Alergi pada Bayi ??

nurcahyo

New member
Alergi pada Bayi ??


Selamat pagi, Istri saya baru 44 hari melahirkan seorang putri, anak ke dua kami. Beberapa hari yang lalu anak saya mengalami bintik bintik di muka dan kepalanya, dan menurut dokter itu alergi terhadap bedak bayi, minyak teloni dan peralatan bayi lainnya. 4 hari yang lalu pipinya merah dan berbintik. memang sih sewaktu menyusui ibunya ke tiduran sehingga air asi mengenai pipinya. Menurut dokter anak saya ada unsur alergi di dalam tubuhnya, sehingga benda apapun termasuk susu tambahan yang tidak bertanda anti alergi dapat menyebabkan anak saya menjadi alergi. Sewaktu dikandungan 6 bulan, ibunya pernah alergi, kaki dan tangannya bintik-bintik, tapi kemudian hilang dengan sendirinya. Yang saya ingin tanyakan kenapa dengan kondisi badan anak saya, dasn apakah bener ada kondisi bayi yang rentan terhadap sesuai dan berakibat alergi. Bagaimana pengobatannya terima kasih
Trisno, 34 tahun
Jawaban :
Dear saudara Trisno,

Tentu saja memang ada kasus dimana seorang bayi bisa begitu rentan terhadap reaksi alergi. Jika si ibu dan bapak punya riwayat alergi, kemungkinannya 80 % si kecil juga akan alergi juga. Tapi jika salah satu orang tua saja yang alergi, kemungkinannya hanyalah 30 %. Yang jelas, reaksi alergi pada bayi hanya timbul bila ia punya faktor predisposisi atopi atau ada bakat alergi, yaitu keadaan dimana seseorang gampang membuat IgE atau immunoglobulin E.

Pada bayi atopi (rentan alergi), IgE yang diproduksinya banyak atau dalam kadar tinggi. Sedangkan bayi bukan atopi, kadar IgE-nya normal. IgE adalah daya pertahanan tubuh yang melekat pada salah satu sel, yaitu sel mast. Nah, alergi terjadi lantaran alergen (faktor penyebab alergi) menempel pada IgE yang banyak dibentuk, hingga sel mast jadi pecah dan mengeluarkan mediator atau zat-zat, salah satunya histamin. Histamin inilah yang menyebabkan munculnya gejala-gejala alergi.

Perlu diketahui juga, reaksi alergi bisa muncul selain akibat punya bakat (dari keturunan), bisa juga akibat dari faktor lingkungan (ada pemicu). Faktor- faktor penyebab itu meliputi, yaitu 1) makanan, seperti susu, telur, dan kacang-kacangan; 2) bahan-bahan hirupan, seperti debu rumah dan tungau debu yang berasal dari karpet atau boneka-boneka berbulu.
Namun biasanya alergi pada bayi, alergennya lebih karena faktor makanan. Sedangkan bahan-bahan hirupan lebih kerap jadi pemicu alergi pada anak usia sekitar 2-3 tahun.

Kami rasa, kami tidak akan menganjurkan pemberian obat-obatan anti histamin untuk kasus alergi anak anda ini, karena kenyataannya anak anda memang masih terlalu kecil untuk pemberian obat-obatan, walaupun cara pemberian obat untuk bayi biasanya dilakukan melalui ASI si ibu (si ibu yang meminum obat, dimana obat itu akan tersalurkan ke bayi melalui ASI sewaktu bayi menyusui pada ibunya). Lagipula keluhan alergi anak anda ini baru berupa reaksi di kulit, masih ada pilihan cara penanganan yang lebih baik dan aman daripada pemberian obat.

Cara terbaik untuk mengatasi reaksi alergi kulit adalah dengan cara menghindari hal - hal apa saja yang bisa memicu reaksi tersebut dan menjaga kebersihan.
Untung sekali anda sudah mengetahui kira - kira apa-apa saja pemicu reaksi alergi buah hati anda ini, sehingga semuanya akan lebih mudah. Anda berdua istri pasti bisa mengusahakan agar bayi anda terhindar dari segala hal yang bisa membuatnya alergi.
Ada kemungkinan kalau reaksi alergi ini bisa mereda sejalan dengan bertambahnya usia si anak. Kulit seorang bayi memang sangat halus dan sudah pasti rentan, makanya wajar saja kalau kulitnya sangatlah sensitif. Seorang bayi itu masih dalam tahap tumbuh kembang, nah sejalan dengan bertambahnya usia itu, daya tahan tubuhnya akan makin kuat, demikian pula dengan jaringan kulitnya, dan tidak akan terlalu mudah alergi lagi.

Cara lain untuk mengatasi reaksi alergi adalah dengan mencukupkan asupan gizi pada anak anda. Gizi yang cukup akan membantu memperkuat kerja daya tahan tubuh anak anda, sehingga pembentukan histamin akibat rangsangan alergen bisa lebih ditekan, dan reaksi alerginya bisa mereda.

Kami perlu mengingatkan, untuk istri anda (juga para ibu menyusui), agar memperhatikan konsumsi makanannya, karena besar kemungkinannya bayi bisa alergi terhadap makanan yang dikonsumsi ibunya, hingga setelah menyusui timbul reaksi alergi. Jangan lupa, apa yang dimakan ibu, semuanya keluar di ASI.
Contoh misalnya si ibu makan seafood atau minum susu sapi. Mungkin bagi si ibu tak apa-apa, namun bayinya enggak tahan. Jadi, bila tahu bayinya alergi, ya, ibu harus menghindarkan makanan yang dicurigai sebagai alergennya, seperti misalnya: mengganti minum susu sapi dengan susu kedelai, atau makanan protein hewani diganti protein nabati seperti tahu dan tempe. Hentikan konsumsi makanan yang dicurigai itu selama dua minggu, lalu dicoba lagi. Jika masih timbul reaksi, hentikan lagi, lalu coba lagi, dan seterusnya.
Tidak masalah, kan, kalau orang tua dibuat repot oleh si anak ? Semua itu demi kesehatan si anak juga.

Demikian jawaban kami, semoga bisa menjawab pertanyaan anda.

Salam,
Tim Konsultasi Kesehatan Mediasehat
 
Back
Top