Nepenthes gymnamphora

nurcahyo

New member
Nepenthes gymnamphora
Pemangsa dari Pegunungan Tanah Jawa
Oleh trubus



Wuih? cantik banget ya, ujar Endang Tri Hartati kala melihat kantong berwarna merah di Lembah Pelus, Gunung Slamet, Jawa Tengah. Wajar bila kepala Kebun Bibit Hortikultura Baturaden, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah, itu merasa takjub. Kantong-kantong roset Nepenthes gymnamphora itu tumbuh bergerombol menyembul di atas permukaan tanah sehingga tampak seperti permadani.

Keelokan N. gymnamphora tak hanya dipamerkan oleh kantong bawahnya. Kantong atas dan kantong tengah-peralihan bawah dan atas-tak kalah menarik. Bentuk kantong bawah bulat memanjang, bersayap, dan tidak punya pinggang. Tinggi kantong berkisar 3-12 cm dengan lebar 2-5 cm, tetapi ada juga yang berukuran jumbo. Saya pernah lihat yang tingginya 20 cm di salah satu gunung di Jawa Tengah, ujar Adrian Yusuf Wartono, ketua Divisi Nepenthes Indonesia di Malang.

Warna kantong bawah periuk monyet itu beragam. Mulai dari merah polos, hijau bercak merah di luar kantong, hingga hijau bercak keunguan di dalam kantong. Warna bibir kantong-peristom-juga bervariasi: hijau kekuningan, hijau, merah, hingga keunguan. Bentuk peristom agak miring-mirip N. adrianii-tapi gigi lebih jelas.
Kantong

Kantong atas N. gymnamphora lebih langsing dibandingkan kantong bawah. Rata-rata tinggi kantong antara 6-17 cm dengan lebar 2-4 cm, tapi ada juga yang mencapai 22 cm. Warna kantong atas mayoritas hijau polos, tapi ditemukan juga yang hijau muda berbercak merah di dalam kantong. Kantong atas, tengah, dan kantong bawah bertahan 2-3 bulan.

Sekilas bentuk kantong N. gymnamphora mirip N. pectinata dari Sumatera. Pantas banyak hobiis keliru mengenali. Ciri yang paling membedakan, Kantong N. gymnamphora lebih ramping, ujar M Apriza Suska, kolektor nepenthes di Bogor. Perbedaan lain, N. gymnamphora memiliki kantong atas, sedangkan pada N. pectinata kantong atas jarang terbentuk.

Batang nepenthes endemik Jawa itu berbentuk silinder dengan panjang ruas antardaun kurang dari 10 cm. Kantong semar yang tumbuh di sebagian Jawa Tengah ke arah Jawa Timur memiliki daun tipis. Sedangkan sebagian Jawa Tengah ke arah Jawa Barat tebal. Daun bertangkai dan berbentuk lanset dengan panjang kurang dari 30 cm dan lebar 6 cm. Panjang sulur kurang dari 23 cm.
Terbuka

Di Pulau Jawa, N. gymnamphora tumbuh menyebar di Gunung Gede, Jawa Barat, Gunung Slamet, Jawa Tengah, dan Gunung Semeru di Jawa Timur. Di masing-masing lokasi, bentuk kantong pitcher plant itu berbeda. Periuk monyet asal Telomoyo, Semarang, Jawa Tengah, kantong, tutup kantong, dan peristomnya bulat. Sementara yang asal Gunung Halimun, Jawa Barat, lebih gepeng. Bentuk peristom dan tutup kantong memanjang, seperti elips.

Periuk kera yang namanya dalam bahasa Latin berarti tempayan terbuka (gymnos = terbuka, amphoreus = tempayan, red) itu tumbuh di hutan primer atau sekunder di tanah-tanah vulkanik pada ketinggian 1.000-2.750 m dpl. Kobe-kobe itu kerap terlihat tumbuh di antara paku resam Gleichenia linearis. Di hutan tertentu, ia merambat hingga setinggi 20 meter. Menurut Adrian, kehadiran N. gymnamphora kerap dipakai sebagai indikator iklim. Di lokasi tumbuhnya, iklim lebih basah, kelembapan di atas 75%, dan curah hujan tinggi. Tanah tempatnya berpijak pun miskin unsur hara.

Seperti nepenthes lainnya, N. gymnamphora kerap menjadi juru selamat bagi para pendaki yang kehausan. Air dari kantong tertutup layak diminum. Rasanya segar. Begitu yang Trubus cicipi waktu menjelajah habitat N. gymnamphora di Gunung Slamet, Jawa Tengah. Maklum, pH-nya netral (6-7). Namun, jangan coba-coba meminum cairan dari kantong terbuka. Rasanya masam-pH mencapai 3-dan terkontaminasi jasad serangga yang jadi mangsa. Volume cairan sebanyak ? kantong.

Penduduk di Dieng, salah satu habitat alami, kerap memanfaatkan batang ketakung-yang namanya disematkan oleh Ness pada 1824-untuk mengikat barang sebagai pengganti tali. Cairan dari kantong yang masih tertutup, digunakan sebagai obat batuk.

Keindahan pemangsa asal pegunungan Tanah Jawa kerap memikat para pencinta untuk mengoleksi. Sayang, sang entuyut tak mudah dirawat. Bila tak piawai merawat, biarkan keindahan kantong semar itu berada di habitatnya agar si pemangsa tetap jadi penguasa pegunungan Tanah Jawa.
 
Back
Top