Duel Making Love Band Indie

Administrator

Administrator
konser-musik-210609-01.jpg


Dua band indie dari Yogyakarta, Alexart dan Giwang Topo, akan menunjukkan kehebatan masing-masing dalam pentas "duel" bertajuk "Making Love" di auditorium Lembaga Indonesia Prancis Yogyakarta pada 14 Mei 2010.

"Meskipun dari segi rasa dan suara keduanya berbeda, baik Alexart maupun Giwang Topo sama-sama mengalunkan musik dengan sentuhan yang kaya akan emosi," kata ketua panitia pentas `Making Love`, Ahmad Jalidu di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, Alexart dan Giwang Topo tidak sekadar menjual susunan nada dan tampang, tetapi keduanya berangkat dari sebuah prinsip bahwa lagu adalah suatu maksud atau perasaan yang dituangkan dalam syair serta nada.

"Penonton nanti akan merasakan bahwa syair dan musik benar-benar menyatu menjadikan lagu-lagu mereka terasa berharga. Mendengarkan lagu-lagu kedua band ini seperti meraih kembali kekayaan musik sebagaimana tahun 1980-1990-an yang mampu membuat jantung penonton ikut bergetar tidak hanya sesaat," katanya.

Ia mengatakan Alexart adalah sebuah band indie baru di Yogyakarta.

Keistimewaan band ini adalah gaya mereka yang menerjemahkan aliran indie sebagai sebuah konsep musik, bukan semata masalah label distribusi.

"Indie bagi mereka adalah `merdeka`, tidak disetir oleh siapa pun, atau `semau gue`. Meskipun `semau gue` dan tidak peduli dengan gaya pop yang sedang lazim beredar, mereka tetap bicara cinta," katanya.

Menurut dia, band yang akan menandingi Alexart dalam pentas itu adalah Giwang Topo. Mereka memang bukan sebuah band indie yang sedang mengejar popularitas, atau berulah demi memancing lirikan label.

"Giwang Topo mencipta sendiri lagu-lagunya. Tema yang diangkat lebih kepada tema-tema sosial, potret kemanusiaan, dan cinta yang lebih universal," katanya.

Akibatnya, menurut dia lagu-lagu Giwang Topo terdengar lebih naratif, tetapi dengan balutan musik yang "ilustrative rock", sehingga penonton seperti mendengarkan puisi kemanusiaan yang cukup menyentuh.

"Konsep musik itu bukannya mengada-ada atau mengejar beda, karena Giwang Topo memang dibesarkan dalam suasana kerja musik ilustrasi," katanya.


Sumber : antara
 
Back
Top