Lima Langkah Mengatasi Kejenuhan

spirit

Mod
Lima Langkah Mengatasi Kejenuhan

Tiap orang pasti pernah mengalami kejenuhan pada suatu waktu dalam hidup ini. Kejenuhan bisa saja terjadi sesaat. Namun, jika tidak segera ditangani, kejenuhan bisa menjadi meresahkan, tidak saja untuk Anda (mengganggu kesehatan dan produktivitas kerja), tetapi juga untuk orang-orang di sekitar Anda (rekan kerja, keluarga dan teman).
Ini karena Anda cenderung menjadi lebih sensitif dan mudah marah. Apa saja gejala kejenuhan? Apa sumber pemicunya? Bagaimana mengatasi kejenuhan tersebut? Simak uraian berikut.

Gejala Kejenuhan
Coba perhatikan daftar pertanyaan berikut.
• Apakah pikiran Anda tiba-tiba menjadi tumpul?
• Apakah Anda menjadi lebih sering marah dan mudah tersinggung di tempat kerja?
• Apakah Anda merasa arus pekerjaan yang harus diselesaikan tidak kunjung habis?
• Apakah akhir-akhir ini Anda merasa lesu untuk menyelesaikan pekerjaan?
• Apakah Anda tidak lagi merasa puas dengan apa yang Anda capai dalam pekerjaan?
• Apakah Anda tidak lagi bersemangat untuk memulai hari baru di tempat kerja?
• Apakah Anda sering menderita sakit kepala ketika harus menyelesaikan pekerjaan?
• Apakah kebiasaan tidur dan makan Anda berubah?

Apakah sebagian besar jawaban Anda “YA” untuk pertanyaan tersebut. Jika demikian, Anda sedang mengalami rasa jenuh.

Pemicu Kejenuhan
Sebelum Anda mencoba mencari strategi untuk mengatasi kejenuhan, Anda perlu mengidentifikasi terlebih dahulu sumber kejenuhan tersebut agar bisa memilih strategi yang tepat untuk mengatasinya. Sebuah artikel mengenai kejenuhan di tempat kerja yang diterbitkan di situs mayclinic.com menyebutkan beberapa sumber kejenuhan. Mungkin salah satunya ada yang tepat untuk kasus Anda atau orang di sekitar Anda.

Kurang kendali. Mungkin Anda tidak mendapat kesempatan untuk mengendalikan keputusan-keputusan penting dalam pekerjaan, misalnya: pemilihan waktu kerja, jumlah jam kerja, pembagian kerja yang dirasakan kurang adil. Karena merasa di posisi yang lemah, Anda mungkin menjadi terbeban tiap kali harus pergi ke tempat kerja atau menyelesaikan pekerjaan. Rasa terbeban yang berkepanjangan membuat Anda menjadi jenuh dan tidak bersemangat untuk datang ke tempat kerja.

Ekspektasi kerja yang kurang jelas. Sumber lain yang mungkin bisa menjadi pemicu kejenuhan adalah ekspektasi kerja yang kurang jelas. Anda tidak mendapat kejelasan tentang apa yang harus Anda kerjakan atau hasil apa yang diharapkan dari apa yang harus dikerjakan.
Kondisi ini membuat Anda menjadi serbasalah dan tidak fokus dalam menyelesaikan pekerjaan. Anda cenderung mengerjakan terlalu banyak pekerjaan atau terlalu sedikit pekerjaan yang tidak sesuai dengan potensi Anda yang sesungguhnya.

Ketidakcocokan nilai pribadi dan nilai di tempat kerja. Sering kali kejenuhan juga terjadi karena adanya ketidakcocokan antara nilai-nilai pribadi Anda dengan nilai-nilai di tempat kerja. Jika Anda menjunjung tinggi kejujuran, kecepatan kerja, dan kualitas kerja, sementara rekan-rekan kerja di sekitar Anda telah terbiasa dengan imbalan ”on-formal” dari klien, dan bekerja hanya memenuhi standar minimum yang diminta atau bahkan tidak peduli jika kualitas pekerjaan berada di bawah standar. Hal ini tentu saja membuat Anda gerah dan lama-kelamaan menjadi tidak bersemangat dan jenuh.

Kurang mendapat apresiasi. Sumber lain yang mungkin saja memicu kejenuhan adalah kurangnya apresiasi terhadap pekerjaan. Anda merasa sudah bekerja keras dan bekerja dengan baik, tetapi tidak ada apresiasi sedikit pun yang Anda dapatkan dari atasan atau dari rekan kerja. Hal ini membuat Anda menjadi serbasalah dan tidak bersemangat, karena Anda tidak tahu apakah hasil kerja Anda sudah sesuai dengan apa yang diinginkan.

Kegiatan yang ekstrem. Yang dimaksud di sini adalah kegiatan yang terlalu monoton (tanpa variasi) sehingga ibaratnya dengan menutup mata saja Anda bisa melakukannya. Di sisi lain, kegiatan ekstrem bisa juga berarti kegiatan yang terlalu bervariasi, sehingga Anda merasa kelelahan untuk tiap kali harus memulai yang baru dalam waktu yang relatif singkat.

Sulit berkata tidak. Mungkin saja sumber kejenuhan bukan pada pekerjaan, tetapi pada Anda sendiri, yang mengiyakan tiap permintaan, sehingga pekerjaan yang harus diselesaikan menjadi terlalu menumpuk, dengan tenggat untuk menyelesaikan pekerjaan yang terlalu dekat, sehingga waktu istirahat Anda terlalu sedikit atau bahkan tidak ada waktu istirahat sejenak untuk mengembalikan energi dan semangat Anda.

Mengatasi Kejenuhan
Setelah Anda mengetahui sumber kejenuhan yang sedang Anda alami, langkah selanjutnya adalah memilih strategi yang tepat untuk mengatasinya.

Bicarakan. Jika Anda mengalami kejenuhan, karena dinamika kerja, jenis pekerjaan, ekspektasi kerja, atau nilai-nilai di tempat kerja yang tidak cocok dengan yang Anda rasakan, maka akan lebih baik jika Anda membicarakannya dengan atasan, rekan kerja atau mereka yang bekerja dalam tim Anda pada waktu yang tepat.
Anda bisa mencoba berinisiatif untuk mengonfirmasi jenis pekerjaan yang harus menjadi fokus utama Anda, jumlah pekerjaan, prioritas kerja yang harus diselesaikan, serta tenggat yang harus ditepati.
Lakukan perubahan. Jika sumber kejenuhan adalah pekerjaan yang terlalu ekstrem (ekstrem monoton, ataupun ekstrem dalam variasi yang terlalu banyak), Anda bisa mencoba melakukan perubahan. Untuk pekerjaan yang monoton, Anda bisa mencoba cara lain untuk mendapatkan hasil yang sama atau bahkan hasil yang lebih baik. Sedangkan untuk pekerjaan yang terlalu banyak variasi, Anda bisa mengelompokkan beberapa kegiatan menjadi satu kelompok sehingga bisa dilakukan bersamaan.
Anda bisa juga mencoba menciptakan sebuah sistem kerja untuk mengakomodasi berbagai jenis kegiatan yang harus diselesaikan. Jika segala sesuatu sudah dilakukan tetapi kejenuhan tidak kunjung hilang, mungkin yang Anda perlukan adalah mencoba pekerjaan lain, di tempat lain, dengan suasana yang berbeda.

Seleksi Kegiatan. Mungkin masalahnya bukan pada pekerjaan, tetapi pada Anda yang sulit mengatakan TIDAK pada tiap permintaan. Hal ini bisa membuat Anda menjadi seperti tertimbun dalam gunung kegiatan: kegiatan kantor, kegiatan sosial di lingkungan rumah, kegiatan kerohanian, kegiatan organisasi profesi atau politik.
Pekerjaan yang terlalu banyak ini menyebabkan sulit konsentrasi, perencanaan yang tidak matang, kelelahan dan hasil kerja yang kurang memuaskan. Untuk itu Anda harus bisa tegas terhadap diri sendiri untuk mengatakan TIDAK, jika memang Anda sudah terikat dengan beberapa kegiatan yang harus diselesaikan.
Anda harus bisa membuat prioritas dan memilih kegiatan yang benar-benar harus diselesaikan. Sisanya bisa Anda delegasikan, Anda rekomendasikan pada orang lain, atau Anda kerjakan lain kali ketika Anda sudah mempunyai lebih banyak waktu.

Perencanaan. Strategi lain adalah menghindari atau mengatasi kejenuhan dengan perencanaan yang matang. Dalam tiap rencana kerja, masukan juga jeda waktu untuk istirahat, dan evaluasi. Dengan demikian, Anda tidak dikejar-kejar dengan deadline yang terlalu ketat. Jika sebuah pekerjaan dapat Anda selesaikan dalam waktu tiga hari, mungkin dalam perencanaan Anda bisa mengalokasikan dua hari ekstra menjadi lima hari. Karena bisa saja terjadi hal-hal yang di luar dugaan, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama untuk diselesaikan.
Jika hal ini terjadi, Anda tidak harus stres, karena Anda memang sudah mengalokasikan waktu untuk hal-hal yang tak terduga. Lagi pula, jika Anda janji akan menyelesaikan dalam lima hari dan ternyata dalam tiga atau empat hari sudah selesai lebih awal, tentunya ini merupakan prestasi di mata orang lain (klien, rekan kerja ataupun atasan).

Berhenti sejenak. Satu strategi lain adalah berhenti sejenak dan mencoba melihat semua yang Anda lakukan secara komprehensif dari sudut pandang yang berbeda. Sering kali hal ini memberikan banyak manfaat. Anda bisa melihat dengan lebih objektif. Anda bisa menemukan solusi yang lebih kreatif. Anda juga bisa mendapat waktu sejenak untuk mengembalikan energi, semangat dan ketajaman pikiran Anda.
Ada banyak strategi lain yang bisa Anda terapkan, namun paling tidak Anda bisa memulai dengan mencoba beberapa strategi yang baru saja dibahas. Selamat mencoba

sumber: sinar harapan online
 
Back
Top