Kopassus Unjuk Kebolehan, Lima Menit Lumpuhkan Teroris

jmw01

New member
REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR--Aksi penyergapan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) terhadap sekawanan teroris di Bandara Ngurah Rai, Bali, Selasa (28/9), patut mendapat acungan jempol. Karena dalam hitungan waktu hanya lima menit, Kopassus yang berlatih bersama Pasukan Khusus Australia (SAS), berhasil membebaskan para sandera dan meringkus pelakunya.

pasukan_kopassus_ilustrasi_100627201312.jpg

Pasukan Kopassus, ilustrasi​

"Untuk aksi pembebasan sandera itu kami tidak berlatih di Bandara Ngurah Rai, tetapi langsung simulasi," kata Danjen Kopassus, Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus.

Dikatakan Lodewijk, Kopassus tidak mendapat izin untuk berlatih di Bandara Ngurah Rai, melainkan hanya dibolehkan melakukan simulasi pembebasan sandera itu. Karena itulah tambah Lodewijk, pihaknya melakukan latihan di atas maket dan itu dilakukan sejak sepekan lalu di Batujajar, Bandung. Namun kata Danjen Kopassus yang bertindak sebagai pemimpin latihan bersama, personilnya sudah bergerak sesuai yang diskenariokan.

Penyerbuan yang yang dilakukan Kopassus terhadap pelaku teror menyedot perhatian pengunjung bandara. Pasukan menyerang teroris yang menyendera warga sipil di terminal keberangkatan internasional, mula-mula dengan pasukan yang menyamar sebagai petugas katering. Saat mencoba makanan, pasukan seketika menyerbu teroris.

Sementara itu, pasukan lainnya langsung datang dengan pesawat Helikopter Bollcow, Bell, dan ME17. Pasukan menyerbu dengan memecahkan kaca, menambrak tembok, dan meledakkan beberapa pintu masuk ke target operasi. Dalam penyerbuan itu beberapa teroris tewas. Usai menyerbu, pasukan kembali ke titik awal operasi dengan helikopter.

Dikatakan Lodewijk, latihan bersama kedua pasukan telah berlangsung 18 kali di dua negara. Sedangkan latihan kali ini adalah latihan dengan metode sasaran sebenarnya tanpa latihan di daerah operasi. Menurut Lodewijk, latihan kali ini adalah latihan untuk mengaplikasikan teknik dan taktik operasi pembebasan sandera.

Secara terpisah, Vice President Jaringan Telkomsel Indonesia Timur, Paulus menyatakan, pihaknya telah mengerahkan tiga sistem jaringan untuk kelancaran komunikasi Pasukan Kopassus yang sedan berlatih. Sementara PT Telkom juga melakukan hal yang sama. Di mana dengan enam sistem yang dikerahkan, kelancaran komunikasi pasukan yang sedang berlatih bisa terjaga dengan baik. "Kalau drop satu sistem, sistem lainnya akan menutupi, sehingga komunikasi tetap lancar," jelasnya.

Sumber : Republika.co.id
 
Bls: Kopassus Unjuk Kebolehan, Lima Menit Lumpuhkan Teroris

Hmm . . . .masih kayak jaman saya berkuasa dulu ya . . . . .

ABRI selalu sukses memenangkan simulasi terorisme . . . .
POLRI terkenal akan kepandaiannya membubarkan mahasiswa . . . .
DPR selalu berhasil menipu rakyatnya . . . . .
petinggi daerah selalu berhasil memenangkan tender . . . .
 
Bls: Kopassus Unjuk Kebolehan, Lima Menit Lumpuhkan Teroris

sudah saatnya densus diganti.. densus cocok buat maen sinetron laga bukan numpas teroris
 
Bls: Kopassus Unjuk Kebolehan, Lima Menit Lumpuhkan Teroris

Ini guyon
Apa sungguhan
Kalo guyon oke lah
Kalo lainnya jangan lah
 
Bls: Kopassus Unjuk Kebolehan, Lima Menit Lumpuhkan Teroris

@profmads
maksudnya guyon apa ya?
Itukan simulasi Kopassus di bandara, cuma nunjukin kalo Kopassus siap memberantas teroris dgn cepat & efisien. Simulasi dilakukan seolah-olah terjadi beneran. Pelaku terorisnya ya bukan teroris asli :D
 
Bls: Kopassus Unjuk Kebolehan, Lima Menit Lumpuhkan Teroris

Kopassus kan memang punya detasemen Anti Teror kini jadi group 5

Sat-81 Gultor (Satuan Penganggulangan Anti Teror)

Keinginan mendirikan Den-81 sebenarnya tidak terlepas dari peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla di Bandara Don Muang, Bangkok, 31 Maret 1981. Nah, pasukan yang berhasil membebaskan Woyla inilah yang menjadi cikal bakal anggota Den-81, dan belakangan diganti lagi jadi Satuan 81 Penanggulangan Teror (Sat-81 Gultor). Dari periode 1995* – 2001, Den-81 sempat dimekarkan jadi Group 5 Antiteror.
Satuan yang ada di bawah kendali Sat-81 adalah Batalyon 811 dan Batalyon 812 Kopassus
 
Bls: Kopassus Unjuk Kebolehan, Lima Menit Lumpuhkan Teroris

Kopassus kan memang punya detasemen Anti Teror kini jadi group 5

Sat-81 Gultor (Satuan Penganggulangan Anti Teror)

Keinginan mendirikan Den-81 sebenarnya tidak terlepas dari peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla di Bandara Don Muang, Bangkok, 31 Maret 1981. Nah, pasukan yang berhasil membebaskan Woyla inilah yang menjadi cikal bakal anggota Den-81, dan belakangan diganti lagi jadi Satuan 81 Penanggulangan Teror (Sat-81 Gultor). Dari periode 1995* – 2001, Den-81 sempat dimekarkan jadi Group 5 Antiteror.
Satuan yang ada di bawah kendali Sat-81 adalah Batalyon 811 dan Batalyon 812 Kopassus

Benny Moerdani Rocks!!!
=b=


-dipi-
 
Bls: Kopassus Unjuk Kebolehan, Lima Menit Lumpuhkan Teroris

Yeah.. apapun nama alias buat Kopassus :D=b=

Semua orang geram melihat lakon densus88 cara menyergap 1 teroris aja butuh waktu yg sangat lama, ngabisin peluru diberondong rame", pake bom segala sampe ngancurin rumah orang, pake pers segala kaya selebriti, eh terakhir terorisnya mati :)) capeee deee..
Dimana" yg namanya tentara/polisi apalagi udh menyandang densus tuh udah harus siap mati dlm melaksanakan tugas.

Kalo terorisnya emang harus mati.. ngapain mesti nunggu pengepungan berjam-jam? mirip sinetron dagelan :))

Nih sampe seorang komandan Kopassus (bukan anggota Sat-81 Gultor) setelah melihat drama penyergapan densus yg mengulur waktu tak kunjung selesai, bertanya kepada anak buahnya : Siapa diantara kalian yang siap mati untuk masuk ke rumah itu sekaligus membunuh teroris? Kemudian semua anak buahnya mengacungkan tangan seraya berkata : Saya siap mati demi menjalankan tugas.. komandan!!!
 
Back
Top