Mengatasi Insomnia (Susah Tidur)

uRaN

New member
Mengatasi Insomnia (Susah Tidur)

strees.jpg


Sulit tidur atau insomnia dialami oleh banyak orang dan merupakan salah satu kondisi medik yang sering ditemui. Menurut laporan dan departemen kesehatan Amerika, diperkirakan ada 64 juta warganya mengalami insomnia tiap tahunnya. “Gangguan tidur yang satu ini ternyata sering tidak terdiagnosis sehingga tidak diterapi”, kata Dr. Nurmiati Amir, SpKJ(K), dari Departemen Ilmu Psikiatri FKUI-RSCM.

Alasannya karena pasien umumnya tidak menyampaikan keluhan sulit tidur kepada dokter, dan dokter pun jarang menanyakan hal tersebut pada pasien.”Padahal insomnia tidak bisa dianggap enteng, karena dapat berkaitan dengan berbagai enyakit dan merupakan beban kesehatan masyarakat,”tamba hnya.

Tidak Hanya Sulit Tidur
Insomnia ternyata tidak sebatas sulit untuk jatuh tertidur. “Tidur tidak bisa lama,tidur hanya sebentar kemudian terbangun (dan sulit kembali tidur), bangun tidur lebih cepat dan badan terasa kurang segar, tidur tidak lelap, itu juga dikatakan insomnia,” ujar Dr. Nurmiati. Akibatnya, pagi hari badan terasa lelah dan mengantuk sehingga produktivitas menurun. Jika tidak diatasi, maka keadaan tersebut dapat mempengaruhi sistem organ yang lain seperti kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah), misalnya tekanan darah tinggi.

Jenis insomnia bermacam-macam, biasanya dibedakan berdasarkan lama keluhan berlangsung. Ada yang disebut insomnia akut, insomnia transien, insomnia sementara, dan insomnia kronik.

Penderita insomnia akut mengalami tidur yang kurang lelap selama 3 rninggu sampai 6 bulan. Insomnia transien terjadi beberapa hari sampai beberapa minggu, dan dapat disebabkan oleh penyakit lain, perubahan lingkungan, atau stres.

Insomnia kronik, lanjut Dr. Nurmiati, paling sulit untuk diatasi, karena lebih kompleks dan berlangsung lebih lama (lebih dari 4 minggu) sampai bertahun-tahun. Insomnia ini dapat merupakan gejala dari penyakit lain atau diagnosis tersendiri.

Penyebab
Banyak hal yang dapat menyebabkan keluhan insomnia. Selain faktor stres, penyebab lain adalah obat-obatan, gangguan irama sirkadian,serta penyakit tertentu (contoh: asma, inkontinensia unin/tidak bisa menahan kencing pada dewasa).

Obat-obatan yang dikaitkan dengan insomnia adalah jenis obat psikoaktif yang bersifat stimulan (merangsang), efedrin , amfetamin, antibiotik seperti golongan fluoroquinolon, teofilin, dan kafein.

Gangguan irama sirkadian biasanya disebabkan oleh perubahan jam kerja, dari pagi menjadi malam misalnya, atau karena jet lag. Jet lag (disinkronosis) biasanya dialami orang yang berpergian ke negara dengan zona waktu yang berbeda, umumnya perjalanan dan timur ke barat.

Untuk insomnia kronik lebih kompleks, karena dapat disebabkan oleh gangguan hormon,kelainan sinyal otak,dan gangguan psikiatnik (kejiwaan). Menurut Dr. Nurmiati, hormon yang mungkin terlibat dalam insomnia adalah peningkatan kortisol (hormon stres), kekurangan hormon pertumbuhan,dan kekurangan melatonin. Gangguan psikiatrik yang menjadi penyebab adalah kecernasan, depresi, dan penyalahgunaan zat seperti alkohol.

Kondisi higiene tidur yang kurang baik juga dapat menyebabkan insomnia. Higiene tidur misalnya tidur di ranjang atau tempat yang kurang nyaman, kebiasaan tidur yang kurang baik, misalnya minum kopi sebelum tidur,dan lain-lain.

Insomnia dan Depresi
Insomnia dapat menjadi salah satu pertanda depresi dan sebaliknya insomnia dapat juga menyebabkan depresi. Depresi merupakan salah satu gangguan psikiatrik yang ditandai oleh suasana perasaan (mood) yang depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, serta berkurangnya energi yang terlihat dan mudah lelah serta berkurangnya aktivitas. Banyak orang yang menderita depresi ringan tidak menyadari kalau dirinya depresi, hanya mengeluhkan sulit tidur atau kadang terlalu sering tidur.

“Insomnia juga dapat berkontribusi pada munculnya depresi,”kata Dr. Nurmiati. Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 1000 mahasiswa kedokteran, membandingkan mahasiswa yang insomnia dan yang tidak.”Setelah diikuti selama sekitar 34 tahun, kelompok mahasiswa yang sering insomnia menunjukkan kecenderungan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang selalu tidur lelap,”tandas Dr. Nurmiati.

Mungkin saja insomnia berujung depresi. Tidak bisa tidur saat malam hari memang sangat tidak mengenakkan. Di saat orang lain bisa terlelap dan masuk ke alam mimpi, penderita insomnia seringkali terjaga dan mencoba tidur tanpa bisa melakukan apa-apa. Belum lagi efek insomnia pada hari berikutnya seperti mengantuk. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup dan berpotensi menimbulkan stresor (penyebab stres) baru. Misalnya karena sering mengantuk, maka si insomnia harus kehilangan pekerjaan atau bahkan mengalami kecelakaan kerja yang mengakibatkan kecacatan fisik.

Mempengaruhi dan Dipengaruhi Organ Tubuh Lain
Insomnia juga dapat berdampak terhadap organ tubuh yang lain. “Peningkatan hormon stres pada insomnia bisa mempengaruhi sistem kardiovaskuler, sehingga mungkin terjadi hipertensi (tekanan darah tinggi), atau kelainan jantung,” ujar Dr. Nurmiati. Selain itu, juga dapat mengakibatkan resistensi insulin yang menyebabkan penyakit kencing manis (diabetes mellitus). Insomnia berpotensi menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Selain memberi dampak, insomnia kadang juga merupakan dampak dari gangguan organ lain. Hipertiroidisme (kelebihan aktivitas kelenjar tiroid) atau lesi (kelainan) otak akibat trauma atau kelainan neurologis lain, dapat menimbulkan insomnia sebagai salah satu gejala.
Merigatasi nsomnia

Menyembuhkan insomnia susah-susah gampang. Banyak - penderitanya mengambil jalan pintas dengan menenggak obat tidur. ”Padahal obat tidur adalah pilihan terakhir,” ujar Dr. Nurmiati.

Memang, karena efeknya langsung terlihat, kebanyakan orang tidak mau repot menjalani terapi nonfanmakologik (tanpa obat) sebelumnya. Padahal yang terpenting harus dilakukan pertama kali setelah terdiagnosis insomnia, adalah mengetahui penyebab. Langkah selanjutnya adalah melakukan tenapi berdasarkan penyebab tersebut..

Jika penyebabnya penyakitfisik, maka diatasi gangguan tersebut.
Kalau penyebabnya adalah stres, maka terapi psikiatnik (psikotenapi) hendaknya dilaksanakan terlebih dahulu. Stres penyebab insomnia harus diidentifikasi dan ditanggulangi. Higiene tidur, lanjut Nurmiati, juga sepatutnya diperbaiki, misalnya dengan meditasi atau yoga. Strategi non-farmakologik (tanpa obat) ini efeknya bertahan lebih lama dibandingkan terapi farmakologik (dengan obat).

Apabila psikotérapi atau terapi nonfarmakologik lainnya tidak mempan, dokter dapat menggunakan bantuan obat tidur. Pilihan obat tidur pun tidak sembarangan, karena disesuaikan dengan keadaan pasien. Penggunaannya juga wajib diawasi oleh dokter,sebab kebanyakan obat tidur berpotensi tinggi terutama golongan benzodiazepin mengakibatkan ketergantungan, terlebih jika dikonsumsi dalam waktu yang lama. Saat ini,penggunaan obat tidur yang direkomendasikan paling lama selama 2 minggu, dan penghentiannya dilakukan secara bertahap, untuk menghindari rebound effect dan obat tidur tersebut.

Kini telah dikembangkan obat insomnia baru yang tidak menyebabkan ketergantungan. Obat baru tersebut bersifat agonis (selaras) dengan melatonin, si hormon tidur, dan bekerja khusus di reseptor melatonin. Obat agonis melatonin seperti ramelteon tidak merangsang pusat senang di otak, sehingga tidak membuat ketergantungan seperti kebanyakan obat tidur lain. Efisiensinya juga lebih baik serta membuat waktu tidur lebih efektif. Beberapa kasus, menurut Dr. Nurmiati, terapi nonfarmakologik seperti terapi perilaku dan kognitifakan lebih baik jika dikombinasikan dengan obat. (DK)
 
Tips Mengobati Penyakit Radang usus

"CARA MENGOBATI RADANG USUS DENGAN JELLY GAMAT"

Jelly Gamat Gold-G merupakan satu-satunya Obat Alami Radang Usus Tanpa EFEK SAMPING yang dapat mengatasi serta mengobati penyakit Radang Usus , aman digunakan anak , ibu hamil dan ibu menyusui karna terbuat dari bahan alami spesies hewan laut yang bernama Ekstra Tripang. Di dalam Jelly Gamat gold-G terdapat kandungan yang sangat lengkap, diantaranya seperti gamapeptide, kolagen, antiseptik alamiah, DHA & EPA, omega 3,, 6 dan omega 9, protein, mukopolisakarida, glukosaminoglikan (GAGs), vitamin dan mineral, asam amino dan kandungan lainnya yang mampu mengatasi radang usus anda secara menyeluruh.

cara pemesanan :

JGA : Jumlah Pesanan : Nama : Alamat Pengiriman: No.Hp/Telpon
kirim ke: 0812.2442.9800
Contoh untuk pemesanan 3 botol
JGA: 3 botol : ArhadiSN: Jln AU.wiradinata .kp.cintapada kec.cibeureum. kab.Tasikmalaya: 081223552xxx

info lebih lanjut silahkan klik : http://radangusus17.blogspot.com/
 
Back
Top