Menjadikan Ibu dan Anak pasangan yang Klop

Tomoyo

New member
Menjadikan Ibu dan Anak pasangan yang Klop

Di era modern seperti sekarang, banyak ibu tidak hanya berperan sebagai ibu rumahtangga biasa yang hanya mengurus keperluan suami dan mengurus anak tapi juga sibuk dengan karir dan keuangan. Semua itu dilakukan tentu bukan bermaksud ingin mengesampingkan tanggungjawab peranan seorang ibu namun, ibu-ibu masa kini ternyata lebih dinamis dan fleksibel dengan berbagai posisinya di keluarga terutama oleh ibu muda yang masih memiliki baby.

Kebutuhan bayi dapat dirangkum dalam 4 kata, yaitu makan, tidur, bermain dan kasih sayang. Masalahnya, bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut agar “kldop” dengan rutinitas Anda, sehingga Anda tetap punya re time?


“Naluri dan insting seorang ibu akan menuntunnya merespon dan memenuhi kebutuhan bayinya secara tepat. Dari sini lambat laun, melalui rutinitas seharihan, akan tercipta sinkronisasi dan harmoni antara ibu dan bayinya,” ujar Dr. William Sears, dokter anak terkemuka dan Harvard Medical School, AS.

Keselasaran yang terjalin antara Ibu dan si kecil merupakan bekal utama terciptanya bonding yang kuat. Ikatan batin inilah yang akan membimbing sekaligus menjadi bekal ibu dalam mengasuh dan membesarkan anak-anak yang bahagia. Sebab antara ibu dan bayi telah tumbuh saling pengertian sehingga kebutuhan masing-masing pihak terpenuhi.

Kapan bayi mulai dapat diajarkan rutinitas? “Pada umur 2-4 bulan,” kata Dr. Tanya Remer Altmann, dokter anak, penulis buku “The Wonder Years : Helping Your Baby and Young Child Successfully Negotiate the Major Developmental Milestones”. Sedangkan menurut Dr. Marc Weissbluth, dokter anak penulis buku “Healthy Sleep Habits, Happy Child” antara umur 3-4 bulan. Alasannya, karena bayi sudah mulai menunjukkan pola tidur yang teratur.

Anda dapat memilih salah satu dari 2 cara mengenalkan dan menanamkan rutinitas pada bayi.

1. Prioritas Pada si Kecil
Menurut Dr. Kathryn Akin, dokter anak dari University of Texas Health Center, AS, bayi senang mengetahui hal-hal tertentu yang terjadi pada waktu yang sama setiap hari. Misalnya, seusai mandi pagi, dia pasti akan mendapat jatah sarapan ASI sepuasnya.

Si kecil yang “mengatur” rutinitas dan kegiatan Ibu sesuai jam biologisnya. Jadwal yang Anda buat disesuaikan dengan pola aktivitas si kecil yang Ibu “temukan” berdasarkan pengamatan.

Catat semua aktivitas dasar bayi selama beberapa hari. Ini untuk menemukan pola aktivitas si kecil.

Jadwal agak longgar atau fleksibel, sehingga sesekali dapat berubah.
Misalnya biarkan si kecil tidur lebih awal atau lebih lambat, sesuai kebutuhannya.
Anda tinggal memperhitungkan rata-rata

Sediakan waktu untuk mengenali karakter dan
“bahasa simbol” bayi.

Lebih sesuai untuk ibu yang tidak bekerja di luar rumah.


2. Prioritas pada Ibunda
Dr. Gina Ford, pengarang buku “On Becoming
Baby Wise : Giving I YourlnfanttheGjft \ of Nighttime Sleep” menyatakan, jadwal tidur si kecil dapat diatur sesuai kegiatan ibu. Yang penting, jumlah jam tidur yang dibutuhkan bayi pada setiap tahapan usianya terpenuhi dengan baik. Cara ini membuat ibu memiliki cukup waktu untuk istirahat, tidur, dan melakukan aktivitas lainnya, termasuk kembali bekerja.




7 Kiat sukses

1. Ajarkan jadwal tidur
Bayli baru lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur. Namun pelan-pelan ia sudah bisa diajarkan jadwal tidur agar kebutuhan gizinya lewat ASI juga terpenuhi. iika perlu, setelah bayi tidur 3-4 jam bangunkan untuk disusui.

2. Ajarkan beda siang dan malam
Ajarkan bayi perbedaan antara siang dan malam sebagai penunjang pengenalan jadwal tidur. Pada pagi hari, buka jendela agar cahaya matahari menerangi kamar, atau ajak dia keluar untuk melihat terangnya dunia dan suasana aktif di sekitarnya. Pada malam hari, matikan lampu, ciptakan suasana temaram yang tenang.

3. Pelajari “bahasa simbol” si kecil
Secara alami bayi Anda akan memberi sinyal, apa yang dia butuhkan melalui “bahasa simbol”. Misatnya lapar, mulutnya akan bergerak-gerak seperti mengisap. Suara tangisnya pun berbeda, antara lapar dan minta ganti popok.

4. Prioritaskan jadwal Si kecil
Selama 2-3 minggu pertama penerapan jadwal, hindari penyimpangan agar dia mengenal pola kegiatan yang Anda terapkan. ini akan jadi pola dasar baginya dalam mengenali pengembangan jadwal selanjutnya setelah semakin besar.

5. Bersiaplah dengan perubahan
Dalam 1 tahun pertama, akan banyak terjadi perubahan dan perkembangan kemampuan yang dicapai Si kecil. Semua ini membuat si kecil lebih sering lapar sehingga mau tak mau akan mengubah jadwal makannya.

6. Sesuaikan usia
Perkembangan yang terus terjadi pada si kecil, menuntut Anda terus-menerus melakukan penyesuaian jadwal dan kegiatan. Misalnya, jam tidur siang si kecil jadi lebih pendek karena dia kini senang bermain.

7. Tak harus sempurna
Harap fleksibel, bunda. Sebab, jadwal yang Anda buat tidak akan berjalan dengan sempurna, seperti yang tertulis. Jadwal makan snack hari ini bisa saja terlewat karena si kecil kekenyangan dan tidur siang lebih panjang. Sedangkan kemarin, karena dia bangun lebih pagi, jadwal makan snack jadi lebih awal, dan dia melewatkan jadwal tidur siang.
(AB)
 
Bls: Menjadikan Ibu dan Anak pasangan yang Klop

waahh bisa untuk referesi saat aku menjadi ibu nanti...
membagi waktu antara anak dan pekerjaan dengan tetap memprioritaskan pada anak ya...hoooooo mudah-mudahan aku bisa melakukannya dengan baik...amiin


makasih artikelnya jeng Tomoyo :)
 
Back
Top