lala_lulu
New member
Perdana Menteri (PM) Australia Julia Gillard yang baru dilantik, kemarin, menegaskan tetap mendukung Amerika Serikat (AS) dalam perang di Afghanistan. Gillard yang dipilih sebagai PM pada Kamis (24/6) itu menyatakan pada Presiden AS Barack Obama bahwa Australia akan melanjutkan partisipasi dalam perang melawan Taliban.
Gillard dipilih setelah PM Kevin Rudd didepak dari posisinya sebagai pemimpin Partai Buruh melalui voting pada Kamis (24/6). Seusai terpilih secara mufakat, Gillard menghubungi Obama dan para pemimpin negara lain, termasuk Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
“Saya menjamin Presiden Obama bahwa pendekatan saya untuk Afghanistan akan melanjutkan langkah yang telah diambil Pemerintah Australia saat ini. Saya secara penuh mendukung perkembangan saat ini dan saya tekankan kepada Presiden Obama bahwa dia akan melihat upaya Australia di Afghanistan berlanjut,” kata Gillandmengenaipercakapantelepon dengan Obama.
Australia saat ini memiliki 1.550 tentara di Afghanistan, sebagian besar melatih Angkatan Bersenjata Nasional Afghanistan di wilayah selatan Uruzgan. Namun, dengan terjadinya serangkaian insiden yang menewaskan tentara Australia, termasuk tiga komando dalam kecelakaan helikopter di Afghanistan pekan ini, keterlibatan Canberra dalam perang tersebut kini disoroti publik.
Ada desakan dari dalam negeri Australia untuk mengevaluasi kembali posisi tentara mereka di Uruzgan, terutama setelah penarikan mundur tentara Belanda. Pekan ini, pemerintah Canberra menegaskan akan melanjutkan misinya di Uruzgan. Namun, Menteri Pertahanan Australia John Faulkner menjelaskan, tentaranya dalam proses penyerahan kendali pada tentara Afghanistan dalam dua hingga empat tahun.
Sumber : Sindo
Hmmm, tercium indikasi negara2 menjadikan manusia sebagai mesin perang yang dapat menghasilkan uang dari penjualan senjata.
Oh, andaikata negara tak punya tentara, tentu tak ada perang yang makan biaya.
Penguasa...Penguasaa... berilah hambamu uang...beri hamba uang...buat bayar utang!
Gillard dipilih setelah PM Kevin Rudd didepak dari posisinya sebagai pemimpin Partai Buruh melalui voting pada Kamis (24/6). Seusai terpilih secara mufakat, Gillard menghubungi Obama dan para pemimpin negara lain, termasuk Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
“Saya menjamin Presiden Obama bahwa pendekatan saya untuk Afghanistan akan melanjutkan langkah yang telah diambil Pemerintah Australia saat ini. Saya secara penuh mendukung perkembangan saat ini dan saya tekankan kepada Presiden Obama bahwa dia akan melihat upaya Australia di Afghanistan berlanjut,” kata Gillandmengenaipercakapantelepon dengan Obama.
Australia saat ini memiliki 1.550 tentara di Afghanistan, sebagian besar melatih Angkatan Bersenjata Nasional Afghanistan di wilayah selatan Uruzgan. Namun, dengan terjadinya serangkaian insiden yang menewaskan tentara Australia, termasuk tiga komando dalam kecelakaan helikopter di Afghanistan pekan ini, keterlibatan Canberra dalam perang tersebut kini disoroti publik.
Ada desakan dari dalam negeri Australia untuk mengevaluasi kembali posisi tentara mereka di Uruzgan, terutama setelah penarikan mundur tentara Belanda. Pekan ini, pemerintah Canberra menegaskan akan melanjutkan misinya di Uruzgan. Namun, Menteri Pertahanan Australia John Faulkner menjelaskan, tentaranya dalam proses penyerahan kendali pada tentara Afghanistan dalam dua hingga empat tahun.
Sumber : Sindo
Hmmm, tercium indikasi negara2 menjadikan manusia sebagai mesin perang yang dapat menghasilkan uang dari penjualan senjata.
Oh, andaikata negara tak punya tentara, tentu tak ada perang yang makan biaya.
Penguasa...Penguasaa... berilah hambamu uang...beri hamba uang...buat bayar utang!