MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

Status
Not open for further replies.
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

Bisa disesuaikan dengan keadaan, Yeah~





mengapa ribut, choy? ^-^
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

06.00
naik bis apa angkot ntar senggolan sama bukan mahram
naik ojek senggolan juga
naik mobil apa motor nggak punya
jalan kaki jauh amat
halal. . .
haram . .
halal . .
haram . .
.
.
.
.
07.00
naik bis apa angkot ntar senggolan sama bukan mahram
naik ojek senggolan juga
naik mobil apa motor nggak punya
jalan kaki jauh amat
halal. . .
haram . .
halal . .
haram . .
.
.
.
.
08.00
naik bis apa angkot ntar senggolan sama bukan mahram
naik ojek senggolan juga
naik mobil apa motor nggak punya
jalan kaki jauh amat
halal. . .
haram . .
halal . .
haram . .
.
.
.
.
ahh. . .tau gitu tadi bawa gitar aja, nggak bisa ke kantor, lumayan bisa ngamen di jalan. daripada manyun nggak bisa ngapa2in
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

06.00


jalan kaki jauh amat
halal. . .
haram . .
halal . .
haram . .
.
.
.
.
07.00

jalan kaki jauh amat
halal. . .
haram . .
halal . .
haram . .
.
.
.
.
08.00

jalan kaki jauh amat
halal. . .
haram . .
halal . .
haram . .
.
.
.
.
ahh. . .tau gitu tadi bawa gitar aja, nggak bisa ke kantor, lumayan bisa ngamen di jalan. daripada manyun nggak bisa ngapa2in


jalan kaki aja den
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

yahhh,,,,, terima kasih ilmu-nya,
tapi Daina bilang kan' "Terpaksa", kk,
artinya 'keadaan yang terjadi' nggak setiap waktu. :):)
tapi bukan itunya yang Daina omongin,
back to topic, itulah yang namanya islam 'FLEXIBEL' yang Daina maksud, hadist maupun dalil itu bisa disesuaikan dengan keadaan pada saat itu,
yang kk jelaskan dan Daina bold diatas juga, itu kan' namanya meng-'Qadha',,,, :D
(btw, benar nggak sih tulisannya?? perasaan dari tadi nggak ada yang komen!!! >:'( )


begitu pula menurut Daina tentang fatwa MUI ini~

masalah qadha, itu beda ama jama' qasar. qadha itu mengganti di waktu lain (pas inget langsung saat itu juga) dengan alasan ketiduran atau pingsan. untuk yang jama' sih hampir sama ama qadha, tapi qasar beda jauh. qasar adalah menyingkat rakaat salat, yg awalnya empat rakaat boleh dikerjakan dua rakaat.

terkait dengan "flexibel", saranku: baca juga penjelasan dan tafsir dalilnya, jangan cuma isinya doang

btw, ga usah panggil "kak" lah, dikau bakalan ngakak deh klo tahu umurku berapa:D
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

masalah qadha, itu beda ama jama' qasar. qadha itu mengganti di waktu lain (pas inget langsung saat itu juga) dengan alasan ketiduran atau pingsan. untuk yang jama' sih hampir sama ama qadha, tapi qasar beda jauh. qasar adalah menyingkat rakaat salat, yg awalnya empat rakaat boleh dikerjakan dua rakaat.

terkait dengan "flexibel", saranku: baca juga penjelasan dan tafsir dalilnya, jangan cuma isinya doang

btw, ga usah panggil "kak" lah, dikau bakalan ngakak deh klo tahu umurku berapa:D

Daina 18 taun!! :D
biar aja, ilmu khan nggak mengenal usia~
:p:p
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

06.00
naik bis apa angkot ntar senggolan sama bukan mahram
naik ojek senggolan juga
naik mobil apa motor nggak punya
jalan kaki jauh amat
halal. . .
haram . .
halal . .
haram . .
.
.
.
.
07.00
naik bis apa angkot ntar senggolan sama bukan mahram
naik ojek senggolan juga
naik mobil apa motor nggak punya
jalan kaki jauh amat
halal. . .
haram . .
halal . .
haram . .
.
.
.
.
08.00
naik bis apa angkot ntar senggolan sama bukan mahram
naik ojek senggolan juga
naik mobil apa motor nggak punya
jalan kaki jauh amat
halal. . .
haram . .
halal . .
haram . .
.
.
.
.
ahh. . .tau gitu tadi bawa gitar aja, nggak bisa ke kantor, lumayan bisa ngamen di jalan. daripada manyun nggak bisa ngapa2in


semoga ada yang terketuk hatinya :D
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

Yaaaa
Dicoba aja hidup tanpa bersentuhan dengan yang bukan muhrim. Baik sengaja atau tidak, yang seharusnya atau terpaksa. Pengen liat gue.. bakal bertahan berapa lama.. Hahaha
Life is so easy kalau kita tidak mempersulitnya. Dan Islam adalah jawaban untuk memudahkan hidup. Haha

MUI, hssshsssh....
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

Yaaaa
Dicoba aja hidup tanpa bersentuhan dengan yang bukan muhrim. Baik sengaja atau tidak, yang seharusnya atau terpaksa. Pengen liat gue.. bakal bertahan berapa lama.. Hahaha
Life is so easy kalau kita tidak mempersulitnya. Dan Islam adalah jawaban untuk memudahkan hidup. Haha

MUI, hssshsssh....

:D:D:D:)):)):))
=b==b==b=
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

Apalagi nih Dai.. Manusia kan makhluk sosial. Gak bisa hidup tanpa manusia lainnya. Haha.
Masa iya, satu bumi harus ada satu jenis kelamin? Kalo kek begitu, para cowo aja yang pindah ke pluto. Yang bikin fatwa cowok, ya? Kayak na sensi ama para wanita deh. Hahaha (pikiran ngawur)
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

Apalagi nih Dai.. Manusia kan makhluk sosial. Gak bisa hidup tanpa manusia lainnya. Haha.
Masa iya, satu bumi harus ada satu jenis kelamin? Kalo kek begitu, para cowo aja yang pindah ke pluto. Yang bikin fatwa cowok, ya? Kayak na sensi ama para wanita deh. Hahaha (pikiran ngawur)

mereka itu telah terkena virus "sendiri itu indah"
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

MUI kab. Lebak mengharamkan laki-laki dan perempuan bukan mahram berboncengan dalam satu motor dengan alasan dampak negatifnya bisa memicu hubungan bebas atau hubungan seks.
Bagaimana menurut Anda?


MUI = LEBAY.. hahahaha.
kasian tukang ojek..
jadi ceritanya gini,, aku lagi jalan2 sore pake motor, trus ada mbak2 sexy minta tolong di antar ke rumah sakit karna ada urusan mendadak, gimana tuh Pak MUI?


jgn ikut2an kyk FPI deh,
-Saya Islam tapi saya tidak mau di BELA oleh FPI, biar saya bela diri saya sendiri.-
:p
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

Apalagi nih Dai.. Manusia kan makhluk sosial. Gak bisa hidup tanpa manusia lainnya. Haha.
Masa iya, satu bumi harus ada satu jenis kelamin? Kalo kek begitu, para cowo aja yang pindah ke pluto. Yang bikin fatwa cowok, ya? Kayak na sensi ama para wanita deh. Hahaha (pikiran ngawur)

Heeeeee~
Itulah yang namanya 'prasangka',,,, kak kalina,
emang pasti cowok-cewek boncengan mo berzinah ke hotel atau mo bunuh orang????
gak ada yang tau selain Allah~

masalah fitnah Dan prasangka, itu urusan masing-masing,
perlu diketahui, dimana-mana namanya 'prasangka' itu adalah hal paling mengerikan didunia ini,

Tanpa mengikut sertakan Hadist Dan sebagainyapun, Daina sihh berani bilang Fatwa MUI itu SALAH,
kenapa salah???
salahnya Dimana????

Coz SALAH TULIS,,, dAn kurang lengkap,,,,,, :D
psssttt,,,Liat dehh,,, Judul thread ini : MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram.

Kalau saja judulnya MUI: boncengan motor haram bagi yang boncengan bukan mahram sambil Berniat akan melakukan perbuatan Tidak Baik/berzina. (panjang amiiirr,,,,)
Pasti gak bakal ada yang protes,,,,, cuman orang bego aja yang protes dan nggak paham, hihihiiiii~

Sekarang, kalimat peringatan atau Fatwa itu yang kurang lengkap, atau memang dah lengkap tapi TS nya yang salah nulis coz matanya jereng??? :)):)):))
 
Last edited:
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

membonceng wanita blh,asal tidak bersentuhan 1 sama lain nya
 
Bls: MUI: boncengan motor haram bagi bukan mahram

Assalamualaikum wr.wb…

Menurut saya sih…
MUI mengeluarkan fatwa “Tidak boleh berboncengan dengan lawan jenis yang bukan muhrim…” berakar pada ajaran agama yaitu tidak boleh bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan muhrim yang dapat menyebabkan perbuatan zina dan fitnah. Kalo’ bonceng (motor) kan biasanya bisa ‘bersentuhan’ baik disengaja atau tidak, secara langsung maupun tidak.
Sama saja dengan larangan bercampur baurnya antara ikhwan (laki-laki) dan akhwat (perempuan) bukan muhrim tanpa adanya keperluan yang diperbolehkan syariat. Perbuatan seperti ini pada masa sekarang sudah dianggap biasa seperti mengumbar pandangan, saling berdekatan dan bersentuhan, berboncengan tadi, hingga ber-khalwat (berduaan di tempat tersembunyi). Perilaku semacam itu bisa saja mengantarkan pada perbuatan zina dan fitnah.

Saia rasa dikeluarkannya fatwa ini juga berkenaan dengan keprihatinan mereka melihat banyak remaja Indonesia (bukan hanya direpresentasikan di televisi saja, tetapi banyak ditemukan dalam realita) yang kalo’ berboncengan motor dengan lawan jenisnya (baca: pacarnya) dipeluk, bahkan hingga nempel… lengket deh kayak perangko ama amplopnya. Na’udzubillah…

Masalahnya, MUI mengangkat isu dan mengeluarkan fatwa ini pada masyarakat secara “mentah” ; tidak dibarengi dengan sosialisasi yang memadai seperti memberikan pengertian, asal muasal fatwa, tujuan, dan lain sebagainya (diberi penjelasan pun saia tidak yakin banyak masyarakat yang mau dengar). Padahal pengetahuan masyarakat, terutama mengenai agama, harus kita akui, memang kurang ‒membuat tidak sedikit masyarakat yang memahami fatwa ini dengan pengetahuan yang minim.

Akibatnya, justifikasi masyarakat terhadap fatwa ini cenderung negatif, bahkan destruktif (baca: menolak). Mulai dari munculnya opini yang menganggap fatwa ini “yang tidak masuk akal”, hingga mempermasalahkan kerjaan tukang ojek.

Masalah pekerjaan tukang ojek, hal itu kan kondisional…
Kalo’ seorang perempuan benar-benar butuh jasa tukang ojek laki-laki, saia rasa sih boleh-boleh saja menggunakan jasanya namun membonceng dengan tetap menjaga diri sesuai dengan syariat Islam.

Berboncengan motor dengan ikhwan bukan mukhrim sudah tidak saya lakukan tapi bersentuhan dengan ikhwan bukan mukhrim masih saia coba minimalisasi, kondisional juga-lah… Bagi saia, tidak bersentuhan dengan ikhwan bukan mukhrim semata-mata untuk menjaga kesucian wudhu, terlebih-lebih menjaga kesucian diri dan menegakkan syariat Islam. Kalo’ nggak perlu, ya nggak usah sentuh… Dalam prinsip saia selama masih berada dalam batas kewajaran yang luhur maka tak ada salahnya untuk bersentuhan dengan ikhwan bukan mukhrim –selain untuk menghormati orang itu pula, misalnya, salaman ama klien bisnis atau atasan.

Sebenarnya, tidak ada tawar-menawar jika ingin menjalankan syariah Islam. Bukan membela MUI, tetapi semua syariat yang berasal dari Al-Quran & sunnah WAJIB ditaati.

“…Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (para pemimpin Islam –ulama) diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnah) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya…” (QS. An-Nisaa’ 59)

Semoga bermanfaat, Jazakumullah…
Wassalamualaikum wr. wb
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top