Bumi : Ditinjau dari Keadaan Geologis dan Geografis

gembelcobek

New member
BATU-BATUAN BUMI

Bumi terdiri atas 3 kelompok batu-batuan. Batu-hatuan runtuhan atau batu-batuan sedimen. Batu-batuan nii terjadi dari reruntuhan batu-batuan lain yang terlepas karena pengaruh mekanik alan kimiawi.

Kalau setelah itu terjadi perpindahan di dalam air atau udara, hal itu dapat terjadi dengan meloncat, menggelinding, di dalam endapan atau larutan. Setehah mengalami perubahan keadaan selama perpindahan -- antara lain, daya kepindahan semakin berkurang jika kecepatan arus air atau udara berkurang -- terjadi pengendapan (sedimentasi) si dartan, suatu danau, sungai atau di laut.

cara demikian dapat terbentuk :

Sedimen klastik (konglomerat, batu pasir, arkos, tanah liat, endapan vulkanik) terbentuk dari bagian-bagian batuan atau butir-butir mineral, yang terlepas oleh gerakan-gerakan mekanik. Nama batuan ditentukan menurnt besarnya, mineral yang terkandung dari bahan pengikat yang dimilikinya.

Sedimen kimiawi (batu kapur, dolomit, gips) terbentnk oleh endapan dari suatu larutan.

Sadimen organogene (batu kapur tahan fosil, radiolorit) terbentnk dari sisa-sisa hewan dan tanaman, yang dapat tersimpan sebagai fosil. Di samping itu juga dijumpai peralihan dan ke-3 jenis batuan tersebut. Pembentukan sedimen terjadi pada lapisan teratas dari kerak bumi. Proses pembatuan yang dapat terjadi setelah pelepasan tersebut diagnese.

Batuan metamorf Kelompok batuan ini terbentnk dari batu-batuan lain karena perubahan keadaan suhu dan/atau lekanan.

Perubahan ini menyebabkan penyimpangan ciri-ciri mineralogi dan tekstural semula, baik sebagian maupun menyeluruh. Metamorfosa regional terjadi kanena ada suatu paket batuan jatuh ke suatu kedalaman lain di kerak bumi. Pada proses ini terjadi peruhahan tekanan serta suhu dan ada kemungkinan terjadi kristalisasi.


2eeyiiq.jpg


Proses itu dapat berlangsung terus sampai sedemikian rupa, sehingga (tergantung dari susunan kimiawi batuan asalnya) dapat terbentuk granit (granisasi). Melainorfosa kontak (karang tanduk) terutama tarjadi karena suatu lapisan magma yang muncul, menyebabkan kenaikan suhu pada lapisan bagian diantaranya.. Batu-atuan ini terjadi karena penggumpalan cairan atau magma. Magama atau batuan itu terbentuk jauh di kedalaman kerak atau lapisan kulit (basal, peridotit) yang susunannya dapat berbah karena percampuran, pencairan atau diferensiasi batuan lain. Sifat-sifat batuan
penggumpalan diakibatkan oleh susunan kimiawi cairan bahan asalnya (batuan yang kaya akan Si02 adalah asam, yang kurang mengandung Si02 bersifat basa) dan cara pengkristalan selama penggumpalan pendinginan yang cepat atau lambat dan tinggi-rendahnya kondisi tekanan.
batuan dalam (peridotit, gabro, granit) terjadi oleh penggumpalan jauh di dalam kerak atau kulit Batuan saluran (diabas) terjadi oleh penggumpalan di dalam celah-celah kedalaman yang tidak seberapa jauh.

Batuan lalehan (basal, riolit) terjadi oleh penggumpalan setelah pelimpahan di atas tanah daratan atau dasar laut. Klasifikasi lebih lanjut dari batuan lelehan didasarkan pada sifat-sifat terjadinya (kesempurnaan pengristalan), hubungan antara kristal-kristal itu (bentuk, massa dasar dan ukuran) dan perbandingan
susunan mineralnya.

Pada pendinginan lambat, terjadi pengristalan sempurna dan terbentuk batuan bergaris kristal penuh. Pada pendinginan cepat, seperti pada batuan limpahan, hanya mungkin terjadi pengristalan sebagian. Mineral-mineral besar (yang disebut fenoknis atau batuan pertama) yang sudah mengalami kristalisasi sejak masih berbentuk magma, memiliki garis-garis kristal sangat halus atau bermassa dasar halus dan terbentuk pada penggumpalan di permukaan bumi. Pada jenis kuarsa atau kadar gelas tertentu, perbandingan antara feldspat dan mineral plagioklas sangat menentukan dalam melakukan
klasifikasi. Jika tidak mengandung gelas dan kuarsa, perbandingan itu jelas terlihat pada kadar tertentu dan mineral pengganti veldspat.
 
Struktur Kerak Bumi

STRUKTUR KERAK BUMI

Dari ilmu alam kita ketahui, bahwa getaran atau gerak gelombang pada bidang-bidang batas antara zat-zat dengan sifat fisis yang berbeda, yang masuk dengan suatu sudut tertentu akan dipantulkan kembali dan sewaktu menembus bidang baas itu dipatahkan menurut sudut yang berbeda; artinya mendapat kecepatan rambat yang berbeda.

lapis-bumi.jpg

Dengan memanfaatkan gelombang-gelombang gempa bumi, dapat diperoleh data, baik tentang susunan bagian dalam bumi maupun bangun kerak bumi. Rambatan kecepatan getaran-getaran gempa bumi yang searah dengan bidang rambat (longitudinal) dan yang tegak lurus pada bidang rambat (transversal), antara lain tergantupg dari sifat elastisitas batu-batuan yang dilalui; di mana kecepatan ke-2 jenis gelombang selalu berbeda. Dengan demikian, antara lain dapat kita peroleh keterangan tentang kedalaman bidang antara berbagai lapisan batuan dan elastisitas jenis batuan dalam lapisan itu.

Gejala tersebut, oleh ahli geologi Belanda, van Bemmelen, dijelaskan secara geologis berdasarkan teorinya tentang pembentukan pegunungan; dengan menggunakan istilah-istilah yang umum dipakai dalam teori tentang peralihan tempat dan bentuk pada lapisan-lapisan bumi (geologi tektonik).

Kecepatan gelombang longitudinal meningkat secara bertahap sampai kedalaman 10—15 km. Bagian kedalaman ini merupakan lapisan kristal yang keras dan bersifat granit (SIAL batuan Sllisium-ALuminium). Setelah itu secara bertahap pula kecepatan makin menyusut; kecepatan paling kecil terdapat pada kedalaman 20—25 km. Daerah yang oleh van Bemmelen dinamakan ‘sofar channel’ itu disamakannya dengan daerah di mana lapisan batu-batuan diubah oleh pencairan dan kegiatan kimiawi sehingga kurang elastis (daerah migmatisasi). Dalam lapisan basal (SIALMA = batuan SI-ALMAgnesium) kecepatan meningkat lagi.

Pada kedalaman yang berkisar antara 20—60 km kita jumpai bidang diskontinuitas dan Mohorovicci, yang merupakan batas antara lapisan basal tersebut di atas dengan lapisan silisium dan magnesium (SIMA batuan SI-MA) yang lebih dalam.

Lapisan ini agaknya juga menunjukkan gejala pencairan di bagian bawahnya, karena pada kedalaman sekitar 60—300 km kecepatan seismik dan gelombang secara tiba-tiba maupun bertahap sangat menyusut. Menurut dugaan para ahli, kedalaman ini merupakan awal dari substratum (SIFEMA = batuan SI-besi (Lat.: FErrum)-MA); suatu cairan yang sangat liat di mana kadar silisium makin ke dalam makin berkurang, sedang kadar besi magnesium makin meningkat.

Lipatan batu-batuan di alam adakalanya dapat terlihat jelas.
Dalam gambar tampak lapisan lipatan pada baits kapur.


earthfg2.gif


Pembentukan pegunungan biasanya muncul di daerah-daerah di mana suatu cekungan di dalarn 4 rak bumi bergerak turun perlahan-lahan (penurunan geosinklinal) selama suatu jangka waktu lama, tingga cekungan itu penuh air garam dan untuk sebagian besar terisi dengan batu-batuan yang dilimhkan ke laut.

Pelepasan itu hampir selalu bermula dengan suatu keadaan di dalam suatu cekungan, di mana lapisan tanah berada di bawah suatu sudut lain (sudut diskordansi) dan suatu lapisan pecahan batuan (konglomerat dasar) yang terlepas karena kikisan tanah di bawah air, kemudian dilepaskan lagi jika therah kikisan bergeser makin jauh.


saltdome3.jpg


Diskordansi dan kemungkinan juga konglomerat dasar selalu akan timbul jika pelepasan berhenti sementara waktu dan dapat muncul gejala erosi.
Lapisan batuan yang dilepaskan tergantung dan sejumlah faktor; antara lain jenis batuan yang tergempur, pengangkutan bahan-bahan lepasan oleh sungai dan lain-lain, jarak ke pantai, kedalaman aut, arus serta ada atau tidak adanya organisma. Faktor-faktor itu akan selalu berubah-ubah menurut tempat dan waktu; sehingga baik pada arah melintang maupun mendatar secara berganti-ganti dapat terjadi pelapisan berbagai bahan sepenti pasir, tanah hat, kapur.

Kalau suatu lapisan melimpah secara mendatar ke atas lapisan batuan lain, gejala itu dikatakan pergantianfacies (secara harfiahfacies = rupa; suatu istilah yang dipakai untuk menunjukkan seluruh ciri-ciri batuan lepasan; misalnya facies pantai, facies laut dalam, facies karang dan sebagainya). Organisma dapat berperan penting pada pembentukan batuan lepasan. Binatang-binatang karang misalnya, mampu membangun bukit karang dengan kerangka kapur mereka. Suatu fosil karang juga disebut hioherin.
 
Musim Dan Perbedaan Waktu Pada Bumi

MUSIM DAN PERBEDAAN WAKTU PADA BUMI​

Bumi bergerak mengelilingi matahari menurut suatu lintasan yang agak berbentuk elips, dan terletak pada bidang ekliptika. Dalam gerak ini sumbu bumi boleh dikatakan selalu berada pada arah yang tetap dalam ruang angkasa; sudut antara bidang ekuator dengan bidang ekliptika adalah 23°27’.
Matahari berada pada sebuah titik api dan lintasan elips itu; jarak matahari-bumi yang terpendek adalah pada tanggal 3 Januari (147 juta km, perihelium); yang terpanjang pada tanggal 3 Juli (152 juta km, aphelium).

Berdasarkan Hukum Petak Kepler (Hukum Kepler ke-2) ternyata bahwa bumi menempuh lintasannya lebih tepat pada bulan September sampai Maret daripada dan bulan Maret sampai September.
Dengan demikian musim rontok dan musim dingin bagi belahan bumi utara agak lebih singkat daripada musim semi dan musim panasnya.
Adanya siang dan malam adalah akibat perputaran bumi pada sumbunya sendiri.

Jangka waktu siang, yaitu selama matahari berada di atas kaki langit, berbeda-beda untuk setiap garis lintang; bergantian dengan titik kulminasi matahari pada tengah hari.

Perbedaan dalam jangka waktu siang antara musim panas dan musim dingin semakin besar pada garis lintang yang lebih besar. Di daerah kutub terjadi pergantian 6 bulan siang dan 6 hulan malam;
pada garis ekuator siang dan malam selalu sama panjang. Perputaran bumi mengakibatkan bahwa waktu, yang diperhitungkan menurut matahari, berbeda-beda pada setiap garis bujur.
Bilamana di Amsterdam matahari berada pada puncaknya pukul 12 tengah han - di New York masih pagi sekali; sedangkan di Moskow sudah menjelang sore.


Untuk menetapkan waktu menurut tinggi matahari setempat, seyogianya kita pada setiap perjalanan ke timur atau barat selalu menyesuaikan arloji.
Dengan adanya waktu-waktu regional atau daerah, maka kerepotan itu dapat diatasi. Setiap daerah sebesar 15 derajat garis bujur menetapkan waktu yang tepat untuk bagian pertengahan daerah itu (waktu menengah).
Tempat-tempat yang menunjukkan ciri musim secara khas, tercermin dan warna-warna pemandangan alamnya; musim rontok menampilkan warna-warna musim rontok yang lunak, musim panas dengan warna-warna yang cerah.
 
Atmosfer Bumi

ATMOSFER BUMI

Atmosfer bumi pada dasarnya terdiri atas campuran zat asam dan zat lemas, yang terikat oleh gaya berat bumi.Lapisan-lapisan massa gas yang lebih tinggi makin lama makin menekan lapisan yang lebih rendah; dengan demikian makin dekat ke lapisan bumi, kekedapan lapisan atmosfer makin besar.

Sinar-sinar elektromagnetik yang berasal dan matahari berpengaruh besar pada atmosfer, terutama dalam hal suhu. Dalam lapisan paling bawah, lapisan troposfer (daerah yang menentukan gejala-gejala cuaea) suhu rata-rata terutama ditentukan oleh penyerapan sinar-sinar infra merah yang menembus ke lapisan itu, oleh uap air dan karbondioksida.

Pada lapisan-lapisan yang lebih tinggi, suhu rata-rata ditentukan oleh efek penyinaran sinar-sinar röntgen dan ultra ungu yang Iebih berenergi pada zat asam dan sat lemas.

Sinar-sinar yang diserap atmosfer hampir tidak dapat terlihat di permukaan bumi; hanya beberapa sinar dengan panjang gelombang tertentu yang diteruskan ke permukaan bumi, sehingga dengan demikian dapat ditangkap mata, sensor sinar infra merah dan teleskop radio. Untuk alat terakhir in sinar sinar dan zat air antarbintang adalah sangat penting. Sinar röntgen dan ultra ungu memiliki suatu efek pembelahan elektron pada bagian-bagian atmosfer (ionisasi).

Bagian dan atmosfer di mana terjadi ionisasi dinamakan ionosfer. Bagian itu terletak di atas mesosfer; di situ seperti pada troposfer, suhu menurun dengan tajam; hal mana berbeda dengan di stratosfer, di mana suhu tetap konstan (pada lintang geografik yang sama).

Di dalam ionosfer yang Iebih rendah dijumpai ion-ion positif dan NOt (terbentuk oleh reaksi N2t dengan zat asam atomer); di lapisan yang lebih tinggi terutama dijumpai 0+ dan sejumlah kecil N+.

Berkat adanya elektron-elektron yang bebas karena proses ionisasi itu, kita memperoleh gelombang-gelombang radio.

Lapisan ionosfer dibagi atas beberapa daerah herdasarkan derajat ionisasinya; dinyatakan sehagai lapisan C, D, F, F1, F2 di atas itu masih terdapat lapisan heliosfer yang mengandung helium dan protonosfer.

Signal-signal radio bergelombang panjang dipantulkan oJeh lapisan F; signal yang bergelombang pendek dapat meneapai lapisan F. Setelah matahari terbenam, lapisan C, D, F dan F1 pun lenyap karena penggabungan ion-ion dan elektron-elektron kembali; pada lapisan F2, proses itu terjadi sedemikian lambat sehingga lapisan mi tetap ada sepanjang malam dan dengan demikian hubungan radio tetap dimungkinkan.


lapisan-ozon1.gif

Di samping penyerapan, juga terjadi pemancaran sinar; sinar dengan panjang gelombang kecil mengalami pemancaran yang makin kuat. Gejala ini menyebabkan langit berwarna biru pada siang han dan merah jika kedudukan matahari semakin rendah di sore hari.

Atmosfer juga bereaksi terhadap bagian-bagian yang bermuatan; yang antara lain dipancarkan dengan kecepatan tinggi pada lidah api matahari (Bel.: zonneviammen).

Di samping menimbulkan gangguan dalam hubungan radio dan apa yang disebut taufan magnetik, reaksi itu juga menimbulkan eahaya kutub.
Lebih jauh atmosfer juga terus-menerus dibenturi bagian-bagian bermuatan dan tak bermuatan dan sinar-sinar kosmik, yang mengakibatkan perubahan inti pada lingkaran uap bumi dan menimbulkan nuklida-nuklida radioaktif.
Di dalam lapisan atmosfer dijumpai sejumlah angin kuat, dengan perbedaan kecepatan yang makin tajam pada berbagai ketinggian. Yang tercepat, lebih dan 100 m/detik, terdapat pada ketinggian 105— 110km.

Atmosfer bumi terbentuk oleh lapisan gas, yang pada siang hari yang cerah agak berwarna kebiru-biruan (dan sini dikenal istilah ‘langit biru’). Pada hakikatnya lapisan gas mi terdiri atas susunan yang sangat rumit dengan struktur yang senantiasa berubah-ubah; di dalamnya terjadi sejumlah proses fisis dan kimiawi yang kuat, oleh pengaruh berbagai penyinaran, magnetisme dan sejumlah faktor-faktor primer dan sekunder.
 
Sirkulasi Udara Secara Umum

SIRKULASI UDARA SECARA UMUM​

Sirkulasi udara secara umum di dalam atmosfer bumi, terutama disebabkan oleh pemanasan bumi dan karenanya menimbulkan pçmanasan atmosfer di daerah tropik dan subtropik. Di samping itu juga disebabkan oleh pendinginan di daerah-daerah lintang geografik yang lebih tinggi. Lapisan udara di daerah-daerah tersebut tidak menunjukkan adanya perubahan suhu dalam iklim; dengan demikian di dalam atmosfer tentu terjadi peralihan dari panas ke dingin.

Peralihan itu tidak berjalan langsung dan utara ke selatan (secara meridional),
tetapi mendapat pengaruh dan perputaran bumi; sehingga di belahan utara membelok ke kanan dan di belahan selatan membelok ke kiri. Penyimpangan mi terlihat paling jelas pada angin-angin pasat, yang secara tetap bertiup dan daerah-daerah bentekanan tinggi di sekitar garis lintang 300 ke arah khatulistiwa. Di daerah-daerah lintang yang lebih tinggi, pada umumnya dijumpai aliran lebih ke barat.


3-sel.jpg


Di daerah yang terletak antara garis lintang 30° utara dan selatan, permukaan bumi rata-rata setahun menenima lebih banyak panas dan sinar matahari dani pada jumlah panas yang hilang karena penyinarannya sendiri. Di luar daerah garis lintang itu, permukaan bumi kehilangan lebih banyak panas karena penyinarannya sendiri daripada energi yang diterima dan matahari. Namun demikian setiap tahunnya daerah tropik tidak menjadi lebih panas dan daerah kutub tidak menjadi lebih dingin. Hal itu adalah berkat daya pengaturan dan atmosfer. Dalam hal mi atmosfer dapat kita anggap suatu mesin termodinamika, yang digerakkan oleh tenaga yang berasal dan perbedaan suhu yang ada, akibat pembagian tak merata dan energi matahari di dalamnya.

Oleh pengaruh dan pemanasan pada permukaan bumi, di troposfer terdapat suatu penurunan suhu dari lintang yang rendah ke lintang yang tinggi. Di tempat yang tinggi, suhu semakin menurun sampai ke lapisan tropopauze.
Di udara tropik dan subtropik yang panas, garis tropopauzé terletak lebih tinggi daripada di udara arktik dan polarik yang dingin. Gejala ini mengakibatkan bahwa ± 18 km di atas daerah tropik terdapat suhu terendah.
Pada lapisan terbawah dan stratosfer terjadi suatu peningkatan suhu. Hal itu di sebabkan oleh pemanasan yang diakibatkan penyerapan sinar ultra ungu di dalam lapisan ozon.

Di semua daerah garis lintang, sampai ketinggian ± 30 km dijumpai suhu yang hampir sama pada musim panas di musim dingin atmosfer di atas daerah lintang tinggi tidak menenima penyinaran cahayamatahari langsung; dengan demikian di daerah itu tidak terjadi penyerapan di dalam lapisan ozon, raga suhu menjadi sangat rendah.

Akibat pemanasan yang tidak merata di dalam atmosfer tenjadi aliran udara yang oleh pengaruh
 
Arah Perputaran Bumi

perputaran bumi mengarah sepanjang lingkaran lintangnya.



Aliran udara ini tidak memiliki arah dan kecepatan yang tetap; tetapi selalu berubah-ubah.

Perubahan itu untuk sebagian berlangsung bersama dengan pergantian musim yang teratur, tetapi untuk sebagian juga menunjukkan sifat lain yang sangat tak beraturan. Dekat permukaan bumi, aliran udara menunjukkan penyimpangan sistematik terbesar terhadap lingkaran-lingkaran lintang.
Hal itu timbul akibat perbedaan suhu yang terjadi karena pembagian daratan di bumi dan pengaruh arus laut serta hambatan-hambatan dan rangkaian pegunungan maupun karena gcsekan pada permukaan bumi.
Pola aliran udara yang agak teratur -- disebut sirkulasi udara umum - berhubungan sangat erat dengan pembagian tekanan rata-rata. Ciri-ciri terpenting dalam sirkulasi tersebut ialah: aliran yang mengarah agak ke barat pada semua ketinggian di troposfer antara sabuk tekanan tinggi subtropik dan sel-sel tekanan rendah sekitar daerah lintang 60°. Aliran mi sangat berubah-ubah wataknya. Pada peta suhu sudah dapat dilihat bahwa garis-garis Jintang sedang membentuk suatu daerah peralihan; di daerah-daerah sebelah timur dan tekanan udara rendah (depresi), udara dingin yang lebih berat mcndesak di bawah udara panas ke arah daerah khatulistiwa.

Di atas bidang front dan aliran udara dingin itu dijumpai aliran ke barat.
Terbentuknya daerah-daerah bertekanan rendah yang bergerak cepat di sisi kutub dan daerah aliran udara dan pembentukan daerah bertekanan tinggi di daerah khatulistiwa dapat dijelaskan sebagai berikut -- berdasarkan sifat umum dan aliran udara -- bahwa pada tepi aliran itu terjadi pusaran, yang sebagai akibat dan berkurangnya kecepatan, di sebelah utara memutar berlawanan dengan jarum jam dan di sebelah selatan memutar sesuai dengan jarum jam.
Pusaran ini ikut mengalir bersama arus dan barat dan tidak berlangsung lama (hanya beberapa hari).


28_03_Earth_magnetic_field.jpg


Di dalam pusaran-pusaran itu, udara panas didorong ke daerah kutub dan udara dingin ke khatulistiwa.
Keadaan depresi di daerah kutub jelas menunjukkan sifat pusaran yang terjadi secara tak teratur.

Pembentukan pusaran di atas daerah subtropik menunjukkan suatu pemadatan secara periodik dan peluasan daerah bertekanan tinggi tempat itu.
Di atas daerah-daerah khatulistiwa (ekuatonal) aliran udara mengarah ke timur; menjelang permukaan bumi, udara di daerah pusat membelok ke khatulistiwa.

Di aliran timur terjadi gangguan berbentuk gelombang, yang disebut ‘eas/er/y waves’; gangguan itu menimbulkan gangguan cuaca (hujan)
pada cuaca tropik yang sebenarnya tidak sering berubah dan agaknya juga turut berperan dalam terjadinya sikion tropik.

Juga di sini angin mencapai kecepatan tertinggi dalam suatu daerah aliran yang tenletak 25 km di atas stratosfer. Pada belahan musim panas, aliran udara adalah terkuat dan terdalam.

Di arah kutub dan sel-sel bertekanan rendah, di sekitar lintang 60°, aliran udara di troposfer sangat berubah-ubah, meskipun masih tetap mcngarah ke timur. Pada musim dingin, di dalam stratosfer terdapat suatu aliran udara ke barat, hal itu berkaitan dengan kemerosotan suhu yang besar pada waktu itu; sebaliknya pada musim panas, di tempat itu aliran udara ke timur semakin kuat.

Aliran-aliran udara itu ternyata merupakan bagian esensial dan mesin termodinamika atmosfer. Kecuali pusaran-pusaran besar yang sudah dibicarakan, dalam aliran udara itu juga terjadi gerakangerakan turbulasi secara kecil-kecilan yang tak teratur; gerakan itu menyebabkan percampuran udara eoara intensif dan membawa pergantian panas antara daerah tropik dan subtropik di satu pihak, serta aerah subtropik dan daerah kutub di lain pihak. Perputaran arus air juga memegang peranan penting
dalam peralihan panas. Penyimpangan dalam sirkulasi udara secara umum, pada akhirnya menyebabkan terjadinya penggantian iklim.
 
Berbagai Iklim Di Bumi

BERBAGAI IKLIM DI BUMI​

Sistem iklim yang sudah disusun W.*Koppen pada tahun 1918, ternyata merupakan salah satu sistem paling tepat.
Koppen yang sebenarnya berpendidikan biologi itu, ternyata berhasil menetapkan daerah-provinsi-iklim hanya atas dasar 2 unsur klimatologi, yakni suhu udara dan curah hujan.
Daerah-provinsi-iklim tidak hanya dapat dibedakan karena memiliki alam tumbuh-tumbuhan (flora) tersendiri, tetapi juga menunjukkan iklim yang sangat khas.

Lambang huruf-huruf tertentu menunjukkan rumusan iklim; setiap huruf berikut dalam lambang menunjukkan perincian lebih lanjut.
Angka-angka suhu dan curah hujan adalah angka rata-rata dalam uatu jangka waktu yang cukup lama. Di atas permukaan perairan, perumusan itu dilakukan secara hipotetik.



A. Iklim kaya hujan tropik.

pict-rain-forest.jpg

Suhu bulan terdingin masih lebih panas daripada 18°C; meliputi:
iklim hutan tropik, curah hujan pada bulan terkering Iebih dan 6 cm.
Iklim sabana, memiliki saat-saat kering di musim panas dan dingin.
Angka curah hujan (a cm) dan bulan terkering, kurang dan 6 cm; curah hujan tahunan (r cm) kurang dan 25 (10-a) cm.
Di daerah-daerah r>25(10-a) cm dan a<6 cm terdapat suatu iklim muson.



B. Iklim kering

4.jpg

BW Iklim gurun. Jika / menyatakan suhu rata-rata setahun dalam °C dan r menyatakan jumlah curah hujan setahun dalam cm, maka benlaku r<i jika musim hujan jatuh pada musim dingin;
r<t + 14 jika musim hujan jatuh pada musim panas; r<t + 7 jika curah hujan terbagi merata6epanjang tahun. BS 1klim slepa. Kini berlaku r <2t; r<2 (t + 14); r<2 (t + 7) untuk waktu-waktu yang sama. Suatu pembagian lain mencakup: Ii = iklim kering panas (t>18°C) dan iklim kening dingin, K = (t<18°C).



C. Iklim kaya hujan sedang

illegal_logging_1_ind.jpg


Bulan terdingin Lebih panas dan -3°C, tetapi lebih dingin dan 18°C.
Cw: iklim C dengan musim dingin kering atau iklim Cina.
Pada bulan terbasah, curah hujan setidak-tidaknya 10 kali lipat daripada bulan terkering.
Cs: iklim C dengan musim panas kering, yang juga disebut etesis atau iklim Laut Tengah. Curah hujan pada bulan terbasah 3 kali lipat daripada bulan terkering.
Cf: iklim C tanpa saat kering yang menyolok. Perbedaan antara bulan-bulan dengan curah hujan terbesar dan terkecil lebih kecil daripada iklim Cw dan Cs.



D. Iklim hujan salju

Cyprus-Snow+at+Troodos+Mountainstbn.jpg

Bulan terpanas, lebih panas daripada 10°C, bulan terdingin lebih dingin dan -3°C.
Df: iklim D tanpa niasa kening yang menyolok.
Dw: iklim D dengan musim dingin kering, juga disebut iklini Transbaikal atau iklim boreal kontinental. Pada butan-bulan terbasah, curab hujan setidak-tidaknya 3x curah hujan pada bulan tenkening.
Pada iklim C dan D masih dapat dilakukan pembagian lain sebagai berikut: a:
musim panas yang sangat panas (bulan terpanas lebih panas dan 22°C); b: musim panas yang panas (bulan terpanas lebih dingin dan 22°C,
dan selama 4 bulan lebih panas daripada 10°C); c: musim panas yang pendek dan dingin (1—4 bulan lebih panas dan 10°C, bulan terdingin lebih pnas dan -38°C); d: sama dengan c, tetapi bulan terdingin lebih dingin dan -38°C.


E. Iklim salju

Cyprus-Snow+at+Troodos+Mountainstbn.jpg

ET: iklim tundra. Bulan terpanas lebih dingin dan 10°C.
EF: iklim saiju abadi.Bulan terpanas lebih dingin dan 0°C.
 
Pembagian Curah Hujan Dan Suhu Di Bumi

PEMBAGIAN CURAH HUJAN DAN SUHU DI BUMI​

Beberapa ciri umum pembagian daerah-daerah curah hujan di bumi adalah:

a. curah hujan besar di daerah sabuk khatulistiwa, di mana angin pasat dan ke-2 belahan bumi saling bertemu;
b. di atas daratan daerah-daerah khatulistiwa sering terjadi gangguan cuaca pada siang hani, yang biasanya disertai banyak hujan.
c. pengaruh pegunungan sangat menentukan. Tempat-tempat di mana angin harus menanjak karena terbentur dinding pegunungan yang tinggi, mengalami curah hujan besar; misalnya daerah-daerah pantai pegunungan Canada dan Amerika Senikat, daerah Chili Selatan sepanjang Pegunungan Andes dan sepanjang lereng barat Pegunungan Himalaya di mana iklim musim dan Cherrapunji (India) sangat banyak membawa hujan (dalam bulan Juli sampai 2.400 mm).
d. daerah-daerah pantai barat dan daratan sekitar garis-garis lintang
subtropik sangat miskin akan hujan, karena daerah itu tenletak di sebelah timur sel-sel tekanan tinggi subtropik di mana udara menurun dan sangat stabil;
e. di daerah yang selalu bertekanan tinggi (subtropik) dan di batik rangkaian pegunungan tinggi sepanjang angin pembawa hujan dijumpai daerah-daerah gurun;
f. daerah-daerah daratan pantai barat dan garis-garis lintang sedang, merupakan daerah kaya hujan sedang.
g daerah-daerah pantai yang pada musim panas mengalami muson darat, mengenal hujan musim panas.
Untuk daerah lautan perkiraan itu dilakukan secara hipotetik.
Tentang pergantian musim tahunan dapat dibedakan beberapa tipe klimatologik
Tipe Khatulisuiwa (Ekuatorial) : dengan curah hujan maksimum dua kali setahun pada saat matahari berada dalam kedudukan tertinggi;
Tipe Tropik : pada daerah-daerah lintang tinggi, tetapi tidak sampai melebihi garis balik, dengan hujan musim panas konvektif.
Tipe Muson : angin muson membawa hujan musim panas. Di musim dingin terdapat periode kering panjang.
Tipe Laut Tengah : dengan hujan musim dingin, musim semi serta musim rontok dan musim panas yang kering,
dijumpai di daerah pantai barat dan daratan antara 30° — 40° Lintang Utara dan Selatan.
Tipe ini berkaitan dengan peralihan kedudukan sel-sel bertekanan tinggi subtropik yang berlangsung lap setengah tahun.
Tipe Kontinental : hujan musim panas di atas daerah daratan pada garis lintang sedang.
Di pantai barat daerah daratan mi setiap musimnya kaya akan hujan; curah hujan terbesar terjadi di musim rontot
 
Bangun Dan Susunan Bumi

BANGUN DAN SUSUNAN BUMI​

Bumi tidak merupakan suatu benda homogen, tetapi terdiri atas sejumlah kulit bola knnsentrik dengan ciri-ciri yang berbeda-beda. Kulit bola itu adalah: kerak, lapisan kulit dan inti. Pengamatan ,azasing hanya dapat dilakukan terhadap bagian kerak paling luar.
Bagian-bagian lain dan bumi hanya dapat diselidiki secara tak langsung, terutama melalui penelitian getaran dan gaya berat (dalam hal ini: penelitian seismik dan gravimetnik), serta melalui penelitian meteorit.
Penelitian seismik dilakukan dengan meneliti getaran-getaran yang terjadi pada gempa bumi.


struct2.jpg


dari sejumlah faktor; yang penting antara lain: batu-batuannya, struktur geologinya, cara terbentuknya dan iklim lingkungannya (erosi, pengikisan).
Suatu daerah akan menderita erosi jika menjulang ke atas perrnukaan daerah sekitarnya dan permukaan laut. Untuk itu ada beberapa faktor penyebab: gejala gunung api, orogenese dan gerakan-gerakan permukaan air laut.
Gejala gunung api menyebabkan terjadinya gunung-gunung berbentuk kerucut yang khas dengan menyemburkan lava, bom, lapili dan abu; atau gunung-gunung datar dan lebar karena aliran lava saja.

Selama sebuah gunung lebih banyak menyemburkan bahan ke atas daripada yang dikikis erosi, ketinggiannya akan terus meningkat. Tetapi jika proses letusan dan dalam makin berkurang dan akhirnya berhenti, gunung itu akan cepat runtuh.

Sebagian besar dan gunung-gunung yang ada di bumi adalah sisa-sisa erosi,
dan dengan demikian merupakan akibat dan pembentukan lembah. Jika suatu perairan sungai memotong suatu tanah dataran tinggi yang menjulang,
dapat terbentuk relief tajam dan dataran tinggi itu kemudian menjadi serangkaian sisa-sisa gunung yang lepas.

Pegunungan-pegunungan besar kebanyakan terjadi karena orogenese. Berdasarkan bentukbentuk lembah dan gunungnya, pegunungan yang demikian dapat kita perhitungkan umurnya.

Pegunungan alpin muda sangat tinggi; rangkaian pegunungannya memiliki bentuk-bentuk tajam; lembah-lembahnya dalam dan sempit. Di atas daerah batas salju biasanya terdapat gunung-gunung ripe tanduk: puncak-puncak yang terjal dan runcing, yang terbentuk oleh kikisan es dan salju pada dinding gunung.

Pegunungan-pegunungan tua (juga disebut pegunungan rangka) biasanya lebih rcndah, dengan lembah-lembah lebar dan bentuk-bentuk gunung yang lebih bulat.

Semua pegunungan lambat laun terkikis menjadi tanah-tanah jazirah yang landai, di mana bukit-bukit dan batuan yang sangat resisten menjulang di atasnya.

Pada akhirnya: suatu daerah yang menderita erosi akan kehilangan berat (bobot) dan akan mendapat dukungan gaya isostatik agar keseimbangannya pulih kembali.

curan Eslandia) adalah sumber air panas yang sewaktu-waktu menyernburkan uap dan air ke udara;
uap yang terjadi dalam ruangan-ruangan di bawah permukaan bumi karena arus panas magmatik,
ketika keluar dan melalui titik tekanan tertentu, akan mendesakkan air dan berbagai saluran dan ruangan ke udara (sampai setinggi 60 m).
Di sekitar titik sembur dapat terbentuk kerucut indah dan kolam berisi larutan asam silikat (gaisint) atau kapur (travertin).
Gejala gunung api merupakan salah satu dan sejumlah faktor yang berkaitan dengan proses pembentukan batuan di dalam perut bumi,
yang masih tetap merupakan sasaran penelitian bidang geologi. Magma pasti tidak berasal dan segumpal besar inti batuan cair dan panas di dalam inti burni;
hal itu ditunjukkan oleh berbagai data seismik yang dimiliki manusia.
Meskipun demikian jika kita ingin mencari suatu kaitan, memang ada kaitan yang cukup memadai antara saat-saat letusan dengan produk-produk limpahan dan gunung api tetangga.

Kita harus selalu ingat, bahwa setiap gunung api memiliki suatu pusat magma tersendiri,
yang terletak di suatu kedalaman yang berbeda-beda; dan seperti pusat-pusat magma dan gunung api tetangga - mempunyai hubungan dengan pusat utama yang lebih besar dan terletak jauh Iebih ke dalam.
Kita anggap bahwa pusat utama itu terdapat di suatu kedalaman, di mana batu-batuan berada di sekitar titik lelehnya dengan tekanan tinggi;
sehingga suatu peningkatan suhu (misalnya akibat radioaktivitas) atau pengurangan tekanan (misalnya karena gerakan tektonik) dapat mempengaruhi proses pencairan. Kemudian masih ada lagi kawah-kawah non-vulkanik yang terbentuk di bumi karena ledakan dan benturan meteorit;
kawah-kawah ini dapat disamakan dengan kepundan bom.
 
Bentuk-bentuk Gunung

BENTUK-BENTUK GUNUNG​

‘Gunung’ adalah setiap tonjolan pada permukaan bumi, yang kemudian karena
ketinggian itu mudah dibedakan dan keadaan sekitarnya; baik tonjolan yang muncul tersendiri di atas suatu daerah dataran maupun yang merupakan sebagian dari suatu pegunungan.

9c.jpg

Bentuk sebuah gunung tergantung tiklinorium. Suatu geosinklinal ialah suatu daerah luas, di mana dasarnya menurun perlahan-lahan sehingga terbentuk cekungan tempat penumpukan batu endapan.

Suatu lapisan batuan dapat mengalami kepatahan karena harus menahan tegangan tank atau tegangan tekanan. Dalam hal demikian, bagian-bagian pada ke-2 sisi patahan biasanya akan bergeser sepanjang suatu bidang patahan. Kedudukan bidang patahan dapat melintang maupun mendatar.

Tidak setiap patahan harus mengalami pergeseran. Diaklasa, yang terjadi karena tarikan (misalnya pada sisi cembung suatu lipatan), sobekan-penyusutan yang terjadi karena pengeringan (lumpur, basal) dan percelahan karena tekanan (tegak lurus pada arah tekanan) adalah bentuk-hentuk patahan tanpa pergeseran.
Dapat pula terjadi pergeseran tegak lurus pada jarak pendek, sehingga susunan hubungan lapisan tidak mengalami pematahan; lengkungan (fleksur) yang dermkian di kelak kemudian dan biasanya akan menjadi patahan dengan pergeseran.

Pergeseran ke atas, dengan bidang patahan datar, di mana terjadi pemindahan pada jarak besar, disebut perpindahan. Di daerah-daerah lipatan seperti daerah Alpen, banyak terjadi perpindahan
besar-besaran.

lapisan yang paling alas dapat bergeser dan lapisan hawahnya, dengan bidang pergeseran yang tajam dan jelas. Oleh erosi pada lapisan alas juga dapat terbentuk celahan sehingga batu-batuan yang tergeser timbul di permukaan.
Sebaliknya pun dapat terjadi, bahwa seluruh lapisan atas hilang oleh erosi. kecuali sejumlah kecil sisa-sisa batuan yang lalu tampak sebagai janihul di atas lapisan batuan yang lebih muda.

Dalam suatu cekungan endapan, dapat berlangsung endapan pasir, batu kerikil, tanah hat, kapur dan sehagainya secara bergantian.

Isolasi. Bahan kerak bumi yang tetap, mengapung di daham substrata sebagai suatu benda yang hebih ringan.

Menurut kaidah-kaidah kesetimbangan hidrostatik, dan suatu benda yang mengapung ada sebagian daripadanya yang terhetak di daham cairan, yang sebanding dengan perbandingan kepaclalan relatif benda dan cairan.

Jadi di bawah setiap pegunungan selahu terdapat akar yang terdiri alas bahan lebih ringan, yang jauh hehih besar dan pegunungan itu sendiri. Perimbangannya tentu saja tidak selahu ideal; sebab selamanya sehahu terjadi perpindahan bahan-bahan hepa.san dan daerah pegunungan ke dasar latitan. Dengan demikian yang pertama ada kecenderungan naik ke atas, yang terakhir berkecenderungan mehuncur ke bawah.
 
Bangun Kerak Bumi

BANGUN KERAK BUMI​

Hampir semua lapisan kulit daratan yang tua, terdiri atas lipatan dan susunan kristal batu-batuan dan masa prekambrium Tentang anti teoretik dan batu-batuan itu untuk geologi, belum ada kesepakatan.

Ada teori yang mengelompokkan lapisan kulit dan Amerika Selatan, Afnika Sehatan, Asia dan Australia sebagai bagian dari suatu benua selatan di masa lampau (Daratan Gondwana) yang terpisah-pisah menjadi bagian-bagian bumi yang lebih dalam oleh arus konveksi.

dalam waktu yang relatif singkat. Kuhit-kulit itu memang merupakan sisa-sisa batuan masiftua, yang terpecah oleh erosi menjadi tanah-tanah jazirah dan sejak awal masa Kambrium tidak mengalami pehipatan lagi; hal itu dapat diketahui secara pasti karena pada beberapa bagian diketemukan endapan sedimen kambrium yang tetap terletak di bagian atas tanpa menunjukkan perubahan.

Sepanjang sejarah geologi, di sekitar dan pada dasar benua-benua itu sering tenjadi endapan dan pehepasan; kadang-kadang sampai setebal beberapa km dan di hapisan alas kerak bumi mengalami pehipatan sekali atau beberapa kali karena gaya kekuatan yang besar dan daham bumi.

Kegiatan bumi dalam membentuk pegunungan dan patahan ini selalu berlangsung secara sikhis; masa-masa aktif yang ditandai dengan munculnya daerah-daerah pegunungan baru, selalu berselang dengan masa-masa lebih tenang, di mana pada saat itu daerah-daerah pegunungan dihancurkan erosi dan bahan-bahannya dibawa ke laut yang mengandung cekungan-cekungan geosinklinal; dan sementara dasar lautan menurun, cekungan itu tenisi dengan sedimen serta terhibat lagi dalarn suatu peniode pehipatan.

Setiap pelipatan makan waktu jutaan tahun dan secara geologik, kita dewasa ini berada dalam suatu periode yang sangat aktif.
Sepanjang sejarahnya, bumi telah mengalami 4 peniode hipatan; yakni 420—300 juta tahun yang lain (Kaledonik); 300—200 juta tahun lalu (Hersinik); 200—60 juta tahun yang lalu (Mezosoik) dan 60juta tahun yang laIn.
Periode yang terakhir ini adalah lipatan alpin masih terus berlangsung hingga sekarang.

Dan periode pertama (dinamakan menurut sebuah pegunungan di Skothandia), sisa-sisanya yang masih terdapat di henna Eropa antara lain di hnggeris, Skotlandia dan Norwegia. Periode lipatan ke-2 (dinamakan menurut Pegunungan Herz, Jerman Barat) masih ditemukan sisa-sisanya di Eropa Barat dari tengah. Pegunungan Ural, Asia Tengah, Australia Timur Laut dan bagian tengah Amenika Utara.
kelompokan lipatan mezosoik terdapat di Asia Timur Laut dan Tenggara, Selandia Baru dan daerah pantai barat Amerika Utara dan Selatan. Semua pegunungan itu, kini sudah menjadi rendah dan membulat karena pengaruh erosi.

Sebaliknya gugus-gugus pegunungan yang termasuk lipatan alpin masih tinggi
dan terjal bentuknya masih tajam dan runcing, lapisan batuannya menunjukkan lipatan yang jelas; bahkan ada lapisan yang menindih lapisan batuan lain.
Lipatan ini boleh dikata meliputi seluruh daerah pegunungan
tinggi di dunia; mulai dari Eropa, membentang melalui daerah Apenina ke Pegunungan atLas. kemudian melalui suatu daerah sabuk pegunungan yang lebar di Asia Kecil sampai ke



1.JPG



rangkaian pulau-pulau di Kepulauan Indonesia; di sini wilayah lipatan Eurasia itu bertemu dengan daerah lipatan yang terletak dalam suatu busur lingkaran besar sekitar L. Teduh (daerah lipatan sirkumpasifik).

Ciri khas untuk keseluruhan lipatan alpin adalah ketidaktenangan geologik, yang sering muncul sebagai gejala gunung api dan berbagai gempa bumi.
Untuk menjelaskan proses dahsyat, yang antara lain menyangkut pembentukan pegunungan, telah banyak disusun berbagai teori.

Di antaranya ada 2 kelompok yang berbeda secara prinsip; 1) kelompok yang mencoba menjelaskan pembentukan pegunungan berdasarkan gejala-gejala gaya tekanan tangensial, yang boleh dikata sejajar dan mendatar sepanjang permukaan bumi dan berbagai tegangan pada kerak bumi serta bahwa tekanan dan tegangan itu juga menimbulkan berbagai gejala lain; 2) kelompok yang mencoba mencari penjelasan semata-mata dan gaya-gaya tegak lurus.
Secara sepintas di sini ditunjukkan daerah-daerah patahan besar yang terdapat di bumi.

Terjadinya patahan-patahan itu serta munculnya gerakan-gerakan yang relatif tegak lurus, secara agak pasti menunjukkan tentang adanya tekanan-tekanan yang bekerja pada arah tegak lurus.
Sepanjang masa geologik, bumi telah menunjukkan berbagai bentuk. Terutama dan segi pembagian masa daratan dan lautan, bentuk bumi banyak mengalami perubahan. Bermula dan suatu benua tua, pembagian atas gugus benua dan lautan yang kita kenal dewasa ini berlangsung melalui herbagai proses pengapungan dan pergeseran.

Mekanisma pengambangan itu diperkirakan berasal dan penyebaran dasar lautan. Suatu contoh jelas tentang teori pengapungan itu tampak pada gambar daerah Teluk Aden yang diambil pesawat Gemini II, Sep 1966 dan ruang angkasa.

Pada gambar tampak Teluk Aden dengan celah terbuka lebar ke arah Samudra Indonesia (kanan) dan suatu saluran sempit ke 1.. Merah (kin).
Di atas dapat kita kenali Jazirah Arab; di bagian bawah, daerah-daerah yang termasuk Ethiopia dan Somalia.

Oleh pembentukan tanah dangkalan di dalam kerak bumi, kemudian terbentuk L. Merah dan Teluk Aden yang silang-menyilang. Hal itu kemudian menyebabkan Jazirah Arab, yang berdasarkan struktur geologi sebenarnya merupakan bagian benua Afrika, terpisah dan benua induk dan digeser ke arah timur laut.
Dan bentuk daerah-daerah pantainya terlihat bahwa ke-2 bagian daratan itu dulu memang menjadi satu.

Pada pinggiran daratan Afrika, yang sejak masaPrekambrium tidak mengalami lipatan lagi, kemudian han mendapat imbuhan daerah lipatan yang juga sudah mengalami erosi permukaan.

Gambar berikut (gambar ruang angkasa dan pesawat Gemini 5, Ags 1965)
menunjukkan wilayah pertemuan antara daerah tersebut di atas, di Walvis Bay, Namibia.

Belahan atas pada gambar itu menunjukkan sebagian dan lapisan masa prekambnium, di mana ikatan batu-batuan yang lebih keras dan tahan erosi tampak sebagai garis-garis berkelok-kelok.

Di sebelah kin, lapisan mi tenggelam ke bawah lapisan yang lebih muda;
sedang lapisan muda itu sendiri tertutup massa pasir dan Gurun Namib. Pada massa pasir ini kemudian terbentuk pola-pola gelombang angin; sehingga tidak meleset jika sering disebut sebagai lautan pasir.
 
Pembentukan Pegunungan

PEMBENTUKAN PEGUNUNGAN​

Suatu hipotesa dan vUlkanolog Belanda, Vening Meinesz, mengatakan bahwa dalam sementara waktu di dalam substratum terjadi arus-arus melingkar, sebagai akibat dan kenaikan suhu setempat (karena radioaktivitas). Arus-arus ini mengangkut bahan-bahan kerak bumi yang padat; di atas tempat .enaikan arus tenjadi kekuatan tegangan; di mana arus menurun, terjadi daerah dengan gerakan ke bawah, di mana pelepasan batuan mengalami lipatan karena tekanan dan samping dan kemudian terjadi pemindahan.
Jika arus berhenti dan keadaan seimbang lagi, terbentuklah suatu pegunungan lipatan.
Anggapan lain mengatakan bahwa oleh arus-arus konveksi seperti itu dapat terangkut daratan dan benua; sebagian anggapan itu berpendapat bahwa pembentukan pegunungan merupakan gesekan bagian depan seekor ikan yang mengapung (seperti suatu gelombang haluan); untuk sebagian lagi





dianggap merupakan akibat desakan daerah-daerah geosinklinal antara dua benua yang mengambang dan saling mendekati.
Segala hiporesa yang hingga kini dibicarakan, beranggapan hahwa energi yang diperlukan pada pembentukan pegunungan berasal dari proses-proses termodinamika; baik berupa pendinginan bumisecara keseluruhan. maupun proses pemanasan setempat.

Kelompok teori ke-2 berusaha menjelaskan terjadinya pegunungan lipatan dan proses fisis dan kimiawi. Dalam kelompok ini termasuk pula teori undasi (teori gerak gelombang) dan van Bemmelen.
teori itu beranggapan bahwa di berbagai permukaan dan tektonosfer terdapat suatu keseimbangan fisis-kimia yang labil.
Jika keseimbangan ini mengalami gangguan setempat (karena perubahan perbandingan tekanan dan suhu), akan terjadi perubahan kimiawi (magmatisasi) disertai pertukaran zat, perubahan penting dalam kerapatan jenis dan ciri-cini fisis lain dan zat-zat itu.

Jika keseimbangan mengalami gangguan setempat, di dalam kerak timbul perpindahan massa yang pada permukaan muncul sebagai gerakan-gerakan vertikal (tektogenese primer); terjadilah suatu relief berbentuk pegunungan. Van Bemmelen beranggapan bahwa perkembangan selanjutnya menjadi pegunungan lipatan (bentuk lipatan dan patahan, pergeseran, limpahan ke atas lapisan lain) diakibatkan oleh peluncuran massa batuan ke samping, karena bekerjanya gaya berat (tektogencse sekunder); suatu gejala yang dapat muncul di setiap kedalaman pada kerak bumi.

Gempa bumi, baik yang normal, menengah atau dalam, selalu akan tenjadi. Perubahan di suatu daerah juga akan mengganggu keseimbangan daerah-daerah sekitarnya. Di situ akan berulang proses yang sama; pembentukan pegunungan terus berlanjut ke luar sebagai suatu gelombang (geoundasi).
Sementara pada teori-teori lain, gempa bumi dan gejala gunung api dianggap sebagai basil sampingan dan proses tektogenese, pada hipotesa ini, terutama proses magmatisme sangat esensial dan
memegang peranan penting. Dengan demikian teori ini memiliki sifat yang universal dan abadi.
 
Gejala Gunung Api

GEJALA GUNUNG API




Jika suatu lapisan magma (cairan batuan panas) mengalami tekanan di kedalaman kerak bumi yang keras, atau terbentuk di kedalaman karena proses kimia-fisis (migma), di mana cairan itu tidak dapat mencapai permukaan bumi sebelum menggumpal, terbentuklah lapisan batuan kentaL Tenjadinya bentuk-bentuk paling dalam (batolit) yang berukuran besar dan tidak adanya susunan bahan lain yang berbeda dengan bahan dasarnya, masih belum dapat diungkapkan secara jelas; untuk sebagian hal itu kemungkinan diduga berasal dan inti-inti magma dan pegunungan tua yang mengental. Jika lapisan magma dapat mencapai atau cukup dekat dengan permukaan bumi (kemudian dinamakan lava), tampak berbagai gejala yang secara keseluruhan disebut sebagai gejala gunung api (vulkanisme).

Bentuk yang paling dikenal adalah di mana magma dimuntahkan dan kedalaman melalui suatu saluran kawah dan membentuk gunung api. Oleh terjadinya celah-celah lubang kawah sekunder, dapat terbentuk kawah adventif. Magma terdiri atas bahan-bahan silikat cain dan zat-zat gas (uap air, CO2. I-12S, HCL dan gas-gas lain), yang untuk sebagian besar melepaskan diri dari cairan sebelum mengental.

Ada magma yang berkadar silikum, natnium dan kalium tinggi: magma asam. Magma ini bahkan masih bersifat liat pada suhu tinggi, terutama setelah hilangnya gas-gas yang terlebur dalam cairan oleh tekanan yang tinggi dan lepas dan cairan disertai gejala-gejala ledakan hebat; di mana kemudian terbentuk abu (bagian lava yang sangat hams), lapili (bagian lava sebesan kenikil) dan bom-bom (gumpalan besar Lava yang mengental di udara). Magma dengan kadar silikum sedikit dan lebih banyak mengandung kalsium, magnesium dan besi disebut magma basa; magma jenis ini tipis serta cair,dan gas-gas yang terkandung di dalamnya lebih mudah ke luar.

Bentuk-bentuk letusan suatu gunung api (dahsyat atau tenang),
bahan-bahan yang dimuntahkannya (padat, cair, gas) dan bentuk luarnya sangat bergantung pada daya letusan magma. Pada pengentalan lava yang berlangsung cepat, terjadi gumpaLan-gumpaLan lava; jika pengentalan berLangsung Lambat, dijumpai bentuk bergelombang.

Bentuk letusan gunung api terpenting dibedakan atas: Tipe Hawaii :
sangat tipis, magma basa mengalir tenang ke suatu danau lava di kawah.
Pada waktu letusan, lava mengalir sepanjang lereng dan membentuk kulit datar atau gunung api lava yang terdiri atas lapisan lava. Tipe Stromboli :
lavanya tidak begitu tipis dan cair, jadi tekanan gasnya agak lebih tinggi.
Aliran lava silih berganti dengan saatsaat di mana bom-bom dan lapili melejit ke udara; di sini akan terbentuk gunung api strato atau gunung api pendek. Tipe Vulkano : magmanya sudah sedemikian hat sehingga mulut saluran kawah jadi tersumbat gumpalan lava kental; oleh tekanan gas yang sewaktu-waktu meningkat, lava itu disemburkan secara eksplosif dan ditaburkan ke luar.

Ahiran lava sangat jarang; di sini terjadi gunung api abu, berupa kerucut runcing, terdiri atas bahan-bahan lepas yang disemburkan dan dalam saluran kawah. Tipe Pelée dan awan panas lain : magmanya terlalu hat sehingga tidak dapat mengalir dan didorong ke luar dan saluran kawah sebagai gumpalan padat.

Kalau zat gasnya kemudian keluar dengan tekanan yang tinggi, tersemburlah massa gas putih bercampur abu dan pasir melalui lereng gunung, menghancurkan segala yang ada.

Tipe Plinian mewakili jenis gunung api yang paling dahsyat. Dalam waktu singkat serentetan letusan menyemburkan seluruh pusat magma dan sebagian dan puncak gunung yang lama, sehingga terbentuk kaldera.

Pada tipe Piinian, gempa bumi dan gelombang-gelombang banjir (tsunami)
dapat membahayakan manusia. Letusan tipe Plinian yang terkenal ialah:
Vesuvius pada tahun 79 Masehi (di mana kota Pompeii dan Herculaneum sampai hilang tertimbun letusan; diuraikan oleh Plinius) dan letusan Krakatau dalam tahun 1883.
Sepanjang sejarahnya, sebuah gunung api dapat menunjukkan satu tipe letusan mama atau lebih.
Di samping tipe letusan pusat, dikenal puLa letusan celah.
Hampir sebagian besar dan zat-zat vulkanik (kadang-kadang lebih dan I juta km3) melimpah ke permukaan bumi melalui celah-celah panjang di mana kemudian terbentuk sistem kerucut-kerucut gunung api.

Gejala itu membentuk apa yang dinamakan basal dataran tinggi.
Ada berbagai gejala yang secara langsung maupun tak langsung berkaitan dengan gejaLa gunung api. Sumber-sumber gas (solfatar, di pusat daerah gunung api, di mana banyak terjadi pelepasan H2S dan HCL; fumarol, biasanya lebib di pinggir daerah gunung api, di mana sering terjadi pelepasan uap air dan C02) dan sumbersarnber air panas (air hangat sampai mendidih, yang mengandung berbagai mineral seperti: belerang, b-arium dan lain-lain), dapat dijumpai terus sampai lama setelah gunung apinya tidak menunjukkan keiatan lagi. Ada kalanya sumber-sumber semacam itu sangat berlumpur; jika di dalam lumpur itu kemudian timbul gelembung-gelembung gas, akan dapat terbentuk gunung api lumpur. Gaisir (pan-

 
Last edited:
Struktur Kerak Bumi Ii

Mau ikut nambahin nih tentang STRUKTUR KERAK BUMI II ;)





Hampir sebagian besar dari batu-batuan endapan yang tertinggal di daratan atau di bawah air, tertumpuk dalam lapisan mendatar yang sejajar. Tetapi sepanjang sejarah bumi, sebagian dari lapisan mendatar itu kemudian terangkat, terlipat-lipat, terpatahkan atau mengalami perubahan bentuk karena gerakan bumi.

Pada lapisan yang jatuh dengan kemiringan, kita bedakan antara garis limpahan, yakni arah garis potong dan suatu bidang mendatar dengan bidang lapisan batuan; dan kemiringan, yakni sudut antara bidang lapisan dan bidang mendatar, dihitung ke bawah, tegak lurus pada garis limpahan.

Suatu lapisan batuan miring, biasanya merupakan bagian dan dinding lipatan tanah bumi; baik lipatan punggung atau anriklinal, maupun lipatan lembah atau sinklinal. Sekelompok hipatan yang keseluruhannya berbentuk Iembah disebut sinklinorium; yang berbentuk punggung disebut antiklinorium. Suatu geosinklinal ialah suatu daerah luas, di mana dasarnya menurun perlahan-lahan sehingga terbentuk cekungan teripat penumpukan batn endapan.


lapisan-bumi.jpg



Suatu lapisan batuan dapat mengalami kepatahan karena harus menahan regangan tarik atau tegangan tekanan. Dalam hal demikian, bagian-bagian pada ke-2 sisi patahan biasanya akan bergeser sepanjang suatu bidang patahan. Kedudukan bidang patahan dapat melintang maupun mendatar. Tidak setiap patahan harus mengalami pergeseran. Diaklasa, yang terjadi karena tarikan (misalnya pada sisi cembung suatu lipatan), sobekan-penyusutan yang terjadi karena pengeringan (lumpur, basal) dan percelahan karena tekanan (tegak lurus pada arah tekanan) adalah bentuk-hentuk patahan tanpa pergeseran. Dapat pula terjadi pergeseran tegak lurus pada jarak pendek, sehingga susunan hubungan lapisan tidak mengalami pematahan; lengkungan (fleksur) yang demikian di kelak kemudian hari biasanya akan menjadi patahan dengan pergeseran.

Pergeseran ke atas, dengan bidang patahan datar, di mana terjadi pemindahan pada jarak besar, disebut perpindahan. Di daerah-daerah lipatan seperti daerah Alpen, banyak terjadi perpindahan besar-besaran, lapisan yang paling atas dapat bergeser dari lapisan hawahnya, dengan bidang pergeseran yang tajam dan jelas.

Oleh erosi pada lapisan atas juga dapat terbentuk celahan sehingga batu-batuan yang tergeser timbul di permukaan.
Sebaliknya pun dapat terjadi, bahwa seluruh lapisan atas hilang oleh erosi. kecuali sejumlah kecil sisa-sisa batuan yang lain tampak sebagai jambul di atas lapisan batuan yang lebih muda. Dalam suatu cekungan endapan, dapat berlangsung endapan pasir. batu kerikil, tanah liat, kapur dan sebagainya secara hergantian.

Isotasi. Bahan kerak bumi yang tetap, mengapung di daham substrata sebagai suatu benda yang lebih ringan. Menurut kaidah-kaidah keseimbangan hidrosratik, dari suatu benda yang mengapung ada sebagian daripadanya yang terletak di dalam cairan, yang sebanding dengan perbandingan kepadatan relatif benda dan cairan. Jadi di bawah setiap pegunungan selalu terdapat akar yang terdiri atas bahan lebih ringan, yang jauh lebih besar dan pegunungan itu sendiri, Penimbangannya tentu saja tidak selalu ideal; sebab selamanya selalu terjadi perpindahan bahan-bahan lepasan dari daerah pegunungan ke dasar lautan. Dengan demikian yang pertama ada kecenderungan naik ke alas, yang terakhir berkecenderungan meluncur ke bawah.
 
Back
Top