Faktor kesiapan untuk berumahtangga

swarlik

New member
Tak dipungkiri sampai saat ini kemapanan ekonomi seseorang masih menjadi syarat utk bisa berumahtangga,padahal belum tentu yg tidak punya penghasilan tetap tidak mampu untuk membangun keluarga bahagia,dan tdk sedikit orang yg sebelumnya penganggur setelah berumahtangga dia menjadi gigih dalm berusaha memenuhi ekonominya dan sukses membangun keluarga yg sejahtera,
 
Bls: Faktor kesiapan untuk berumahtangga

iyups...lalu permasalahannya di mana bang??

hummm nasib orang nggak ada yang tahu...yang penting tetap semangat, berusaha keras dan berdoa, karena Tuhan sudah menjanjikan rizky bagi umatnya, bukan soal jumlah....tapi soal cara kita mendapatkannya..
 
Bls: Faktor kesiapan untuk berumahtangga

kebanyakan orang juga masih ragu menikah karena takut jika mereka sudah "terikat" maka akan menyempit pula kebebasannya, beda pada saat masih bujang dan gadis, nah untuk meluruskan pandangan yang seperti ini gimana dong tante resi?
 
Bls: Faktor kesiapan untuk berumahtangga

xixi.. kalo ragu utk menikah karena takut kebebasannya menyempit, ya gak bisa diluruskan..

haha
itu memang belum siap untuk menikah namanya..

tunggu siap aja..
tunggu dia siap lahir batin untuk hilang kebebasannya, untuk rela berkorban semahal mahalnya untuk rumah tangganya..

kalo belum.. mendingan jangan.. haha
 
Bls: Faktor kesiapan untuk berumahtangga

pernikahan itu sesuatu yg sakral dan sebelum beranjak ke pernikahan kita hrus punya konsekuensi dan konsistensi. Klo ngomongin soal mental, g semua pasangan yg mw nikah siap mental, rata2 mrka skdar menjalani aj dan yg merka khwatirkan sudah bukan jd persoalan. SOal kebebasan, kita mang harus liat2 status kita jg neng, dah tw punya suami msak msh mw berzina..:D, so bebas msh bisa asal kebebasan yg bertanggungjawab n tw batasan dan tidak terkecuali atas izin suami. Prosesi pernikahan ddepan penghulu itu bukan soal main2, disitu ada peraturan2 antara kewajiban suami dan istri, klo kita misal melanggar itu semua bubarlah pernikahannya. Dan perlu diingat, orang yg mau menikah itu banyak godaannya antara prianya ato wanitanya jg tp klo udah menikah jg bnyak masalah dan cobaanya. klo emang berhasil melewati msalah maka langgeng lah pernikahan kita, klo tidak bisa melewati maka bubarlah dengan diakhiri perceraian.. Sisi positif dr itu semua, kita bisa menjadi lebih dewasa dan proses itu akan menjadikan kita lebih siap memiliki suami ato istri. pernikahan itu akan menghindari kita dr perbuata negatif, (taulah pacaran anak muda skarang..:D), krn klo udah menikah perasaan nafsu yg menggebu2 menjadi rasa sayang yg tulus :), dan terakhir perlu diingat tujuan dr pernikahan kalian itu apa?tidak terlepas ingin memiliki keluarga sakinah, mwadah, warohmah..:)
 
Bls: Faktor kesiapan untuk berumahtangga

kebanyakan orang juga masih ragu menikah karena takut jika mereka sudah "terikat" maka akan menyempit pula kebebasannya, beda pada saat masih bujang dan gadis, nah untuk meluruskan pandangan yang seperti ini gimana dong tante resi?

darkgrey udah bicara non...:D
 
Bls: Faktor kesiapan untuk berumahtangga

hihi iya, cara "meluruskannya" ya dibilangin gitu aja (pertamanya) :D
 
Bls: Faktor kesiapan untuk berumahtangga

ragu terhadap pasangan yang gimana maksudnya bang niz??


hummm hihi aku ga tau yang bener tu harusnya kayak gimana, tapi kalau aku loh ya...
kalau aku, misal ragu terhadap pasangan, mungkin ada sesuatu yang bikin ragu, ya diomongkan aja ke pasangan, klo bisa clear ya lanjut, kalau nggak, ya nggak lanjut.
trus kalau ragu dalam hal masalah kepercayaan, kalau mang nggak didasari saling percaya ya nggak usah lanjut..
and kalau ragu terhadap pasangan, dalam artian di batin.... ya istiqoroh aja, minta petunjuk pada Tuhan, dan semoga bisa mendapatkan jawaban dan kemantaban yang sebenar-benarnya ;p
 
Bls: Faktor kesiapan untuk berumahtangga

Maaf, megha mau oot sebentar, maaf sekali karena masalah ini sering sekali terjadi oleh rumahtangga suami-isteri baru

Di lingkungan megha (mumpung lahir dan gede di ibu kota :D) itu gak sedikit yang menikah karena "kecelakaan" dan entah mengapa kok rata2 dari mereka yang menikah dengan cara yang "gak wajar" pasti rumah tangganya selalu berantakan. Biasanya jika salah satu pihak entah si isteri atau si suami ini agak lalai dalam membesarkan anak atau kewajiban rumah tangga pasti kata-kata yang keluar "ini semua gara-gara kamu!" dan dimulai dari kata-kata tersebut maka membesarlah sebuah masalah.

Aden dan nona, andaikata kita dalam situasi tersebut, bagaimana cara menyikapi masalah rumah tangga yang seperti ini? dan bagaimana cara terbaik untuk meluruskannya?
 
^ Seandainy gw ada d posisi yg non Megha jabarkan,
Mungkin ini bakal jd pertimbangan gw..

"Kalo ga cinta, ngapain nikah?"

Daripada nantiny cerai, nikah kan cm 1x lho...
Anak seperti apa yg bakal tumbuh tanpa cinta?
 
Back
Top