Model Perdagangan Zaman Nabi Segera Hadir di Pusdai Bandung

jmw01

New member
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kesempurnaan sistem bisnis yang pernah dijalankan Nabi Muhammad SAW terus menghadirkan inspirasi untuk diteladani. Meski atmosfer bisnis kini berubah sangat modern, sistem tersebut masih tetap relevan dan tidak tertandingi. Miniatur dari sistem perdagangan yang pernah dijalankan Nabi sebentar lagi bisa disaksikan di Pusdai, Bandung, Jawa Barat.

ilustrasi_100716091646.jpg

Ilustrasi

Miniatur tersebut bernama Pasar Ukaz. Pusdai Jawa Barat, Bandung, bersama Pesantren Al Fatah dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menggelar Pasar Ukaz itu sebagai sarana pameran perdagangan dan investasi syariah. Acara ini akan dirangkai dengan beberapa kegiatan lain berupa seminar, tabligh akbar, serta ta'lim sya'ban.

Untuk menjelankan rangkaian acara ketiga lembaga tersebut membentuk panitia bersama. Pihak yang menjadi penanggung jawab keseluruhan rangkaian acara adalah Drs KH Zainal Abidin M Ag yang juga Ketua Pengurus Pusdai Jawa Barat.

Ketua Panitia Pelaksana bidang Pasar Ukaz, H Wawan Ruswandi, mengungkapkan bahwa sistem perdagangan yang akan berjalan dalam acara tersebut diupayakan untuk mirip dengan perdagangan yang pernah dijalankan Rasulullah SAW. "Semua transaksi, nanti harus berjalan dengan hitungan mata uang dinar dan dirham," ujar Wawan di Bandung, Kamis (14/7) petang.

Sejurus dengan itu, tutur dia, harga barang yang diperdagangkan dalam acara yang berlangsung 22-25 Juli itu juga akan ditetapkan berdasar nilai dinar dan dirham. Para pengunjung, menurut Wawan, tidak perlu khawatir bakal kesulitan dalam menjalankan transaksi di Pasar Ukaz.

Selama acara berlangsung, imbuh dia, panitia akan menyiapkan gerai penukaran dinar dan dirham di lokasi. Selain itu, panitia juga menerbitkan kupon untuk membantu transaksi yang nilainya tidak bulat jika dikonversi ke satuan dinar dan dirham. Kupon tersebut hanya berlaku di area Pasar Ukaz dan demi alasan keamanan, masa berlakunya cuma satu hari.

Dia selanjutnya menjelaskan, acara tersebut sengaja dinamai Pasar Ukaz untuk menjadikan suasana perdagangan zaman Nabi Muhammad SAW bisa hadir lebih utuh. Pasar Ukaz itu sendiri aslinya merupakan pasar kuno yang paling terkenal di dunia Arab sejak masa pra-Islam.

Pasar itu sendiri, ujar Wawan, berada di antara Thaif dan Makkah, atau persisnya di kota Al Athdia. Selain menjadi pusat perdagangan, pasar ini juga menjadi ajang pertukaran budaya, tempat pameran, juga pusat bazaar produk-produk unggulan. Rasulullah SAW tujuh kali mengunjungi pasar ini untuk berdakwah.

Untuk mengikuti perkembangan teknologi, di arena Pasar Ukaz juga bakal dihadirkan sarana konsultasi bagi para wirausahawan untuk membangun model Pasar Ukaz secara online. "Dengan demikian, model bisnis yang pernah dicontohkan Nabi Muhammad SAW juga bisa diaplikasikan di dunia maya dan mengikuti perkembangan teknologi," tutur Wawan menegaskan.

Di arena Pasar Ukaz tersebut, juga bakal ditampilkan karya-karya seni Islam. Panitia juga menyediakan fasilitas bagi para pengunjung untuk bisa menyaksikan film-film tentang penderitaan rakyat Palestina. Relawan asal Indonesia yang ikut serta dalam kapal bantuan kemanusiaan untuk Gaza yang dibantai Israel, Mavi Marmara, juga dihadirkan dalam arena tersebut.

Sebelum Pasar Ukaz dijalankan, kata Wawan menambahkan, panitia juga akan menggelar seminar ekonomi syariah pada 21 Juli di Bale Asri, Pusdai. Seminar ini bertema 'Kebangkitan Ekonomi Syariah di Tengah Krisis Ekonomi Global'. Keesokan harinya, yakni tanggal 22 Juli, Pasar Ukaz secara resmi dimulai dan dijadwalkan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, akan meresmikannya. Di hari yang sama, sebelum Pasar Ukaz diluncurkan, berlangsung Tabligh Akbar dengan penceramah KH Quraisy Shihab. Kemudian di akhir rangakaian Pasar Ukaz, panitia juga menggelar Ta'lim Sya'ban untuk menyambut hadirnya Bulan Suci Ramadhan.

"Kita sangat berharap agar para pelaku usaha dan masyarakat pada umumnya bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini," tutur Wawan. Dengan demikian, kata dia, kegiatan Pasar Ukaz juga bisa menjadi jembatan antara produsen dan konsumen untuk bisa menjalankan transaksi bisnis sesuai contoh Rasulullah SAW yang penuh berkah dan berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup rakyat Indonesia dan masyarakat dunia.
 
Back
Top