Hamzah bin Abdul Muthalib (Singa Allah dan Rasul-Nya)

Redbastard

New member
Pada tahun tiga hijriah, tepatnya di pertengahan bulan syawal, berkecamuklah perang Uhud, antara kaum muslim yang dipimpin oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam dengan kaum kuffar Mekkah. Dalam peperangan menegakkan kalimatulhaq ini, banyak dari kalangan shahabat Nabi Shalallahu alaihi wa salam yang mendapatkan anugerah Syahaadah.

Menurut perhitungan ulama sirah, Ibnu Ishaq rahimahullah, tercatat 65 shahabat Rasulullah yang menemui syahid. Peperangan ini disulut oleh kaum musyrikin Mekkah yang ingin menuntaskan dendam kekalahan mereka atas kaum muslimin di perang Badr yang terjadi pada tahun sebelumnya. Adapun pada perang Uhud ini Allah Ta'ala menakdirkan kekalahan bagi kaum muslimin, setelah sebelumnya kemenangan sudah di depan mata.

Hamzah bin Abdul Muthalib


Siapakah beliau ini? Lengkapnya, ia bernama Hamzah Abu 'Amaarah bin 'abdul Muthalib bin Hasyim bin 'abdi Manaaf al Quraisy al Haasyimi, Ibunya bernama Halah binti Wuhaib bin abdu manaf bin Zuhrah. Beliau merupakan paman Nabi Shalallahu alaihi wa salam, sekaligus saudara sepersusuan, serta kerabat dekatnya dari jalur ibu. Dilahirkan dua tahun sebelum Nabi Shalallahu alaihi wa salam. Memeluk Islam pada tahun ke-delapan dari kenabian atau pada tahun ke-enam kenabian setelah nabi memasuki Darul Arqaam, berdasarkan riwayat lain.

Terkenal dengan sebutan Asadullah (singa Allah) dan Sayyidusy-Syuhadaa' (penghulu para syuhada'). Di perang badar beliau berhasil menghempaskan beberapa tokoh musyrikin. Seperti Syaibah bin Rabi'ah, Thu'aimah bin Adi dan 'Utbah bin Rabi'ah. Begitu pula pada perang Uhud. Beliau berhasil menewaskan 30 orang lebih. Sebelum akhirnya gugur di tangan Wahsyi, budak milik Jubair bin Muth'im.


Hamzah memiliki fisik yang kuat. Ia pun terkenal sebagai penunggang kuda yang cekatan, ahli pedang, dan bela diri di seantero Makkah. Hamzah merupakan manusia padang pasir yang lebih suka menyendiri. Ia juga dikenal sebagai seorang pemburu rusa yang mumpuni.

Pada salah satu kisah perburuan rusa, Hamzah dikejutkan dengan suatu keributan. Ternyata, seekor singa telah memasuki kemahnya. Setelah menurunkan rusa yang baru saja di burunya, ia kemudian menghadapi singa itu seorang diri. Berbekal keahliannya, akhirnya, ia berhasil mengakhiri keganasan binatang buas tersebut.

Lalu ia pun menguliti singa tersebut, dan melemparkan kulitnya ke atas pelana kudanya. Orang-orang Makkah melihat kulit singa di pelana kuda Hamzah mafhum dengan keberanian dan kepiawaian Hamzah. Kegagahannya itu, membuat lawan-lawannya merasa gentar meski hanya mendengar namanya.

Bahkan ia berani melabrak petinggi Quraiys semacam Abu Jahal. Penyebabnya, Abu Jahal telah memperlakukan keponakannya, Muhammad, secara tak hormat.

Pada suatu hari, Abu Jahal berjalan melewati Rasulullah Muhammad ketika ia berada di Safa. Pada saat bertemu muka, ia pun mulai mencaci, memaki dan melampiaskan amarahnya kepada rasul. Meski demikian, Muhammad tidak menanggapi semua perilaku Abu Jahal.

Usai menumpahkan segala amarahnya, Abu Jahal bergegas bergabung dalam pertemuan petinggi Quraiys. Tanpa sepengetahuannya, tindakan Abu Jahal diketahui oleh seorang wanita, budak Jud'an bin Amir. Tak lama berselang terlihat Hamzah memasuki Makkah dengan busur di bahunya, usai berburu.

Rekan Abu Jahal melihat itu langsung bergegas untuk mengingatkan Abu Jahal bahwa Hamzah telah datang dari berburu dan khawatir akan mendengar perlakuan Abu Jahal terhadap keponakannya.

Menjadi kebiasaan Hamzah, setelah berburu ia pergi ke Baitullah untuk berthawaf, sebelum ia kembali ke keluarganya. Setelah melihat Hamzah, budak wanita Jud'an bin Amir menghampirinya dan mengisahkan apa yang dilakukan Abu Jahal kepada Rasulullah SAW.

Amarah menjalar ke seluruh tubuhnya setelah mendengarkan kisah wanita itu. Bergegas ia mencari Abu Jahal. Ia telah menetapkan niat untuk menghajar dan memberi pelajaran kepada Abu Jahal. Di Masjid yang tak jauh dari Ka'bah, ia melihat Abu Jahal.

Sesampainya di hadapan Abu Jahal, langsung saja Hamzah memukulkan busurnya ke kepala Abu Jahal. Darah segar pun mengucur. Tak hanya itu, ia pun memukul tubuh lawannya hingga babak belur dan tersungkur. Hamzah tetap berdiri gagah di hadapan petinggi Quraiys itu.

Di hadapan mereka ia menyatakan bahwa ia berada di pihak Muhammad. Hamzah pun kemudian memberikan kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Pada saat Abu Jahal tersungkur, orang-orang dari suku Makhzumah ingin menolongnya. Namun dicegah Hamzah, mereka pun kembali duduk.

Para petinggi Quraiys saling pandang. Semula mereka akan menentang Hamzah atas perlakuannya terhadap Abu Jahal. Namun mereka pun rupanya takut dan akhirnya kembali duduk di masjid. Beberapa saat kemudian ia menendang debu ke arah muka para petinggi Quraiys itu, dan meninggalkan tempat itu.

Pembelaan dan pernyataan Hamzah, telah menyadarkan kafir Quraiys bahwa Hamzah yang gagah berani akan selalu membela Muhammad. Tak heran jika kemudian mereka mulai menimbang akibat ketika akan mengganggu nabi yang mulia itu. Abu Sufyan menyatakan bahwa Muhammad telah mendapatkan teman yang kuat dan sangat disegani.

Allah memperkuat agamanya dengan masuknya Hamzah ke dalam Islam. Ia berdiri tegar dan siap membela rasul. Sejak memeluk Islam ia mencurahkan segenap tenaga dan pikirannya untuk kemajuan Islam. Sehingga Rasulullah SAW memberinya gelar Asad Allah wa Asad Rasulih (Singa Allah dan Rasulnya).


Pada saat pasukan Muslim bertemu dengan pasukan Kafir Quraiys di Perang Badr, Hamzah betul-betul memperlihatkan keberanian dan kecakapan perang yang luar biasa. Banyak orang kafir Quraiys tumbang di tangannya. Bahkan ayah Hindun, seorang petinggi Quraiys mati di ujung pedangnya.

Pada Perang Badr, umat Islam mendapatkan kemenangan gemilang. Orang-orang kafir mundur dengan teratur. Tak heran jika kekalahan ini menumbuhkan dendan kesumat di dada mereka. Hamzah pun dianggap memiliki peran besar dalam kekalahan mereka.

Untuk membalas kekalahan, mereka kemudian terlibat dalam Perang Uhud. Selain nyawa Nabi yang menjadi incaran, Hamzah pun telah ditetapkan menjadi target sebagai tumbal kekalahan pasukan kafir pada Perang Badr.

Hindun yang ayahnya terbunuh oleh Hamzah menetapkan strategi. Ia memerintahkan seorang budak bernama Wahsyi yang mahir memanah, untuk membunuh Hamzah di medan perang. Dan menjanjikan kemerdekaan kepada budak tersebut.

Di dalam kitab shahihnya (Shahihul Bukhari (7/367-368), dengan ringkas), Imam bukhari menyebutkan kisah tentang kesyahidan Hamzah radhiallahu anhu secara rinci, sebagaimana yang diriwayatkan oleh sang pembunuhnya sendiri, yang akhirnya masuk Islam.

Wahsyi bertutur :
Sesungguhnya Hamzah telah membunuh Thu'aimah bin 'adi bin al Khiyar (paman Jubair bin Muth'im) di perang Badr. Majikanku, Jubair bin Muth'im, menawariku :"Jika engkau sanggup membunuh Hamzah, maka engkau merdeka".

Wahsyi melanjutkan kisahnya :
Tatkala orang-orang bergerak pada tahun 'Inin (peristiwa perang Uhud, penamaan 'Inin didasarkan pada sebuah bukit di samping gunung Uhud yang dibatasi dengan sebuah lembah), aku pergi bersama mereka untuk berperang. Ketika mereka telah berbaris rapi, siap memulai peperangan majulah Siba' (dari barisan kaum musyrikin, pent), seraya sesumbar menyerukan tantangan,"Adakah yang ingin beradu tanding denganku?"

Maka keluarlah Hamzah dan menyahut, "Wahai Siba', anak wanita pemotong kelentit! apakah engkau bersikeras menentang Allah dan RasulNya?". Dengan gesit Hamzah berhasil menghabisinya. (sementara) Aku bersembunyi mengintai Hamzah di balik batu besar. Begitu jangkauan mata tombakku berada pada posisi yang tepat, maka aku lemparkan ke arah perutnya bagian bawah hingga tembus melalui kedua pangkal pahanya. Itulah saat kematiannya.

(pasca keislamanku) Ketika Nabi Shalallahu alaihi wa salam telah wafat, dan kemudian muncul Musailamah al kadzzab, Wahsyi berkata :"aku akan pergi mencarinya, semoga aku bisa membunuhnya sebagai tebusanku atas Hamzah". Dan ia pun pergi ikut mencari musailamah bersama kaum muslimin lainnya.

Tatkala menemukan Musailamah, maka aku lemparkan tombakku tepat mengenai dada Musailamah hingga tembus diantara dua pundaknya. Bersamaan dengan itu seorang Anshar ikut memukulkan pedangnya di kepala Musailamah".

(kembali ke kisah Hamzah di perang Uhud-pen)
Ketika itu, jasad Hamzah radhiallahu anhu sudah dalam keadaan tercincang. Hindun binti 'Utbah telah membelah perutnya, lalu mengeluarkan hatinya dan mengunyahnya, dan memuntahkannya kembali.

Ibnu 'abdil Barr rahimahullah meriwayatkan, "Sesungguhnya Nabi Shalallahu alaihi wa salam berdiri di hadapan Hamzah yagng telah syahid. Beliau Shalallahu alaihi wa salam menitikkan air mata. dan ketika melihatnya menjadi korban kebiadaban, beliau Shalallahu alaihi wa salam menarik napasnya. Tidak ada yang lebih menyakitkan hati beliau Shalallahu alaihi wa salam daripadanya. Lalu beliau Shalallahu alaihi wa salam melanjutkan ucapannya :"semoga Allah merahmatimu, wahai paman. Padahal dulu engkau orang yang menyambung tali silaturahim dan banyak melakukan kebajikan".

Hamzah radhiallahu anhu, sang singa Allah ini dikuburkan bersama 'Abdullah bin Jahsy, dalam satu liang lahat.


sumber : sahabatrasul.blogspot.com & rumahhibban.multiply.com
 
Bls: Hamzah bin Abdul Muthalib (Singa Allah dan Rasul-Nya)

proses keislaman hamzah memang tak terduga, "hanya" gara2 abu jahal menghina keponakan kesayangannya dan hidayah pun datang ....subhanallah ...
 
Bls: Hamzah bin Abdul Muthalib (Singa Allah dan Rasul-Nya)

akhirnya thanks saudaraku, kisah ini kembali aku baca....! semoga engkau mendapatkan kebahagiaan...dan selalu dalam rahmat Allah.
 
Back
Top