Meniran : Terlarang bagi ibu hamil

nurcahyo

New member
Meniran : Terlarang bagi ibu hamil


Meniran merupakan salah satu jenis tumbuhan yang sering digunakan oleh masyarakat untuk obat. Menurut Heyne (1987) tumbuhan ini di daerah Jawa disebut "meniran" lantaran bentuk buahnya seperti menir (butiran beras). Tumbuhan ini merupakan terna semusim, tumbuh liar di hutan, di ladang, semak-semak, sepanjang jalan, pinggir sungai, pinggir pantai, tanah berumput, gembur atau berbatuan pada dataran rendah sampai pada ketinggian 1.000 dpl.

Meniran dilaporkan mengandung senyawa-senyawa kimia golongan lignan antara lain, filantin, hipofilantin, niranin, nirtetralin dan fitetralin. Beberapa senyawa lignan baru juga telah diisolasi dari Phyllanthus niruri yaitu, seco-4-hidroksilintetralin, seco-isoarisiresinol trimetil eter, hidroksinirantin, dibenzilbutirolakton, nirfilin, neolignan (filnirurin). Akar dan daun Phyllanthus niruri mengandung suatu senyawa pahit dan beracun yang digunakan sebagai racun ikan. Senyawa tersebut diduga merupakan suatu alkaloida. Setelah diidentifikasi ternyata senyawa alkaloida tersebut merupakan senyawa alkaloida baru yaitu, 4-metoksi-norsekurinin dan ent-norsekurinin. Dilaporkan, akar dan daun Phyllanthus niruri kaya senyawa flavonoid, antara lain, quercetin, qeurcetrin, isoquercetrin, astragalin dan rutin (Nara, 1977). Di samping itu, dilaporkan pula beberapa glikosida flavonoid dan senyawa flavonon baru. Dari minyak bijinya telah diidentifikasi beberapa asam lamak yaitu, asam ricinoleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Disamping itu juga mengadung saponin, kalium, damar dan zat samak.
Karena meniran mempunyai kandungan utama senyawa golongan flavonoid dan glikosida flavonoid, beberapa senyawa flavonoid tersebut memberikan efek menghambat terhadap kerja enzim ksantin oksidase dan superoksidase.
Untuk memanfaatkan meniran dalam pengobatan atau mengurangi kelebihan asam urat dan batu ginjal diperlukan meniran (daun, tangkai, akar) sebanyak (2,50 gr), jahe merah (25,00 gr), cengkeh (0,25 gr), kulit manis (0,25 gr), pengawet Na.Benzoat (0,50 gr), dan gula merah secukupnya. Cara pembuatan dan aturan pakai sama dengan pembuatan obat dari tempuyung.
Namun obat kelebihan asam urat berbahan meniran ini terlarang bagi penderita kegagalan fungsi ginjal yang akut. Juga terlarang, pemakaian obat ini untuk jangka lama, karena dapat mengakibatkan kerusakan ginjal dan impotensia. Wanita hamil sebaiknya juga tidak mengkonsumsi obat ini karena meniran dapat menggugurkan kandungan (aborfacieni).
Dalam proses pengobatan atau pencegahan kelebihan asam urat yang menggunakan tempuyung atau meniran, pemeran utamanya adalah senyawa-senyawa glikosida flavonoid dan flavonoid bebas yang terdapat di dalam kedua bahan tumbuhan tersebut.
Keduanya dapat menghambat kerja enzim ksantin oksidase sehingga asam urat tidak terbentuk di dalam tubuh dan senyawa flavonoid akan berikatan dengan kalsium dari batu ginjal membentuk senyawa komplek chelat yang mudah larut. Selain mengandung senyawa flavonoid kedua bahan tumbuhan ini juga kaya akan kandungan ion-ion natrium dan kalium yang berfungsi menjaga keseimbangan elektrolit pada ginjal. Ion-ion ini juga akan berikatan dengan asam urat membentuk senyawa garam yang mudah larut dalam air, sehingga asam urat yang telah mengkristal di dalam darah dan ginjal akan terlarut secara perlahan-lahan. Adanya ion kalium didalam kedua tumbuhan ini akan menimbulkan efek diuretik (melancarkan urin) pada si pemakainya. Proses pembuangan asam urat atau batu ginjal pun menjadi lebih cepat.
Sedangkan bahan-bahan yang lainnya mengandung minyak atsiri seperti, jahe, cengkeh dan kulit manis. Selain berfungsi sebagai pewangi dan penyedap rasa, senyawa itu juga berfungsi sebagai pelindung hati (hepaprotektor) dari bahan-bahan toksin yang dapat menimbulkan kerusakan pada hati.
Informasi lebih jauh di antaranya dapat diperoleh dalam kepustakaan berikut:

1. Cos, P. et.al. (1998), Structure-Activity relationship and classification of flavonoids as inhibitors of xanthin oxidase and superoxide scavengers, J.Nat.Prod. 61; 71-76.
2. Heyne, K. (1987), Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid II, Yayasan Sarana Wana Jakarta.
3. Mathews, C.K. and van Holde, K.E. (1990), Biochemistry, The Benyamin/Cummings Publishing, California USA. 751-753.
4. Windholz, M. et.al (1976), The Merck Index, An Encyclopedia of Chemicals and Drugs, Ninth Edition, Merck & Co., Inc. USA.

Sumber: INTISARI, 2003


Oleh: Dr. Chairul, Apt. Msc

(peneliti fitokimia dan tumbuhan obat asli Indonesia di Puslitbang Biologi, LIPI, Bogor)
 
untuk obatnya, harus pakai natrium benzonat ya, trus bnyknya meniran 2,5 gr u untuk masing2 item meniran(daun,batang,akar) atau totalnya 2,5gr untuk kesemuanya, kemudian takarannya daun berapa gr,akar brp gr?? trus caranya gmn??? dimasak ato bgmn???
 
Back
Top