Mendengkur bisa berujung fatal

Megha

New member
Mendengkur bisa berujung fatal

Anda pengorok? Hati-hati, Anda bisa mengalami henti napas saat tidur! Bila itu terjadi, risiko kematian bisa membayangi. Segera kenali dan berkonsultasilah ke dokter, karena masalah ini sebenarnya dapat dengan mudah didiagnosa dan diterapi.


1249567p.jpg


MENDENGKUR atau istilah lainnya adalah mengorok, tampaknya masih dianggap sebagai hal yang lumrah, Biasanya orang akan berpendapat bahwa mengorok hanya karena yang tertidur sedang sangat kelelahan. Meski awalnya mengorok hanyalah sebagai kebiasaan yang terjadi saat tidur, namun lama kelamaan bisa bertambah parah. Tahu-tahu, Si pengorok bisa mengalami henti napas saat tidur yang tentunya sangat berbahaya dan mengancam nyawa.

Menurut Dr. Syahrial M. Hutauruk, SpTHT-KL, Staf Pengajar Departemen THT FKUIRSCM, mendengkur adalah suara yang terdengar yang dihasilkan saat seseorang tertidur diakibatkan oleh penyempitan di saluran napas atas mulai dan lubang hidung sampai ke pita suara. Kalau ada penyempitan, maka udara yang lewat akan mengakibatkan getaran dan dinding-dinding Penyempitan saluran napas, sehingga terjadilah suara mendengkur.

“Penyempitan bisa diakibatkan secara mekanik oleh ukuran organ di saluran napas atas yang terlalu besar, atau karena kolapsnya saluran napas yang disebabkan tonus otot yang berkurang. Bila salah satu atau keduanya terjadi, maka saat udara melalui saluran napas, maka lapisan mukosa dinding-dindingnya akan tertarik yang membuat sumbatan lebih besar sehingga suara semakin kencang. Bahkan pada beberapa kasus, suara mendengkur bisa mencapai 87,5 dS (desibel), yang artinya setara dengan suara mesin pesawat jet atau mesin pabrik tekstil,” jelas Dr. Syahrial.

Henti Napas 10 Detik
Bila sumbatan yang terjadi sampai total, maka jatuhlah pada keadaan obstructive sleep apneu (OSA). Dan 8 kategori gangguan tidur,OSA termasuk dalam kategori kedua, yaitu sleep related breathing disorder, atau gangguan tidur yang terkait dengan pernapasan. Sesuai namanya, yang dimaksud dengan OSA memang terjadinya henti napas (apneu) saat tidur yang diakibatkan oleh sumbatan (obstruksi) saluran napas. “Sudah tergolong OSA jika apneu saat tidurterjadi lebih atau sama dengan 10 detil” tandas Dr. Syahrial.

Bisa Jadi Tak Disadari
Orang yang mengalami OSA bisa jadi tidak menyadarinya. Awalnya mungkin seseorang itu memang memiliki kebiasaan mengorok, namun karena kebiasaan itu didiamkan saja maka lama kelamaan bisa menimbulkan kondisi yang disebut sumbatan/tahanan jalan napas. Seperti mekanisme yang telah dijelaskan sebelumnya, sumbatan itu akan bertambah parah hingga total dan akhirnya menimbulkan OSA. “Pada saat OSA, suara mengorok akan hilang,karena memang tidak ada aliran udara yang bisa mengalir untuk menggerakkan dinding-dinding saluran napas akibat adanya sumbatan total.

2009_12_09_03_29_25_mendengkur-d.jpg

Dampak negatifnya tentu saja itu berarti tidak ada oksigen yang masuk ke dalam tubuh dan sebaliknya karbondioksida tertahan. Akibatnya orang tersebut akan mengalami kekurangan oksigen. Oksigen yang menipis akan merangsang susunan saraf pusat untuk membuat orang tersebut terbangun.Meski begitu bisajadi orang itu tidak bangun dalam kondisi sadar penuh dan segera kembali tertidur.OSA bisa terjadi berulangulang dalam satu sikius tidur,tanpa orang itu menyadarinya,”jelas Dr. Syahrial.

Selain beberapa kali terbangun saat tidur,salah satu gejala akibat dampak OSA yang bisa terlihat jelas adalah merasa tidak segar saat bangun pagi hari dan mengantuk berlebihan saat pagi-siang harinya, yang disebut sebagai excessive daytime sleepiness (EDS). Bisa jadi Anda sendiri itu merasa bahwa tidurnya semalaman sudah cukup tapi bingung kenapa masih tetap merasa sangat mengantuk Nah, bila itu yang dirasakan,curigalah bahwa terjadi OSA pada Anda.


Ditinggal Pasangan, Berpenyakit Berat & Kecelakaan
Dampak OSA bagi mereka yang mengalaminya ternyata tak bisa dianggap remeh.”Berdasarkan penelitian,diketahui bahwa OSA bisa menimbulkan penyakit seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), gangguan sistem kardiovaskuler, bahkan hingga stroke. Ada pasien hipertensi sudah mencoba berbagai kombinasi obattapi tekanan darah masih tinggi, setelah ditelusuri ternyata ?*a mengalami OSA. Ketika OSA-nya diterapi dan teratasi, tekanan darah pun kembali normal, bahkan ?*a tak perlu lagi minum obat hipertensi,” ujar Dr. Syahrial. Selain itu,pada laki-laki OSAjuga bisa mengakibatkan gangguan seksual.

Saat seseorang mengalami OSA, ketika bangun di pagi han maka Ia masih merasa mengantuk,tidak segar bugar, kepala terasa pusing, dan tubuh lemas. Kondisi itu tentu saja menurunkan kualitas hidupnya, karena ?*a menjadi lebih rentan emosinya, mudah marah-marah, dan tidak maksimal dalam belajar, berpikir maupun bekerja. Belum lagi jika ia terus menerus mengantuk yang membuatnya menjadi tidak bisa berkonsentrasi. Risiko untuk mengalami kecelakaan amat besar, baik di kantor/pabrik (kecelakaan kerja) maupun ketika berkendara di jalan raya (kecelakaan lalu lintas)

Selain merasakan dampaknya sendiri, bisa jadi pasangannya juga mengalami penderitaan serupa. Suara dengkuran yang amat keras akan membuat pasangan yang tidur bersamanya akan mengalami gangguan tidur pula, yang tentunya sangat mengganggu. Tak jarang akhirnya ada pasangan yang pisah ranjang bahkan bercerai hanya garagara mendengkur.

Penyebab & Faktor Risiko
Seperti yang telah dijelaskan bahwa OSA terjadi akibat adanya sumbatan pada saluran napas atas, mulai dan hidung hingga laring (tenggorok) dan pita suara. Sumbatan di hidung bisa berupa hipertrofi (pembesaran) konkha,deviasi septum, dan polip. Berlanjut ke daerah nasofaring, sumbatan bisa diakibatkan oleh hipertrofi tonsil/kelenjar adenoid, elongasi palatum (langit-langit mulut terlalu panjang). Dinding lateral (samping) faring bisa mengalami hipentrofi yang juga menyebabkan sumbatan.

“Lidah pun cukup berperan dominan. Pada sebagian orang memiliki lidah yang besar (makroglosia) sehingga bisa menutupi jalan napas. Bisa juga terjadi kelainan di daerah maksilofasial (wajah) yang membuat kerangka saluran napas menjadi lebih sempit, misalnya pada mereka yang bentuk sudut dagu lebih ke belakang atau dagu kecil,”jelas Dr. Syahrial.

Mengenai faktor risiko, salah satunya terkait dengan usia. Semakin tua usianya semakin tinggi risiko mengalami OSA. Obesitas pun menjadi faktor risiko lainnya. Penekanan obesitas pada OSA bukan terletak pada besarnya lingkar perut, melainkan lingkar leher. Penumpukan jaringan lemak pada pada anterolateral (depan dan samping) saluran nafas menyebabkan rongga saluran nafas menyempit.
 
Bls: Mendengkur bisa berujung fatal

Henti Napas 10 Detik
Bila sumbatan yang terjadi sampai total, maka jatuhlah pada keadaan obstructive sleep apneu (OSA). Dan 8 kategori gangguan tidur,OSA termasuk dalam kategori kedua, yaitu sleep related breathing disorder, atau gangguan tidur yang terkait dengan pernapasan. Sesuai namanya, yang dimaksud dengan OSA memang terjadinya henti napas (apneu) saat tidur yang diakibatkan oleh sumbatan (obstruksi) saluran napas. “Sudah tergolong OSA jika apneu saat tidurterjadi lebih atau sama dengan 10 detil” tandas Dr. Syahrial.

serem jga nyak...
bisa mpe kyk begitu...
bisa berakibat kematian lg..

Mendengkur (Sleep Apnea) bisa Mematikan

*berdoalah sblum tdur*

NIce inpo jeng..
=b=
 
Bls: Mendengkur bisa berujung fatal

wkwkkwk... kalau een mendengkurnya bisa berhenti sampai berapa jam? hihiihi
 
Bls: Mendengkur bisa berujung fatal

busyeeeet mengerikan.... kasian ntar yg jadi istri een... wahahhahha....
 
Bls: Mendengkur bisa berujung fatal

jiahaha... ga donk... masak manis manis gini tidurnya mendengkur? wkwkkwkkw
 
Bls: Mendengkur bisa berujung fatal

Aq gak mendengkur kalo tdr.
Cuman kadang2 ngorok ajah... :p
 
Back
Top