Menjelajah waktu bersama Hubble

Administrator

Administrator
0847563620X310.jpg



Gegap gempitanya tidak terasa di Indonesia ketika akhir April lalu teleskop Hubble genap berusia 20 tahun di antariksa. Memang di sinilah ironinya. Ketika bangsa lain telah melambung jauh dalam upaya memahami semesta, bangsa kita terpuruk dalam persoalan keseharian yang tidak membanggakan: pertikaian, kemiskinan, dan korupsi yang tiada habisnya.
Tak ada yang pernah menduga, kehadiran teleskop Hubble telah menjawab pertanyaan manusia yang paling mendasar tentang pembentukan alam semesta, tata surya, Bumi, dan terutama asal usul manusia. ”Kuncinya ada pada temuan bahwa bintang-bintang yang baru lahir mengandung elemen kimia yang sama dengan penyusun tubuh manusia,” kata John Grunsfeld, mantan astronot yang tiga kali ikut misi perbaikan teleskop Hubble, seperti dikutip CNN.
Dalam hal pemahaman alam semesta, citra-citra yang dikirim teleskop Hubble juga memberi kontribusi luar biasa. Kosmologi yang dulu spekulatif karena tingkat ketidakpastiannya tinggi—di atas 50 persen—kini menjadi sangat terukur dengan tingkat ketidakpastian kurang dari 10 persen.
Seperti diungkapkan Dr Premana W Premadi, peneliti bidang kosmologi, teori, komputasi, dan pengajar Jurusan Astronomi Institut Teknologi Bandung, teleskop Hubble telah membuat apa yang disebut konstanta Hubble semakin akurat. Konstanta Hubble adalah parameter untuk menghitung laju pengembangan alam semesta.
”Dengan tingkat ketelitian konstanta Hubble seperti sekarang, bisa ditentukan bahwa umur semesta 13,7 miliar,” kata Premana.
Kemampuannya menangkap obyek-obyek yang jauh juga menghasilkan citra-citra galaksi saat semesta masih muda. Inilah yang memberi pengetahuan tentang bagaimana alam semesta bertumbuh kembang.
Bisa dikatakan, Teleskop Hubble adalah mesin waktu yang membawa para astronom ke masa lalu, menengok bagaimana persisnya embrio galaksi 14 miliar pada tahun sebelumnya. Hubble bahkan memotret bintang- bintang yang berumur ”hanya” 600 juta tahun pasca-Dentuman Besar (Big Bang).
Harapan dan kenyataan
Ketika diluncurkan dengan pesawat ulang-alik Discovery pada 24 April 1990 dan ditempatkan di orbit pada hari berikutnya, harapan para astronom yang sedemikian tinggi sempat pupus. Soalnya citra-citra yang dikirim ternyata sangat kabur.
Ternyata, masalah berasal dari cermin utama Hubble yang berdiameter 2,4 meter. Meski hanya meleset 2,2 mikrometer, citra dari teleskop senilai 1,5 miliar dollar AS itu menjadi amat buruk. Para ilmuwan di Badan Aeronautika dan Antariksa Nasional (NASA) semakin pusing saat enam giroskop yang mengatur orientasi gerak teleskop rusak satu demi satu.
Ketika pada tahun 1993 NASA meluncurkan misi perbaikan, orang tak berharap banyak. Ternyata, pemasangan instrumen dan giroskop baru menyelamatkan Hubble. Dua tahun kemudian, Hubble mengirim gambar spektakuler: pembentukan awal galaksi seperti yang dihuni manusia sekarang, pada masa satu miliar tahun pasca-Big Bang.
Total sudah lima misi berangkat memperbaiki Hubble. Tahun 2004, NASA mengumumkan tak akan mengirim misi lagi gara- gara meledaknya pesawat ulang-alik Columbia pada tahun 2003. Namun, berkat petisi masyarakat dan para astronot, misi perbaikan terakhir meluncur pada Mei 2009.
Dinamai sesuai astronom besar AS, Edwin Powell Hubble (1899-1953) yang pada dekade 1920-an menemukan galaksi-galaksi jauh di luar Bima Sakti, teleskop legendaris ini telah berperan besar meredefinisi pengetahuan manusia tentang galaksi, lubang hitam, dan teori pembentukan planet.
Menembus batas
Bisa dikatakan, Hubble telah membantu manusia menembus keterbatasannya. Ia telah menyajikan citra obyek-obyek antariksa yang jauh sekali jaraknya dari Bumi. Seperti diketahui, jarak galaksi terjauh dalam Ilmu Astronomi ada yang mencapai 10 miliar tahun cahaya. Jika satu tahun cahaya setara dengan 9.500.000.000.000 kilometer—berarti 9,5 triliun km— sebenarnya sungguh tak terbayangkan jarak yang berhasil dipantau teleskop Hubble. Sebagai perbandingan, Bulan sebagai benda langit terdekat dengan Bumi, jaraknya adalah 385.000 kilometer.
Teleskop ini bisa menyajikan citra yang sedemikian jernih karena radiasi elektromagnetik yang ditangkapnya tidak terhalangi atmosfer Bumi. Hubble mengorbit pada ketinggian 569 kilometer dari permukaan Bumi. Dengan laju 28.000 km per jam, Hubble mampu mengelilingi Bumi dalam 97 menit.
Energi Hubble berasal dari dua panel surya yang dapat menyediakan daya 2.800 watt. Daya ini yang dibutuhkan teleskop berbobot kurang lebih satu ton dan seukuran bus, setiap kali mengorbit.
Jangkauannya yang luar biasa membuat ilmuwan berlomba mendapat kesempatan mengamati semesta dengan teleskop Hubble. Tidaklah mengherankan bila jumlah proposal pengamatan yang diterima tujuh kali lebih banyak daripada yang dapat diakomodasi Institut Pengetahuan Teleskop Antariksa (STScl) di Baltimore, Maryland, tempat observasi Hubble dikendalikan.
Kejutan berikutnya
Setelah dua dasawarsa mengorbit dan mempersembahkan citra-citra luar biasa, apalagi yang akan dihasilkan Hubble?
”Harapkan apa yang tidak diharapkan,” kata Malcolm Niedner, peneliti Hubble dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland.
Dalam wawancara dengan Newscientist, Niedner mengingatkan bahwa lebih dari separuh perubahan pemahaman manusia tentang semesta berasal dari obyek-obyek foto Hubble pada kawasan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Namun, dark energy (energi gelap) tampaknya bakal menjadi kejutan berikut setelah Desember 2008 Hubble mengirim citra kluster galaksi Abell 85. Berjarak 740 juta tahun cahaya dari Bumi, Abell 85 adalah obyek terbesar di semesta yang runtuh sehingga ideal untuk meneliti dark energy.
Sebelumnya, para ilmuwan memang dikejutkan oleh temuan bahwa alam semesta telah mengembang lebih cepat dari yang seharusnya. ”Tenaga pendorong laju dipercepat itulah yang kemudian disebut dark energy,” kata Premana.
Dark energy adalah penentu seberapa besar galaksi akan terbentuk dan terdistribusi. Oleh karena itu, harapan kemudian bertumpu pada kemampuan teleskop Hubble mencari galaksi-galaksi lebih jauh lagi untuk mengungkap misteri dark energy ini.
Mungkinkan teleskop Hubble menemukan jawabnya? Waktu yang akan menentukan.


Sumber : sains.kompas.com
 
Bls: Menjelajah waktu bersama Hubble

teleskop hubble sangat bermanfaat sekali

kapan indonesia punya teleskop seperti hubble

jangan uang negara di korupsi saja

padahal indonesia mampu membuat teleskop hubble
 
Bls: Menjelajah waktu bersama Hubble

Tak ada yang pernah menduga, kehadiran teleskop Hubble telah menjawab pertanyaan manusia yang paling mendasar tentang pembentukan alam semesta, tata surya, Bumi, dan terutama asal usul manusia. ”Kuncinya ada pada temuan bahwa bintang-bintang yang baru lahir mengandung elemen kimia yang sama dengan penyusun tubuh manusia,” kata John Grunsfeld, mantan astronot yang tiga kali ikut misi perbaikan teleskop Hubble, seperti dikutip CNN.

Maksudnya apa nih, mbah?

Elemen kimia spt karbon, besi, fosfor dll itu, ya, mbah?
 
Bls: Menjelajah waktu bersama Hubble

Tubuh manusia terutama tersusun oleh empat unsur atau elemen utama, yaitu hidrogen (H), oksigen (O), karbon (C), dan nitrogen (N). Kombinasi dari unsur-unsur kimia itulah yang menentukan atau membentuk berbagai komponen tubuh manusia.

Komponen penyusun tubuh manusia adalah:

1. Air (H2O), sebanyak 98-99%.
2. Lemak atau Lipid, dominan tersusun oleh H dan C.
3. Protein, merupakan senyawa yang tersusun oleh C, H, O, N, S dan unsur-unsur lain.
4. Karbohidrat, pemberi energi bagi sel, tersusun oleh C, H dan O.
5. Nucleic Acid adalah penyimpan, penyalur dan pengekspresi informasi genetik. Nucleic acid tersusun oleh sub-unit yang disebut nucleotide yang mengandung satu group fosfat, satu gula dan satu ring atau rantai karbon dan atom nitrogen.

Mungkin kesamaannya dengan bintang-bintang yang baru lahir itu karena mengandung elemen kimia yang hampir sama dengan unsur kimia diatas.
 
Bls: Menjelajah waktu bersama Hubble

Tubuh manusia terutama tersusun oleh empat unsur atau elemen utama, yaitu hidrogen (H), oksigen (O), karbon (C), dan nitrogen (N). Kombinasi dari unsur-unsur kimia itulah yang menentukan atau membentuk berbagai komponen tubuh manusia.

Komponen penyusun tubuh manusia adalah:

1. Air (H2O), sebanyak 98-99%.
2. Lemak atau Lipid, dominan tersusun oleh H dan C.
3. Protein, merupakan senyawa yang tersusun oleh C, H, O, N, S dan unsur-unsur lain.
4. Karbohidrat, pemberi energi bagi sel, tersusun oleh C, H dan O.
5. Nucleic Acid adalah penyimpan, penyalur dan pengekspresi informasi genetik. Nucleic acid tersusun oleh sub-unit yang disebut nucleotide yang mengandung satu group fosfat, satu gula dan satu ring atau rantai karbon dan atom nitrogen.

Mungkin kesamaannya dengan bintang-bintang yang baru lahir itu karena mengandung elemen kimia yang hampir sama dengan unsur kimia diatas.

Oh, aku ngerti sedikit sekarang :D
 
Bls: Menjelajah waktu bersama Hubble

nih ada beberapa koleksi dari hubble yang saya suka:
26124_1351734242732_1512671371_1230493_3187690_n.jpg


AMPAS BINTANG

========================================

26124_1351734282733_1512671371_1230494_1890661_n.jpg


GALAKSI ANDROMEDA

=======================================================

26124_1351734322734_1512671371_1230495_8342357_n.jpg


OBJEK HOAG

=======================================================

26124_1351734362735_1512671371_1230496_5907138_n.jpg


LEDAKAN BINTANG (SUPERNOVA)

=======================================================


 
Bls: Menjelajah waktu bersama Hubble

Ampas bintang menimbulkan imej yang perlu dipertanyakan den. Mohon pengembangan topiknya dong. tengkyu ya
 
Bls: Menjelajah waktu bersama Hubble

adddduhh. . .sayangnya gw gak nemuin bahasa inggris yang mendekati ampas. . .tuh foto dapetnya dari google earth :D
 
Bls: Menjelajah waktu bersama Hubble

gw lupa copas penjelasan dari gugel earth. . .duh. mana kordinatnya gak gw catet. . .kalau gak salah disusunan rasi selatan, deket sama supernova itu. . .
 
Back
Top