MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

Status
Not open for further replies.

Parisbarantai

New member
MUI kab. Lebak mengharamkan laki-laki dan perempuan bukan mahram berboncengan dalam satu motor dengan alasan dampak negatifnya bisa memicu hubungan bebas atau hubungan seks.
Bagaimana menurut Anda?
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

perasaan sejak dulu bersentuhan antara pria dan wanita yg bkan mahram memang ga boleh ...truz apa yg salah dg fatwa mui?
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

Idem.. :D
Udah jelas tuh.. ngapain diperdebatkan?
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

Ada beberapa teman yg gak nerima. Alasannya gimana dgn para tukang ojek? Berarti mereka gak bisa bawa penumpang cewek dong.
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

duh MUI kenapa si loe??

kalo ada fatwa kek gt.. bs tekor nih gw -_-a
karena kalo pergi dan pulang kerja.. selalu minta antar jemput sama kakak sepupu.. atau temen-temen di tempat gw kerja.. tujuannya.. supaya cepat, hemat, dan praktis.. palingan gw bayar bensin seminggu sekali atau rokok gt.. :)

yang haram itu.. kan kalo sampe timbul napsu birahi.. :D
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

kalu setau saia itu yg ga boleh jika saling bersentuhan antar lawan jenis yg bukan mahram ...v^^
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

MUI kab. Lebak mengharamkan laki-laki dan perempuan bukan mahram berboncengan dalam satu motor dengan alasan dampak negatifnya bisa memicu hubungan bebas atau hubungan seks.
Bagaimana menurut Anda?

jika ini terlaksana akan mengurangi kepadatan lalu lintas utamanya kota besar (jakarta, bandung, surabaya, medan, makassar) utamanya d malam minggu
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

Ada beberapa teman yg gak nerima. Alasannya gimana dgn para tukang ojek? Berarti mereka gak bisa bawa penumpang cewek dong.

Kata siapa gak boleh? Wong peraturan itu ditujukan kpd Muslim yg berpegang kuat kpd Al Quran & hadist koq.. bagi yg non muslim atau muslim yg gak suka/tidak setuju ya silahkan diabaikan.. gak ada paksaan.. :D

Kewajiban sesama muslim adalah saling ingat & mengingatkan, sampaikanlah walau hanya satu ayat. Masalah diterima atau tidak.. itu urusan pribadi masing".. ada sebab pasti ada akibat [<:)
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

Asal gak bersentuhan gak masalah kan?
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

Seriously, ini bukan soal mau menerima atau enggak.
Tapi kalo sudah jadi hukum, ya harus diterima. :))
Kalo mau melanggar ya silahkan, resikonya dosa. That's it.

As simple as that :)
Nuff said.


-dipi-
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

semotor bukan muhrim klo dilarang kasihan tukang ojek pak.... gimana hayo...
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

semotor bukan muhrim klo dilarang kasihan tukang ojek pak.... gimana hayo...
Ya tetep dong mas, hukum adalah hukum. Nggak ada justifikasi lain yang bisa menyederhanakan. :)

Anak istri Parno yang jadi maling itu juga kasihan, kalo sampe Parno ketangkep saat maling dan dihukum. :)
PSK dipinggir jalan itu juga kasihan, loh. :D

-dipi-
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

Sebenarnya lihat lawan jenis, berduaan, bersentuhan, udah cukup jelas dilarang, namun itu dalam kondisi normal (tidak ada hajat yang bisa dibenarkan oleh syariat). Dan semua itu memiliki tujuan untuk mencegah terjadinya fitnah (kuatir terjadinya zina). Tentu saja itu adalah langkah pertama. Sebab, presentasi terjadinya perzinahan hanya dari melihat, ngobrol, berboncengan, yang hanya dilakukan sekali dua kali jelas sangat rendah.
Nah untuk masalah hal2 seperti ini, syariat memiliki toleransi yang harus dikondisikan dengan besar kecilnya kemungkinan terjadinya perzinahan, kebutuhan masyarakat dan pertimbangan2 lain.
Beberapa buktinya adalah, diperbolehkan (bahkan dianjurkan/sunnah) melihat wanita yang mau dijadikan istri, meskipun hukum asal melihat wanita bukan mahram adalah haram, dengan alasan, hajat agar nantinya tidak menyesal/kecewa dengan pilihannya. Juga, diperbolehkan melihat wanita saat mengadakan jual beli atau yang lain, bahkan boleh melihat kemaluan wanita jika itu dibutuhkan dalam sebuah kesaksian perzinahan misalnya.
Jadi apakah fatwa MUI sudah mempertimbangkan hal2 ini atau belum? I don't think so, karena informasi yang sampai ke saya, tidak menunjukkan hal2 itu
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

Seriously, ini bukan soal mau menerima atau enggak.
Tapi kalo sudah jadi hukum, ya harus diterima. :))
Kalo mau melanggar ya silahkan, resikonya dosa. That's it.

As simple as that :)
Nuff said.


-dipi-

yah, udah dijawab, idem ma non dipi

"Hari kiamat akan datang manakala fatwa ulama tak lagi didengar dan dipatuhi." Fatwa itu penting juga, hanya setingkat di bawah Qur'an dan Hadits karena fatwa itu hasil ijtihad.
"Apa yang diperintahkan kepadamu, laksanakanlah. Dan apa yang dilarang padamu, jauhilah. Sesungguhnya yang membuat binasa umat sebelummu adalah karena mereka terlalu banyak bertanya dan memperselisihkan nabi mereka."

Rasulullah pernah bersabda, "Demi Allah yang nyawaku berada di tangan-Nya, seandainya Fatimah mencuri niscaya kupotong tangannya." padahal fatimah adalah putri beliau.
 
Last edited:
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

Sebenarnya lihat lawan jenis, berduaan, bersentuhan, udah cukup jelas dilarang, namun itu dalam kondisi normal (tidak ada hajat yang bisa dibenarkan oleh syariat). Dan semua itu memiliki tujuan untuk mencegah terjadinya fitnah (kuatir terjadinya zina). Tentu saja itu adalah langkah pertama. Sebab, presentasi terjadinya perzinahan hanya dari melihat, ngobrol, berboncengan, yang hanya dilakukan sekali dua kali jelas sangat rendah.
Nah untuk masalah hal2 seperti ini, syariat memiliki toleransi yang harus dikondisikan dengan besar kecilnya kemungkinan terjadinya perzinahan, kebutuhan masyarakat dan pertimbangan2 lain.
Beberapa buktinya adalah, diperbolehkan (bahkan dianjurkan/sunnah) melihat wanita yang mau dijadikan istri, meskipun hukum asal melihat wanita bukan mahram adalah haram, dengan alasan, hajat agar nantinya tidak menyesal/kecewa dengan pilihannya. Juga, diperbolehkan melihat wanita saat mengadakan jual beli atau yang lain, bahkan boleh melihat kemaluan wanita jika itu dibutuhkan dalam sebuah kesaksian perzinahan misalnya.
Jadi apakah fatwa MUI sudah mempertimbangkan hal2 ini atau belum? I don't think so, karena informasi yang sampai ke saya, tidak menunjukkan hal2 itu

lha anda sendiri tahu dari mana? dari belajar kan? Seharusnya masyarakat juga melakukan ini.
"Ilmu adalah jalan pintas ke surga."
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

"Hari kiamat akan datang manakala fatwa ulama tak lagi didengar dan dipatuhi." Fatwa itu penting, hanya setingkat di bawah Qur'an dan Hadits karena fatwa itu hasil ijtihad.
Salah satu konsekuensi dari mengucap syahadatain (masuk Islam) adalah WAJIB mematuhi segala hukum Islam baik yang berasal dari Qur'an, Hadits, ataupun hasil ijtihad.
"Apa yang diperintahkan kepadamu, laksanakanlah. Dan apa yang dilarang padamu, jauhilah. Sesungguhnya yang membuat binasa umat sebelummu adalah karena mereka terlalu banyak bertanya dan memperselisihkan nabi mereka."

ya benar, tapi apakah fatwa yang tidak tepat masuk dalam kutipan sampeyan..
mufti bukan nabi...
saya bukan mempersalahkan MUI, saya sangat bersyukur, di negara kita masih ada lembaga seperti MUI, namun alangkah baiknya jika dalam mengeluarkan fatwa mbo' yo'o jangan terlalu nge-gampang, takutnya masyarakat yang tau hukam dan yang gak tau sama sekali lama2 mempertanyakan kompetensi MUI sebagai lembaga fatwa tertinngi di negara ini, akibatnya bukannya membuat masyarakat tunduk pada fatwa, yang ada malah mempertanyakan kekuatan fatwa itu sendiri, seterusnya masyarakat bisa2 tidak lagi memperhatikan agamanya lagi, inna lillah wa inna ilaihi raji'un
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top