Larangan Meniup Makanan atau dan Minuman

jmw01

New member
Salah satu adab dalam makan dan minum adalah tidak meniup makanan dan minuman yang masih panas. Di antara hadis-hadis yang menjelaskan larangan meniup makanan adalah :

عن أَبي سعيد الخدري رضي الله عنه : أنَّ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم نَهَى عَن النَّفْخ في الشَّرَاب ، فَقَالَ رَجُلٌ : القَذَاةُ أراها في الإناءِ ؟ فَقَالَ : (( أهرقها )) . قَالَ : إنِّي لا أرْوَى مِنْ نَفَسٍ وَا�*دٍ ؟ قَالَ : (( فَأَبِنِ القَدَ�*َ إِذَاً عَنْ فِيكَ )) رواه الترمذي ، وقال : (( �*ديث �*سن ص�*ي�* ))

Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. melarang meniup dalam minuman. Ada seorang lelaki berkata: “Ada kotoran mata yang saya lihat di dalam wadah itu.” Beliau s.a.w. bersabda: “Alirkanlah - sehingga kotoran itu hilang.” Orang itu berkata lagi: “Sesungguhnya saya ini belum merasa puas minum dari sekali nafas.” Beliau s.a.w. lalu bersabda: “Kalau begitu singkirkanlah dulu wadahnya itu dari mulutmu - dan bernafaslah di luar wadah.” (HR at-Tirmidzi dan beliau mengatakan, hadis ini Hasan Shahih)

وعن ابن عباس رضي الله عنهما : أنَّ النبيَّ صلى الله عليه وسلم نهى أن يُتَنَفَّسَ في الإناءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيهِ . رواه الترمذي.

Dari Ibnu Abbas ra, “Bahwasanya Nabi saw melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”. (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Larangan-larangan di dalam hadis tersebut difahami sebagai makruh, bukan haram [2]

Dalam Syarahnya terhadap kitab Riyadhusshalihin, Syaikh Al-‘Alamah Muhammad Bin Sholeh Al-‘Utsaimin berkata:

إلا أن بعض العلماء استثنى من ذلك ما دعت إليه ال�*اجة ، كما لو كان الشراب �*اراً وي�*تاج إلى السرعة ، فرخص في هذا بعض العلماء، ولكن الأولى أن لا ينفخ �*تى لو كان �*اراً؛ إذا كان �*اراً وعنده إناء آخر فإنه يصبه في الإناء ثم يعيده ثانية �*تى يبرد

“akan tetapi sebagian ‘Ulama mengecualikan larangan itu jika sangat dibutuhkan, seperti seseorang yang perlu makanan tersebut dalam waktu cepat maka para ulama memberika rukhshah/keringanan, tetapi yang utama adalah tidak meniupnya walaupun makanan/minuman itu panas.apabila makanan/minuman itu panas sedangkan ia memiliki bejana/wadah yang lain, maka hendaknya ia memindahkannya kewadah yang lain kemudian mengembalikannya lagi dan begitu seterusnya sampai makanan/minuman itu menjadi dingin.” [3]

Penjelasan Ilmiah
Secara teori kimia bahwa: apabila kita hembus napas pada minuman, kita akan mengeluarkan CO2 yaitu carbon dioxide, yang apabila bercampur dengan air H20, akan menjadi H2CO3, yaitu sama dengan cuka, menyebabkan minuman itu menjadi acidic.

Alasan di atas disanggah oleh Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Staf Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Universitas Gadjah Mada melalui penjelasan yang lengkap, beliau menyimpulkan alasan secara logis adalah :

Pada saat manusia mengeluarkan udara hasil pernafasan serta mengeluarkan udara saat meniup, maka tidak hanya mengeluarkan gas hasil pernafasan saja. Mulut juga akan mengeluarkan uap air dan berbagai partikel yang ada dari dalam rongga mulut. Paling mudah dideteksi adalah nafas atau bau mulut juga sering tercium. Bau mulut ini mengindikasikan ada partikel yang juga dikeluarkan dari mulut. Partikel ini dapat berasal dari sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi, selain itu dapat juga berupa mikroorganisme yang hidup di rongga mulut. Mikroorganisme ini kadang bersifat merugikan dan bersifat sebagai pathogen. Hal inilah yang harus dihindari supaya jangan terbawa sehingga karena berupa partikel padatan akan dapat menempel dan mengkontaminasi pada makanan yang ditiup.

Alasan terakhir ini jauh lebih logis daripada alasan soal CO2. Selain tentu saja sebenarnya adalah alasan etik sosial, dimana meniup makanan memang di beberapa daerah, memang tidak dianjurkan. Jadi kalau anda sedang makan makanan atau minuman yang panas, tentu saja bersabarlah dulu sebentar sehingga menjadi berkurang temperaturnya dan mulut dapat menerima masuk. Coba kalau masih panas, tetap dimasukkan maka dijamin bibir dan lidah akan mak nyosssss……

Saran dari Iqmal Tahir :
Kalau makanan atau minuman panas biar cepat dingin serta jelas tidak melanggar aturan, mungkin bisa dilakukan dengan cara di bawah ini. Asli menggunakan teknologi Made in Japan. Enjoy saja lagi… [1]

teknologi-made-in-japan.jpg

Terakhir sebagai penutup, tentu saja kebenaran rahasia alam sejatinya adalah milik Allah swt. Wallahu a’lam.

Sumber :
[1] Iqmal Tahir - Universitas Gadjah Mada
[2] Asssalam.or.id
[3] Bahtera Sunnah
 
Bls: Larangan Meniup Makanan atau dan Minuman

mmmmm...alasan yang pertama jelas sangat tidak logis.
Alasan kedua, lebih tidak logis lagi kalo menurut daku. :D
 
Bls: Larangan Meniup Makanan atau dan Minuman

Trus menurut non Dipe apa dong?
Ayoo berbagi di sini ya... :)(
 
Bls: Larangan Meniup Makanan atau dan Minuman

Trus menurut non Dipe apa dong?
Ayoo berbagi di sini ya... :)(
Daku sesungguhnya baru tahu soal pelarangan ini, Mas. Tapi kalo dari alasan yang dikemukakan, sekali lagi itu sangat tidak logis. Seperti alasan yang kedua itu. Dengan alasan takut ada partikel atau kuman yang terbawa dari rongga mulut saat meniup makanan atau minuman, dan nanti partikel itu takutnya tertelan bersama makanan atau minuman, itu daku melihatnya sangat tidak logis karena mengingat partikel atau kuman itu berasal dari rongga mulut. Kalo alasan itu yang dipakai, bisa2 kita dilarang juga untuk makan dan minum, karena takut kalo kuman yang ada di rongga mulut ikut tertelan bersama makanan atau minuman. :)

Kalo daku sih lebih prefer ke alasan yang terakhir. Alasan etik sosial bisa lebih daku terima, daripada susah2 cari alasan logis yang ujung2nya justru jauh dari kesan logis. :D
 
Bls: Larangan Meniup Makanan atau dan Minuman

Wekekek.. maklum non.. manusia kan selalu gak terima jika ada hadist/sunnah Nabi SAW yg melarang suatu tindakan yg dianggap sudah menjadi tradisi/kebiasaan, malah cenderung melecehkan/mengolok-olok & cari" alasan. Kecuali orang" mukmin :)
 
Bls: Larangan Meniup Makanan atau dan Minuman

ya pastina orang lebih bisa nrima penjelasan yg bisa diterima pk logika, yg logika lebih cepat dimengertina
 
Bls: Larangan Meniup Makanan atau dan Minuman

ya pastina orang lebih bisa nrima penjelasan yg bisa diterima pk logika, yg logika lebih cepat dimengertina

>8o loh koq logika? kaya orang zindiq dong..
Nih penyakit berbahaya.. banyak" Istighfar Non..
 
Bls: Larangan Meniup Makanan atau dan Minuman

thread serupa pernah dibuat sama admin gia, dibahas juga "tiup-meniup" ini :D

lihat jawabanku untuk second_sister & roems_tia ada disini:
https://indonesiaindonesia.com/f/79397-larangan-meniup-makanan-minuman/index3.html#post563714

haditsnya udah bener.yg perlu di klarifikasi ulang adalah tinjauan ilmiahnya.terkadang dlm mengerjakan sunnah kita tdk musti membuktikan hikmahnya terlebih dahulu.krn kt tahu semua perintah Allah pasti tidak ada yg membahayakan kita.intinya tidak harus selalu dibuktikan secara logika ilmiah.krn agama ini bukan berdasar dr logika manusia.tp berdasar wahyu.
 
Bls: Larangan Meniup Makanan atau dan Minuman

thread serupa pernah dibuat sama admin gia, dibahas juga "tiup-meniup" ini :D

Waduh mohon mu'up kalo dobel tret.. koq bs gak ketemu ya pas dicari.. padahal sebelum bikin tulisan udah coba dicari terlebih dahulu.. [<:)
 
Bls: Larangan Meniup Makanan atau dan Minuman

tapi kalopun ada pengulangan uda bagus mengingatkan kita lagi... q juga pernah dapat pengetahuan ini dari guru smaq, alasannya makanan yang masih panas atau hangat jika kita meniupnya maka ada beberapa zat berbahaya yang keluar dari mulut kita melalui hembusan napas. karena adanya perbedaan saluran pencernaan dan pernapasan, kalo kita makan otomatis saluran napas kita tertutup, dan kalo habis atau jeda makan saluran napas kita terbuka jika keduanya terbuka kita akan tersedak. inilah yang menjadi dasar logika saya untuk tidak meniup makanan ataou minuman yang panas... dan saya selalu mencari kepuasan dengan mengkonsumsi dalam keadaan panas atau hangat... ternyata nikmat banget... tubuh berkeringat... penyakit berkurang....
 
Back
Top