Mencari Kembaran Bumi

gupy15

Mod
Mencari Kembaran Bumi

Corot merupakan wahana antariksa pertama yang mampu mendeteksi sebuah planet berbatu sekalipun yang ukurannya hanya beberapa kali lebih besar dari bumi.

Bumi harus berkoloni. Demikian pesan penting yang disampaikan oleh fisikawan Stephen Hawking pekan lalu. Pesan Hawking ini tampaknya bakal diwujudkan dalam waktu dekat. Sebuah program raksasa siap meluncurkan satelit bernama Corot. Tak tanggung-tanggung, misi yang diemban adalah untuk menyingkap misteri seputar keberadaan planet yang mirip bumi di jagad raya ini.

Bertahun-tahun, para ahli astronomi terus menganalisis beragam temuan hanya untuk menyingkap asal usul alam semesta, termasuk adanya kehidupan lain di luar bumi. Sejumlah wahana tanpa awak pun telah diluncurkan ke angkasa untuk mencari jawab, dan Corot diharapkan bisa memberikan hasil yang lebih maju. Program ini dipunggawai oleh Cnes, badan antariksa Prancis. Corot rencananya bakal diluncurkan antara tanggal 26-27 Desember mendatang dengan menggunakan roket Soyuz 2-1B buatan Rusia dari Baikonur.

Para perancangnya mengklaim bahwa Corot merupakan wahana antariksa pertama yang mampu mendeteksi sebuah planet berbatu sekalipun yang ukurannya hanya beberapa kali lebih besar dari bumi. Selain itu, satelit tersebut juga mampu menjaring informasi dari bintang-bintang yang ada, menganalisa massa-nya, serta komposisi kimia.

Thien Lam Trong, Corot Project Manager dari Cnes, mengatakan, manusia telah membicarakan tentang dunia lain di luar bumi sejak awal hadirnya astronomi. ''Dan, Corot akan membantu kita memahami apakah planet yang mirip dengan bumi hanyalah impian atau kenyataan,'' paparnya.

Rencananya, satelit Corot yang berbobot 650 kg, akan diorbitkan pada ketinggian 827 km (514 mil) di atas bumi. Corot diperlengkapi dengan teleskop 27 cm dan empat buah kamera charge couple device (CCD), yang amat sensitif terhadap sedikit saja perubahan cahaya dari bintang-bintang.

Ada dua tujuan utama dari misi ini. Seperti diuraikan oleh Ian Roxburgh, profesor astronomi dari Universitas London, salah satu tujuannya adalah memonitor 60 ribu bintang dan menemukan beberapa planet yang menjadi orbitnya. ''Begitu planet itu bergerak di antara kita, satelit peneliti dan bintang, maka akan menghambat sinar cahaya. Ini yang kita namakan transit, seperti pula terjadi pada Venus,'' urai Roxburgh yang juga peneliti ahli European Space Agency (ESA), partner dari program Corot kepada bbcnews.

Dengan begitu, nantinya peneliti bisa menganalisis cahaya yang timbul dari bintang. Dan dari situ nantinya akan dideteksi apakah planet tadi berada dalam orbitnya.

Selama kurun waktu 2,5 tahun, satelit Corot akan memfokuskan pengamatannya pada lima hingga enam area di angkasa, durasi waktu masing-masing adalah sekitar 150 hari. Setiap 512 detik, diharapkan bisa diterima informasi dari sekitar 10 ribu cahaya bintang oleh kamera pada satelit tersebut. Hasil analisis cahaya ini, pada akhirnya akan dapat diketahui beragam jenis dan tipe dari planet, mulai dari planet gas ukuran besar hingga planet batuan yang kecil. Tetapi, planet-planet kecil inilah yang nantinya akan merupakan fokus perhatian dari para peneliti.

''Kalau planet yang besar, bisa kita temukan dari bumi dengan menggunakan berbagai teknik penelusuran. Tetapi, kita tidak bisa mencari begitu saja planet-planet kecil ini,'' ungkap profesor Roxburgh.

Corot nantinya diarahkan untuk menemukan planet-planet kecil tersebut."Kita harapkan bisa menemukan planet yang ukurannya dua kali lebih besar dari bumi," katanya menambahkan. Para ahli menginginkan mereka menemukan setidaknya 10 planet hingga 40 planet kecil dan 10 planet gas ukuran besar di tiap bintang yang diobservasi.

Selanjutnya, data yang terkumpul akan dikombinasikan dengan data yang diperoleh dari misi antariksa milik Kanada, MOST, yang dilengkapi dengan memakai lensa teleskop berukuran 15 cm. Corot akan mengamati sejumlah gugusan bintang yang telah terseleksi. Hal ini dinilai sangat penting untuk menentukan masing-masing jenis bintang, terutama dalam rangka memahami asal usul alam semesta.

Berdasarkan data dari misi ini, khususnya menyangkut temuan adanya planet kembaran bumi, akan sangat berpengaruh pada program penelitian ruang angkasa di masa mendatang. Dalam rangka itu pula, pada dekade kedua abad ini, ESA telah merencanakan untuk meluncurkan misi 'Darwin'. Misi ini adalah sebuah armada terdiri dari empat hingga lima pesawat ruang angkasa dengan misi mencari planet kembaran bumi di gugusan bintang terdekat serta menganalisis struktur atmosfirnya untuk mencari tanda-tanda adanya kehidupan.

Misi yang sama juga sudah direncanakan oleh badan ruang angkasa Amerika (NASA). Mereka sudah mencanangkan program bertajuk Terrestrial Planet Finder (TPF) yang bertujuan mencari planet kembaran bumi pula. ''Corot adalah pioner dari penjelajahan planet yang pernah kita bayangkan. Dia akan mampu memberikan pengetahuan pada kita tentang ragam dan karakteristik planet yang berguna dalam upaya mencari kemungkinan kehidupan lain di luar bumi,'' ungkap profesor Roxburgh.

Ikhtisar:
- Misi satelit Corot adalah memonitor 60 ribu bintang dan menemukan beberapa planet yang menjadi orbitnya.
- Corot bakal diluncurkan antara tanggal 26-27 Desember 2006 dengan menggunakan roket Soyuz 2-1B buatan Rusia dari Baikonur.
(yus )
 
Back
Top