Mafia, Inc.

Status
Not open for further replies.
Bls: [Sejarah] Organisasi Mafia

Anthony Salerno, 75, yang kini menduduki peringkat paling atas dari 50 bos mafia, mengepalai sebuah konglomerat bawah tanah, dengan batas yang tak jelas antara bisnis sah dan terlarang. Terakhir ini, dia berumah di Metropolitan Correctional Center di Manhattan. Rumah itu bersebelahan dengan Mahkamah Distrik Selatan Amerika Serikat, tempat dia dan beberapa anggota Komisi yang lain sekarang menjalani proses peradilan. Kekuatan Salerno tidak semata-mata berasal dari posisinya sebagai kepala keluarga Genovese yang kuat, yang beranggotakan 300 bandit. Bahkan, sebelum terpilih menjadi bos pada 1980, ia sudah mengumpulkan uang lebih banyak ketimbang para pemimpin mafia lainnya, terutama dari kasino-kasino di Nevada dan Karibia. Caranya ialah dengan menyisihkan pendapatan rumah-rumah judi itu, sebelum menentukan jumlah yang perlu dilaporkan ke jawatan pajak. Dari pendapatan seperti itu, dia kemudian menggalakkan bisnis membungakan uang. Kini, di pengadilan, ia didakwa "menggunakan ancaman dan pukulan untuk memaksa korban-korbannya membayar pinjaman dan bunga utang yang tidak mempunyai dasar hukum." "Tony Gendut" ini juga menunjukkan minat bisnisnya pada industri konstruksi New York City. Menurut Departemen Kehakiman, antara 1981 dan 1985, Salerno dan para kerabat kerjanya menarik pajak mafia, 2%, dari para kontraktor New York yang mendapat borongan mengaduk beton untuk semua superstruktur, di atas US$ 2 juta.

Mereka menguasai sebuah kartel yang melayani tawaran-tawaran memasok beton. Kartel inilah yang menentukan perusahaan mana yang harus memenangkan tender. Perusahaan lain dipaksa memasukkan tawaran-tawaran tinggi yang tidak masuk akal, sehingga perusahaan yang sudah ditentukan tadi pasti keluar sebagai pemenang. Pajak 2% itu saja memasukkan pendapatan US$ 3,5 juta ke kas mafia dari 72 borongan konstruksi yang dapat diusut pemerintah AS. Seorang saksi ahli melaporkan kepada Komite Kepresidenan bahwa perbuatan mafia ini membuat ongkos konstruksi di Manhattan naik sampai dengan 20%. Dalam tuduhan yang diajukan jaksa penuntut umum, Salerno dinyatakan sebagai "sekutu tersembunyi" sejumlah perusahaan yang memenangkan tender konstruksi beton. Perusahaan-perusahaan ini menangani kontrak yang nilainya melebihi US$ 71 juta, dari sepuluh proyek konstruksi besar, termasuk Trump Plaza, bangunan apartemen mewah di East Side, Manhattan. Pemerintah AS mendakwa, penawaran borongan untuk proyek-proyek tersebut merupakan langkah lebih jauh perusahaan-perusahaan Salerno yang berkongkalikong dengan dua firma yang bergerak di bidang ready-mix: Certified Concrete Co. dan Transit-Mix Concrete Corp.

Kedua perusahaan itu milik Edward J. "Biff" Halloran, yang lebih dikenal karena Hotel Halloran House, yang dulu memang miliknya. Halloran menolak semua tuduhan. Lalu, bagaimana mafia bekerja? Ini dia. Setiap kontraktor yang berani mencoba mengajukan tawaran bersaing dengan kartel para bajingan tadi akan berhadapan dengan risiko kesulitan mendapatkan bahan ready-mix. Paling tidak, distribusi bahan tersebut akan mereka hambat. Para penuntut federal juga menuduh Salerno menguasai Teamster Local 282, yang anggota-anggotanya menjadi sopir konvoi truk yang mengangkut distribusi beton. Melalui mata rantai yang ampuh ini, bos mafia itu dapat menentukan semaunya perusahaan mana yang tidak perlu dilayani pengiriman barangnya. Tangan-tangan Salerno di dunia tenaga kerja dan serikat buruh menjangkau langsung ke puncak. Menurut Departemen Kehakiman, Salernolah yang memilih Roy Williams untuk memimpin International Brotherhood of Teamster pada 1981, dengan cara memerintahkan pemimpin-pemimpin serikat buruh memberikan suaranya kepada orang tersebut. Williams kemudian dipenjarakan karena terlibat dalam usaha penyogokan Howard Cannon, senator AS dari Nevada, yang kini sudah dipecat.


Bersambung


-dipi-
 
Last edited:
Bls: [Sejarah] Organisasi Mafia

Meski begitu, para jaksa federal percaya bahwa Salerno tetap saja berpengaruh atas ketua serikat buruh yang sekarang, Jackie Presser. Tony dan istrinya, Margaret, kadang-kadang beristirahat di tanah pertanian mereka di Rhinebeck, New York. Untuk selama lima tahun, sampai dengan akhir tahun kemarin, dua sejoli ini aktif mencari duit. Pemerintah AS menuduh Marathon Enterprises, sebuah perusahaan pemrosesan makanan di New Jersey, membayar semacam upeti kepada Margaret, dalam bentuk "uang jasa perantara" untuk pemasaran hot dog dan beberapa jenis bahan makanan lainnya ke pasar swalayan, arena olah raga, dan penjaja kaki lima. Margaret yang lincah itu, bahkan menerima "uang jasa" ini untuk penjualan ke beberapa perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, misalnya Chock Full O' Nuts (rantai restoran), Pathmark (rantai supermarket), dan Canteen Corp. (rantai makanan otomat kaki lima).

Departemen Kehakiman menuduh, serdadu-serdadu Genovese siap mengatur pukulan telak dengan mengancam Marathon dengan "kekerasan, kekuatan, dan kemungkinan kerugian ekonomis". Dengan segala kekayaan dan kekuasaannya itu, Salerno beroperasi secara tidak mencolok, sampai dia kemudian ditahan. Kantornya tidak berada di kawasan pusat Manhattan -- dengan pencakarpencakar langit yang ongkos pembangunannya menjadi mahal oleh sepak terjangnya itu. Melainkan di Palma Boy Social Club, di daerah pertokoan East Harlem. Untuk masa yang panjang, Salerno melancarkan roda bisnisnya dari Palma, atau dari sekitar tanah pertaniannya di Rhinebeck, tanpa mengalami hambatan yang berarti dari para penegak hukum. Kekhawatirannya yang paling besar, selama masa itu, ialah kondisi tubuhnya yang makin gendut. Berpekan-pekan ia, kadang-kadang, memusatkan kegiatannya pada usaha melangsingkan tubuh. Zaman keemasan itu berakhir setelah agen-agen FBI memasang alat penyadap di Palma Boy Club. Dari perangkat pengintai itulah ketahuan betapa Salerno menyusun dan melancarkan serangkaian usaha pemerasan. Kendati ia dijatuhi hukuman, dan dijebloskan ke dalam penjara, menurut dugaan umum, Salerno masih memiliki peluang besar untuk tetap mengendalikan keluarga Genovese.

Anthony Accardo bergelar "Joe Batters" adalah bos Chicago. Sampai sekarang, begundal mafia berusia 80 itu masih bisa bekoar bahwa ia belum pernah melewatkan satu malam pun di dalam penjara. Ia, tadinya, sempat beristirahat dan menikmati hidup senggang di klub Indian Wells di dekat Palm Springs, California. Tiba-tiba, serikat yang pernah dipimpinnya untuk waktu panjang itu menghadapi krisis: Pemimpin Outfit mendadak ditahan, awal tahun ini. Terpaksalah pendekar tua itu turun gunung. Ia kini menempati peringkat kedua, tepat di bawah si "Tony Gendut". Accardo ditunjang oleh reputasinya sebagai penembak ganas Al Capone, bandit legendaris Chicago itu. Ia digelari "Joe Batters" oleh sesama rekan mafia, karena ia memang suka mengancam mangsa-mangsanya dengan tongkat pemukul baseball. Ia juga dihormati konco-konconya sebagai empu perencanaan strategi.

accardo.jpg

Anthony Accardo

Di bawah kepemimpinannya, Outfit berkembang menjadi "perusahaan" pemerasan yang bergerak ke hampir semua lapangan usaha mulai dari popok bayi sampai tanah pekuburan. Efisiensi gerombolan ini terkenal di kalangan mafia. Accardo adalah arsitek permainan kekuatan yang menjadikan Outfit berdominasi dalam dunia pemerasan, mulai dari Great Lakes sampai ke tepian Pasifik, selama dasawarsa terakhir. Kini, dengan pengaderan kurir-kurir yang lalu lalang antara Chicago dan California, ia berfungsi sebagai ketua dewan Outfit. Direktur operasinya di Chicago adalah Joseph Ferriola, 59, seorang underboss yang teguh memegang disiplin, dan pernah menjalani operasi jantung memintas tahun kemarin. Ferriola sendiri, yang bergelar "Joe Nagall", menempati peringkat ke-20 dalam daftar 50 bos terkemuka mafia. Tokoh ini terkenal oleh kemampuannya mengorganisasikan keterampilan. Pada tahun 1970-an, dialah yang "menertibkan" kelompok-kelompok sempalan mafia yang mencoba-coba berdiri sendiri. Prinsip manajemen terkendali Outfit adalah disiplin. Kelompok ini banyak mengeduk duit dengan mengutip yang mereka namakan "pajak jalanan". Pajak itu tak cuma ditarik dari sesama organisasi bandit yang lebih kecil, tetapi juga dari sejumlah perusahaan yang bergerak secara resmi. Mereka menyapu habis bandar judi, pengedar madat, penjaja narkotik, pemilik bar dan restoran, bahkan pemilik halaman parkir dengan pajak yang berkisar antara 10% dan 50% dari pendapatan kotor.

Besar-kecilnya "pajak" itu bergantung pada besar-kecilnya kemungkinan keuntungan tiap-tiap sektor, dan dari jenis perlindungan yang mereka perlukan dari Outfit. Kota lain yang mereka kenai "pajak jalanan" ialah Philadelphia. Tetapi, para pemimpin kelompok di kota itu tidak sangat efektif dalam mengutip. Bahkan setelah Don Docile yang bernama Angelo Bruno itu terbunuh pada 1980, dan digantikan oleh tokoh kekerasan Nicodemo Scarfo. Outfit mengembangkan disiplinnya yang terkenal khusus melalui sistem sekuriti intern. Tersebutlah Allen Dorfman, seorang eksekutif asuransi Chicago yang dikenal sebagai manajer keuangan yang piawai. Dia ini merintis penggunaan dana kesejahteraan dan pensiun serikat bruh untuk membiayai sebuah bank gelap, pada 1960-an. Mula-mula, dia menyalurkan pinjaman dana pensiun Teamster's Central States ke beberapa kasino hotel di Las Vegas. Kernudian, dia memperlihatkan kepada Accardo dan rekan-rekannya bagaimana mendirikan organisasi perawatan kesehatan yang melibat para dokter dan ahli gigi. Dari organisasi seperti ini dapat ditarik keuntungan pembayaran perawatan kesehatan anggota serikat buruh. Caranya, memainkan angka-angka. Cuma, Dorfman kemudian dianggap tahu terlalu banyak entang sumber-sumber dana Outfit. Ia kemudian ditembak mati di sebuah pelataran parkir di pinggiran Chicago, tiga tahun lampau. Bermula pada 1970, seorang kuat bernama Anthony Spilotro ditempatkan di Las Vegas. Tugasnya memantau uang yang disadap dari rumah-rumah judi, dan mengawasi perjalanan uang itu sampai ke tangan para bos di Chicago. Dijuluki "Tony Semut" karena perawakannya yang pendek.


Bersambung


-dipi-
 
Bls: [Sejarah] Organisasi Mafia

yang hari valentine, ditiru tuh yang "mencaplok lalat sekali tepok" di godfather yang pertama.

Setelah membunuh seluruh gang yang ada di new york. jadi pengen nonton godfather lagi. uuuu uuu u uuuu
 
Bls: [Sejarah] Organisasi Mafia

Lanjut ya...

Di Las Vegas, ia cepat dikenal sebagai pengusaha yang bergerak dalam pembuatan hamburger, dengan nama perusahaan Food Factory. Dari situ, ia bergerak ke bidang real estate, kemudian mengembangkan bisnisnya ke cabang-cabang pencurian, penadahan barang haram, dan pelacuran. Tetapi, Spilotro gagal menjaga disiplin pemasukan uang. Bahkan, beberapa kaki tangan, yang diperkirakannya bisa dikendalikan, berbalik menjadi saksi-saksi yang menguntungkan pemerintah AS. Akibatnya, duet Chicago yang terkenal, Joseph Aiuppa dan John Philip "Jackie" Cerone, diseret ke depan pengadilan. Bersama dua orang itu diciduk pula tujuh pemimpin gang lainnya, termasuk Carl de Luna. Nama yang belakangan ini adalah pengawas keuangan gerombolan Kansas City yang, sampai saat terakhir, mampu merahasiakan data-data keuangan yang berada di tangannya. Bulan Juni lalu, Tony Spilotro dan saudaranya, Mike, betul-betul diperlakukan seperti semut. Kakak-beradik itu ditemukan terkubur di sebuah ladang jagung di Indiana.

Pengusutan FBI mengisyaratkan tanda-tanda bahwa mereka dicekik, dan mungkin sekali dikuburkan dalam keadaan masih bernyawa. Tampaknya, mereka adalah korban aturan main para "anak bijak". Mereka telah diberi kesempatan, tetapi terlalu ceroboh melancarkan operasi -- itulah konsekuensinya. "Tidak mungkin Spilotro bisa dibunuh tanpa restu Accardo," ujar Patrick Healy, direktur eksekutif Komisi Antikejahatan Chicago. Eksekusi Spilotro mungkin menjadi sebab disintegrasi pakta prrdamaian penting yang diprakarsai Accardo pada 1977. Dalam pakta tersebut dilakukan pembagian otoritas: Las Vegas untuk Outfit Chicago, dan Atlantic City untuk para keluarga mafia New York. William Roemer, bekas agen FBI yang hampir 23 tahun mengikuti jejak Accardo, mengatakan bahwa peristiwa itu mempunyai semacam akar sejarah. "Menurut persetujuan 1977 itu, gerombolan Selatan boleh terus mengelola bisnis yang telah mereka kuasai di Las Vegas, asal jangan membuka diversifikasi. Itulah sebetulnya tugas pokok Spilotro," kata Roemer, yang kini jadi konsultan Komisi Antikejahatan Chicago. Agaknya, si "Semut" mulai bertindak melampaui kesepakatan itu.

Di tengah kisruh menyusul kematian Spilotro, reaksi New York seperti menantang hegemoni Outfit di Las Vegas. Seperti yang kemudian dirasakan para petugas federal dan kepolisian Las Vegas, kegiatan kelompok-kelompok Selatan menjadi meningkat, terutama keluarga Genovese. "Pukulan terhadap Outfit betul-betul buruk," ujar seorang polisi yang tidak sudi membuka identitasnya. "Tidak hanya di Chicago, tetapi juga di sini, di Las Vegas, jagoan-jagoan New York itu menarik keuntungan besar dari persoalan ini." Vincent "Chin" Gigante, capo keluarga Genovese, adalah sebuah contoh yang kemudian menguasai banyak wilayah, yang sebelumnya berada di bawah pengawasan Outfit. Gigante adalah jawara berperawakan raksasa, bekas petinju yang merancang gaya kekerasan Genovese. Bersama Tony Salerno dan Louis Manna, ia menjadi bagian "triumvirat" yang bertindak sebagai komite eksekutif Genovese. Kejutan yang terjadi setelah pembantaian Spilotro, dan kekosongan kekuasaan yang ditinggalkannya di Las Vegas, telah merusakkan reputasi Outfit di sepanjang Pantai Barat. Kelompok-kelompok kecil pada berebut rezeki. Dan ini sama sekali bukan pertanda yang baik untuk bos Pantai Barat, Peter Milano, yang didukung Accardo di Los Angeles. Ketika sebuah monopoli yang dipegang Outfit tiba-tiba menjadi berantakan, itu bisa menjadi semacam medan percontohan bagi banyak hal yang bersangkut paut satu sama lain. Yang terjadi di Pantai Barat itu bisa jadi merupakan awal bagi ihwal buruk yang bakal menimpa Chicago. Accardo semakin renta dan mengidap penyakit jantung. Bila dia mati, Outfit bakal mengalami huru-hara.


Bersambung


-dipi-
 
Bls: [Sejarah] Organisasi Mafia

Di antara eksekutif Mafia yang sedang berangkat uzur, terbitlah sepucuk taruk yang menjanjikan kesinambungan kepemimpian. Tokoh penerus itu adalah Michael Franzese, putra John "Sonny" Franzese -- pemimpin keluarga Colombo yang dicurigai sebagai perampok bank. Michael baru 35 tahun, tokoh bisnis yang berbicara cepat, dan ayah yang tampan bagi lima orang putra. Ia sekaligus menggenggam sebuah kartel yang memproduksikan film (termasuk film horor Mausoleum dan film musik anak muda Knights of the City), membuka diskotek, bengkel dan toko mobil, perusahaan konstruksi, dan hampir memegang monopoli penjualan bensin di sepanjang Long Island. Ia menolak bila dikaitkan dengan reputasi ayahnya. Tahun lalu ia berbicara kepada wartawan, "Sudah tentu, saya mengenal orang-orang yang berhubungan dengan ayah saya. Tetapi, itu tidak lalu berarti bahwa saya melakukan bisnis dengan mereka, atau menjadi bagian dari gaya hidup yang mereka tempuh. Jangan coba membualkan omong kosong seperti itu."

Siapa yang membual? Tuduhan pemerintah federal, yang terdiri dari 99 halaman dan mencakup 28 pasal, mengungkapkan cerita lain. Pemerintah AS menuduh Franzese muda ini menggelapkan setidak-tidaknya US$ 5 juta dari sektor pajak, asuransi, utang piutang, dan bisnis penjualan mobil. Korban penggelapan bisnis mobil ini meliputi General Motors, Mazda Motors of America, dan Beneficial Commercial Corp. Serangkaian pengusutan juga menunjukkan bahwa dia berperan dalam manipulasi ratusan juta dolar pajak penjualan bensin di New York, New Jersey, dan Florida. Mike Franzese tampak depannya memang bersih. Tapi ia mewarisi kiat bisnis dan gaya keras ayahnya.

Menurut jaksa federal Jerry D. Bernsye Bernstein, salah seorang anak buah Mike Franzese pernah meremukkan kepala saingan sang bos dengan palu besar. Dan seorang petugas keuangan yang berniat menyelidiki pembukuan bisnis Franzese mendapat ancaman, "Tahukah Anda dengan siapa Anda berurusan? Atau Anda memang ingin kami mengeluarkan jantung Anda dari tempatnya?" Franzese juga pernah mengancam seorang rekannya yang berniat membuka rahasia penyelundupan pajak yang dilakukannya dalam bisnis penjualan bensin. Ia mengancam membunuh anak lelaki orang tersebut, bila niat tadi diteruskan. Orang itu kemudian terbang ke Panama. Empat bulan kemudian ia ditahan oleh para petugas federal dan dibawa pulang ke Amerika Serikat. Ia dihadapkan sebagai saksi dalam sebuah pengadilan yang menyidangkan Franzese. Pada bulan Maret, Franzese dinyatakan bersalah karena melakukan pemerasan dan persekongkolan gelap. Ia dijatuhi hukuman penjara 10 tahun, denda US$ 4,8 juta, ditambah US$ 10 juta lagi sebagai semacam ganti atas jumlah pajak yang digelapkannya.

Tetapi, dasar mafia, ia ternyata mampu meyakinkan departemen kehakiman bahwa dia tidak akan mungkin membayar US$ 14,8 juta itu, kalau ia harus meringkuk di dalam penjara. Meski ia menjual semua rumah miliknya, berikut hak cipta sejumlah film yang sudah berada di tangannya, denda itu tidak akan mungkin dilunasi -- katanya. Lalu, tercapailah sebuah "persetujuan" yang memang luar biasa. Sebelum meringkuk di penjara, Franzese diberi "kebebasan terbatas" di bawah pengawalan beberapa deputi marshall. Biaya pengawalan itu dipikulkan kepada Franzese, yang dalam waktu singkat kemudian tampak mundar-mandir dengan gayanya di Hollywood bahkan diliput oleh jaringan televisi AS, NBC. Banyolan itu baru berakhir setelah Franzese memberikan cek palsu sebagai pembayar pengawalan atas dirinya. Pihak marshall murka bukan buatan, dan eksekutif muda mafia itu langsung dijebloskan ke dalam penjara.

Pengusutan terhadap kasus Franzese menyingkapkan persekongkolan bisnis yang lain. Yang ini melibat Allied International Union, serikat buruh dengan 700 anggota yang khusus melayani pengawalan pribadi semacam satpamlah. Anggota serikat ini bekerja di tempat-tempat rawan, seperti kilang tenaga nuklir dan rumah judi. Allied International merupakan usaha patungan keluarga-keluarga Genovese, Gambino, dan-Colombo. Ketika bulan madu Gambino dan Genovese tamat, serikat buruh yang besar itu serta-merta merdi milik Colombo. Sebelum Allied International menjadi sayap Franzese, tersebutlah seorang Daniel Cunningham, pemborong di Smithown, Long Island. Ia merasa sudah membeli serikat buruh itu dari salah seorang tokoh Genovese US$ 90.000.

Cunningham memang melihat sebuah jalan untuk menjadi kaya raya. Dia menerima pemasukan US$ 134.000 setahun, lalu menggaji istrinya, jandanya, dan pacar-pacarnya dari hasil serikat buruh ini. Cunningham mengaku pernah berniat melancarkan pemogokan para satpam untuk melawan lima kilang tenaga nuklir di sepanjang Pantai Timur, termasuk Three Mile Island. Dia juga pernah mengancam melakukan pemogokan yang bisa membikin bangkrut rumah-rumah judi Atlantic City. Pada 1981, ia diperkarakan dengan tuduhan penggelapan, pemerasan, dan penyuapan.

Tahun 1984, dalam pemeriksaan yang dilakukan Komisi Kepresidenan, Cunningham mengungkapkan bahwa dia pernah berniat menjual serikat buruh itu kepada Mike Franzese, setelah dia sendiri meringkuk di dalam penjara. Tapi apa jawab Mike? Menurut Cunningham, orang muda mafia itu memberikan jawaban dengan yakin, "Mengapa aku harus membeli sesuatu yang sebetulnya sudah menjadi milikku?" Tempat Cunningham dalam serikat buruh itu kemudian digantikan oleh salah seorang anak buah Franzese, yang dengan cepat mengalihkan dana pensiun serikat buruh itu ke sebuah perusahaan asuransi di Virgin Islands.

Bersambung


-dipi-
 
Bls: [Sejarah] Organisasi Mafia

Pengutipan sampah, yang berada di bawah kontrol serikat buruh, merupakan ladang yang disukai mafia. Para pemimpin kelompok mafia mencoba menginfiltrasi bisnis ini di Chicago, Des Moines, dan beberapa kota lain -- tetapi tidak berhasil. Lain halnya dengan di kawasan New York, tempat pemerintah daerah menyediakan mobil-mobil sampah hanya untuk perumahan dan apartemen. Restoran, hotel, klub malam, bahkan gedung PBB di New York tidak mendapat pelayanan kebersihan pemerintah. Perusahaan-perusahaan swastalah, yang disebut carter, yang memberikan pelayanan itu. Carter-carter ini membagi wilayah mereka masing-masing, juga melakukan jual-beli dengan perusahaan sesama, dengan harga antara US$ 2.000 dan US$ 2 juta. Yang diperjualbelikan di sini ialah hak untuk memasuki wilayah tertentu. Di Long Island, keluarga Lucchese dan Gambino memutuskan bekerja sama, membagi keuntungan beberapa carter.

Anthony Corallo, bos Lucchese yang kini dihadapkan ke pengadilan bersama Tony Salerno, menguasai Private Sanitation Industries Associates Inc. James Failla, seorang capo Gambino, mengendalikan serikat para sopir Teamster Local 813. Setiap tiga bulan, Corallo membayarkan US$ 50 ribu kepada Failla. Lama-lama Corallo, yang dibantu oleh sopir dan pembantunya yang tepercaya, Salvatore Avellino, berpikir cara mengurangi jatah yang harus dibayarkan secara tetap kepada Failla itu. Mereka akhirnya sampai pada kesimpulan, hal itu hanya mungkin terjadi dengan cara membentuk perkumpulan sopir lokal.

Melalui alat penyadap yang ditanamkan di mobil Jaguar Avellino, Satgas Antikejahatan New York berhasil mendengar percakapan yang menarik. Kepada seorang temannya, Avellino menceritakan keharusan membentuk organisasi baru itu. "Kita coba saja menempatkan seorang menantu lelaki di kantor serikat buruh itu, kemudian, seorang anak perempuan, entah siapa, kita usahakan mendapat pekerjaan sekretaris. Artinya, kita lebih dulu membentuk staf yang terdiri dari orang-orang kita." Kemudian, dibangkitkan pembangkangan terhadap pemimpin serikat buruh yang bersangkutan. Kalau pemimpin yang mau digulingkan itu melawan, jago-jago yang akan meremukkan kepalanya sudah siap. Avellino, melalui pembicaraan telepon yang disadap itu, juga merinci keuntungan yang bisa ditarik dari serikat buruh pengangkut sampah.

"Corallo sudah menceritakan semuanya kepadaku," kata Avellino dengan gaya sedikit bangga. "Sebuah serikat buruh yang kuat akan mendatangkan uang bagi siapa saja, termasuk untuk anak-anak bijak kita . . . dan uang itu akan terus bertambah besar jumlahnya, dua ribu, lima ribu, sepuluh ribu, dua puluh ribu, tiga puluh ribu, lima puluh ribu.... Namun, Corallo tidak mendirikan sebuah serikat lokal untuk menyaingi Gambino. Dia merasa, cukup dengan pengontrolan serikat lokal yang sudah dikenal, Teamster 295 dan 851.

Anggota-anggota serikat ini memainkan peranan menentukan dalam bisnis angkutan udara US$ 4,2 milyar setahun di bandara Kennedy, New York. Serikat buruh ini berpengaruh menghambat merger Air Express International dengan CF Air Freight, cabang Consolidated Freightways. Merger itu tadinya diharapkan melibat uang US$ 63 juta. Menurut kontrak kerja Air Express, perusahaan itu akan meneruskan hubungannya dengan serikat buruh tadi, kendati terjadi merger. Syarat ini tidak bisa diterima Consolidated. Orang-orang Corallo menawarkan diri untuk membatalkan kontrak itu dengan US$ 500.000 tunai. Kedua perusahaan tersebut kemudian sepakat mengurungkan merger tersebut, dan Corallo gagal memperoleh uang. Tetapi, pada kesempatan-kesempatan lain, upaya pemerasan yang dilancarkan Corallo banyak juga yang mencatat sukses. Enam perusahaan angkutan udara yang beroperasi di bandara Kennedy -- Air Express, Union Air Transport, Kamino Air Transport, Schenkers International Forwarders, Three Way Corp., dan Hi's Airport Service -- "menyumbangkan" US$ 1,1 juta lebih ke kas gerombolan Corallo antara 1978 dan 1985.

Bersambung


-dipi-
 
Bls: [Sejarah] Organisasi Mafia

Di banyak kota, kelompok-kelompok kriminal itu menggunakan hubungan-hubungan serikat buruh untuk memukul perusahaan-perusahaan resmi. Di Detroit, Vincent Meli menguasai bisnis angkutan baja melalui Teamster Local 124. Perusahaan truknya, Trans-Steel, melaksanakan kontrak-kontrak yang bahkan tidak memberikan tunjangan keuntungan kepada para sopir. Meli menyingkirkan semua saingannya dalam bisnis ini. "Di kawasan itu, saya tidak melihat industri lain, tempat gerombolan penjahat bisa menguasai keadaan begitu rupa," kata Craig Woodhouse, seorang penyelidik dari departemen tenaga kerja. Di Scranton, Pennsylvania, kewiraswastaan mafia mengambil bentuk agak lain. Di sini Eugene Boffa seorang kerabat kerja bos mafia lokai yang bernama Russell Bufalino, mengorganisasikan apa yang disebutnya bisnis "leasing tenaga kerja".

Menurut laporan Komisi Kepresidenan, untuk melancarkan bisnis baru ini, Boffa tidak segan-segan menyuap atau menghancurkan yang disebutnya "pemimpin-pemimpin serikat buruh yang korup", termasuk Jackie Presser. Boffa kemudian mendirikan 30 perusahaan leasing tenaga kerja, yang memasok sopir truk untuk perusahaan-perusahaan raksasa seperti Shell Oil Co., Continental Corp., Coca-Cola, America Cyanamid, Crown Zellerbach, dan International Paper. Cara kerja perusahaan leasing itu memang sungguh mafiaistis. Mula-mula, perusahaan yang akan dijadikan langganan "diminta" memecat semua sopirnya. Kemudian, Boffa akan mempekerjakan mereka kembali, tapi dengan upah yang lebih rendah. Siapa, sih, setelah di-PHK-kan akan menolak tawaran Boffa? Syaratnya, 7%-10% upah kotor para sopir yang dipekerjakan kembali itu harus disetorkan kepada Boffa. Kemudian, Boffa sendiri akan menyetorkan separuh hasil pemerasannya ini kepada si bos, yaitu Bufalino.

john_gotti_jr-1793.jpg

John Gotti

Kriteria prestasi untuk naik pangkat di dalam organisasi mafia adalah keterampilan membunuh. Contohnya adalah John Gotti, orang yang dengan tiba-tiba naik daun. Ketika berstatus bandit ketengan, Gotti punya kebiasaan yang menyebabkan dia mudah tertangkap. Ia pernah dihukum satu tahun karena pembongkaran dan pencurian. Empat tahun untuk pencurian truk penuh dengan kain di bandara Kennedy. Dan bandit ini pernah diadili gara-gara membajak truk berlapis baja. Para penegak hukum mengatakan, Gottilah yang mengatur pembunuhan bos keluarga Gambino, Castellano si "Paul Besar" dan pengawalnya, di Sparks Steak House di Manhattan, akhir Desember 1984.

Para wartawan menggambarkan Gotti sebagai bos baru keluarga Gambino, dan reinkarnasi bandit legendaris Al Capone. Gaya potongan bajunya Mercedes 450 SL hitamnya, kejenakaannya menjawab di sidang pengadilan, dan potongan rambutnya yang necis adalah bahan berita yang sensasional. Tapi, sebenarnya, ketenarannya sebagai "mahabintang" lebih sekadar kesan daripada yang sesungguhnya. Ia menyatakan diri sebagai distributor piringan hitam. Pengalaman nyatanya adalah sebagai lintah darat, pembajak, dan tukang pukul.

Bandit ini, tampaknya, tak layak memimpin bisnis keluarga Gambino -- dari penjualan daging dan makanan ayam sampai industri garmen. Dan, tampaknya, ia memang akan kehilangan kesempatan: Gotti dijatuhi hukuman 45 tahun penjara. Menurut Presiden Komisi untuk Kejahatan Terorganisasi, operasi perdagangan daging dan bahan makanan keluarga Gambino demikian luasnya, hingga pihak produsen mengeluh.

Mereka, menurut laporan itu, dipaksa mengadakan perjanjian yang, tentu saja, menguntungkan bandit-bandit itu. Antara lain Paul Castellano memimpin Dial Poultry Co., sebuah perusahaan distribusi makanan ayam terbesar di Brooklyn -- yang kini dikemudikan oleh anaknya, Paul Jr. dan Joseph. Sepupu si Paul Besar, Peter Castellana Sr., terdaftar sebagai manajer pemasaran Quarex Industries, perusahaan grosir lain yang mempunyai omset US$ 100 juta lebih. Dan inilah fakta yang diperoleh Komisi untuk Kejahatan Terorganisasi itu. Frank Perdue, kepala pabrik pengolahan makanan ayam, yang mempunyai omset US$ 840 juta per tahun, terpaksa memakai Dial Poultry sebagai distributor produknya. Hubungan ini adalah contoh bagaimana para pengusaha legal kemudian berbelok ke "usaha yang berbau kriminal" untuk memenangkan persaingan. Pada mulanya, begitu tutur Perdue kepada Komisi tersebut, ia enggan berhubungan dengan Dial.

Ia tahu, Paul Castellano, pimpinan Dial, adalah seorang mafiosi. Tapi, begitu Perdue melihat bahwa perusahaan distributor itu bisa mengembangkan penjualan, "Saya mulai bertanya-tanya, kenapa saya tak bekerja sama dengan dia." Dan, sementara produksi Perdue meningkat karena Dial, ia meminta tolong si Paul Besar untuk menghentikan kampanye organisasi serikat buruh di pabrik pengolahannya di Accomac, Virginia. Katanya, "Saya pikir, karena mereka mempunyai tangan-tangan yang panjang, tentunya ia bisa memberi pertolongan." Maksud Perdue dengan "tangan yang panjang" adalah "mafia" dan "gerombolan"-nya. Tapi, kata Castellano, "Accomac jauh dari Brooklyn," maka ia tak melakukan apa pun. Komisi untuk Kejahatan Terorganisasi itu menghitung, penghasilan bersih mafia -- yakni pendapatan kotor dikurangi pembayaran untuk gaji, transportasi, kesejahteraan, dan uang hadiah -- sekitar US$ 30 milyar per tahun.

Keuntungan sebesar itu sedikit menimbulkan persoalan. Sebagian besar uang itu berwujud pecahan uang kertas sepuluhan dan dua puluhan dolar. Nah, membelanjakan kertas-kertas hijau sepuluhan dan dua puluhan dalam jumlah besar, tentu, segera mengundang kecurigaan orang. Salah satu jalan keluar adalah dengan mengirimkan, lewat kurir gelap, uang itu ke bank-bank di Bahama, Swiss, atau Hong Kong. Gennaro Angiulo, bos peringkat ke-34, punya cara yang mudah. Underboss yang berambut keperakan, yang tinggal di Boston, ini memimpin markas besar di ujung utara. Tiap hari-hari tertentu, para pekerjanya memasukkan uang-uang receh itu ke dalam kantung-kantung cokelat untuk makanan. Lalu, mereka membawa kantung-kantung itu ke First National Bank, cuma tiga blok dari markas. Mereka kembali hanya membawa sejumlah cek. Praktis dan aman.

Meski Angiulo memiliki kawasan pantai di luar kota, di Nahant, dan sebuah kapal pesiar seharga US$ 320.000, pasukan kantung-kantung cokelatnya tak menimbulkan kecurigaan apa pun. Pengecekan uang itu, sebenarnya, menyalahi Undang-Undang Federal tahun 1970. Yakni bahwa semua bank harus melaporkan kuitansi penerimaan uang kontan US$ 10.000 atau lebih. Pada 1981 pemerintah AS menyelundupkan beberapa agen untuk menguping kegiatan Angiulo. Hasil penyidikan itu, Angiulo dituduh telah melakukan berbagai penipuan. Dan bank di Boston itu, tentu saja, mengalami sedikit masalah. Antara 1979 dan 1982, pihak Angiulo telah membelanjakan cek US$ 8,3 juta. Pihak bank gagal membuktikan 105 lembar cek seharga US$ 1,8 juta, ditambah US$ 1,2 milyar yang ditransfer ke luar negeri sebagai milik Angiulo. Pihak bank mengakui bersalah, dan karena itu didenda US$ 500.000.

Sementara itu, Angiulo kena US$ 120.000 dan penjara 45 tahun. Dalam sidang pengadilan diungkapkan hasil sadapan telepon oleh FBI: "Kami telah menguburkan 20 orang Irlandia untuk mengambil alih kota ini," kata Angiulo dengan sombongnya. "Kami bandar judi. Kami penjual mariyuana. Kami dagang gelap di sana dan di sini. Kami tukang membakar rumah. Kami ini segalanya." "Juga germo," tambah suara lain. "Jadi, apa lagi," sahut Angiulo, yang tampaknya tak rela menghapus satu pun sejumlah kegiatan bisnisnya. Dan mafia pun makin dilucuti.


-dipi-
 
Bls: [Sejarah] Organisasi Mafia

Genderang Perang

Diterjemahkan dari Guardian Magazine

SUASANA alam mendukung benar penggerebekan itu. Malam tanpa bulan, Sirocco, angin kering Gurun Sahara yang datang mengarungi Laut Tengah, masuk dengan terkaing-kaing ke Palermo, ibu kota Sisilia, Italia, membuat penduduknya enggan ke luar rumah. Jangan heran kalau hanya sedikit di antara mereka yang sempat memperhatikan apa yang sedang berkembang. Berpuluh mobil pasukan bersenjata lengkap memburu di jalan-jalan dan gang-gang. Lalu membuat lingkaran kepungan di bagian-bagian kota tertentu. Pintu rumah, apartemen, dan bahkan kantor digedor atau didobrak paksa, penghuninya diciduk.

Mereka digiring beramai-ramai ke penjara, bagai tawanan perang. Ini memang perang sungguhan. Newsweek, 15 Oktober, menyebut bahwa 3.000 anggota polisi terlibat dalam operasi penggerebekan itu. Sebuah pesawat DC-9 khusus milik perusahaan penerbangan Alitalia menunggu duluan di lapangan udara Palermo untuk menerbangkan 28 hasil penggerebekan ke Pisa. Di kota menara miring itu sudah menanti pula sejumlah mobil van berkawal untuk mengangkut mereka ke penjara Florence, Livorno, dan Pulau Pianosa.

Sampai malam berubah parak siang, tak seorang pun penduduk Kota Palermo - kecuali pasukan yang bertugas - mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi. Sebelum dinihari 29 September, hari raya St. Michael (pelindung polisi), pihak keamanan Italia melakukan gempuran terhadap Mafia yang termasuk terbesar sejak 1920 - saat Diktator Benito Mussolini menumpas tanpa ampun organisasi bajingan yang tersohor itu. Polisi tidak cuma diperlengkapi dengan senjata tetapi juga daftar panjang yang memuat 366 nama anggota Mafia yang harus ditangkap. Tapi jumlah yang dapat terjaring, ternyata, tak jelas. Menurut Time, 15 Oktober, 53 orang. Tapi Newsweek, pada tanggal yang sama, menyebut angka 66 orang. Hanya saja, kedua media cetak besar AS itu sepakat menentukan jumlah yang sudah dipenjarakan lebih dahulu, yaitu 140 orang.

Pengaruh gempuran terhadap "syarikat terhormat" - demikian anggota Mafia menyebut dirinya itu luar biasa. Uap kekhawatiran mencekam semua peringkat Mafioso (anggota Mafia) yang namanya tidak tercantum dalam daftar tangkapan. Bahkan kaum politisi, yang selama ini aman main mata dengan Mafia, mulai merasakan gigilan. Yang terjaring bukan lagi ikan teri.

"Mereka yang ditangkap semuanya pemimpin penting Mafia," kata Sosiolog Pino Arlacchi, ahli bidang kejahatan terorganisasi. "Tonggak organisasi Mafia di Palermo kena goyang, Malahan gempuran yang dipimpin oleh penegak hukum Palermo Giovanni Falcone itu ternyata menggelegar juga di AS. Dua hari setelah itu, pejabat AS menangkap 28 orang Amerika dan Italia di New York, Illinois, New Jersey, Michigan, dan Wisconsin. Dan segera setelah itu prosedur yang diperlukan untuk mengekstradisikan mereka ke Italia dipersiapkan.

Operasi itu bermula dari sebuah pengkhianatan hal yang lumrah dalam setiap gerakan atau organisasi, juga Mafia. Kendati ada semacam sumpah "tutup mulut", yang disebut omerta, acap kali ada saja sejumlah "serdadu" bawahan Mafia yang melanggarnya: "menyanyi" kepada petugas keamanan. Seperti kali ini, penggerebekan itu berawal pada nyanyian. Tommasso Buscetta--yang sementara ini masih sulit ditentukan, apa serdadu apa tokoh. Lelaki berusia 56 tahun itu paling tidak dikenal sebagai "bos dua dunia", karena kawasan operasi kejahatannya tidak saja di Italia, tetapi juga menjangkau sampai ke Brazil. Dua bulan lamanya ia menyanyi kepada pejabat AS dan Italia. Lagunya dari jenis balada, karena mengandung cerita panjang. Buscetta, yang disimpan di bawah penjagaan ketat di sebuah vila di Roma pinggiran. Ia mengungkapkan dengan gamblang kerangka organisasi Mafia juga 122 kasus pembunuhan paling akhir, lengkap dengan daftar panjang nama para pelakunya serta tokoh-tokoh teras Mafia. Dibongkarnya juga "jaringan Sisilia" di luar negeri, termasuk organisasi-organisasi Mafia Amerika yang menyalurkan obat bius.


Bersambung


-dipi-
 
Bls: [Sejarah] Mafia Inc.

Buscetta memaklumkan bahwa ada perbedaan Mafia 1980-an dengan Mafia ala kisah klise The Godfather Mario Puzo. Gerombolan Mafia sekarang, baik di Italia maupun di AS, menurut Buscetta, jauh lebih rakus dan lebih kotor. Kalau memang ada kode etik tentang kehormatan dari para Mafioso beberapa generasi lampau, sekarang ini tidak lagi dianggap oleh para penerus. Menurut Buscetta, pada struktur organisasi Mafia yang seperti piramid itu bangunan dasarnya adalah cosche, para keluarga atau wangsa. Mereka ini, seperti dalam film, memiliki batas teritorial yang sangat jelas. Tetapi kepala-kepalanya sama sekali tidak mirip sosok The Godfather ala Mario Puzo, dan hampir tidak berkuasa. Cukup mengejutkan, Buscetta mengungkapkan bahwa capifamiglia, atau para bos keluarga, diangkut atau dijatuhkan berdasarkan suara para anggota wangsa. Pada lapisan kedua piramid duduk komisi-komisi provinsi dari seluruh Sisilia. Komisi-komisi ini berperan sebagai penengah dan koordinator antar keluarga.

Di antara semua komisi, komisi Palermo dianggap paling penting - belakangan komisi Corleone menggesernya. Di puncak piramid bertahta cupola, atau komisi sepuluh. Diketuai oleh kepala dewan Provinsi Palermo, cupola di kawasan itu adalah badan yang menyidangkan konflik-konflik hukum dan bertugas mengkoordinasikan kegiatan di luar Sisilia. Dikuasai oleh wangsa yang kuat, komisi-komisi itu berwenang memutuskan pelaksanaan pembunuhan terhadap para penegak hukum atau politisi penting, atau menyetujui pembantaian Mafioso yang tidak disukai, bahkan sampai di New York. Cara ini kadang-kadang berhasil. Tetapi sering kali juga, kata Pino Arlacchi, sosiolog anggota staf komisi anti-Mafia Italia, ternyata tidak jalan. Arlacchi mengingatkan agar tidak terlalu menganggap penting struktur Mafia seperti yang digambarkan Buscetta itu. "Tentu saja ada pembagian-pembagian dalam suatu wilayah, dan kepala-kepala Mafia memang secara periodik bertemu untuk mengkoordinasikan kegiatan," katanya. "Tetapi sekitar 500 pembunuhan di dalam dua tahun perang antarkelompok Mafia membuktikan bahwa tidak ada suatu struktur yang selamanya dapat mendamaikan perselisihan sesama mereka." Pembunuhan-pembunuhan itu, kata Buscetta, bukan hanya hasil persaingan memperebutkan wilayah kekuasaan. Tetapi juga akibat pertarungan memperebutkan kedudukan antara para bos baru, yang tidak dapat diterima oleh mayoritas anggota Mafia dan oleh bos-bos tua, yang merasa ditinggalkan keluarga. Keadaan inilah yang membuat kelompok Corleone akhirnya merebut hegemoni dan meraih empat tempat dalam komisi sepuluh tadi.

Banyak kalangan menilai apa yang diungkapkan Buscetta belum pernah terbuka sebelumnya. Sejumlah pejabat Italia, misalnya, mencoba membandingkannya dengan kesaksian penjahat Amerika Joseph M. Valachii pada 1963. Hasilnya, para pengusut negeri itu menyimpulkan, Buscetta memberikan informasi yang lebih baik. "Kami berada pada suatu titik balik," ujar jaksa kepala Palermo, Vincenzo Panjo. "Untuk pertama kali kami berhasil masuk ke dalam struktur Mafia." Sementara itu, rekannya, Jaksa Giusto Schiacchitano, menganggap pembeberan Buscetta "telah membuka pintu yang sebelumnya tertutup rapat". Sambutan girang juga datang dari Amerika. Jaksa Rudoloph Giuliani, yang membawahkan distrik selatan New York, berkata bahwa akibat buka mulutnya Buscetta, "Kami memiliki wilayah pengawasan intel baru yang tidak ada sebelumnya."

Para pejabat AS dan Italia memang berusaha keras memanfaatkan informasi Buscetta untuk meraup lebih banyak Mafioso - dan menggulung jaringan Sisilia yang telah menyelundupkan obat bius seharga milyaran dolar ke AS dalam beberapa tahun belakangan ini. Walaupun sejumlah pejabat memperingatkan bahwa cengkeraman Mafia belum melemah, mereka berharap ada lagi tokoh lainnya yang mengikuti jejak Buscetta. Ketika mengunjungi Kota Paola di Italia, Paus Yohannes Paulus ll juga mengimbau orang-orang Italia untuk menghancurkan "rantai vendetta (dendam temurun) yang tragis" dan "berani mengenyahkan omerta" yang "menjerat begitu banyak rakyat ke dalam belitan keruwetan yang didiktekan oleh ketakutan." Namun, beberapa jam setelah imbauan itu, vendetta justru kembali dilakukan: Leonardo Rimi, penjahat peringkat tengah Sisilia dan pembantu Buscetta, diberondong roboh di tempat persembunyian di sebuah rumah ladang 30 mil dari Palermo.

Beberapa penegak hukum Italia memperkirakan, pembunuhan itu dimaksudkan sebagai peringatan kepada Buscetta dan siapa saja yang mencoba-coba buka mulut. Karena itu, polisi berhati-hati, sebab berkembang pola kerusuhan baru - bahwa pembelotan dapat menciptakan babak baru pertumpahan darah besar-besaran. Tetapi, mengapa Buscetta sendiri membelot?


Bersambung


-dipi-
 
Bls: [Sejarah] Mafia Inc.

Jawabannya terletak pada pertarungan berdarah memperebutkan bisnis obat bius - heroin - yang telah mengubah kehidupan segerombolan orang Sisilia sejak pertengahan 1970-an. Sebelumnya, sekitar 100 keluarga puncak Sisilia - yang sering saling terjalin oleh perkawinan - memusatkan kegiatan mereka pada bidang-bidang tradisional, seperti pertanian, bangunan, pemerasan, pelacuran, dan beberapa penyelundupan obat terlarang. Walaupun terlalu diromantiskan oleh kebanyakan orang Sisilia masa kini, Mafia lama sebenarnya mempunyai caranya sendiri menangani hambatan. Kaum politisi dan polisi hanya "diolah", bukan dibunuh. Anak-anak dan wanita tidak dijadikan sasaran pengganyangan. Obat bius hanya dikirim ke pasar AS.

Dan di sini, orang-orang Amerika meyakinkan rekan-rekan Sisilianya, seperti kata seorang pengusut, "Barang itu hanya disalurkan kepada orang kulit hitam dan orang Puerto Rico, bukan kepada cucu-cucu kalian." Tetapi hal itu kemudian mengalami perubahan. Ketika para pejabat Amerika dan Prancis berhasil menggempur apa yang disebut jaringan Prancis pada awal 1970-an, orang Sisilia mengubah Marseilles menjadi pusat heroin dunia. Sejumlah pabrik pengolahan dibangun, yang masing-masing menghasilkan 40 kg heroin seminggu. Jumlah itu cukup besar, sehingga merepotkan keluarga lama untuk mengelola pengangkutannya ke pusat-pusat penjualan. Nah, kelompok-kelompok baru yang kemudian bermunculan mulai bertarung memperebutkan bagian kegiatan - dan ketentuan lama yang tidak tertulis sebagian besar dilupakan. Dan inilah jadinya: para istri ikut bertewasan bersama suaminya masing-masing, dan acap juga anak-anak.

Para pejabat yang usil kena berondong makin lama kian sering. Bahkan Mafia mulai menjual obat bius di pasar Italia sendiri, dengan menyingkirkan orang-orang Syria, Libanon, dan Turki, yang sebelumnya menguasai bisnis empuk itu. Pada 1982 dan 1983, sejumlah 253 orang terbunuh dalam perang antargang di Palermo saja. "Saya tidak tahu lagi Mafia jenis itu," Buscetta mengaku kepada para pengusut, dalam laporannya setebal 3.000 halaman. "Bukan di organisasi jenis itu saya habiskan hampir seluruh usia. Sekarang saya- mempercayai keadilan, dan karena itu ingin mengabdikan diri." Kedengarannya seperti ingin berbakti. Tapi, tak syak, motifnya yang utama adalah ini: ia merasa tidak dianggap di antara para Godfather. Karier Buscetta sejajar dengan bangkitnya bisnis obat-obat terlarang Sisilia. Ia pertama kali ditangkap pada 1959 karena pemalsuan dan penyelundupan rokok - kegiatan penting Mafia saat itu. Ia kemudian mengadakan perlawatan ke Brazil dan Amerika Serikat, dan pada suatu saat membuka warung pizza di New York.

Warung inilah yang dicurigai sebagai tameng penjualan obat terlarang, hingga Buscetta ditangkap di New York pada 1970 - dengan tuduhan masuk secara tidak sah. Ia membayar uang jaminan US$ 75 ribu untuk keluar penjara dan kemudian kabur ke Brazil. Di negara ini ia meneruskan operasi obat biusnya, tapi dua tahun kemudian diciduk dan diekstradisikan ke Italia - untuk menjalani hukuman penjara dengan dosa mendirikan komplotan jahat dan melalukan penculikan. Kembali ke Brazil pada tahun 1980 Buscetta menyamar sebagai Jose Roberto Escobar, dan bertindak selaku "konsul" Mafia, baik untuk orang Sisilia maupun para penyelundup Amerika.

Pejabat Italia yakin, ia juga terlibat dalam pengangkutan heroin dan kokain. Tetapi Buscetta membuat kesalahan dengan bersekutu dengan Gaetano Badalamenti. Menurut kesaksian Buscetta sendiri, si Badalamenti ini pernah menjadi ketua "komisi" agung Mafia Sisilia dari 1971 sampai 1978. Buscetta menjelaskan bahwa Badalamenti telah didepak oleh dua wangsa Mafia saingannya, Greco dan Corleone - yang dalam upaya mereka mengkonsolidasikan diri menggasak siapa saja yang dianggap lawan. Pada September 1982, ketika Buscetta berada di Italia, dua putranya lenyap, dienyahkan Mafia. Pada bulan yang sama, saudara laki-laki dan kemenakannya dibedil ketika sedang bekerja di pabrik gelas. Mati.

Bersambung

-dipi-
 
Bls: [Sejarah] Mafia Inc.

Buscetta diam-diam pulang ke Italia untuk mengetahui apakah ia dapat mengakhiri peristiwa berdarah itu. Tapi ia segera tahu bahwa itu mustahil. Seluruhnya, paling sedikit 14 anggota keluarganya, dibantai oleh yang digambarkan Buscetta dalam pengakuannya sebagai "para bajingan haus darah". Pada 25 Oktober 1983, Buscetta ditangkap di Brazil karena dituduh memperlengkapi diri dengan paspor palsu. Ia mengaku, setelah diekstradisikan ke Italia, ia berkata kepada penangkapnya: "Oke, saya Tommasso Buscetta. Sebutkan berapa jumlah yang harus kubayar. Kebebasanku tak ternilai." Tetapi penegak hukum Brazilia tidak tertarik. Bukannya dibebaskan, bajingan itu mereka masukkan dalam kurungan, lalu polisi Italia dikontak. Bulan Juni berikutnya, jaksa Italia, Giovanna Falcone, dan wakil penuntut umum, Vincenzo Geraci, terbang ke Sao Paulo. Mereka menanyai Buscetta selama satu minggu, dan mendapat petunjuk pertama bahwa Mafioso itu ternyata suka membuka mulut. Tetapi Buscetta ketika itu berada dalam guncangan jiwa.

Pada 3 Juli, hari yang disepakati pihak Brazil untuk melaksanakan ekstradisi, ia mencoba bunuh diri. Kemudian, dalam penerbangan kembali ke Italia, ia mohon agar mendapat jaminan keselamatan. Sementara itu, ia mempertimbangkan untuk buka mulut. Tak ayal, kesaksiannya langsung terjadi begitu ia turun dari tangga pesawat. "Buscetta benar-benar sadar tentang keputusan yang diambilnya itu" kata Geraci.

Menjadi pertanyaan sejauh mana pembeberannya dapat dipercaya. Motivasinya barangkali bisa menjamin. Buscetta sendiri agaknya jengkel, karena dalam jangka lama tidak ada perbaikan peran dalam peringkat Mafia. Ia mengaku bahwa perkembangannya tertahan oleh perkawinannya yang empat kali. (Untuk mengimbangi kemudaan salah seorang istri mudanya, Buscetta sempat menjalani bedah plastik) Padahal, perceraian dianggap biji minus bagi promosi ke jenjang puncak Mafia Sisilia, kendati pergendakan tidak menimbulkan suatu ganjalan. "Saya hanya serdadu biasa: jadi bukan jenderal," Buscetta mengaku. "Perempuan menghancurkan saya. Karena itu, saya tidak mendapat promosi di Mafia." la tidak begitu bersemangat membicarakan kegiatan pribadinya. Katanya, pekerjaan utamanya di Brazil adalah mengelola sebuah armada taksi. Tapi para pengusut berkeyakinan bahwa Buscetta memainkan peranan vital di gerombolan bandit Sisilia.

"la tokoh yang memiliki wewenang keturunan dan wewenang pribadi," kata Geraci. "Bebas peringkat memang, tapi ia memegang segepok kuasa di Mafia. Ia capo bangkotan dan poros utama organisasi Mafia." Pengaruh Buscetta dalam organisasi terlihat dari kejernihan dan keluasan informasi yang ia ungkapkan. Ia menyuguhkan ikhtisar lengkap struktur komando Mafia, menjelaskan bagaimana tiap wangsa mempunyai wilayah operasinya masing-masing. Ia bahkan menggambarkan bagan tiap wilayah operasi di atas peta Sisilia.

Ia mengaku, tiap wangsa relatif bekerja sendiri-sendiri. Tetapi komisi agung, yang terdiri atas wakil-wakil dari sekitar 10 keluarga utama, memberikan keputusan tentang tindakan kejahatan dan investasi yang utama serta menengahi atau mengadili perselisihan di dalam Mafia sendiri. Sebaai contoh, Buscetta menceritakan bagaimana anggota Komisi Salvatore Inzerillo memberikan perintah pembunuhan terhadap Jaksa Gaetano Costa pada 1980, karena Inzerillo "ingin membuktikan betapa berkuasanya ia".

Demonstrasi kekuasaan itu begitu baiknya: Inzerillo sendiri terbunuh pada 1981. Buscetta juga memberikan kunci kasus pembunuhan Jenderal Carlo Alberto Dalla Chiesa, pejabat puncak polisi Italia yang paling anti-Mafia, pada September 1982. Pembunuhan yang sempat membingungkan aparat keamanan Italia itu katanya, menyandang ciri khas gaya pembunuhan Corleone. Pelaksana pembunuhan direkrut dari Catania, kota bagian timur Sisilia, karena "mukamuka baru diperlukan".

Dengan berat hati, Buscetta terpaksa melemparkan kesalahannya kepada Luciano Liggio, bos keluarga Corleone yang berada dalam tahanan. Buscetta mengaku menjadi "saksi mata" pembunuhan Jaksa Pietro Scaglione pada 1971, dan melihat sendiri Liggio ikut beraksi dalam penembakan. Ia jua menuding Liggio yang membunuh Jaksa Cesare Terranova yang disidangkan tahun lampau, tapi dibebaskan karena bukti-bukti tidak memadai. Kesaksian Buscetta yang paling mengundang perhatian justru kesaksiannya yang paling lemah.

Mafia, katanya, berhubungan dengan para politis Italia melalui "ribuan saluran". Tetapi, sialnya, ia mengaku tidak tahu apakah ada seseorang di antaranya yang langsung dipekerjakan oleh Mafia. Namun, pengungkapan Buscetta sudah cukup memberi alasan kepada para pengusut untuk memaksa bekas wali kota Palermo, Vito Ciancimino, dihadapkan ke meja pemeriksaan. Ciancimino sendiri menganggap bahwa tuduhan kepadanya itu "aneh dan mengandung igauan". Buscetta juga naik saksi: seorang politikus ingin menghabisi Jenderal Dalla Chiesa, karena ia terlalu banyak membuat susah. Tetapi Antonio Caponnetto, kepala bagian pengusutan di Palermo, berkatabahwa tampaknya Buscetta tidak memiliki informasi khas untuk mendukung tuduhan itu.

Upaya penegakan hukum yang menggalak itu jelas membawa pengaruh. Setelah sejumlah kilang penyulingan heroin ditemukan, pejabat Italia berhasil pula membuktikan keterlibatan 59 Mafioso dalam perdagangan obat bius. Keberhasilan polisi itu pun meningkatkan permusuhan dalam tubuh gerombolan penjahat, ketika faksi-faksi saingan memasuki wangsa-wangsa yang telah sangat diperlemah oleh rangkaian penangkapan. Ketika keadaan menjadi lebih berbahaya untuk mempertahankan pengelolaan penyulingan di Sisilia, gerombolan penjahat memindahkan daerah operasi ke tempat lain. Atau,lebih jauh lagi, mulai berdagang heroin murni langsung dari Asia Tenggara.

Tetapi taktik ini mempunyai risiko tersendiri. Sejumlah penyalur mulai melangkahi Mafia - yang sebelumnya bertindak sebagai tengkulak - dengan langsung mengirim sendiri hasil produksi mereka ke AS. Mafia diperkirakan mengontrol paling banyak sekitar 60% perdagangan heroin Amerika. Arlacchi meramalkan uap panas yang ditimbulkan kesaksian Buscetta "dapat meningkatkan kehancuran jalur langsung Sisilia dengan Pantai Timur" Amerika Serikat.

Menurut para pejabat Amerika, gelombang penangkapan berikutnya masih diharapkan terjadi di dua wilayah seberang-menyeberang Atlantik itu pada bulan-bulan berikutnya. Terobosan berikutnya mungkin muncul dari apa yang disebut "jaringan pizza". Pada kasus ini 38 orang - yang sebagian besar dilahirkan di Itaiia - bulan April lalu sudah dicurigai menyelundupkan heroin senilai US$ 1,65 milyar ke AS. Penyalur utama, demikian dikatakan, boleh jadi bekas pelindung Buscetta sendiri, Gaetano Badalamenti, yang diekstradisikan ke AS dari Spanyol.

Minggu pertama Oktober, hakim Italia Falcone melawat ke Brazil untuk mewawancarai para konco Buscetta. Jika mereka, khususnya Badalamenti, ternyata sudi buka bacot, informasi yang dihasilkan mungkin tidak terhingga. Persoalan mendesak para pejabat Italia adalah perlunya pembuktian segera bahwa tuduhan-tuduhan Buscetta cukup kukuh. Para penegak hukum tidak dapat melupakan penyidangan perkara tiga anggota gang, tahun silam, yang dituduh tersangkut pembunuhan Emanuele Basile, kapten polisi di Monreale, dekat Palermo, pada 1980. Setelah berulang kali diberi ancaman hukuman, para juri ternyata memutuskan bahwa tidak cukup bukti untuk menjatuhkan vonis.

Dua tahun kemudian, orang yang menggantikan kedudukan Basile dan dua perwira polisi lainnya dihabisi. Dan, seperti biasa, tak ada saksi yang mau memberikan kesaksian. Kasus Basile dinilai perkara gawat, karena mendemonstrasikan kekuasaan Mafia untuk mengintimidasi. Minggu pertama bulan Oktober lampau, kembali polisi menemukan tiga tubuh tak bernyawa - Salvatore Pisciotta, Leonardo Rimi, dan Calogero Caruso - di luar Palermo. Rimi khususnya, diikenal bergiat di bidang angkutan obat bius yang ada hubungannya dengan wangsa Badalamenti. Mereka adalah orang ke-42, 43, dan 44 yang kematiannya terkait dengan gerombolan penjahat di kawasan Palermo tahun ini. Sekali lagi peristiwa semacam ini menandakan bahwa Mafia menggunakan segala cara dalam usahanya untuk memulihkan diri.


Bersambung


-dipi-
 
Bls: [Sejarah] Mafia Inc.

Asal muasal Mafia sendiri telah sirna di balik kabut sejarah Sisilia yang penuh darah. Para ahli ternyata tidak sepakat tentang apakah ungkapan itu berasal dari maehfil, yang berarti perserikatan. Kata ini konon berasal dari bahasa orang Arab, yang pada abad IX menaklukkan Sisilia. Ada kemungkinan pula dari bahasa Tuscan, maffia, yang berarti kemiskinan atau kesengsaraan. Tetapi alasan kemiskinan itu meragukan. Apakah penjajahan dan tekanan feodal berabad-abad sesungguhnya menjadikan Sisilia masuk perangkap dewa kejahatan, yang menjadikan negeri itu mbahnya organisasi kriminal penuh darah?

Sinyal awal Mafia modern adalah compagnie d'armi. Ini kelompok serdadu pribadi, yang disewa kaum penguasa feodal yang ingin memaksakan kekuasaan. Langkanya peradilan hukum memberi kesempatan pasukan sewaan itu memberlakukan tata keadilan model primitif. Para petani yang menemukan sebuah mayat yang tangannya terpenggal segera tahu bahwa ada cecunguk yang dihukum. Jenazah dengan batang kelamin yang tersumpal di mulutnya tak lain mayat seorang pemerkosa atau pengganggu bini rekan secompagnie. Lidah yang hilang pertanda pemiliknya telah melanggar sumpah gerakan tutup mulut.

Pada saat cara Mafia digunakan secara meluas pada awal abad ke-19, para pewaris compagnie d'armi sudah terjerumus ke dalam organisasi rahasia yang hierarkis. Wilayah operasi dipecah dalam sektor-sektor. Dan tahu-tahu, kawanan ternak, tanah pertanian, rumah jagal, kebun buah-buahan, pasar, dan pelabuhan sudah berada di bawah kontrol para bajingan. Lingkaran "serikat terhormat", dernikian mereka menjuluki diri sendiri, adalah keluarga, yang terikat dalam tali kekerabatan atau perkawinan.

Sekelompok keluarga bersekutu di dalam sebuah cosca tumbuhan yang bunganya dimakan sebagai sayur. Seperti cosca, yang daunnya tumbuh tunggal pada satu bongkol yang sama, demikian pula hendaknya kaum Mafia. Memang, Mafia Sisilia lalu bisa dianggap gerombolan bandit paling tangguh di Italia. Tetapi, sebenarnya, ia bukan satu-satunya. Hampir di tiap kota ada "kontingen" bandit terorganisasi, yang beberapa di antaranya hanya bagian dari gerombolan gang Sisilia yang lebih besar. Tetapi ada pula yang melakukan operasi bebas, yang bersaingan dengan gerombolan Sisilia baik di dalam cakupannya maupun cara kekerasannya.

Yang terbesar di antara jenis yang terakhir itu adalah gerombolan Camorra dari Naples. Camorra dalam enam tahun terakhir ini, terlibat dalam pertarungan hidup-mati dengan dua faksi utamanya, Nuova Famiglia dan Nuova Camorra Organizzata. Kira-kira 800 orang terbunuh dalam berbagai pertempuran, yang menjadi sedemikian brutal bahkan menurut ukuran Mafia. Cara menghabisi korban aneka macam: ditikam, ditembak, dibakar, dicekik, dan kadang-kadang dicincang berserpih-serpih atau dikeluarkan jeroannya. Seluruh keluarga disapu bersih, dan pada puncak peristiwa, perang menciptakan satu mayat sehari.

Saling bantai itu timbul karena ambisi seorang bos, Don Raffaele Cutolo. Kepala gang Nuova Camorra itu berharap dapat meningkatkan jarahannya ke wilayah-wilayah yang sudah dikuasai sejumlah keluarga lain. Ia sudah pernah mendekami sel penjara 21 tahun lamanya, tapi tak jera. Camorra akhirnya terbelah ke dua kubu: proCutolo dan anti-Cutolo. Dan, meski pertarungan itu en(iiri ml lelllabkan kedua kubu, mereka berhasil menerobosi wilayah utara Italia. Milan, Turin, Genoa, dan Bologna lalu menjadi pusat pengelolaan obat bius Camorra dan usaha bisnis barang-barang haram lain. Tetapi, seperti para saingan Sisilianya, Neapolitan Camorra juga ditikam dari belakang oleh para pembelot yang buka mulut.

Pada 1982, tukang bantai Cutolo paling ganas, Pasquale (si Binatang) Barra, melanggar kode etik membungkam itu. Malah sekitar 15 petiti, atau "anak babi", mengikuti jejaknya, dan tahun silam polisi Italia menangkap atau memerintahkan penahanan 860 penjahat. Musim panas ini 150 bandit lainnya dijebloskan ke balik jeruji, dan itu mendorong pembesar polisi Naples, Riccardo Boccia, mengumumkan dengan riang ria: "Cutolo sudah selesai". Tidak seorang pun bisa seyakin si pembesar polisi.

Pembunuhan memang mereda sejak penangkapan itu, tapi belum berakhir. Banyak pejabat yakin, selama uang dapat dihasilkan dari perdagangan obat bius dan kegiatan haram lain, selama itu pula para gangster akan berkembang dan berbiak. "Kalau Anda memusnahkan satu wangsa, yang lain akan muncul sebagai gantinya," ujar Fulvio Milone, wartawan bidang kepolisian Italia. Dan polisi Naples menghadapi tambahan keruwetan dalam menangani Camorra.


Bersambung


-dipi-
 
Bls: [Sejarah] Mafia Inc.

Tetapi bahkan sebelum Buscetta mulai "menyanyi", gerombolan penjahat sepenuhnya dalam keadaan defensif. Terguncang oleh pembunuhan brutal terhadap Dalla Chiesa, para legislator Italia gopah-gopoh menciptakan undang-undang baru yang memberikan kekuasaan kepada pihak penegak hukum untuk menyeret penjahat yang dicurigai, memeriksa perusahaan dan rekening bank, serta membekukan aset mereka. Sementara itu, pemerintah AS dan Italia telah menandatangani persetujuan saling bantu dalam memenuhi kebutuhan informasi yang lebih besar di bidang kejahatan yang terorganisasi dan perdagangan obat bius. Kedua negara belakangan juga meratifikasikan persetujuan ekstradisi baru yang disederhanakan. Ini membuat pengalihan mafioso ke pengadilan menjadi lebih mudah. Di sini mereka dianggap lebih gampang disuruh berbicara.

Hasilnya, kata Jaksa Isnardi, "Kontak antara Milan dan Amerika Serikat lebih baik daripada antara Milan dan Roma." Persetujuan ekstradisi AS-ltalia melahirkan beberapa keuntungan. Kedua negeri kini mengadakan tukar-menukar penjahat, padahal sebelumnya samasama menolak mengirimkan warga negaranya untuk diadili di luar negeri. Dengan persetujuan itu, kedua pemerintah dapat pula membekukan harta kekayaan si tercuriga. Kesepakatan itu juga merupakan kompromi antara konsep hukum Napoleonik Kontinental dan Anglo-Amerika. Para pejabat Italia tidak lagi harus memenuhi persyaratan "perkara yang mungkin", yang mengharuskan mereka mengajukan bukti-bukti lebih dahulu dari si tersangka yang diduga bersalah. Sekarang ada "dasar yang masuk akal" untuk mempercayai bahwa dugaan kuat kepada seseorang yang dicari sebagai berbuat kesalahan sudah cukup sebagai alasan.

Dalam praktek, itu berarti harus ada tindasan surat penangkapan, dan "ikhtisar fakta, dari bukti yang berkaitan dan dari kesimpulan-kesimpulan yang dihasilkan". Sekali diekstradisikan, seseorang dapat ditahan sampai tiba masa penyidangannya, yang boleh jadi berbulan-bulan. Kesepakatan baru itu juga memungkinkan orang yang berbuat kejahatan di suatu negeri dialihkan ke negeri lain sebelum menjalani penuh masa hukumannya. Pada hari persetujuan diberlakukan, pejabat AS menerbangkan Michele Sindona ke Milan, Italia. Ia warga negara Italia yang dihukum 25 tahun di penjara federal AS karena melakukan berbagai kecurangan berkenaan dengan bangkrutnya Franklin National Bank. Jika Sindona dihukum di Italia, ia masih harus kembali ke AS untuk menjalani sisa masa hukumannya.

Gempuran terhadap Mafia yang kini dilakukan sebenarnya sudah dirintis satu dasawarsa silam. Saat itu biro intel federal AS, FBI, mulai melongok ke dalam kegiatan Mafia New York dari keluarga Joseph Bonanno. Penyelidikan dimulai pada sebuah faksi Mafia yang dikepalai Salvatore Catalano, tukang roti dan wiraswastawan di kawasan Queens, New York, yang tampaknya tidak hanya menjual pizza di toko pizza bernama Al Dente. Bukti-bukti segera ditemukan: para utusan kelompok Catalano ternyata mengalihkan sejumlah besar uang kontan melalui lembaga-lembaga investasi dan sejumlah bank di New York, Italia, dan Swiss. Jerat yang dipasang itu menjaring beberapa nama lain. Di antaranya Pietro Alfano, lahir di Sisilia, pemilik warung pizza di Oregon, Illinois.

Bersambung


-dipi-
 
Bls: [Sejarah] Mafia Inc.

Gaetano Badalamenti, yang didakwa biang penyelundupan heroin ke AS dari Brazil, ternyata adalah pamannya. Bisulnya pecah ketika para pejabat Spanyol, yang mendapat titipan pesan dari rekan-rekan Amerika mereka, menangkap Alfano serta Badalamenti dan putranya di Madrid. Sehari kemudian pejabat federal di New York mendakwa ketiga orang itu, bersama 28 lainnya yang berkomplot, melanggar undang-undang obat terlarang. Dalam sebulan jumlah yang kena ganyang meningkat menjadi 38 orang. Menurut pejabat federal Mafia AS yang populer dengan sebutan "jaringan pizza" itu telah menyelundupkan sekitar 1.650 pon heroin seharga US$ 1,65 milyar ke AS dalam masa lima tahun terakhir.

Penangkapan-penangkapan itu, khususnya di kawasan Midwest, membuat para tetangga ternganga-nganga. Mary Ross, pemilik gudang gandum di seberang pizzeria Giuseppe Vitale di Paris, Illinois, memuji pizza buatan Vitale. "Pizzanya bukan main," kata perempuan itu. "la memakai daging babi asli, bukan hanya daging-dagingan." Menurut Rudolph W. Giuliani, jaksa New York Selatan, "jaringan pizza" alias jaringan Amerika itu didirikan oleh orang-orang Sisilia yang tiba di benua itu 15-20 tahun silam. Mereka bukannya melapor kepada Mafia domestik, tetapi sebagian besar tetap melapor kepada godfather Sisilia, Gaetano Badalamenti. Di antara tokoh-tokoh Mafia yang terpenting, lima orang masih kerabat Badalamenti - Samuel Evola, Emanuele Palazzolo, Giuseppe Trupiano, Giuseppe Vitale, dan Pietro Alvano. Tampang kelima bajingan ini sama sekali tidak menarik perhatian. "Tidak seperti gangster 1930-an yang mudah ditandai," kata Giuliani.

Mereka biasanya menghindari pusat-pusat kejahatan tradisional di New York dan Chicago. Daerah operasi yang lebih mereka senangi adalah lima kota kecil di Midwest - Temperance (Michigan), Milton (Wisconsin), dan tiga kota Illinois: Olney, Paris, dan Oregon. Menggunakan pizza parlor sebagai "etalase" depan, mereka berhasil mengembangkan bisnis gelapgelapan yang mencapai multijuta dolar - sebagian besar heroin. Menurut pejabat AS, mereka rnemperoleh suplai dari Badalamenti, yang pada 1981 kabur dari Sisilia ke Brazil setelah pertarungan perebutan kekuasaan antar-Podfathervane bersainan. Para penegak hukum mengemukakan, ketika melakukan pembicaraan telepon jarak jauh dengan "Paman" demikian panggilan Badalamenti di kalangan sendiri mereka menggunakan bahasa Sisilia dialek khas Palermo. Lagi pula, mereka memakai kata-kata kode, menyatakan pesanan menurut jumlah keju, saus tomat, dan adonan pizza.

Dalam menyebarkan heroin, kata Giuliani, mereka meminta bantuan Salvatore Catalano. Salah seorang pemimpin berpengaruh wangsa Bonanno ini memiliki jalur yang tangguh ke Sisilia. Giuliani menduga bahwa pembayaran tidak dilakukan langsung, tetapi lewat rekening bank di Swiss. Para pejabat AS mulai menyingkap "jaringan pizza" sekitar tiga tahun lalu. Pejabat-pejabat bea dan cukai AS mulanya mencurigai Catalano, yang mengirim jauh lebih banyak uang ke luar negeri ketimbang yang dapat dihasilkannya melalui pabrik rotinya di Greenwich Village. Mulanya disangka uang hasil rampokan. Tetapi ketika para agen FBI menyadap pembicaraan telepon Catalano, ketahuan: ia acap kali mengadakan sambungan ke Midwest. Jejaknya merambat ke para kerabat Badalamenti, kemudian ke Badalamenti sendiri di Brazil. April lalu dakwaan terhadap 38 si tercuriga itu menjadi sah - termasuk kepada Catalano dan lima pelaksana di Midwest. Lebih banyak tangkapan bisa diharapkan terkumpul jika ekstradisi Badalamenti dari Spanyol ke AS benar-benar terjadi.


Bersambung

-dipi-
 
Bls: [Sejarah] Mafia Inc.

Seberapa jauh gempuran terhadap Mafia Sisilia dapat membantu pengganyangan cs- nya di AS masih suatu tanda tanya menganga. Orang-orang Sisilia hanya memiliki jalinan langsung dengan keluarga Bonanno. Mafia Amerika, sementara itu,masih sulit ditembus: hanya terdiri dari 24 keluarga, termasuk lima yang masyhur di New York. Anggotanya yang sudah "jadi" penuh swakarsa 2.000 sampai 4.000 orang, dan tidak lebih dari 20.000 anggota peserta atau simpatisan. Struktur organisasinya masih seketat zaman Joe Valachi. Sambil tetap meraih perolehan uang dari kegiatan haram - judi, pemerasan, lintah darat, pelacuran, dan obat bius - diversifikasi dilakukan pula ke jenis bisnis baru. Misalnya menghimpunkan dana dari uang rampokan, yang kemudian ditanam dalam usaha "halal tapi haram": restoran, bar, real estate, jual beli mesin dan biro jasa pengumpulan sampah. Gemarnya orang Sisilia bergabung dengan Mafia sempat membikin jawatan imigrasi AS bingung.

Amerika memang kawasan penuh kesempatan: siapa saja yang punya ambisi bisa mengembangkan diri. Sebagian besar orang muda yang meninggalkan Sisilia - yang sumpek dan papa sengsara, dengan tradisinya yang menekan dan tingginya angka pengangguran - terkejut menjumpai kesempatan begitu besarnya di Amerika. Mereka, paling tidak, bisa menjadi kuli galian, kenek bangunan, sopir taksi, atau menunggu dengan santun di samping meja restoran milik para kerabat sendiri. Tidak sulit kemudian menaikkan jenjang menjadi anggota Mafia. Cesare ("Bocah Jangkung") Bonventre adalah salah seorang di antara pemuda Italia yang meniti karier macam itu. Ketika ia datang ke AS 16 tahun yang lalu dari Castellammare del Golfo pada usia 27, ia masih kertas putih. Mencuri pun tak mampu, apalagi menggunakan lupara, pistol pendek. Tapi ia cekatan dan tampan, dan punya sejumlah koneksi. Pamannya, Peter, adalah pendiri wangsa Bonanno di New York, dan pamannya yang lain, Giovanni, salah seorang bos keluarga kriminal itu.

Bonventre yang tidak sabaran, begitu berhenti sebagai buruh bangunan, di awal karier mafianya berusaha mencari posisi yang pantas. Ia dan rekannya, Baldasare Amato, membabat consigliere (konsul) Bonanno bernama Carmine Galante, yang terbilang bosnya sendiri. Mereka menjalankan kenekatandengan jelek, tapi mungkin bagus efeknya. Pada Juli 1979, tiga orang bertopeng memburu masuk ke sebuah restoran di Brooklyn yang sedang digunakan Galante, si konsul, untuk makan siang. Tembakan yang dilepaskan seketika merobohkan si tua itu. Bonventre dan Amato kabur tanpa cedera. Mendengar polisi sedang mencari mereka, Bonventre dan Amato mendatangi kantor polisi dan menyatakan siap diperiksa. Polisi ternyata tidak mempunyai bukti, walau dengan keras menduga pasangan itu setidak-tidaknya tahu tentang pembunuhan Galante.

Anggota gang yang tahu persis kenyataan itu memandang Bonventre dengan respek baru. "Memerlukan nyali seperti itu untuk bisa membunuh seorang bos," kata seorang consigliere New York yang berperingkat. "Si Cesare meraih respek untuk keberaniannya. Orang akan ngeri kepada siapa saja yang berani membunuh bosnya sendiri." Bos-bos tua semakin banyak alasan untuk takut pada Bonventre, yang saat itu 28 tahun. Ia memang lagi meningkatkan kekuasaannya dengan menebas siapa saja yang coba-coba menghadang. "la bunuh si Fulan ia bunuh si Badu," kata si konsul. "Ada 20 orang yang dibikinnya mati." Bonventre memaksa seorang pelindungnya menyerahkan sebuah restoran miliknya. Ia memaksa pula Don Frank Lupo, 56, melepaskan sebuah wilayah yang telah berkembang - dan Don Mafia itu kemudian mendirikan sebuah lainnya yang baru di Miami. Bonventre, untuk statusnya, membeli sebuah mobil Ferrari merah yang ramping. Memakai busana malam, ia memacu mobil mewah itu ke restoran yang baru diserahkan kepadanya di Brooklyn, untuk berkencan dengan perempuan-perempuan cantik kelas atas. Dengan gaya itu ia menantang perang keluarga Gambino yang berkuasa. Penangkapan terhadap Cesare Bonventre April lampau, bersama "jaringan pizza" lainnya, mencegah sebuah perang berdarah antargang di New York. Ini merupakan kemandekan mendadak dari kemajuan Bonventre yangsedang melesat.

Tapi sebelum polisi dapat memitingnya, ia meninggalkan Ferrarinya seharga US$ 50.000, Ialu mengendarai Buick biru menembusi malam. Entah ke mana. Keluarganya bilang bahwa Bonventre, yang dicurigai bekerja sama dengan orang dalam kepolisian, akan kembali. Tapi Mafioso setempat lebih yakin, terutama karena istri Bonventre melahirkan putra pertamanya keesokan harinya. "la tidak akan lari," kata seorang anggota komplotan. "Tidak seorang Sisilia pun ingin jauh dari istri yang baru memberinya putra pertama. Seluruh tetangga tahu itu. Kalau ia tak datang, artinya ia sudah mati," kata para tetangganya. Benar. Sebulan setelah kelenyapannya, Cesare Bonventre ditemukan di sebuah gudang di Garfield, New Jersey. Ia tertembak dengan lima lubang dan tercincang berkeping-keping - disumpalkan ke dalam drum minyak ukuran 55 galon. Usianya 33 tahun ketika itu. Rekan-rekannya, para Mafioso, menganggap Bonventre korban ambisi pribadi. "Di pikirannya, di dalam perasaannya," kata salah seorang di antara mereka, "ia menganggap dirinya sudah bos. Dia angkuh." Dia juga tolol. Dalam kepercayaan orang Nasrani, kesombongan bisa berujung fatal.


Bersambung


-dipi-
 
Bls: [Sejarah] Mafia Inc.

Ada sumber menyebutkan, Mafia memasuki AS bersama arus imigrasi yang memuncak pada dasawarsa pertama abad ini. Kepala Mafia Sisilia yang legendaris, Don Vito Cascio Ferro, konon melangkah ke AS pada 1900 untuk membantu mendirikan Black Hand, organisasi kejahatan yang berafiliasi dengan Mafia asli. Kembali ke kampung halaman, Don Vito suka sesumbar bagaimana ia membunuh intel polisi New York, Giuseppe Petrosino, orang Amerika keturunan Italia yang pernah melawat ke Palermo pada 1909 untuk melacak kaitan Black Hand dan Mafia Sisilia.

Pada hari anggota polisi itu tiba, Don Vito menghentikan santap siangnya di rumah seorang wakil Sisilia di parlemen Italia. Ia lalu menembak Petrosino di luar gedung pengadilan Palermo, kembali ke meja makan dan menyelesaikan santapannya. Sang tuan rumah menyelamatkan Don dari tuduhan membunuh dengan bersumpah bahwa tamunya tidak pernah meninggalkan rumah pada saat peristiwa pembunuhan berlangsung. Untuk memperteguh kediktatorannya, Benito Mussolini meluluhlantakkan Mafia pada pertengahan 1920-an.

Don Vito ditangkap dan diadili, dituduh menyelundup. Ketika ketua pengadilan memperkenankannya mengucapkan sesuatu untuk membela diri, si tua jangkung tampan bermisai itu menjawab santai. "Tuan-tuan," katanya, "karena Anda sekalian tidak mampu menemukan bukti apa pun untuk sejumlah kejahatan yang sesungguhnya saya lakukan, kalian harus membebaskan saya terhadap satusatunya tuduhan yang saya tidak perbuat." Mafia Sisilia kembali hidup pada 1943 di Amerika, ketika badan inteligen AS meminta kepada para pemimpin Mafia Amerika menghubungi saudara tua mereka di Italia.

Yang diinginkan: agar Mafia menyiapkan suatu kemudahan atau membantu gerakan tentara Sekutu dalam invasi ke Sisilia. Sebagai imbalannya, pihak militer AS membolehkan Mafioso mengambil suatu posisi kekuasaan pada beberapa kota penting Sisilia. Di antara sejumlah orang Italia yang membantu pihak militer AS itu adalah Vito Genovese. Ia kabur ke Italia pada 1937, setelah penuntut khusus New York City, Thomas E. Dewey, menuduhnya terlibat pelbagai pembunuhan gelap. Genovese atas panggilan Sekutu muncul sebagai penerjemah di markas Komando Militer Sekutu di Italia. Ia seketika itu pun menjadi kepala jaringan penyelundupan besar-besaran barang-barang yang dicuri dari tentara Amerika. Pada 1959 ia dijatuhi hukuman penjara 15 tahun, dengan tuduhan terlibat penyebaran narkotik secara tidak sah. Sekitar satu dasawarsa kemudian, ia mati di penjara.

Bandit Italia-Amerika lainnya yang diyakini pernah bekerja sama dengan badan intel AS, sebelum Sekutu mendarat di Sisilia, adalah Charles ("Lucky") Luciano. Pada 1946, Dewey mengubah hukuman Lucky dari 30 ke 50 tahun penjara, karena mengusahakan jaringan pelacuran di New York, sehingga ia dapat dialihkan ke Italia. Bersama dengan sejumlah penjahat Amerika lainnya, Luciano turut membantu mendirikan organisasi baru yang lebih tertarik pada perdagangan obat bius internasional ketimbang "bisnis" gaya lama seperti pencurian ternak dan pemerasan. Kecenderungan baru itu melahirkan pertarungan tak terelakkan antara Mafia baru dan lama.

Jalan-jalan di Palermo pun menjadi kancah berdarah, akibat berondongan senjata api dan tikam-menikam, pada pertengahan 1950-an. Rangkaian pembunuhan itu menandai titik balik dalam sejarah "serikat terhormat". Tiada lagi kode etik dan sumpah setia yang penting bagaimana menarik sebanyak-banyaknya untung dari jaringan perdagangan obat terlarang internasional. Tujuan benar-benar menghalalkan segala cara. Para eksekutif bisnis halal mungkin dapat belajar dari berbagai organisasi Mafia yang haram-itu. Yaitu "bagaimana menjadikannya bahan bandingan dalam melaksanakan bisnis yang bagus terurus dari sudut efisiensi," tulis World Executive's Digest, September 1984. Artikel yang diberi judul The Mafia as a Business itu merupakan intisari bahan riset University of Michigan Business Riview (1974).

Dihitung dari sudut uang, Mafia memiliki jaringan bisnis terbesar di dunia - termasuk omsetnya. FBI memperkirakan, keuntungan bersih tahunan yang mereka raih dari kegiatan haram jadah itu mencapai US$ 10 milyar sampai US$ 12 milyar. Ini bisa menjadikan bisnis Mafia menempati urutan pertama dalam Fortune 500 Directory, kalau saja usaha mereka halal. Halal ataupun haram, kenyataannya bisnis Mafia membangun keuntungan lebih besar ketimbang sejumlah perusahaan raksasa dunia dikumpulkan sekaligus, yaitu keuntungan General Motors, Exxon, Ford, General Electric, dan U.S. Steel bersama-sama! Operasi kejahatan yang diorganisasikan memang bisnis raksasa. Tetapi karena ilegal, mereka juga diganggu kerepotan dan pengeluaran lebih besar untuk membuat usaha mereka terlindung dan aman.

Cara menangani sarana dan pelaksanaan keamanan dengan sendirinya juga lebih rumit. Mafia menggabungkan kekayaan, kerumitan dan keterampilan organisasi - sebuah konglomerat seperti ITT dengan kerahasiaan - kebrutalan yang efisien dan amoralitas polisi rahasia Rusia. Semua itu dipusatkan pada satu aspek (ada bagian tersendiri yang mengurus penegakan disiplin), tetapi mendesentralisasikan penanganan usaha-usaha bisnis. Pembidangan yang dilaksanakan di sana bagai sebuah mesin politik atau bisnis yang berjalan baik. Ada wakil-wakil direktur utama yang bertugas mengelola perjudian, narkotik, pelacuran, pemerasan, klub malam, penculikan, dan bisnis halal.

Tiap bidang diharapkan bisa mandiri. Mafia Chicago, misalnya, dibagi dalam tiga kawasan geografis yang dikepalai seorang manajer distrik. Di bawah tiap manajer distrik ada lapis ketiga, terdiri dari beberapa orang yang disebut letnan. Di lapisan berikutnya, para pembantu letnan. Empat karakter organisasi birokratis dipertemukanoleh Mafia: hierarki kekuasaan, spesialisasi, perangkat peraturan, dan sikap tidak memihak. Meski Mafia merupakan jalinan kelompok keluarga untuk memperteguh kesatupaduan, jika perlu sikap yang tidak mementingkan hubungan pribadi bisa juga diberlakukan.

Maka, walaupun terjerat bentuk organisasi yang relatif rumit, yang melestarikan ikatan-ikatan kekeluargaan ritual, Mafia ternyata juga punya kemampuan mengesampingkannya jika ada tuntutan-tuntutan birokrasi pragmatis. Lima karakter lembaga swasta juga diterapkan: distribusi kekuasaan untuk wewenang-wewenang pokok, sistem pengesahan simbolis terhadap keputusan kolektif, sistem pelaksanaan instruksi, sistem imbalan dan hukuman, dan lembaga-lembaga pelaksanaan peraturan umum. Para bos terutama menangani rencana kejahatan dari belakang layar (konspiratif) dan menghindari keterlibatan praktis, seperti pemerasan. Tak banyak beda dengan perusahaan raksasa, manajemen Mafia ditangani dari suatu tempat lain yang acap kali bermil-mil jauhnya dari lokasi operasi. Bos tiap famili atau wangsa mendelegasikan keputusannya ke seorang bos yang lebih rendah, yang bertanggung jawab mengurus kelancaran kegiatan keluarga yang bersangkutan.

Bos bawahan memilih para letnan atau capo-regime, yang bertanggung jawab menangani kegiatan ilegal kelompok-kelompok tertentu, juga mengawasi pasukan bersenjata yang dibawahkannya. Seorang consiglier (konsul) diperbantukan kepada tiap kepala keluarga yang beroperasi sesuai dengan porsi tugasnya masing-masing. Sang konsul - yang sering kali adalah seorang purnawirawan yang dikaryakan kembali untuk dipinjam pengaruhnya memberikan advis kepada bos keluarga yang bersangkutan. Ia lebih mirip asisten khusus sang ketua. Letnan memimpin sekitar 20 serdadu. Bos bawahan membawahkan sekitar 25 letnan tergantung besar kecilnya keluarga - dan mengelola usaha-usaha keluarga. Consiglier melapor langsung kepada bos keluarga. Mafia beroperasi dengan prinsip kesamaan, kekuasaan dan tanggung jawab. Tiap orang mempunyai tugas khusus, yang jelas berat, dan tidak jarang mustahil. Seorang Mafia diberi kekuasaan luas dalam menjalankan tugasnya.

Bos Mafia mendasarkan kekuasaannya pada tradisi, rasa takut dan respek, serta wibawa organisasi. Rasa takut digunakan seorang bos untuk memaksakan disiplin keras dalam keluarganya. Tak ayal, konsep mistis tentang respek yang meredupkan rasa takut sebagai suatu cara pengontrolan. Respek berarti banyak bagi seorang anggotaMafia, seperti juga uang. Nilai tinggi yang sama juga diberikan kepada kesetiaan. Ini tidak lagi suatu kehormatan, tetapi tenaga pengikat yang ketat dalam organisasi. Hubungan sosial dalam Mafia juga unik. Kebanyakan Mafioso tidak berhubungan dengan seorang pun yang bukan anggota atau yang tidak memiliki jalinan dengan seorang anggota. Interaksi sosial umumnya antarkawan sebaya atau setaraf.

Serdadu bergaul dengan serdadu dan istri-istrinya. Letnan dengan letnan dan bini-bininya. Bos dengan bos dan para nyonyanya. Karena itu, persoalan memanfaatkan hubungan pribadi yang mempengaruhi keputusan bisnis hampir langka. Fasilitas apa sih yang bisa diharapkan seorang banpol dari "relasi"-nya yang juga banpol? Bentuk interaksi sosial begini meniadakan banyak keruwetan, yang biasanya ditemui di dalam jalinan hubungan, misalnya yang melibatkan para eksekutif dengan anak buahnya. Proses pengambilan keputusan dalam Mafia berbeda jauh dari perusahaan besar yang halal. Kontrol seorang bos Mafia meliputi pula kontrol terhadap keluarga bawahan.

Di dalam Mafia, pengambilan keputusan dipusatkan pada puncak hierarki. Dan karena bos memiliki wewenang pengontrolan seluruh organisasinya berikut keluarga-keluarganya, proses pengambilan keputusan berjalan lancar. Peranan organisasi digariskan dengan jelas, dan fungsi jabatan tidak ada yang rangkap, seperti juga penugasan. Penugasan dilakukan lisan dan jelas di dalam detail untuk mencegah suasana tumpangtindih dan kekeliruan memahami perintah. Keterikatan kepada sasaran organisasi sangat tinggi. Ini karena imbalannya juga tinggi pada tiap tingkat hierarki. Sasaran organisasi - untuk melipatgandakan keuntungan sebesar-besarnya - cukup dipahami, baik oleh kaum manajer maupun serdadu bawahan. Uang adalah imbalan utama.

Seorang serdadu boleh menharapkan sesuatu di masa depan dalam jenjang kepangkatan, misalnya menjadi eksekutif atau letnan. Atau manajer perusahaan halal. Struktur dalamnya juga menjanjikan suatu status kepada seseorang yan ingin menjadikan bidang keja hatan sebagai cara hidupnya. Seorang anak muda ambisiu dapat saja melangkahi jenjan dari tukang pukul sampai menjadi seorang tokoh masyarakat. Seorang anggota Mafia ada lah wiraswastawan indepen den dalam rumpun keluarga la tidak menerima gaji tetaF seperti pada perusahaan biasa. Yang diterimanya adala semacam izin berusaha dar bos, sebagai imbalan keun tungan dan kesetiaan.

Mafia menggunakan cara pemasaran perusahaan dagang dan kewiraswastaan untuk meningkatkan insentif dan keuntungan. Seorang letnan top, dengan sebuah kelompok tangguh di luar serikat, dengan gampang bisa meraih perolehan US$ 500.000 setahun. Pada puncak organisasi, pendapatan tahunan seorang bos mencapai jutaan dolar. Sebagai balasan kepatuhan, seorang anggota Mafia akan menerima - di samping uang - pembelaan dari tiap serangan luar. Untuk anggota yang teguh tutup mulut akan ada santunan tetap kepada keluarga yang ditinggalkannya di luar penjara, di samping bonus dan ongkos pembebasan. Anggota yang ditahan juga mendapat pembela yang dibayar organisasi, sampai ia selesai diadili. Tidak ada penugasan yang melimpah percuma dalam Mafia. Ini karena program-programnya berjangka panjang.

Tidak ada pula limpah ketergantungan antara tiap-tiap bidang usaha, atau pelanggan, karena dilaksanakannya diversifikasi dan perencanaan yang strategis. Mereka dengan cepat berkelit jika suatu peraturan dicabut atau diberlakukan. Penyusupan ke dalam bisnis halal menjadi usaha sambilan yang 'diandalkan ketika perjudian atau pemerasan menggawat. Bisnis legal tertentu memang direncanakan untuk membantu usaha gelap mereka. Misalnya pemakaian sejenis peralatan judi legal untuk jenis taruhan tertentu seperti jukebox atau mesin penjual rokok otomatis. Keduanya bisa dipakai untuk sekadar bermain-main atau berjudi. Seseorang tidak akan bangkit di Mafia jika ia tidak sanggup. Seorang anggota harus melaksanakan tugasnya sebaik-baiknya kenalannya di kalangan bos tidak akan dapat mengatrolnya. Posisi di Mafia bisa karena warisan, juga dapat lewat kemampuan. Promosi tidak bisa dibeli: yang perlu kemampuan pribadi. Para bos dipilih dari peringkat yang menapaki jenjang kekuasaan dan respek.

Biasanya, seorang pewaris dipilih berdasarkan kebutuhan pragmatis. Umumnya, promosi berlangsung karena intrik dan ketangguhan. Seorang calon yang mahakuasa dan zalim biasanya mampu naik ke atas. Kezaliman memang atribut kunci setiap kepala Mafia. Tidak ada ruang bagi ukuran ganda dalam Mafia. Jika seorang bos kehilangan kendali atas keluarganya, atau bila jaringan politiknya keropos, warganya akan mengalihkan kesetiaan kepada bos bawah. Dalam kasus begini sang bos akan diminta atau malah dipaksa mundur. Atau dibunuh oleh bos bawah, atau oleh sekelompok letnan yang berkomplot. Lebih dari itu, seseorang tidak akan dibedabedakan karena usianya terlalu muda atau terlalu tua. Joe Bonnano adalah bos wangsa berusia 26 tahun. Steven Magaddino masih menjadi bos keluarga Buffalo sampai hari matinya pada usia 82. Sejumlah keluarga Mafia membentuk dewan penasihat, yang terdiri dari pensiunan eksekutif, rata-rata berusia 70-80 tahun.

Dewan semacam ini juga dapat efektif dalam perusahaan-perusahaan legal. Struktur organisasi itu masih tetap luwes untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan khalayak. Di dalam perusahaan yang berjalan baik, organisasi adalah perangkat yang lentur, mengikuti perubahan dirinya, hasil produksinya, dan pasarnya. Mengapa Mafia survive selama tujuh abad? Jawabannya: reaksi cepat dalam mengubah tata manusia dan tata cara, pengambilan keputusan yang disentralisasikan, dan keputusan yang diterapkan secepatnya. Satu lagi: hanya ada sedikit orang dalam hierarki.


-dipi-
 
Bls: [Sejarah] Mafia, Inc.

"Mafia" Jepang: Yakuza

Yakuza adalah nama dari sindikat terorganisir di Jepang. Organisasi ini sering juga disebut mafia Jepang, karena ada kesamaan dengan bentuk organisasi yang asalnya dari Italia tersebut.

Sejarah Yakuza

Sejarah panjang Yakuza dimulai kira-kira pada tahun 1612, saat Shogun Tokugawa berkuasa dan menyingkirkan shogun sebelumnya. Pergantian ini mengakibatkan kira-kira 500.000 orang samurai yang sebelumnya disebut hatomo-yakko (pelayan shogun) menjadi kehilangan tuan, atau disebut sebagai kaum ronin.

Seperti kata pepatah : orang yang hanya punya martil cenderung melihat segala sesuatu bisa beres dengan dimartil, demikian juga dengan kaum ronin ini. Banyak dari mereka menjadi penjahat dan centeng. Mereka disebut sebagai kabuki-mono atau samurai nyentrik urakan yang ke mana-mana membawa pedang. Mereka berbicara satu sama lain dalam bahasa slang dan kode rahasia. Terdapat kesetiaan tinggi di antara sesama ronin sehingga kelompok ini sulit dibasmi.

Untuk melindungi kota dari para kabuki-mono, banyak kota-kota kecil di Jepang membentuk machi-yokko (satuan tugas (satgas) desa). Satgas ini terdiri dari para pedagang, pegawai, dan orang biasa yang mau menyumbangkan tenaganya untuk menghadapi kaum kabuki-mono. Walaupun mereka kurang terlatih dan jumlahnya sedikit, tetapi ternyata para anggota machi-yokko ini sanggup menjaga daerah mereka dari serangan para kabuki mono. Di kalangan rakyat Jepang abad ke 17, kaum machi-yokko ini dianggap seperti pahlawan.

Masalah jadi rumit, karena setelah berhasil menggulung para ronin, para anggota machi-yokko ini malah meninggalkan profesi awal mereka dan memilih jadi preman. Hal ini diperparah lagi dengan turut campurnya Shogun dalam memelihara para machi-yokko ini. Ada dua kelas profesi para machi-yokko, yaitu kaum Bakuto (penjudi) dan Tekiya (pedagang). Namanya saja kaum pedagang tetapi pada kenyataannya, kaum Tekiya ini suka menipu dan memeras sesama pedagang. Walau begitu, kaum ini punya sistem kekerabatan yang kuat. Ada hubungan kuat antara Oyabun (Bos (bapak)) dan Kobun (bawahan (anak)), serta Senpai-Kohai (Senior-Junior) yang kemudian menjadi kental di organisasi Yakuza.

Penjudi

Kaum Bakuto (penjudi), punya sejarah yang unik. Awalnya mereka disewa oleh Shogun untuk berjudi melawan para pegawai konstruksi dan irigasi. Tindakan ini dilakukan agar gaji para pegawai konstruksi dan irigasi habis di meja judi dan tenaga mereka bisa disewa dengan harga murah.

Jenis judi yang biasa dilakukan adalah menggunakan kartu Hanafuda dengan sistem permainan mirip Black Jack. Tiga kartu dibagikan dan bila angka kartu dijumlahkan, maka angka terakhir menunjukkan siapa pemenang, diantara sekian banyak kartu sial kartu berjumlah 20 adalah yang paling sering disumpahi orang, karena berakhiran nol. Salah satu konfigurasi kartu ini adalah kartu dengan nilai (8-9-3) yang dalam bahasa Jepang menjadi Ya-Ku-Za yang kemudian menjadi nama asal Yakuza.

Dari kaum Bakuto ini juga muncul tradisi menandai diri dengan tato disekujur badan (disebut irezumi) dan yubitsume (potong jari) sebagai bentuk penyesalan ataupun sebagai hukuman. Awalnya hukuman ini bersifat simbolik, karena ruas atas jari kelingking yang dipotong membuat pemilik tangan menjadi lebih sulit memegang pedang dengan mantap. Hal ini menjadi simbol ketaatan terhadap pimpinan.

Yakuza Modern

Waktu pun berlalu, kaum Bakuto dan Tekiya menjadi satu identitas sebagai Yakuza. Kaum yang asalnya bertugas melindungi masyarakat – menjadi ditakuti masyarakat. Para pimpinan Jepang memanfaatkan hal ini untuk mengendalikan masyarakat dan menggerakkan nasionalisme. Yakuza ikut direkrut oleh pemerintah Jepang dalam aksi pendudukan di Manchuria dan Cina oleh Jepang tahun 1930-an. Para Yakuza dikirim ke daerah tersebut untuk merebut tanah, dan memperoleh hak monopoli sebagai imbalan.

Peruntungan kaum Yakuza berubah setelah Jepang menyerang Pearl Harbor. Militer mengambil alih kendali dari tangan Yakuza. Para anggota Yakuza akhirnya harus memilih apakah bergabung dalam birokrasi pemerintah, jadi tentara atau masuk penjara. Dapat dikatakan pamor Yakuza menjadi tenggelam.

Setelah Jepang menyerah, para anggota Yakuza kembali ke masyarakat. Muncul satu orang yang berhasil mempersatukan seluruh organisasi Yakuza. Orang itu adalah Yoshio Kodame, seorang eks militer dengan pangkat terakhir Admiral Muda (yang dicapainya di usia 34 tahun). Yoshio Kodame berhasil mempersatukan dua fraksi besar Yakuza, yaitu Yamaguchi-gumi yang dipimpin Kazuo Taoka, dan Tosei-kai yang dipimpin Hisayuki Machii. Yakuza pun bertambah besar keanggotaannya terutama di periode 1958-1963 saat organisasi Yakuza diperkirakan memiliki anggota 184.000 orang atau lebih banyak daripada anggota tentara angkatan darat Jepang saat itu. Yoshio Kodame dinobatkan sebagai godfather-nya Yakuza.

Ekstasi, Pachinko dan Perdagangan Senjata

Di masa kini, keanggotaan Yakuza diperkirakan telah menurun tajam, tetapi bukan berarti tidak berbahaya. Tulang punggung bisnis ilegal mereka adalah pachinko, perdagangan ampethamine (termasuk ice dan ekstasi), prostitusi, pornografi, pemerasan, hingga penyelundupan senjata.
Dipi's note:

Pachinko adalah permainan judi dimana cara kerjanya mirip dengan permainan pinball atau jackpot. Namun sedikit berbeda dengan permainan pinball dimana pemain selalu berusaha keras agar bola tidak sampai jatuh masuk lobang namun dalam permainan pachinko berlaku sebaliknya yaitu berusaha memasukkan sebanyak mungkin bola ke lobangnya. Jadi kemenangan kita sangat ditentukan oleh "ketrampilan atau ketangkasan" kita memasukkan bola ke tempatnya serta kemampuan menebak gambar game animasi yang ditampilkan untuk menentukan kemenangan berikutnya.
Di era 1980-an, Yakuza mengembangkan sayap mereka hingga ke Amerika Serikat, dan ikut masuk dalam bisnis legal untuk mencuci uang mereka. Dalam operasinya, Yakuza membeli aset di Amerika dan salah satu yang pernah mencuat ke permukaan adalah keterlibatan Prescott Bush, saudara dari presiden George H.W. Bush dan paman dari Presiden George W. Bush, dalam transaksi penjualan perusahaan Aset Management International Financing & Settlements di awal 1990an.

Berdasarkan perkiraan kasar dari sumber majalah Far Eastern Economic Review edisi 17 Januari 2002, Yakuza diperkirakan telah menanamkan uang hingga 50 milyar dolar dalam investasi saham dan perusahaan di Amerika Serikat. Bandingkan dengan cadangan devisa Indonesia yang 36 milyar dolar.

Di dalam negeri, Yakuza juga ditengarai turut berperan dalam anjloknya ekonomi Jepang selama 10 tahun terakhir. Sebagai akibat amblasnya bisnis properti dan macetnya kredit bank di Jepang pasca 1990, banyak debitor yang menyewa anggota Yakuza agar agunan mereka tidak disita oleh bank. Selain itu, banyak perusahaan yang memperoleh pinjaman bank pada dasarnya adalah sebuah kigyo shatei, perusahaan boneka miliki Yakuza. Perusahaan milik Yakuza ini diperkirakan memperoleh kredit antara 300-400 milyar dolar, dan sebagian dari jumlah itu dialirkan ke induk organisasi Yakuza. Menghadapi hal seperti ini, bank Jepang jelas tidak bisa berkutik.

Di sisi lain, anggota Yakuza juga kerap membeli aset properti dengan harga miring dari perusahaan yang butuh uang tunai untuk dijual kembali dengan harga tinggi apapun itu mulai dari apartemen, perkantoran hingga rumah sakit. Bila sebuah bangunan telah dibeli oleh Yakuza, tidak ada yang berani jadi tetangga mereka dan alhasil harga properti langsung jatuh, dan segera naik segera setelah Yakuza menjualnya.

Selain beroperasi secara di level bawah, Yakuza juga menggurita di kalangan politisi Jepang. Beberapa praktik suap telah terbongkar termasuk dalam program tender proyek umum senilai trilyunan yen. Program rekapitalisasi perbankan Jepang yang berlarut-larut tidak kunjung selesai diperparah oleh keterlibatan Yakuza yang sangat berkepentingan dalam bisnis properti dan kredit perbankan. Saat ini perbankan Jepang masih menanggung beban kredit macet sebesar kira-kira 1,2 Triliun dolar dan membuat ekonomi tidak bertumbuh selama 10 tahun terakhir.


-dipi-
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top