Menghindari rokok tanpa harus obat

Sisi

New member
pernahkah Anda memerhatikan label peningatan yang menempel pada kemasan rokok? Sederet penyakit dan gangguan kesehatan tertera di bungkus rokok, merek apapun. Meski begitu, kenyataannya orang tetap saja meneruskan kebiasaan merokok.

Angka perokok baru pun sulit sekali direm laju pertumbuhannya. Celakanya, perokok baru itu makin dini usianya. “Tercatat, angkatan muda mulai merokok sejak usia 8 tahun,” ungkap dr Aulia Sani SpJP (K).

Apa yang mengancam perokok muda tersebut? Dalam tempo yang tak terlalu lama, mereka bisa mengalami peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. “Yang gampang terlihat, efek di gigi, warnanya jadi kuning sam- pai hitam,” papar pengajar Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler Fakultas Kedokteran Univensitas Indonesia ini.

Akses terhadap rokok memang kelewat longgar di Indonesia. Merokok pun membudaya di banyak keluarga. Bahkan, dalam Susnas 2006 rokok terdata sebagai pengeluaran terbesar kedua setelah beras. “Ironisnya lagi, kebanyakan perokok berasal dari kalangan masyarakat menengah-bawah,” imbuh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah ini dalam acara Peluncuran Kampanye BreakFree, Rabu (26/5) lalu di Jakarta.

Berdasarkan riset di luar negeri, 70 persen perokok punya kemauan untuk berhenti. Namun, hanya sekitar 5 sampai 10 persen yang berhasil menahan diri untuk tak lagi menyulut lintingan tembakau itu. “Penelitian tersebut sekaligus membukakan mata betapa sulitnya perjuangan perokok yang ingin terbebas dari kecanduan,” ungkap dr Tribowo T Ginting SpKJ.


Anton, sebut saja begitu, mendeskripsikan dirinya sebagai cerobong asap. Belum genap berusia 40 tahun, karyawan swasta ini sudah megap-megap kesulitan bernapas. “Saya ada asma, merokok sejak SMP, sering bergadang, dan kini saya butuh obat yang cukup mahal agar paru—paru saya dapat bekerja dengan baik.”

Anton menuruti saran dokter untuk tidak kerja berat. Namun, ia masih kesulitan memutus keakraban dengan sigaret. “Paling, jumlahnya saja yang baru bisa berkurang.”

Anton berpendapat dirinya lebth mudah putus hubungan dengan narkoba ketimbang rokok. Begitu meninggalkan pergaulan, ia bisa terbebas dari putaw. “Candunya rokok lebih gawat,” komentarnya.

Anton beralasan rokok mudah sekali ditemukan. Orang pun lebih permisif terhadap perokok. “Itu pula yang menjadi penghambat,” cetusnya.


dukungan

Terhadap perokok seperti Anton, Tribowo berpendapat dukungan keluarga dan orang sekitar sangat diperlukan. Menjauhkan segala atribut yang berhubungan dengan rokok akan sangat membantu. “Pahami masa sulit mereka berada di minggu pertama dan kedua,” ucap psikiaten dan RS Persahabatan ini.

Sementara itu, di ruang praktiknya, Aulia sering menemukan pasien yang terkena dampak rokok. Kebanyakan mengalami serangan jantung. “Mereka baru timbul kesadaran akan bahaya rokok setelah mengalami serangan jantung.”

Terhadap pasiennya, Aulia tak melulu menyodorkan obat. Ia menyarankan agar pasien membulatkan niat untuk berhenti merokok. “Ingat saja rasanya sakit,” cetus konsultan jantung dan kardiovaskulan ini.

Aulia mendapati sebagian besan pasien kemudian menemukan kesadaran. Mereka akhirnya tahu dan telah merasakan sendiri akibat menyulut dan menghisap linting tembakau yang mengandung 4000 bahan kimia, 69 di antaranya karslnogenik. “Penting untuk memotivasi pasien untuk tidak kembali merokok.”

Motivasi yang tinggi akan memudahkan perokok untuk tidak lagi menghisap tembakau. Keinginan yang kuat dan diri sendirilah kunci utama sukses berhenti merokok. “Karena itu, saya tidak langsung memberi resep obat untuk mereka yang mau terbebas dari rokok,” tutur Aulia.



Sumber : Republika
 
Bls: Menghindari rokok tanpa harus obat

hummm, waaahhh rokok tu sebegitu membuat kecanduan yah....
banyak yang mengaku sulit menghentikan kebiasaan merokoknya. Ya memang sih yang paling penting itu awalnya niat yang kuat untuk menghentikan merokok. Selanjutnya tinggal berbagai usaha dari mengurangi jumlah rokok yang dihisap tiap hari, hypnoterapi, dukungan keluarga, dsb.
 
Bls: Menghindari rokok tanpa harus obat

faktornya banyak.. yg terpenting niat dan keinginan yang kuat untuk berhenti merokok
 
Back
Top