Administrator
Administrator
Lowongan jadi Menkeu engga diperebutkan secara terbuka? Kalau lowongan jadi Bupati atau walikota orang berani mengeluarkan dana kampanye karena "balik modalnya" berlipatganda. Untuk menempati posisi menkeu apakah mesti dipilih pak Presiden atau memang pada malu-malu kucing? 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera mencari nama untuk menggantikan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Sebab, posisi Menteri Keuangan sangat strategis sehingga tidak boleh dibiarkan kosong.
"Mulai minggu ini Presiden SBY sudah menimbang nama-nama yang memenuhi syarat," ujar juru bicara kepresidenan Julian Aldrin Pasha, Kamis (6/5).
Julian tidak bersedia menyebutkan cara Presiden SBY menyeleksi nama-nama pengganti Mulyani apakah melalui semacam fit and proper test atau dengan cara lain.
Yang pasti, sebagaiama diakui Julian, Presiden akan memilih dari sejumlah nama yang ada.
Seperti diberitakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani diangkat menjadi Managing Director World Bank, dan per 1 Juni 2010 sudah harus melaksanakan tugas barunya.
Jadi, pada 1 Juni sudah harus ada pengganti atau pejabat yang melaksanakan tugas sebagai Menkeu.
Setelah izin dari presiden turun, Sri Mulyani kemarin langsung menjadi buruan wartawan lagi. Torehan prestasinya pun kembali banyak diungkap oleh pengamat maupun kawan pendukungnya.
Bagaimana tanggapan Sri Mulyani sendiri tentang pekerjaannya? Sri Mulyani menilai pekerjaan di Kemenkeu adalah pekerjaan yang dekat dengan fitnah. Pasalnya, di sinilah sentral pengelolaan uang negara.
“Urusan duit itu dekat dengan fitnah. Makanya orang bilang, godaan adalah uang. Uang itu bagian godaan yang harus bisa diatasi,” terang Sri Mulyani pada acara Peluncuran Layanan Unggulan di Kanwil Ditjen Pemberdaharaan, Jalan Otista, Jakarta Timur, Kamis (6/5)
Namun, Sri Mulyani tetap yakin, kalau jajaran pegawai Kemenkeu sudah bekerja dengan baik sesuai dengan SOP, maka tidak akan terseret kasus. Hal ini juga terjadi pada dirinya.
“Harus dilindungi. Jangan berikan suasana pada anak buah menjadi kecil hati. Karena takut intimidasi, dikorbankan oleh pihak lainnya. Pimpinan harus peka terhadap itu, agar anak buah bisa bekerja dengan baik,” tandasnya.
Sumber : harianbangsa
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera mencari nama untuk menggantikan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Sebab, posisi Menteri Keuangan sangat strategis sehingga tidak boleh dibiarkan kosong.
"Mulai minggu ini Presiden SBY sudah menimbang nama-nama yang memenuhi syarat," ujar juru bicara kepresidenan Julian Aldrin Pasha, Kamis (6/5).
Julian tidak bersedia menyebutkan cara Presiden SBY menyeleksi nama-nama pengganti Mulyani apakah melalui semacam fit and proper test atau dengan cara lain.
Yang pasti, sebagaiama diakui Julian, Presiden akan memilih dari sejumlah nama yang ada.
Seperti diberitakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani diangkat menjadi Managing Director World Bank, dan per 1 Juni 2010 sudah harus melaksanakan tugas barunya.
Jadi, pada 1 Juni sudah harus ada pengganti atau pejabat yang melaksanakan tugas sebagai Menkeu.
Setelah izin dari presiden turun, Sri Mulyani kemarin langsung menjadi buruan wartawan lagi. Torehan prestasinya pun kembali banyak diungkap oleh pengamat maupun kawan pendukungnya.
Bagaimana tanggapan Sri Mulyani sendiri tentang pekerjaannya? Sri Mulyani menilai pekerjaan di Kemenkeu adalah pekerjaan yang dekat dengan fitnah. Pasalnya, di sinilah sentral pengelolaan uang negara.
“Urusan duit itu dekat dengan fitnah. Makanya orang bilang, godaan adalah uang. Uang itu bagian godaan yang harus bisa diatasi,” terang Sri Mulyani pada acara Peluncuran Layanan Unggulan di Kanwil Ditjen Pemberdaharaan, Jalan Otista, Jakarta Timur, Kamis (6/5)
Namun, Sri Mulyani tetap yakin, kalau jajaran pegawai Kemenkeu sudah bekerja dengan baik sesuai dengan SOP, maka tidak akan terseret kasus. Hal ini juga terjadi pada dirinya.
“Harus dilindungi. Jangan berikan suasana pada anak buah menjadi kecil hati. Karena takut intimidasi, dikorbankan oleh pihak lainnya. Pimpinan harus peka terhadap itu, agar anak buah bisa bekerja dengan baik,” tandasnya.
Sumber : harianbangsa
