Sistem birokrasi penghambat investasi

emansipasi

New member
Sistem birokrasi dinilai masih menjadi penghambat inVestasi di Indonesia. Bersama India dan Filipina, Indonesia termasuk negara paling tidak efisien dalam birokrasi.

Dalam survei terbaru Political and Economic Risk Consultancy (PERC) terhadap para ekspatriat pelaku bisnis di Asia disebutkan, inefisiensi birokrasi itu bukan hanya terjadi terhadap warga pribumi, tapi juga warga negara asing (WNA). Kondisi ini bisa saja menyebabkan investor menghindari berbisnis di Indonesia.

Sedangkan negara yang paling efisien birokrasinya adalah Singapura dan Hong Kong yang selama ini dikenal sebagai pusat keuangan di Asia.

Di Indonesia, pemerintah dinilai gagal melaksanakan reformasi sehingga berkontribusi atas pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang menerima tawaran sebagai direktur pelaksana (managing director) di Bank Dunia.

“Meskipun mendapat mandat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dia tidak memiliki kekuatan untuk benar memperbaiki birokrasi Indonesia,” kataPERC.

Secara keseluruhan, urutan Indonesia dalam efisiensi birokrasi menempati posisi kedua terburuk di Asia setelah India. Berdasarkan standar penilaian 1—10 (angka 10 yang terburuk), India mengoleksi skor 9,41, diikuti Indonesia (8,59), Filipina (8,37),Vietnam (8,13), dan China (7,93).

Menurut PERC, di India politisi sering berjanji melakukan reformasi dan merevitalisasi birokrasi, tetapi mereka tidak efektif dalam melakukannya, terutama karena layanan publiknya seolah menjadi pusat kekuasaan, “Berurusan dengan birokrasi, India dapat menjadi salah satu pengalaman yang paling membuat frustrasi bagi warga India, apalagi untuk investor asing,” kata PERC.

Sedangkan di Filipina, ujar PERC, masih banyak cara ilegal yang ditemukan dengan dalih membantu memfasilitasi warga dengan pemerintah meminta bayaran tertentu. Sementara Malaysia berada di urutan keenam terburuk dengan skor 6,97, kemudian Taiwan (6,60), Jepang (6,57), Korea Selatan (6,13),dan Thailand (5,53). Sedangkan Singapura yang telah menjalankan birokrasi paling efisien mendapat skor 2,53, diikuti Hong Kong (3,49).

Terpilihnya-Singapura dan Hong Kong dalam daftar birokrasi yang paling efisien semakin mengukuhkan posisi kedua negara sebagai tujuan bisnis. Pada survei doing business yang digelar Bank Dunia beberapa waktu lalu kedua negara-kota itu masing-masing berada di posisi pertama dan ketiga dari 183 negara.



Sumber : Sindo
 
Back
Top