Kesetiaan yang mendatangkan berkat

momentum

New member
Bacaan:
Keluaran 19:5 Sekarang kalau kamu taat kepada-Ku dan setia kepada perjanjian-Ku, kamu akan Kujadikan umat-Ku sendiri. Seluruh bumi adalah milik-Ku, tetapi kamu akan menjadi milik kesayangan-Ku,

Tuhan memiliki rencana khusus bagi setiap orang, setiap institusi atau setiap bangsa. Tuhan ingin berbagi rencana itu dengan kita dan membantu kita memenuhi rencanaNya itu. Itu adalah panggilan kita (our calling).

Dalam Efesus 2:10 Paulus mengatakan:” Kita adalah ciptaan Allah, dan melalui Kristus Yesus, Allah membentuk kita supaya kita melakukan hal-hal yang baik yang sudah dipersiapkan-Nya untuk kita. “

Rencana Tuhan itu sudah dipersiapkan dan ditetapkan kepada kita sebelum Ia membentuk kita dalam kandungan Ibu kita. Rencana Tuhan itu adalah rencana kebaikan, suatu rancangan damai sejahtera, meminjam istiah Paulus, agar kita melakukan hal-hal yang baik.

Untuk melaksanakan rencana yang Tuhan telah persiapkan bagi kita, Tuhan meminta kita taat, setia dalam setiap perkara kepadaNya, setia kepada perjanjian Tuhan dengan kita. Kesetiaan kepada Tuhan merupakan kunci, syarat mutlak untuk membuka gudang berkat Tuhan.

Dalam setiap hubungan, kesetiaan merupakan syarat mutlak. Kalau kita membuat perjanjian dengan orang lain, dan kita tidak setia, maka hubungan itu sudah putus, hak-hak kita dalam perjanjian itu juga hilang. Begitu juga dalam hubungan dengan Tuhan. Tanpa kesetiaan kepada Tuhan, tanpa kesetiaan kepada perjanjian dengan Tuhan, maka tak ada ikatan hubungan dengan Tuhan, tak ada hak bagi kita untuk menerima berkat Tuhan, dan tak ada kewajiban bagi Tuhan untuk membantu kita.

Dalam bacaan kita, Tuhan mengatakan: kalau kamu taat kepada-Ku dan setia kepada perjanjian-Ku, kamu akan Kujadikan umat-Ku sendiri. Seluruh bumi adalah milik-Ku, tetapi kamu akan menjadi milik kesayangan-Ku.

Kalau kita setia, kalau kita menjaga kesetiaan kita, menjaga loyalitas kita kepada hubungan atau perjanjian yang sudah kita ikrakan dengan Tuhan, maka Tuhan menjadikan kita umatNya. Bukan sekedar umat yang biasa-biasa saja, bukan sekedar hubungan yang biasa-biasa saja, tetapi suatu hubungan yang sangat mesra, suatu hubungan yang sangat akrab, bagaikan Bapa dengan anaknya. Kita menjadi milik kesayangan Tuhan. Tuhan berkata bahwa meskipun ia memiliki seluruh dunia ini, tetapi kitalah yang paling disayanginya. Tak ada sesuatu dari seluruh ciptaan Tuhan ini yang memiliki derajat setinggi seperti orang-orang yang setia kepada Tuhan.

Begitu kita menjaga kesetiaannya dan ketulusan di hadapan Tuhan, tetap teguh memegang perjanjian kita dengan Tuhan, maka seluruh alam semesta ini maupun unsur-unsur di surga disiapkan, dialokasikan atau diatur untuk pemenuhan kehendak Tuhan dalam diri kita, yaitu melakukan hal-hal yang baik.

Tuhan memiliki rencana bagi kita, tetapi rencana Tuhan ini memerlukan ketaatan, kesetiaan kita. Kesetiaan kita kepada Tuhan akan memberikan kita kekuatan untuk mengatasi rintangan kita, mengatasi persoalan-persoalan kita, bahkan memberikan kita sayap untuk terbang tinggi menggapai hal-hal yang diluar jangkauan kita sendiri.

Bangsa Israel telah memberikan contoh ketika mereka setia dengan perintah Tuhan. Dalam cerita kejatuhan kota Yericho, Tuhan menyuruh mereka hanya berjalan mengelilingi kota Yericho dengan tembok pertahanan yang sangat kuat selama tujuh hari tanpa bersuara. Pada hari ketujuh mereka berjalan 7-kali dan pada kali ke-7 ketika mereka meniup terompet, rubuhlah tembok pertahanan kota yang sangat kuat tersebut.

Kunci sukses kita sebagai pribadi, sebagai institusi atau sebagai bangsa adalah setia kepada Tuhan. Setia kepada Firman Tuhan. Setialah, maka semuanya akan diberikan kepada kita. Amin.
 
Bls: Kesetiaan yang mendatangkan berkat

Dalam hal kesetiaan kita dapat belajar bagaimana menghayati makna mengikut Kristus dari keteladanan hidup Elisa dalam mengikut nabi Elia. Di II Raj. 2:1-6 setiap nabi Elia berkata bahwa Tuhan menyuruhnya tinggal di Betel, atau kemudian dia pindah ke Yerikho dan kemudian nabi Elia harus pindah lagi ke Yordan maka dengan setia Elisa memberi jawaban: “Demi Tuhan yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau” (II Raj. 2:2, 4, 6). Ke manapun nabi Elia pergi, maka Elisa selalu mengikuti dia dengan setia. Seorang murid yang baik bukan hanya mampu menyerap semua ilmu dan pengetahuan yang telah diajarkan oleh gurunya, tetapi juga dia sangat mengasihi gurunya dan tidak pernah meninggalkan gurunya dalam keadaan apapun juga. Apalagi ketika kita mengikut Tuhan Yesus sebagai Juru-selamat dunia. Seharusnya kita bukan hanya menjadi murid yang cerdas dan selalu mampu menyerap ajaran-ajaranNya yang penuh hikmat, tetapi juga apakah kita juga selalu setia mengikut Kristus ke manapun Dia pergi termasuk ketika Kristus menyongsong kesengsaraan dan kematianNya. Juga apakah kita selaku jemaatNya mau meninggalkan segala sesuatu yang menghalangi diri kita untuk mengikut Kristus. Sebab seringkali terjadi tubuh fisik kita saja yang tampaknya mengikut Kristus, tetapi sesungguhnya roh atau jiwa kita masih terikat dengan berbagai hal yang duniawi.
 
Back
Top