YUmee_miru
Well-known member
Perhatian:
YANG WARAS JANGAN sekali-kali MASUK SINI!!!
(kecuali anda mo ikutan miring juga )
Baru sekali ini bikin trit di tempat orang2 miring,
Go, Miring!!!!
lestarikan keMiring-an,,,,!!!
mohon bantuannya, yaaaaaaaaaaaaa!!!!
"Menurut daku, yang diperlukan oleh seorang anak bukanlah siapakah
lelaki yang menyumbangkan seciprat sperma untuk membuat dirinya, tapi siapakah yang berperan
sebagai sosok seorang ayah sesungguhnya dalam pertumbuhannya. Justru
dengan sistem 4 ayah 1 ibu, anak-anak diuntungkan karena lebih banyak yang melindungi mereka jika ada apa-apa. Bahkan mungkin ada baiknya jika ke-empat ayah tersebut mengatur shift kerja mereka sehingga setidaknya ada 1 ayah yang selalu berjaga di rumah setiap
saat.
Menjaga keluarga dari marabahaya. (Misal: Kalau ada perampok yang
masuk rumah,
setidaknya ada seorang lelaki dewasa yang akan melindungi ibu dan
anak-anaknya)
Selain itu, 4 ayah berarti adanya 4 tulang punggung keluarga. (EMPAT
saudara-saudara! ! E-M-P-A-T!! bukan 1 atau 2 atau 3, tapi EMPAT sumber
pemasukan
keluarga!!) Jadi secara keseluruhan, kesejahteraan keluarga menjadi
lebih
baik.
Biaya perawatan anakpun lebih terjamin. Jika yang 1 terkena PHK, masih
ada
3 lainnya
yang bekerja. Tentunya yang terkena PHK itu juga akan merasa gengsi dan
malu
terhadap
3 suami lainnya, sehingga ia akan berusaha mendapatkan kerja
secepatnya.
Poliandri juga baik untuk mengurangi jumlah penduduk. Sebab, walaupun
ada
4 pejantan
yang siap membuahi, tapi pabrik anaknya cuma 1!! Jadinya ya dalam
jangka
panjang akan
mengurangi jumlah penduduk dan anak-anak yang dibuat pun diharapkan
lebih
"berkualitas" .
(Ya itulah, karena biaya perawatan anak datang dari 4 sumber pemasukan)
Intinya: turunkan kuantitas, naikkan kualitas!!
Kalau poligami bisa mengakibatkan persaingan di antara para istri dan
anak-anaknya,
poliandri mungkin bisa memberikan efek perdamaian. Sebab pada saat
seorang
anak
tidak jelas siapa ayahnya (Pokoknya di antara 4 itu! Eh, diluar 4 itu
juga
bisa
ding), maka para ayah akan tetap memberikan perhatian kepada si anak.
Masing-masing
ayah akan menganggap anak tersebut adalah anaknya. (Kalau di
poligamikan,
bisa ada
resiko setiap anak membangga-banggakan ibunya doang dan menjelekkan ibu
dari anak
yang lain)
Para ayah tersebut punya teman untuk ngobrol malam-malam, teman untuk
main
catur,
main panco (Kalau mau juga bisa buat turnamen kecil-kecilan) ataupun
main
kartu (Pas
4 orang! Cocok buat maen capsa, maen mahjong juga bisa). Nonton bola di
rumah pun
menjadi lebih semarak!
Dengan sistem 4 suami pula para pria bisa belajar menekan rasa egoisnya
dengan
saling berbagi, bertoleransi dan bersabar. Ingat, Tuhan suka orang
sabar.
Rewelnya istri pun menjadi lebih berkurang. Bayangkan jika seorang
suami
punya 4
istri. Maka dalam 24 jam, akan ada 4 orang istri yang berpotensi untuk
mengomel dan
mengeluh di kuping suami. Tapi JIKA 4 suami 1 istri, maka rata-rata
kemungkinan
masing-masing suami di-rese- in istri adalah maksimal 6 jam sehari.
(Dengan asumsi
ngawur bahwa sang istri mengomel selama 24 jam non-stop)
Sudah menjadi pengetahuan umum pula jika umur harapan hidup pria lebih
pendek. Jadi,
setidaknya jika seorang suami mati, sang istri tidak akan langsung
menjadi
janda,
masih ada 3 orang suami yang menemani. Sementara jika sang istri yang
mati, maka
para suami bisa memilih untuk segera kawin lagi atau menjomblo. (Point
bebek di
sini: Kalau seorang wanita menjadi janda, maka ia lebih sulit untuk
mencari suami
daripada seorang duda mencari istri)
Sekarang mari kita tinjau dari sudut seksualitas. Sudah menjadi keluhan
umum di
rubrik konsultasi kalau banyak wanita gagal mencapai orgasme karena
suami
cepat
selesai atau tidur begitu saja setelah mencapai puncak. Padahal pada
umumnya, wanita
itu lebih lambat panas daripada pria.
Nah. dengan adanya 4 suami, maka suami-suami tersebut bisa ber- estafet
ria. Jika
istri lambat panas dan blum panas-panas juga, maka jangan kuatir, masih
ada rekan
anda yang akan meneruskan perjuangan membawa istri menuju ke puncak
kenikmatan.
(Menuju puncak, gemilang cahaya, mengukir cinta, SEJUTA RASA..
Kyaaaaaaa.!! )
Poliandri secara sekilas juga sesuai dengan kodrat seks manusia.
Laki-laki
pada
umumnya hanya dapat orgasme 1 kali lalu keabisan tenaga, sementara
wanita
bisa
orgasme berkali-kali,
bahkan organ seksualnyapun tidak usah membutuhkan persiapan terlalu
banyak
seperti
halnya laki-laki. ( Kan harus nungguin Joy-sticknya berdiri dulu.)
Jika wanita berhalangan pun (Entah apapun alasannya.), laki-laki bisa
dengan mudah
swalayan karena organ seksnya terbuka dan menggantung di luar tubuh.
(Tidak seperti
perempuan yang organnya lebih tersembunyi, jadi lebih ribet kalau mau
swalayan)
Akhir kata, saya menyimpulkan (lagi-lagi) secara SEPIHAK bahwa
poliandri
"lebih
baik" daripada poligami." Nah loh …………
Ada pepatah mengatakan ;
" Laki2 seperti botol coca cola : biar isi berceceran dimana2 yang
penting
botol
dipulangin".
" Perempuan seperti kulkas : biarpun gak kemana2, tapi dpt menyimpan
beberapa botol
sekaligus di dalam nya".
————————————-
YANG WARAS JANGAN sekali-kali MASUK SINI!!!
(kecuali anda mo ikutan miring juga )
Baru sekali ini bikin trit di tempat orang2 miring,
Go, Miring!!!!
lestarikan keMiring-an,,,,!!!
mohon bantuannya, yaaaaaaaaaaaaa!!!!
"Menurut daku, yang diperlukan oleh seorang anak bukanlah siapakah
lelaki yang menyumbangkan seciprat sperma untuk membuat dirinya, tapi siapakah yang berperan
sebagai sosok seorang ayah sesungguhnya dalam pertumbuhannya. Justru
dengan sistem 4 ayah 1 ibu, anak-anak diuntungkan karena lebih banyak yang melindungi mereka jika ada apa-apa. Bahkan mungkin ada baiknya jika ke-empat ayah tersebut mengatur shift kerja mereka sehingga setidaknya ada 1 ayah yang selalu berjaga di rumah setiap
saat.
Menjaga keluarga dari marabahaya. (Misal: Kalau ada perampok yang
masuk rumah,
setidaknya ada seorang lelaki dewasa yang akan melindungi ibu dan
anak-anaknya)
Selain itu, 4 ayah berarti adanya 4 tulang punggung keluarga. (EMPAT
saudara-saudara! ! E-M-P-A-T!! bukan 1 atau 2 atau 3, tapi EMPAT sumber
pemasukan
keluarga!!) Jadi secara keseluruhan, kesejahteraan keluarga menjadi
lebih
baik.
Biaya perawatan anakpun lebih terjamin. Jika yang 1 terkena PHK, masih
ada
3 lainnya
yang bekerja. Tentunya yang terkena PHK itu juga akan merasa gengsi dan
malu
terhadap
3 suami lainnya, sehingga ia akan berusaha mendapatkan kerja
secepatnya.
Poliandri juga baik untuk mengurangi jumlah penduduk. Sebab, walaupun
ada
4 pejantan
yang siap membuahi, tapi pabrik anaknya cuma 1!! Jadinya ya dalam
jangka
panjang akan
mengurangi jumlah penduduk dan anak-anak yang dibuat pun diharapkan
lebih
"berkualitas" .
(Ya itulah, karena biaya perawatan anak datang dari 4 sumber pemasukan)
Intinya: turunkan kuantitas, naikkan kualitas!!
Kalau poligami bisa mengakibatkan persaingan di antara para istri dan
anak-anaknya,
poliandri mungkin bisa memberikan efek perdamaian. Sebab pada saat
seorang
anak
tidak jelas siapa ayahnya (Pokoknya di antara 4 itu! Eh, diluar 4 itu
juga
bisa
ding), maka para ayah akan tetap memberikan perhatian kepada si anak.
Masing-masing
ayah akan menganggap anak tersebut adalah anaknya. (Kalau di
poligamikan,
bisa ada
resiko setiap anak membangga-banggakan ibunya doang dan menjelekkan ibu
dari anak
yang lain)
Para ayah tersebut punya teman untuk ngobrol malam-malam, teman untuk
main
catur,
main panco (Kalau mau juga bisa buat turnamen kecil-kecilan) ataupun
main
kartu (Pas
4 orang! Cocok buat maen capsa, maen mahjong juga bisa). Nonton bola di
rumah pun
menjadi lebih semarak!
Dengan sistem 4 suami pula para pria bisa belajar menekan rasa egoisnya
dengan
saling berbagi, bertoleransi dan bersabar. Ingat, Tuhan suka orang
sabar.
Rewelnya istri pun menjadi lebih berkurang. Bayangkan jika seorang
suami
punya 4
istri. Maka dalam 24 jam, akan ada 4 orang istri yang berpotensi untuk
mengomel dan
mengeluh di kuping suami. Tapi JIKA 4 suami 1 istri, maka rata-rata
kemungkinan
masing-masing suami di-rese- in istri adalah maksimal 6 jam sehari.
(Dengan asumsi
ngawur bahwa sang istri mengomel selama 24 jam non-stop)
Sudah menjadi pengetahuan umum pula jika umur harapan hidup pria lebih
pendek. Jadi,
setidaknya jika seorang suami mati, sang istri tidak akan langsung
menjadi
janda,
masih ada 3 orang suami yang menemani. Sementara jika sang istri yang
mati, maka
para suami bisa memilih untuk segera kawin lagi atau menjomblo. (Point
bebek di
sini: Kalau seorang wanita menjadi janda, maka ia lebih sulit untuk
mencari suami
daripada seorang duda mencari istri)
Sekarang mari kita tinjau dari sudut seksualitas. Sudah menjadi keluhan
umum di
rubrik konsultasi kalau banyak wanita gagal mencapai orgasme karena
suami
cepat
selesai atau tidur begitu saja setelah mencapai puncak. Padahal pada
umumnya, wanita
itu lebih lambat panas daripada pria.
Nah. dengan adanya 4 suami, maka suami-suami tersebut bisa ber- estafet
ria. Jika
istri lambat panas dan blum panas-panas juga, maka jangan kuatir, masih
ada rekan
anda yang akan meneruskan perjuangan membawa istri menuju ke puncak
kenikmatan.
(Menuju puncak, gemilang cahaya, mengukir cinta, SEJUTA RASA..
Kyaaaaaaa.!! )
Poliandri secara sekilas juga sesuai dengan kodrat seks manusia.
Laki-laki
pada
umumnya hanya dapat orgasme 1 kali lalu keabisan tenaga, sementara
wanita
bisa
orgasme berkali-kali,
bahkan organ seksualnyapun tidak usah membutuhkan persiapan terlalu
banyak
seperti
halnya laki-laki. ( Kan harus nungguin Joy-sticknya berdiri dulu.)
Jika wanita berhalangan pun (Entah apapun alasannya.), laki-laki bisa
dengan mudah
swalayan karena organ seksnya terbuka dan menggantung di luar tubuh.
(Tidak seperti
perempuan yang organnya lebih tersembunyi, jadi lebih ribet kalau mau
swalayan)
Akhir kata, saya menyimpulkan (lagi-lagi) secara SEPIHAK bahwa
poliandri
"lebih
baik" daripada poligami." Nah loh …………
Ada pepatah mengatakan ;
" Laki2 seperti botol coca cola : biar isi berceceran dimana2 yang
penting
botol
dipulangin".
" Perempuan seperti kulkas : biarpun gak kemana2, tapi dpt menyimpan
beberapa botol
sekaligus di dalam nya".
————————————-