Jaringan Listrik Tanpa Kabel: Mungkinkah??

Dipi76

New member
Dalam sebuah konferensi hi-tech di TED Global Conference, Oxford beberapa waktu lalu, diperkenalkan sebuah sistem jaringan listrik yang tidak menggunakan kabel (wireless). Sistem ini mempergunakan teknik fisika yang cukup sederhana yang mampu menyuplai tenaga ke beberapa perangkat elektronik.

Pada konferensi tersebut, pemateri menunjukkan telepon seluler dan televisi yang ditenagai oleh listrik secara wireless. Dia mengatakan bahwa sistem tersebut bisa menggantikan ribuan mil kabel dan baterai yang mahal. “Hampir 40 juta baterai diproduksi tiap tahun”, katanya. Milyaran dolar juga telah dihabiskan untuk membangun infrastruktur jaringan kabel untuk menyalurkan energi listrik, lanjutnya. Ilmuwan tersebut mencontohkan dengan memakai ponsel Google G1 dan iphone Apple yang ditenagai dengan sistem tersebut. Selain ponsel, dia juga menampilkan televisi yang memakai sistem kelistrikan wireless ini.

“Bayangkan, anda bisa menaruh televisi ini menggantung di dinding rumah anda tanpa perlu mencari stop kontak,” ujarnya.

Bagaimanakah sebenarnya jaringan listrik wireless tersebut?

Sistem jaringan listrik wireless berdasarkan pada teori yang awalnya dikemukakan oleh ahli fisika Marin Soljacic dari MIT (Massachusetts Institute of Technology). Konsep utama yang dipakai adalah konsep resonansi, dimana transfer energi berlangsung lebih efisien.

Ketika dua benda mempunyai frekuensi resonan yang sama, akan terjadi transfer energi dengan kuat tanpa mempengaruhi benda-benda lain di sekitarnya. Sebagaimana halnya resonansi bisa memecahkan gelas saat seorang penyanyi melengking pada frekuensi yang tepat sama dengan frekuensi getar gelas.

Sistem jaringan listrik wireless menggunakan 2 kumparan (salah satu pada jaringan listrik utama, dan yang lain pada perangkat elektronik). Frekuensi yang dipakai merupakan frekuensi rendah. Masing-masing kumparan dibuat sedemikian hingga mempunyai frekuensi resonan yang sama. Ketika kumparan utama dihubungkan dengan power suply, medan elektromagnetik yang dihasilkan akan berresonansi dengan kumparan kedua, sehingga terjadi aliran energi listrik. Listrik pada kumparan kedua merupakan GGL (gaya gerak listrik) induksi. Perangkat elektronik yang memakai sistem ini akan langsung ter-charge manakala berada dalam area jangkauan medan magnetik kumparan pertama.

Aspek keamanan

Menurut ilmuwan yang mengenalkan sistem tersebut, sistem ini cukup aman karena transfer energi dilakukan melalui gelombang elektromagnetik. “Manusia dan objek-objek disekitar kita adalah benda-benda non-magnetik.”, ujarnya. Pada kesempatan lain, sistem penghantaran listrik wireless ini juga diterapkan pada sistem lampu penerangan. Perusahaan Intel di San Francisco berhasil membuat rangkaian wireless lampu bohlam 60 watt yang bisa menyala pada jarak 3 kaki (36 cm) dari kumparan utama. Rangkaian ini cukup efisien, hanya kehilangan 1/4 energi mula-mula. Pada jarak yang lebih jauh (kira-kira 7 kaki atau 84 cm) tingkat efisiensinya berkisar 40-45 %. Pihak Intel menamakan sistem ini dengan WREL (Wireless Resonant Energy Link) sedangkan pihak MIT menamakan witricity (singkatan wireless dan electricity).

Source

-dipi-
 
hemm bagaimana dengan gelombang otak :D kira-kira apakah berpengaruh juga? karena gelombang yang terdapat pada telpon seluler saja bisa mempengaruhi kesehatan pendengaran manusia
 
hemm bagaimana dengan gelombang otak :D kira-kira apakah berpengaruh juga? karena gelombang yang terdapat pada telpon seluler saja bisa mempengaruhi kesehatan pendengaran manusia

bisa nyetrum manusia gak?

Seharusnya sih cukup aman karena transfer energi dilakukan melalui gelombang elektromagnetik. Manusia dan objek-objek disekitar kita adalah benda-benda non-magnetik.


-dipi-
 
Saya rasa, penempatan nama Wireless untuk jaringan listrik tanpa kabel kurang tepat non.. karena pada dasarnya pengertian wireless itu sendiri merupakan teknologi yang menghubungkan dua piranti untuk bertukar data atau suara tanpa menggunakan media kabel.. sementara listrik itu sendiri berasal dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya.

Seharusnya sih cukup aman karena transfer energi dilakukan melalui gelombang elektromagnetik. Manusia dan objek-objek disekitar kita adalah benda-benda non-magnetik.


-dipi-

Sejauh yang saya ketahui, gelombang sinyal elektromagnetik bisa menyebabkan gangguan terhadap kesehatan manusia.. misalnya saja kasus SUTET yang terjadi di Indonesia..

Juga mengenai efek fisiologis dan psikologis yang timbul karena radiasi gelombang elektormagnetik yang dapat ditimbulkan oleh telepon seluller :)
 
Kalo transfer energi di supranatural udah hal yg biasa. Jika transfer via gelombang elektormagnetik justru sangat membahayakan kesehatan.
Mengapa para ilmuwan tidak menggunakan transfer via gelombang energi skalar (vibrasi & bunyi), seperti kalung yg gw jual? padahal itu juga teknologi dari Amrik
 
waah kalo bener bisa nonton tv tanpa panel listrik seru juga sih jadi kaya wifi aja, jaman makin maju begini, tapi tergantun kontraktor listrik nya dong ya pinter apa engga ngaplikasiinnya dia
 
Gak munhkin gak mungkin semua itu terjadi.slan wkwkwkwkwk
 
denger2 semarpun yg baru2 juga nge-charger batre juga gak pake kabel. deketin/tempel kotak ajaib bawa-annya dia ngisi sendiri... (sudah ada yg pakai?)
...
memungkinkan juga. GGL listrik lewat induksi. tapi ya terbatas jarak. Penurunan energi berbanding lurus dg kwadrat jarak. posisi nempel ngisi 1 jam, pada jarak 1 cm mungkin 1 minggu baru full.
 
setuju den. mungkin belum ngetren sekarang, tetapi udah banyak komunitas2 (biasanya yang go green) yang menolak perangkat2 spt ini, contohnya wifi router etc. karena efeknya kpd manusia bahkan makhluk hidup yang lain. semoga cepat ada solusinya ya..
 
Back
Top