulang.


Terlepas dari masalah mental para pelajar kita, Sistem Pendidikan di Indonesia bisa dibilang tidak konsisten. Dalam ujian nasional, para siswa yang tidak lulus masih mendapatkan kesempatan untuk melakukan ujian ulang beberapa pekan setelah hasil pengumuman.

Ujian ulang tersebut tidak lebih sekedar formalitas belaka untuk menyelamatkan wajah pendidikan di Indonesia dari coreng yang dibuat oleh sistem pendidikan itu sendiri. Saya berani menyatakan bahwa ujian ulang tersebut hanya sebagai formalitas belaka, karena tingkat kualitas soal mata pelajaran dalam ujian ulang tersebut dibuat semudah mungkin agar tingkat kululusan pada akhirnya bisa mencapai 100%.

Untuk apa ada ujian nasional jika pada akhirnya ada ujian ulang?

Makanya pada pernyataan sebelumnya saya berani berkata bahwa siswa-siswi hanya dijadikan kelinci percobaan oleh sistem pendidikan tidak memiliki arah dan tujuan.

Ujian Nasional merupakan pemborosan APBN..
Bukti bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih kacau

Jika format kelulusan siswa masih ditentukan oleh ujian nasional (yang pada akhirnya para siswa akan lulus juga lewat ujian ulang) di tahun-tahun mendatang, saya akan mengajukan sebuah pertanyaan kepada MENDIKNAS.. Apa yang hendak dicapai lewat ujian nasional?
 
Bls: Ujian Nasional, Antara Kebobrokan Sistem Pendidikan dan Lemahnya Mental Sis

Kenyataan yang sangat ironis,,, SLTA tidak lulus..!
Begitu rendahnya pendidikan di tanah air ku sekarang ini...
 
Bls: Ujian Nasional, Antara Kebobrokan Sistem Pendidikan dan Lemahnya Mental Sis

hoo.. cukup ironis... apa yang guru mereka ajarkan selama 3 tahun? dan apa yang mereka pelajari selama itu pula di sekolah?
 
Bls: Ujian Nasional, Antara Kebobrokan Sistem Pendidikan dan Lemahnya Mental Sis

di hapuskan saja UN dan setiap tahun nya semua siswa yang dari SD sampai sma semua nya lulus
 
Back
Top