Obat penyakit hepatitis B&C

obatherbal1

New member
Penyakit hepatitis

Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia. Hepatitis diketegorikan dalam beberapa golongan, diantaranya hepetitis A,B,C,D,E,F dan G. Di Indonesia penderita penyakit Hepatitis umumnya cenderung lebih banyak mengalami golongan hepatitis B dan hepatitis C. namun disini kita akan membahas pada fokus artikel penyakit Hepatitis B dan C.

A. Penyakit Hepatitis B

Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Seperti hal Hepatitis C, kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati. Proses penularan Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi Hepatitis B.

Adapun beberapa hal yang menjadi pola penularan antara lain penularan dari ibu ke bayi saat melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun penggunaan alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Hepatitis B dapat menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia produktif akan lebih beresiko terkena penyakit ini.

1. Gejala Hepatitis B
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan kepada orang lain menjadi lebih beresiko.

2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis B
Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi.
a. Pengobatan oral yang terkenal adalah ;
- Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.
- Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.
- Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.

b. Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah ;
Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.

Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit Hepatitis B adalah pemberian vaksin terutama pada orang-orang yang beresiko tinggi terkena virus ini, seperti mereka yang berprilaku sex kurang baik (ganti-ganti pasangan/homosexual), pekerja kesehatan (perawat dan dokter) dan mereka yang berada didaerah rentan banyak kasus Hepatitis B.

Untuk yang sudah jenuh dengan pengobatan kimia salah satu alternatip terbaik untuk hepatitis yaitu dengan jelly gamat gold, simak kisahnya:

Virus Hepatitis itu Telah Hilang Berkat Gamat
Sumber Trubus online Edisi: Minggu, 02 Juli 2006 17:07:11

Wiwiek Ady Pramesti tidak pernah menyangka kesibukannya bekerja mendatangkan penderitaan. Awalnya ia menganggap nyeri ulu hati yang beberapa kali menyerang adalah penyakit biasa. Makanya wanita bertubuh jangkung itu tak pernah memeriksakannya ke dokter. Toh hanya dengan mengkonsumsi obat-obatan yang dijual bebas di apotek, penderitaannya bisa diatasi.

Suatu sore di pertengahan Maret 1997, Wiwiek tengah mengikuti rapat perusahaan. Tiba-tiba ibu 1 anak itu menelungkupkan kedua tangan ke bagian ulu hati. Ulu hati sakit sekali serasa dicabik-cabik, kenang Wiwiek. Tak hanya itu, tubuh Wiwiek menjadi lemas disertai perut mual-mual, kembung, demam, nyeri sendi, dan bengkak pada perut kanan atas semakin menjadi-jadi. Oleh teman-teman sekantornya segera ia dilarikan ke rumahsakit terdekat di Surabaya, Jawa Timur.

Betapa kagetnya Wiwiek ketika ahli medis memvonis dirinya mengidap Hepatitis-B. Hal itu terbukti seminggu kemudian timbul gejala utama hepatitis-B: bagian putih pada mata dan kulit seluruh tubuh tampak menguning, serta air seni berwarna seperti teh.

Coba herbal

Rawat inap selama sebulan penuh terpaksa dijalani Wiwiek. Obat-obatan yang diresepkan dokter pun harus ditelannya. Demi mempercepat kesembuhan, Wiwiek rutin melakukan terapi. Sayang, hasilnya belum maksimal. Rasa lelah, letih, dan lesu kerap menyambanginya. Meski kurang efektif dan menimbulkan efek samping, ibu kelahiran 22 April 1957 itu tidak bisa menolak asupan obat dokter. Jika tidak, risiko sering mual-mual, menggigil, dan pegal-pegal harus diterimanya.

Namun, lama-kelamaan Wiwiek bosan mengasup obat-obatan yang berefek mual sampai lemas itu. Dalam kebimbangan, ia memutuskan mencari kesembuhan lewat jalur alternatif. Pijat refleksi dari ahli di Desa Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi pilihan pertama. Seminggu 3 kali ia rutin bertandang ke Banyuwangi.

Ibarat melempar kelereng ke dasar danau, perlahan gelombangnya menghilang. Namun, kelereng masih tetap berada di dalamnya. Sama halnya dengan usaha Wiwiek memulihkan kesehatan. Setelah dipijat, kondisi tubuh menjadi prima. Tubuh jadi tegar, tapi virusnya masih ada di dalam, tuturnya. Belakangan ia terpikat pada ramuan herbal yang ditawarkan teman sekantornya. Ramuan dalam bentuk serbuk itu berasal dari rimpang temulawak. Temulawak direbus dalam dua gelas air sampai mendidih dan tinggal satu gelas. Rebusan temulawak di minum 3 gelas per hari. Hasilnya, dari bulan ke bulan ia merasakan perubahan. Kesehatannya meningkat drastis. Daya tahan tubuhnya membaik, tapi virus hepatitis enggan minggat dari tubuh.

Berkat gamat

Berdampingan dengan penyakit memang bukan pilihan menyenangkan. Sembilan tahun sebagai carier hepatitis dijalani Wiwiek. Selama itu pula hidupnya serasa tak berarti. Oleh karena itu, Wiwiek selalu berusaha mencari kesembuhan. Suatu ketika di penghujung September 2005 ia berjumpa dengan rekan lamanya di Semarang. Dari sanalah perkenalannya dengan gamat-sebutan teripang di Malaysia-berawal. Sejak itu Wiwiek mengkonsumsi gamat secara rutin.

Wiwiek yakin pilihannya kali itu tak meleset. Ia meneguk gamat 1-2 sendok makan 3 kali sehari tanpa didampingi konsumsi obat lain. Dalam hitungan minggu kondisi tubuhnya bertambah prima. Semangat beraktivitas terasa meluap-luap. Awal Mei 2006, noktah cerah kesembuhan mulai tampak di mata wanita 49 tahun itu. Hasil tes SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) normal di kisaran 15-17 IU dan SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) pun beranjak stabil di angka 17-20 IU.

Demikian pula tes virus/antivirus. Virus hepatitis dalam tubuhnya dinyatakan negatif alias telah musnah. Kurang yakin, tes laboratorium di lain tempat pun dilakoni. Serasa mendapat keajaiban, hasil serupa Wiwiek dapatkan. Pantas bila konsumsi gamat tetap saja dilakukan sebagai wujud syukur.

Untuk informasi lebih lanjut klik disini
 
Back
Top