Lembayung Hikmat Di Tapal Batas Hari Esok

abdybusthan

New member
Ketika hari esok tak berujung, siapakah yang harus di Narsiskan ? kemana harus disandarkan kecemasan ? mungkinkah harapan akan dicemari oleh ranah belahan jiwa ketika kabut mendayu-dayu seperti tak berkarakter ?

"Hentikan Peperangan itu..!!!..Damai dibumi, Damai di hati dan damai Surga. itulah Sampel yang Reliabilitas ketika Peperangan tak terelakkan dari wasiat alam yang objektif

Selumbar janji selembar asah seakan mengisyaratkan dua kata dalam konsep kepastian, yaitu "Iya" atau "Tidak" !!!!

Dengan Menghujam seperti belati ke dalam nuansa empiris yang tak bermakna, demikianlah dawai-dawai nurani tak mampu lagi menyapa "Salam" karena tersulam muatan duka berselimut tangis,

Kabut-kabut nestapa hanya hingar…kemudian bingar, lalu berlalu merangkai waktu yang tersisahkan dalam galau berkiat ragu.

Kemudian Sang tuan angkara tersenyum bermakna murka seperti nurani menyapa kicauan sembilu yang terus bertepi ditengah telaga kelaliman..

Dari Lembayung tak bertitik, meredam Hikmat menjadi Bijak, seumpama mempelai perempuan yang menantikan sentuhan manja sang pangeran dalam interaksi perwatakan nurani yang tak bertepi.

Karena hati selalu dipapah dalam rangkulan sejuta impian semu laksana "bangkai dan bingkai" yang sulit untuk berbeda karena bersatu dengan Luka yang mengangah…

Mampukah Logika Hikmat melampaui makna logos yg bernafaskan narasi keraguan ?

Memilih berarti ada pilihan yang menghantarkan penalaran Metakognisi pada suatu aksi analisis dalam penentuan Lakon yang Kompherensif dengan berbagai konsekuensi pementasan, lewat aksi seribu lilin yang mampu "Mensinergikan Gelap menjadi Terang". ini bertanda bahwa Implementasi Hikmat adalah Kebijakan yang harus dilakoni secara bijaksana.

Haruskah Vaya Condios dikumandangkan ketika salam terakhir diucapkan ? yang pasti hari esok akan selalu ada ketika keberadaan kita selalu ada untuk hari esok, bukan untuk masa lalu..

Berhimpunlah untuk sejuta Hikmat demi Kesatuan dalam Kasih, seperti Sang Khalik telah Menebus kita demi suatu hubungan yang Kekal.
(Ditulis oleh Abdy Busthan)
 
Bls: Lembayung Hikmat Di Tapal Batas Hari Esok

[lang=en]hmmm...so poetic your essay writing :D that's good, I like it.[/lang]
 
Back
Top