Menjaga Benteng Kian Kokoh

nurcahyo

New member
Menjaga Benteng Kian Kokoh
Oleh trubus


Dr Suprapto Ma?at dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, menuturkan sistem imun terdiri atas beberapa komponen. Contoh yang bersifat fisik berupa kulit, batuk, dan bersin. Ada pula yang berupa bahan larut dalam tubuh seperti asam lambung, laktoferin, dan lisosims. Serdadu kekebalan lain larut dalam darah antara lain interferon, komplemen, dan leukosit.

Seluruh komponen itu bahu-membahu menjaga kesehatan tubuh. Mereka bekerja serentak ketika musuh berupa penyakit itu datang. Fungsi sistem imun untuk pertahanan, homeostatik, dan perondaan. Sebagai pertahanan, sistem imun menangkal bahan berbahaya. Fungsi homeostatik maksudnya menjaga keseimbangan komponen tubuh. Jika fungsi itu terganggu, sistem imun menganggap konfigurasi dalam tubuh sebagai benda asing.

Dampaknya respon imun ditujukan pada jaringan tubuh sendiri atau dikenal sebagai penyakit otoimun seperti lupus. Fungsi perondaan akan membinasakan sel yang mengalami mutasi sehingga menjadi sel ganas atau kanker. Benteng pertahanan tubuh itu berkembang seiring dengan bertambahnya usia seseorang hingga remaja. Ketika bayi sistem itu belum berkembang. Sebaliknya ketika usia kian menua pertahanan tubuh juga melemah. Pantas bayi dan orangtua lebih mudah sakit akibat lemahnya benteng pertahanan tubuh.

?Pada prinsipnya orang dengan kondisi sistem imun dalam kondisi prima, tidak bakal terserang infeksi atau kanker. Tapi jika sistem imun terganggu, infeksi oleh bakteri, cendawan, dan virus mudah masuk ke dalam tubuh kita,? katanya. Menurut Raymond R Tjandrawinata PhD MBA, ahli Biokimia dan Farmakologi Molekular, pemicu melemahnya sistem imun antara lain cemaran polutan, stres, dan kurang gizi. Oleh karena itu untuk meningkatkan benteng imunitas, pemicu-pemicu itu mesti dihindari.

Raymond, director of Scientific Affairs and Corporate Development PT Dexa Medica, menyarankan jika perlu mengkonsumsi ramuan untuk memperkuat imunitas. Peran imunomodulator adalah mengaktifk an dan memperkuat sistem kekebalan. Dengan begitu kita tetap sehat walau gempuran penyakit datang bertubi-tubi. Salah satu imunomodulator yang telah diuji klinis adalah meniran Phyllanthus niruri.

Karena laurat
Anggota famili Euphorbiaceae itu tokcer mengatasi beragam penyakit akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh. Contoh pada penderita tuberkulosis (TBC) yang diberi tambahan ekstrak meniran sembuh 8 pekan lebih cepat ketimbang pasien tanpa meniran. Pasien TBC yang mengkonsumsi meniran sembuh pada pekan ke-6.

Chanca piedra?berarti penghancur batu ginjal, sebutan meniran di Brazil?juga terbukti ampuh mengatasi asma, hepatitis, herpes, infeksi saluran pernapasan akut, dan keputihan.

Keenam gangguan itu hanya beberapa dari penyakit akibat sistem kekebalan tubuh yang lemah. Meniran banyak tumbuh di lahan terbuka. Setelah dicuci bersih, 5?7 tanaman termasuk akar direbus dan diminum setelah dingin. Namun, jika enggan repot, kini juga tersedia kapsul dan sirop berbahan baku meniran. Di tengah ancaman berbagai penyakit seperti flu burung dan malaria, konsumsi meniran secara teratur dapat memperkokoh benteng imunitas.

Suprapto Ma?at menyarankan bayi, anak-anak, pegawai salon dan industri berpolutan tinggi, dan karyawan rumahsakit untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Harap maklum, intensitas serangan berbagai organisme patogen yang dihadapi mereka lebih tinggi. Polutan sulfida dan karbondioksida di daerah industri menurunkan sistem kekebalan tubuh. Efeknya, mereka mudah terserang penyakit. Pekerja salon? Oh, mereka rentan serangan Propionbacterium acne, penyebab jerawat, dan cendawan pemicu keputihan.

Di dapur
Masih banyak pilihan lain untuk meningkatkan sistem imunitas. Komoditas endemik Papua, buah merah dapat dijagokan untuk menangkal radikal bebas. Zat yang berperan adalah tokoferol?kadarnya 11.000 ppm?dan betakaroten (700 ppm). Keduanya merupakan senyawa antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas pencetus tumor atau kanker,? kata dr Edwin Perdana, konsultan sebuah perusahaan farmasi.

Radikal bebas adalah senyawa yang memiliki elektron yang tidak berpasangan. Dampaknya ia bersifat reaktif dan merusak senyawa lain di sekitarnya. Alumnus Fakultas Universitas Katolik Atmajaya itu mengatakan, pemicu radikal bebas di antaranya stres fisik dan mental, polusi udara, asap rokok, junk food, kurang olahraga, alkohol, bahan pengawet, pewarna, dan pestisida.

Antioksidan adalah zat yang mampu memberikan 1 elektron kepada radikal bebas sehingga bersifat netral. Oleh sebab itu, antioksidan diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas. Asupan buah merah secara rutin dapat melakukan peran itu. Bila buah merah sulit diperoleh, tersedia puluhan herba untuk mendongkrak imunitas tubuh.

?Tak perlu jauh-jauh mencari obat. Lihat saja di dapur ada apa?? ujar Yellia Mangan, herbalis di Kalibata, Jakarta Selatan. Jahe, kunyit, dan asam dapat diolah menjadi ramuan untuk meningkatkan imunitas. Kunyit berfaedah sebagai antibiotik dan menetralisir racun, jahe untuk menghangatkan tubuh, dan asam sebagai penetralisir lemak.

Setelah direndam air garam selama 10 menit, 5 irisan jahe dan 100 gram kunyit dikupas, blender, rebus dalam 1 leter. Saring setelah mendidih dan tambahkan beberapa sendok madu. Bahan di dapur yang juga menggenjot sistem kekebalan adalah bawang putih. Jika enggan menguyah lantaran meninggalkan aroma tak sedap, iris tipis umbi dan telan bersama air matang.

Di dapur masih ada jeruk nipis? Peras 2 buah dan tambahkan madu. Ramuan itu sebaiknya dikonsumsi menjelang tidur. Rebusan bunga rosela Hibiscus sabdariffa juga cespleng menaikkan sistem kekebalan tubuh. Sekitar 7 bunga berwarna merah itu direbus dalam 1 liter air bersama 2 daun pandan. Kerabat kembang sepatu itu kaya kalori (147,12 kkal) dan vitamin C.

Tersedia beragam herba yang dapat Anda pilih demi kesehatan. Dari belantara Papua hingga di sudut dapur. Jangan tunggu benteng pertahanan itu melemah hingga bakteri, virus, dan cendawan terus menggempur. Dengan memperkuat imunitas, serangan itu dapat kita tangkal.
 
Back
Top