Selalu ada alasan naik-naik ke puncak harga

lala_lulu

New member
Kamis (1/7) menjelang sore, Ny Etti (40) sibuk mengemasi peralatannya. Siwi (16), putri sulungnya, membantunya beres-beres. Gado-gado jualannya laku keras hari itu. Meski dagangannya terjual habis sebelum waktunya, ibu dua anak itu tak berniat menambahnya.

Harga bahan baku semuanya mahal sekarang. Cabai rawit saja Rp 45.000 sekilo. Itu hampir tiga kali lipat dari biasanya. Sudah dua rninggu ml harganya naik terus,” katanya.

Etti pun merinci. Biasanya dia membeli setengah kilogram cabai rawit di pengecer seharga Rp 7.000
Kini dia terpaksa harus mengeluarkan dana tambahan yang tidak sedikit, karena setengah kilogram cabai rawit itu kini harus dia tebus dengan uang sebesar Rp 22.500.

Rupanya, tak hanya cabai rawit yang harganya menggigit. Etti pun “merilis” harga baru yang diperolehnya pagi


itu dari pengecer. Harga beras naik dari Rp 5.500 menjadi Rp 5.700/liter, telur ayam buras naik dan Rp 12,000 menjadi Rp 15.00/kg, dan kacang tanah naik dan Rp 12.000 menjadi Rp 14.000/kg.

Harga sayur-mayur pun, kata dia, ikut-ikutan melambung. Harga pare naik dan Rp 4.000 menjadi Rp 5.000/kg, sementara harga labu yang semula Rp 1.500 dapat dua, kini sebiji dihargai Rp 1.500.







Sumber : Warkot
 
Bls: Selalu ada alasan naik-naik ke puncak harga

dasar orang indonesia, dikasih kesempatan sekali aja, ngelunjaknya sampai ke langit.
mental tempe kata bung karno
mental orla kata bung harto
mental orang indonesia klo kata ane. . . .
 
Back
Top