Pertolongan Awal Kegawatdaruratan narkotika

Megha

New member
Pertolongan Awal Kegawatdaruratan narkotika

narkoba2.jpg

Dari hasil wawancara Dr.MIRANDA RACHELLINA


Narkotika, barang terlarang pembawa kenikmatan yang tidak kunjung meredup
popularitasnya. Menurut Dr. Rinaldi Nizar, SpAnK dari Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI-RSCM, data BNN (Badan Narkotika Nasional) pada tahun 2006- 2007 menunjukkan ada sekitar 15.000 kematian pecandu narkoba dalam setahun. Itu berarti ada sekitar 40 orang meninggal tiap harinya. Salah satu penyebab kematian tersebut adalah situasi kegawatdaruratan yang muncul akibat penggunaan narkoba, terutama narkotika.

Termasuk di dalam narkotika adalah golongan opium seperti morfin dan heroin. Opium berasal dari getah kuntum bunga poppy yang dapat menghilangkan nyeri. Awalnya dibawa ke Eropa oleh pedagang dari daerah Persia dan sekitarnya. Karena efek penghilang sakitnya, sempat disebut—sebut sebagai joy plant.

Penelitian pada awal abad ke-20 menunjukkan kalau di dalam opium ada zat aktif yang dikenal dengan morfin. ”MorfIn berasal dan kata Morpheus, nama dewa Yunani yang dikenal sebagai dewa mimpi," jelas Dr. Rinaldi. Bangsa Eropa kemudian mengembangkannya lebih lanjut sehingga terciptalah heroin. Heroin dari kata hero yang artinya pahlawan, karena dapat menghilangkan nyeri dengan segera dari penelitian saat itu mengungkapkan orang yang menggunakan heroin merasa seperti pahlawan (heroisch, dalam bahasa Jerman). Heroin memang bekerja lebih cepat di otak, karena daya tembus lemaknya lebih tinggi dibanding yang lain.

Narkoba memang sangat berpotensi menyebabkan kecanduan (adiksi), karena bekerja di pusat otak yang mengeluarkan suatu persepsi kenikmatan. ”Manusia maunya hidup nikmat, dan itu jadi pembenaran kehidupan bagi pemakai narkoba. ujar Dr. Rinaldi. Adiksi sebenarnya merupakan pola pikir.

drugs2.jpg

Contoh efek candu narkotika pada perubahan tubuh

Tubuh selalu bisa toleran, bisa menerima terus. Oleh karena itu, lama kelamaan untuk menghasilkan rasa yang sama dosisnya harus ditingkatkan. Kadang, takaran (dosis) obat yang masuk melebihi batas yang dapat diterima tubuh. Itulah yang disebut dengan luap takar (overdosis/OD). Keadaan tersebut sering diakibatkan oleh penggunaan narkotikajenis opium, seperti morfin dan heroin. Narkotika menekan pusat kesadaran di otak, sehingga kesadaran penggunanya menurun dan penggunaan morfin dari heroin biasanya disuntikkan sehingga langsung masuk ke darah kemudian ke otak. Saat itu, yang mengambil alih kontrol adalah emosi kenikmatan, sehingga pecandu akan terus menyuntikkan narkotik ke tubuhnya untuk mendapat kenikmatan lebih. Kesadaran semakin menurun, dan diikuti oleh penekanan pusat pernafasan di otak sehingga frekuensi nafas berkurang bahkan berhenti (apneu).

OD (baca : Over Dosis) memang lebih sering disebabkan oleh golongan narkotika yang disuntikkan. Narkotika lain yang dipakai dengan cara inhalasi (dihirup) misalnya ganja, jarang membuat penggunanya OD. Itu dikarenakan pada proses inhalasi, zat aktif yang terkandung dalam narkoba tersebut mengalami waktu yang lebih panjang untuk sampai ke darah sehingga reaksinya juga lebih lambat.

TRIAS OD
Tiga tanda khas (trias) yang ditemukan pada pengguna narkotik yang mengalami CD adalah:
• Penurunan kesadaran berat. Si pengguna tidak dapat dibangunkan dengan rangsangan biasa seperti dipanggil atau bahkan jika tubuhnya diris-iris. Penurunan kesadaran tersebut bisa sampai mencapai koma.
• Penurunan frekuensi napas (depresi napas). Dalam satu menit, frekuensi napas orang dewasa adalah 12-18 kali. Pada keadaan OD, jumlahnya bisa menurun drastis, misalnya hanya 2 kali/menit, atau sampai tidak bernafas sama sekali (apneu).
• Pin point pupil, artinya pupil mata mengecil sampai hanya sebesar ujung jarum.

OD adalah keadaan gawat darurat yang mengancam nyawa dan harus segera diberi pertolongan. Kegawatdaruratan lain yang mungkin terjadi adalah reaksi alergi berat (syok anafllaksis). Menurut Dr. Rinaldi, itu disebabkan karena narkotik yang beredar di jalanan saat ini seringkali hasil adalah bentuk campuran. Bahayanya, bahan yang dicampurkan adalah bahan-bahan yang tidak boleh dimasukkan langsung ke dalam pembuluh darah (intravena). Misalnya gula, tepung, atau bahkan bedak. Saat zat-zat itu disuntikan ke dalam darah bisa menimbulkan reaksi penolakan dan tubuh yang seringkali berujung kematian. Biasanya pengguna ditemukan meninggal tiba-tiba, tanpa diketahui penyebab pasti kematiannya (mysterious sudden death).

Pertolongan Awal Kegawatdaruratan narkotika
Baik untuk kasus OD atau syok anafilaksis, keduanya memerlukan pertolongan segera. Pertolongan harus dimulai sebelum tenaga kesehatan datang. Masalahnya, kebanyakan masyarakat tak terbiasa menolong yang kelihatan “tampak mati” itu. ”Selain itu, mereka yang OD biasanya langsung ditinggal kabur teman-temannya yang sedang memakai juga, karena takut berurusan dengan polisi. Jadi teman-temannya malah meninggalkan atau bahkan membuang si OD ke tempat lain kata Dr. Rinaldi. Itulah sebabnya angka kematiannya cukup tinggi.

narkoba-745531.jpg

“Hal yang dapat dilakukan untuk menolong pengguna sebelum dibawa ke rumah sakit adalah bantuan hidup dasar (Basic Life Support/BLS). Secara sederhana artinya bagaimana kita menyelamatkan orang dengan sesegera mungkin memberi bantuan oksigenasi darurat dalam waktu 4-6 menit sesudah henti nafas lanjutnya. Jika korban dibiarkan, maka kemungkinan terjadinya kecacatan dan kematian sangat tinggi. Kalau sudah lebih dari 6 menit tidak dapat oksigen, maka sudah mulai terjadi kerusakan permanen. Jadi, walaupun nantinya ditolong oleh tenaga kesehatan terampil dengan alat yang cukup pun, tidak akan membuat perubahan yang berarti, Tindakan yang dilakukan adalah memberi bantuan nafas buatan atau kompresi dada. Sayangnya pengetahuan dan keterampilan BLS tidak diketahui secara umum. Padahal itu sangat penting, tidak hanya untuk kasus OD tapi juga kegawatdaruratan seperti serangan jantung, dan lain-lain. Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah atau instansi terkait mengadakan pelatihan BLS untuk awam.

Pada beberapa negara maju seperti Australia, para pecandu dibekali dengan antagonis narkotik yang juga disuntikkan. Tujuannya untuk pertolongan segera. ”Jadi kalau ada temennya ada yang OD dia bisa langsung memberikan itu, jangan ditinggalkan. Dengan harapan cukup untuk menetralkan sementara narkotik yang ada di badan, yang OD bisa kembali sadar, lalu dibawa ke rumah sakit,"jelasnya. Antagonis artinya mempunyai efek kerja yang berlawanan, seperti air dan api. Antagonis yang dimaksud adalah nalokson.

Saat diberikan nalokson, pengguna yang OD bisa langsung sadar kembali. Itu bukan berarti kegawatdaru ratan sudah teratasi, Si pecandu harus dibawa ke RS untuk pertolongan selanjutnya. Itu disebabkan karena lama kerja nalokson yang singkat (sekitar 20 menit). Jadi walau sudah diberi nalokson, korban dapat kembali tidak sadar, karena kadar narkotik yang masih tinggi dalam darah. Di Indonesia, nalokson hanya tersedia di Rumah Sakit.

Pertolongan di Rumah Sakit
Di RS, korban OD akan segera diberikan bantuan oksigenasi, kemudian dipasang infus untuk selanjutnya diberikan nalokson. Nalokson dimasukkan ke dalam cairan infus dan diberikan terus setiap 6 jam, sampai dipastikan dalam waktu lebih dan 24 jam (biasanya 3x24 jam), keadaan pasien betul-betul sudah

membaik. Biasanya dalam waktu 72 jam itu narkotiknya sudah kelur dan tubuh. Kalau penggunaan nalokson sampai 10 mg (sekitar 25 ampul) tidak ada efek, kemungkinan penyebabnya bukan narkotika atau sudah terjadi komplikasi otak. Pada dosis tersebut, nalokson tidak boleh ditambah lagi.

Setelah kegawatdaruratan teratasi, maka biasanya dokter akan menyarankan utuk dilakukan detoksifikasi atau rehabilitasi. Bagi yang menolak keduanya, dapat ditawarkan terapi rumatan metadon.

heroin9.jpg

Overdosis

Terapi Rumatan Metadon
Terapi “alternatif” bagi pengguna narkotika yang menolak rehabilitasi atau detoksifikasi, adalah terapi rumatan metadon. Metadon adalah obat minum (tablet atau sirup) yang sifatnya agonis (selaras) dengan narkotika. Kegunaannya terutama untuk menghindari penggunaan jarum suntik dan penularan penyakit. Efek metadon dapat bertahan selama 1-2 hari untuk sekali minum. Sensasi yang dihasilkan metadon sebenarnya sama dengan narkotika. Pemberian dan konsumsinya diatur oleh dokter, karena metadon hanya dapat diperoleh di beberapa sentra kesehatan. Pada akhirnya, pengguna metadon juga secara bertahap akan mengurangi konsumsi metadon, sampai benar-benar bebas obat (drug free). Beberapa sentra kesehatan di Jakarta yang melayani terapi metadon adalah:
• Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
• Puskesmas Gambir
• Puskesmas Jatinegara
• PuskesmasTambora.
• Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Fatmawati.

Dan ini adalah sedikit akibat yang akan kita rasakan dari faktor sosial mengenai pengaruh narkotika di tubuh kita

POSTER-narkoba.jpg


Semoga bermanfaat
 
Bls: Pertolongan Awal Kegawatdaruratan narkotika

waaahhh keren neng egha infonya.... klik deh...

”Selain itu, mereka yang OD biasanya langsung ditinggal kabur teman-temannya yang sedang memakai juga, karena takut berurusan dengan polisi. Jadi teman-temannya malah meninggalkan atau bahkan membuang si OD ke tempat lain kata Dr. Rinaldi. Itulah sebabnya angka kematiannya cukup tinggi.
yuhuuu kebanyakan kasus emang gitu ya... langsung ditinggal kabur klo udah OD... :D:D
 
Back
Top