Indonesia Benua yang Hilang

sakradeva

New member
Indonesia Benua yang Hilang ?

Jaka Tarub dan Benua yang Tenggelam


bukuedendlm.jpg


Jakarta - Tentunya Anda masih teringat dongeng Jaka Tarub yang mengintip 7 bidadari mandi bukan? Dongeng ini ternyata menyimpan pesan tentang benua yang tenggelam di Indonesia pada masa silam.

Hal ini diungkapkan Profesor Stephen Oppenheimer dari Universitas Oxford, London, lewat bukunya Eden in The East: Benua yang Tenggelam di Asia Tenggara. Menurut Oppenheimer, ketika dunia hanya berbagi cerita tentang banjir besar Nabi Nuh, masyarakat di Asia Tenggara malah memiliki dongeng yang lebih lengkap.

Mereka tidak hanya punya dongeng banjir, tapi juga dongeng tentang kehidupan yang kacau setelah banjir besar itu. Oppenheimer menyebutnya semacam kekacauan di muka bumi.

Menurut Oppenheimer, semua dongeng di Asia Tenggara bertema matahari dan bulan, adalah kelanjutan dongeng-dongeng soal banjir. Hal itu disebabkan sejumlah dongeng banjir menceritakan kondisi berkabut atau situasi di mana mereka yang selamat tidak bisa melihat matahari dan bulan selama beberapa waktu.

Maka kemunculan matahari dan bulan pertama kali setelah bencana dianggap berkah dari dewa-dewa. Lalu lahirlah dongeng-dongeng penciptaan atau kosmogoni, termasuk kemunculan matahari dan bulan.

Nah, dongeng Jaka Tarub dari Jawa masuk ke dalam dongeng kemunculan bulan. Dongeng ini biasanya mengambil metafora perempuan mandi di danau. Seperti yang pernah kita dengar semasa kecil, Jaka Tarub adalah dongeng pemuda yang mengintip bidadari kahyangan mandi di danau. Dalam bukunya, Oppenheimer menyebutnya Kyai Agung, salah satu versi nama Jaka Tarub.

Dongeng Jaka Tarub ternyata muncul juga di Bali, Brunei, Serawak, Maluku, Barito, Papua Nugini, dan Vanuatu di kepulauan Pasifik. Bahkan dongeng perempuan mandi muncul juga di Jepang.

Menurut Oppenheimer, bidadari mandi di danau adalah metafora untuk munculnya bulan yang cahayanya memantul di permukaan air. Metafora soal bulan juga diperkuat dengan jumlah bidadari yang biasanya ada 7, yang sebenarnya menunjukkan rasi bintang Pleiades yang menandai musim tanam.

Metafora soal bulan ini terbukti jelas dalam kisah Jaka Tarub. Nama bidadari yang dinikahi Jaka Tarub adalah Nawang Wulan. Nama Wulan jelas mengacu pada bulan. Nawang Wulan dan semua temannya total berjumlah 7 bidadari.

Dongeng-dongeng terkait benua yang tenggelam di Asia Tenggara, lebih lengkap dikupas Oppenheimer dalam buku terbitan Ufuk Press ini.
==================================================

kok malah promoin buku ya .... |:mad: |:mad:
 
Dalam bukunya Eden in The East setebal 814 halaman itu, Oppenheimer berteori kalau bahasa manusia modern berawal dari kawasan Asia Tenggara. Saat benua Sundaland tenggelam ketika es mencair, para penduduk Sundaland yaitu Indonesia dan sekitarnya berimigrasi ke berbagai belahan dunia.

Mereka bertebaran di muka bumi 8.000-6.000 tahun lalu. Para penduduk Sundaland membawa bahasa mereka yang kemudian berkembang menjadi bahasa-bahasa dunia yang ada sekarang.

Oppenheimer mengatakan, ada semacam anomali dalam pohon percabangan kelompok bahasa di dunia, dan itulah kelompok bahasa Austronesia. Inilah bahasanya orang Indonesia dan orang Oseania. Ada garis tegas yang membedakan bahasa mereka dengan bahasa di belahan dunia lain.

Diduga, inilah bahasa purba yang tetap lestari sampai hari ini, ilmuwan menyebutnya Paleo-Hesperonesia. Menurut ilmuwan, ada 30 bahasa di Indonesia dan juga Malaysia yang masuk keluarga ini.

Di Indonesia misalnya, ada bahasa-bahasa yang ilmuwan pun bingung memasukkan mereka ke kelompok mana. Hanya faktor geografis yang membuat mereka masuk keluarga Austronesia.

Sebut saja bahasa Gayo, Batak, Nias, Mentawai, Enggano. Ilmuwan enggan memasukkan mereka ke keluarga bahasa Melayu karena memang berbeda. Bahasa Dayak Kayan, Kenyah dan Mahakam di Kalimantan juga berbeda. Sementara di Indonesia timur ada Bajo yang juga unik di Laut Sulu, Filipina Selatan.

Mereka ini adalah para petualang. Sebut saja orang Bajo yang gemar berlayar ke Flores, sehingga ada daerah bernama Labuhan Bajo. Oppenheimer menilai, ketika bangsa-bangsa dari kawasan ini menyebar, bahasa mereka pun berubah. Namun bahasa di tempat asal mereka tetap lestari sampai hari ini.

Penelitian Oppenheimer ini tentu menguatkan penelitian Arysio Santos yang menulis Atlantis: The Lost Continent. Walaupun, Oppenheimer memiliki teori sendiri yang sama sekali berbeda. Namun dia mencapai kesimpulan yang sama soal pentingnya Indonesia di akhir Zaman Es.


Sumber: Detik


-dipi-
 
Apakah itu Sundaland??

Bayangkanlah wilayah ASEAN hari ini, ada Indonesia, semenanjung Malaysia dan Laut China Selatan. Bagaimana jika Laut China Selatan kering tanpa air? Itulah Benua Sundaland yang dimaksud oleh Oppenheimer.

Benua ini menurut Oppenheimer ada pada sekitar 14.000 tahun silam. Tentu saja lengkap dengan manusia-manusia yang mendiaminya. Oppenheimer menguatkan teorinya dengan temuan-temuan ilmuwan lain.

Saat itu, Taiwan terhubung langsung dengan China. Tidak ada Laut Jawa, Selat Malaka dan Laut China Selatan. Semua adalah daratan kering yang menghubungkan Sumatera, Jawa, Kalimantan dan China. Yang dari dahulu sudah terpisah lautan adalah Sulawesi, Maluku dan Papua yang memiliki laut dalam.

Menurut Oppenheimer dari 14.000 tahun lalu itulah Zaman Es mulai berakhir. Oppenheimer menyebutnya banjir besar. Namun menurut dia, banjir ini bukannya terjadi mendadak, melainkan naik perlahan-lahan.

Dalam periode banjir pertama, air laut naik sampai 50 meter. Ini terjadi dalam 3.000 tahun. Separuh daratan yang menghubungkan China dengan Kalimantan, terendam air.

Kemudian terjadilah banjir kedua pada 11.000 tahun lalu. Air laut naik lagi 30 meter selama 2.500 tahun. Semenanjung Malaysia masih menempel dengan Sumatera. Namun Jawa dan Kalimantan sudah terpisah. Laut China Selatan mulai membentuk seperti yang ada hari ini.

Oppenheimer lantas menambahkan, banjir ketiga terjadi pada 8.500 tahun lalu. Benua Sundaland akhirnya tenggelam sepenuhnya karena air naik lagi 20 meter. Terbentuklah jajaran pulau-pulau Indonesia, dan Semenanjung Malaysia terpisah dengan Nusantara.


-dipi-
 
indonesia emang atlantis lihat saja zaman dahuluh orang orang sakti bisa menghilang dan bisa terbang

banyak cerita nya lihat saja di MNCTV kakek kakek di tolong tahu tahu pas di lihat sudah hilang

buaya bisa berubah jadi manusia
 
Back
Top