Agama, Hati, dan Ilahi

Mangtaaaaaabbbh.. request pak bos.. tentang shalat neh.. sekiranya boleh juga tuh dijabarkan tentang tiap2 gerakan dan bacaan shalat, dan bagaimana seharusnya hati memaknai apa yang kita baca tersebut.. sekali lagi.. tiap2 bacaan shalat lo ya.. krn kadang pas shalat, bibir ane cuma komat kamit tapi hati melanglang buana kemana mana.. thanks pak bos..
m178.gif
m178.gif
m178.gif
m178.gif
 
Mangtaaaaaabbbh.. request pak bos.. tentang shalat neh.. sekiranya boleh juga tuh dijabarkan tentang tiap2 gerakan dan bacaan shalat, dan bagaimana seharusnya hati memaknai apa yang kita baca tersebut.. sekali lagi.. tiap2 bacaan shalat lo ya.. krn kadang pas shalat, bibir ane cuma komat kamit tapi hati melanglang buana kemana mana.. thanks pak bos..
m178.gif
m178.gif
m178.gif
m178.gif

Alhamdulillah seolah tak percaya bahwa perkara solat mendapat perhatian khusus. Saya menyadari bahwa solat memang salah satu amal ibadah yang pertama kali dihisab oleh Allah sebelum amal ibadah yang lain. Oleh karena itu, sangat wajar bila solat menarik perhatian kaum muslim.

Penjabaran solat sebagai salah satu sarana untuk dapat berhubungan dengan Allah sudah disinggung pada pembahasan terdahulu. Pada pembicaraan tentang bagaimana solat adalah solat sebagaimana seharusnya, sudah dibahas bahwa solat itu harus dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Solat yang mencegah perbuatan keji dan mungkar, maka solat itu adalah ekspresi jiwa anda terhadap kemahabesaran Allah Azza wa Jalla. Artinya adalah anda ketika menghadap Allah dalam keadaan sebagai seorang hamba yang sangat lemah tak berdaya apa-apa. Allah, di sisi yang lain, adalah Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Adakah hubungan anda yang sedemikian itu dapat menunjukkan sebagaimana seharusnya? Anda tentu saja tak patut menghadap kepada-Nya dalam keadaan menyombongkan diri. Anda solat, tetapi cara anda berdiri tidak diperlihatkan sebagaimana orang yang sangat ketakutan. Gerakan anda, pasti bukanlah gerakan sewaktu anda menghadap sesama manusia selain sebagaimana anda mengahadap kepada Sang Maha Perkasa. Jika sikap dan perbuatan anda sewaktu berdiri seperti menghadap kepada seorang manusia biasa, maka solat anda belum menunjukkan kelemahan anda sebagai makhluk ciptaan-Nya. Maka, anda seharusnya tunduk merendahkan kepala anda seolah anda adalah seorang yang benar-benar ketakutan. Saya solat hampir tidak dapat menghadapkan wajah ke arah kiblat melainkan ke bawah, bahkan hampir saja kepala merunduk sampai tak dapat dilihat wajah saya dari depan. Begitu merunduk seperti tak berani membukakan mata sedikit pun. Saya seolah melihat ada Allah di depan sehingga saya yang hina tak patut untuk melihat secara langsung selain dengan penglihatan hati.

Allah Azza wa Jalla memang benar-benar hadir di hadapan anda ketika solat. Apakah anda merasa yakin? Jika anda yakin akan kehadiran-Nya, maka lakukanlah solat seperti itu. Ini baru dari gerakan saat berdiri, belum dengan bacaannya. Pada saat sebelum takbiratul ihrom, anda juga seharusnya merasakan kesiapan dengan sungguh-sunguh bahwa anda akan menghadap kepada-Nya. Kesiapan anda diantarkan dengan memohon izin kepada-Nya sambil memohon perlindungan Allah dari bisikan setan dan supaya setan disingkirkan dari diri anda sewaktu solat. Awas setan selalu mengawasi anda solat menunggu anda lengah tanpa persiapan sama sekali dengan perlindungan kepada Allah. Anda tak akan dapat mencapai solat khusyu' secara total bila anda tidak memohon perlindungan kepada Allah saat sebelum takbiratul ihrom.

Allah SWT akan melihat anda solat. Ini adalah tahap di saat anda sudah bertakbiratul ihrom. Saya memulai bacaan dari doa iftitah bila dianggap anda merupakan sunah yang biasa anda baca, tetapi bila anda merasa cukup langsung ke bacaan al-Fatihah, maka anda harus mengetahui arti serta maknanya. Surat al-Fatihah wajib dibaca karena merupakan rukun dalam solat. Anda sudah tahu apa maknanya seluruh surat al-Fatihah? Bukan terjemahannya. Bila sudah tahu terjemahannya, maka anda akan lebih mudah memaknainya. Saya hanya ingin memberi contoh ayat pertama, yaitu bismillahirrohmanirrohim (saya meyakini bismillahirohmanirrohim merupakan bagian dari surat al-Fatihah). Maknanya adalah sebagai berikut: "Allah andaikan diriku ini sebaik yang kuduga, maka tak mungkin bahwa diriku melupakan-Mu. Ada-Nya Engkau telah menambah diriku sebagai seorang hamba yang tak memiliki sandaran apa pun selain kepada-Mu. Engkau Maha Pengasih juga Maha Penyayang. Bagaimana mungkin diriku Engkau sisihkan ya Allah. Tentu tak mungkin ya Karim. Duhai ya Rahman, adakah Engkau mengasihiku? Juga akankah Engkau menyayangiku? La haula wa la quwwata illa billahil 'aliyyil adhim. Tiada daya dan kekuatan apa pun jika tidak Engkau tolong diriku. Sungguh diriku bukan manusia yang berkekuatan layaknya tak akan punah dari kehidupan dunia. Tentu tidak ya Allah, selain diriku sering mendapati berpenyakitan, lemah, tak berdaya, dan sering berkeluh kesah. Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sungguh diriku mendambakan kasih sayang-Mu!". Alangkah baiknya anda pun dapat memaknainya sendiri. Jika belum dapat maka cobalah anda mengungkakan isi hatimu di saat anda sedang membutuhkan pertolongan kepada-Nya.

Pemaknaan ayat ini disuarakan di dalam hati, bukan di lisan. Dalam hati ada Dia Yang berwajah sangat bercahaya sampai tak mungkin anda mampu memandang-Nya sebelum anda diperkenankan. Jika anda dapat memaknai ayat demi ayat surat al-Fatihah, maka anda akan merasakan nikmatnya solat. Perubahan jiwa anda sangat terasa sampai anda sangat merasakan sehat jasmani selain rohani. Lakukanlah pula setiap tempat pergantian dari berdiri ke rukuk hal yang sama. Saat anda mengangkat tangan untuk bertakbir, lakukanlah gerakan yang sepenuh tenaga seolah anda bukan asal mengangkat tangan biasa-biasa saja, sekali pun bukan berarti gerakannya membuat anda terpental. Bukan, bukan seperti itu. Akan tetapi, seluruh urat di tangan anda betul-betul menegang penuh kekuatan. Dan ucapkanlah dengan rasa takut kepada Allah. Jangan lupa, maknai bacaan takbir, misalnya, sebagai berikut: "Duhai Allah Yang Maha Besar, sungguh Engkau memang Maha Besar dan dirku ini lemah ya Allah." . Serulah Dia dengan lemah lembut tanpa menunjukkan adanya suara yang sangat keras. Cukuplah hanya anda yang dapat mendengarkan. Oleh karena itu, solat anda akan dapat dirasakan bila dalam solat adaan (sendirian), sebab solat berjamaah agak sulit untuk mencapai khusyu'. Bukan berarti anda meninggalkan solat berjamaah bila memang anda selalu berjamaah. Saya hanya menunjukkan solat yang khusyu' ketika anda sedang solat sendirian.

Solat anda dari setiap tempat perpindahan disandarkan kepada kemahabesaran Allah, kecuali ketika anda bangun dari rukuk. Saat itu, anda harus benar-benar mengucapkan 'sami' Allahu liman hamidah' berada di dalam penghayatan bahwa Allah itu pasti Maha Mendengar lagi Maha Terpuji dari semua makhluk-Nya yang berada di bawah kekuasaan-Nya. Maknai pula bacaannya saat i'tidal. Anda akan mendapati berdiri sesudah rukuk sebagai seorang hamba yang sedang memuji Allah dari segala yang ada di bumi dan di langit hanya milik-Nya.

Andaikan anda sudah selesai, maka lakukan sujud di hadapan Allah dengan sangat merendah. Apa maknanya? Anda di sinilah akan lebih merasakan bahwa anda hidup untuk menyembah kepada-Nya. Peribadatan yang lain tidak ada sujudnya kecuali solat. Sujud berarti juga pertanda bahwa anda memang rendah dan hina. Allah, sebaliknya, sangat berkuasa, tinggi, terpuji, sangat mulia, memegang sepenuhnya atas apa pun yang menjadi kehendak-Nya. Dan, anda, sekali lagi adalah hanya ciptaan-Nya yang diciptakan dari saripati tanah lumpur, kemudian dalam perkembangan selanjutnya manusia diciptakan oleh Allah dari setetes air yang hina, dari segumpal darah (min 'alaq). Camkan di dalam hati anda. Anda tidak akan mendapati anda menangis bila dibaca sebatas di lisan. Cukuplah pada saat anda kecil sujud anda hanya untuk dihafalkan. Saat ini usia anda bukan lagi kanak-kanak. Anda sudah seharusnya mengerti apa yang sesungguhnya dari sujud anda di hadapan kemahabesaran Allah.

Bangunlah dengan membesarkan nama-Nya sesudah sujud dengan rasa takut terpatri di dalam hati anda. Anda masih sedang berhadapan dengan Dia Yang Maha Pencipta langit, bumi, matahari, angin, hujan, tumbuh-tumbuhan, oksigen, berbagai kandungan yang berada di dalam perut bumi, binatang, anda sendiri dan lain-lain yang tak mungkin anda mengetahuinya. Seperti apakah anda bersikap di hadapan Dia? Jangan berkedip, pejamkan mata anda apabila anda memang sangat takut kepada-Nya. Takut tidak sama dengan Dia sebagai algojo. Takut karena Dia adalah Tuhan anda yang selama ini anda abaikan begitu saja. Anda jarang, bahkan tidak pernah, menyeru nama-Nya di dalam hati anda. Anda mengetahui Allah baru dari ustadz anda yang sama-sama belum mengetahui-Nya. Anda juga baru sebatas membaca al-Qur'an ada kata Allah, atau anda baru tahu dari buku yang menulis kata Allah di dalamnya. Sudahkah anda mengenal-Nya bahwa Dia bersifat wujud? Bahwa Dia ada di hadapanmu? Sudahkah anda merasakan bahwa Dia memang sedang melihat anda? Patutkah anda biasa-biasa saja bila dilihat oleh Presiden ketika anda sedang solat? Anda pasti malu dan takut salah bila anda menyadari bahwa Presiden sengaja melihat anda solat. Bila dilihat Presiden anda malu dan takut salah, adakah anda merasa takut dan malu bila anda sedang menghadap kepada-Nya dan Dia melihat anda? Apakah karena anda dapat melihat Presiden sehingga anda malu dan takut? Lantas bila anda belum melihat Allah anda jadi tidak takut dan malu? Sebelum anda mendirikan solat, bukankah anda telah berniat akan mendirikannya? Adakah niat anda ingin dilihat Allah? Bukankah niat anda menghadap kepada-Nya? Jika anda kemudian dilihat oleh Dia, itu berarti Allah mendengarkan bacaan solat anda, baik di hati maupun di lisan. Allah akan memperhatikan cara anda solat! Adakah solat anda mengingat Allah sehingga merasakan bahwa Dia sedang melihat anda? Solat anda belum mengingat-Nya bila hanya sebatas gerak dan bacaan lahir. Sesungguhnya hati andalah yang sangat menentukan. Solatlah dengan sepenuh hati, jangan separuh hati! Hati, bukan akal (lahir) atau lisan (lahir), yang harus anda perhatikan. Allah berada di hadirat-Nya tanpa dapat dilihat (goib) oleh mata lahir. Hatilah yang dapat memandang wajah-Nya.

Demikian juga apabila anda berada di antara dua sujud. Bacaannya mengandung permohonan ampunan atas segala dosa yang anda perbuat. Betulkah anda memohon ampun kepada-Nya? Andaikan anda mendekati-Nya lalu memohon ampunan, adakah anda merasa bahwa Allah itu mendengarkan anda? Pertanyaan ini dimaksudkan agar ketika anda memohon ampun, bersungguh-sungguhlah. Jangan sebatas dalam bacaan di lisan. Tetapkan di dalam hati, bahwa anda betul-betul tidak akan mengulanginya. Dari sinilah anda akan berbuat baik sebagaimana janji anda di hadapan Allah saat duduk di antara dua sujud. Sekiranya anda benar-benar melakukannya sesuai ikrar anda, maka solat anda sudah dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.

Anda selanjutnya membaca tasyahud, baik awal maupun akhir. Bacalah dengan sepenuh hati. Misalnya, ketika anda benar-benar mengetahui bahwa salam yang disampaikan kepada rasulullah secara langsung adalah benar-benar sampai kepadanya. Adakah anda menganggap bahwa nabi sudah tiada? Jika nabi masih hidup ruhnya, adakah anda yakin bahwa beliau dengan seizin Allah mendengarkan salam anda? Bagaimana sikap anda kepadanya ketika mengucapkan salam? Hanya sebatas membaca tanpa meyakini bahwa nabi menjawab salam anda?

Sampai terakhir, anda mengucapkan salam. Salam itu ditujukan kepada siapa? Apakah kepada mereka yang di sebelah anda atau kepada siapa? Anda sudah mengetahuinya? Jika belum, mengapa anda mengucapkannya? Bila anda hanya mengikuti saja, adakah bahwa setiap bacaan solat itu tidak memiliki tujuan sama sekali? Mustahil bila tanpa tujuan! Allah Azza wa Jalla memerintahkan anda untuk menyampaikan salam berarti ada sasaran yang dituju. Jika salam kepada nabi disampaikan, maka salam terakhir ditujukan kepada yang sudah meninggal atau kepada yang masih hidup? Bila anda solat sendiri, apakah salam itu ditujukan kepada anda sendiri? Tak mungkin. Lalu kepada siapa? Anda seharusnya meyakini bahwa banyak ruh-ruh yang dengan seizin Allah berada di sekitar anda. Ruh-ruh itu sangat menginginkan pemberian ucapan salam (artinya selamat) dari anda. Anda berdoa apabila menyampaikan salam. Terlebih salam dibaca di dalam solat. Anda meyakini atau bertambah bingung? Anda memang belum sampai ke situ. Solatlah dengan sepenuh hati! Insya Allah anda akan dapat merasakan solat yang sesungguhnya solat.
 
Last edited:
Pintu Surga

“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya” (al-Baqarah:25).

Anda adalah calon penghuni surga. Allah SWT menjanjikan pemberian adanya kehidupan bahagia di alam keabadian bagi siapapun yang beriman dan beramal soleh. Janji Allah Azza wa Jalla pasti benar. Siapakah yang berani berkata bahwa al-Qur’an itu hanya sihir Muhammad? Itulah orang-orang yang mengingkari kebenaran. Pahala yang dijanjikan Allah SWT bukan tidak pasti. Hanya saja anda masih meragukannya. Mengapa anda ragu? Manusia selalu berada di dalam keragu-raguan. Anda termasuk orang yang meragukan kebenaran bila anda belum bertakwa.

Anda sesungguhnya adalah manusia yang masih dibayang-bayangi rasa was-was di dalam dada. Was-was adalah bisikan setan. Cara setan menggoda manusia memang sangat kuat. Langkahnya begitu kuat mengejar anda untuk mengalahkannya. Bagaimana anda akan menyikapinya bila tanpa pertolongan Allah Azza wa Jalla? Saya adalah salah seorang yang sering mendengarkan bagaimana setan membisikkan di dada, asal anda ketahui. Alhamdulillah, Allah Azza wa Jalla senantiasa melindungi saya. Setiap saya akan menjalankan solat atau dalam keadaan apapun senantiasa memohon perlindungan kepada Allah. Anda silakan baca ayat 107 surat al-Baqarah, bahwa Allah lah yang melindungi dan menolong siapapun apabila ada yang memohonnya, “Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? Dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong”

Asal-usul adanya alam keabadian pasti bukan tidak ada yang mengetahui. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak pernah belajar untuk meyakininya. Salah satu yang sangat mempengaruhi alam-alam adalah perasaan yang sangat mengacaukan manusia dari perhatiannya kepada kebenaran Allah Azza wa Jalla. Alam-alam adalah suatu tempat keberadaan bagi setiap makhluk Allah (manusia dan jin), misalnya, di alam dunia, dan tempat-tempat lain yang tak dapat dijangkau oleh pengetahuan manusia bila tidak diberi petunjuk. Keberadaan mereka selalu dikacaukan oleh cara setan mengganggunya. Kelihaiannya, karena dia termasuk wali Allah yang akhirnya membangkang perintah Allah tidak mau sujud di hadapan Adam as., luar biasa. Pasti siapapun yang jika tidak ditolong oleh Allah selalu dijebaknya. Bagi mereka yang suka solat sekalipun, setan tetap mengganggunya. Masya Allah. Allah SWT tidak pernah membiarkan setan mengganggu mereka yang memohon perlindungan kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla akan mengusir setan dari dirinya. Allah SWT akan melindungi dari bisikan (gangguan) setan, “Dan jika syaitan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Fushshilat:36).

Anda pasti lebih mengerti daripada saya. Hanya saja, anda belum mengetahui bagaimana cara anda memohon perlindungan kepada Allah Azza wa Jalla sampai benar-benar dapat mendengar jawaban-Nya. Subhanallah, saya bukan bermaksud menunjukkan kesombongan, akan tetapi bahwa keyakinan yang sangat kuat dapat mengantarkan saya pada tingkat diperkenankan oleh-Nya mendengar langsung jawaban. Atas perkenan-Nya saja saya dapat mengetahui. Anda boleh saja meragukan pernyataan saya, karena saya mengetahui bahwa keraguan itu datangnya dari setan.

Bila anda meragukan apapun yang berasal dari dalam hati, maka anda akan menemukan kesulitan meyakini kebenaran yang disampaikan di dalam al-Qur’an. Allah SWT berfirman, “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar” (al-Baqarah:23). La ilaha illa Allah – tiada Tuhan kecuali Allah yang patut disembah oleh segenap makhluk-Nya.

Sekiranya ada manusia yang tidak lagi mau mendengarkan perkataan dari orang-orang yang sudah diberi petunjuk, maka dia selalu terombang ambing di dalam kesesatan. Allah Azza wa Jalla senantiasa memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki. Patutkah anda menantang Allah Azza wa Jalla? Saya berlindung kepada Allah Yang Maha Perkasa dari perbuatan seperti itu (naudzu billahi min dzalik). Apabila anda termasuk orang yang diberi petunjuk, maka saya pun tak akan mengabaikan pernyataan anda. Anda, saya, sesungguhnya adalah manusia-manusia yang memiliki kesempatan mendapatkan petunjuk dari Allah Azza wa Jalla. Artinya, bahwa saya dan anda adalah termasuk yang dapat dikehendaki oleh Allah Azza wa Jalla. Apakah anda meragukan pernyataan saya?

Allah SWT berjanji kepada anda dan saya akan kehidupan abadi yang bahagia apabila mau mengikuti perintah-Nya. Ini bahasa al-Qur’an yang sudah tidak ada keraguan sedikitpun. Anda dan saya, insya Allah, menjadi orang-orang diselamatkan bila sudah mengimani apapun yang difirmankan oleh Allah di dalam al-Qur’an. Namun, pertanyaan selanjutnya, adalah adakah keyakinan (keimanan) itu tertanam di dalam hati anda? Sulit bagi siapapun bila hanya sebatas melihat, mendengarkan tetapi tidak diyakini di dalam hati. Sekiranya anda hanya membaca kalimat-kalimat Allah SWT di dalam al-Qur’an tanpa meyakini kebenaran dari perkataan (firman)-Nya, maka anda pasti hanya memperoleh pahala dari membaca ayat-ayat-Nya saja. Pahala yang paling utama adalah mengakui kebenaran-Nya sampai dijalankan sebagaimana yang diajarkan di dalam firman-Nya. Apabila dikatakan di dalam al-Qur’an, apa yang akan anda sikapi, sebagaimana firman Allah berikut, “Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya” (al-Baqarah:257).

Andaikan anda berada di dalam petunjuk Allah SWT, maka anda pasti menyatakan setuju dengan yakin bahwa memang benar demikian. Selanjutnya, dengan keyakinan seperti itu, apakah anda akan menjalankan petunjuk? Artinya apakah anda akan memohon perlindungan kepada Allah Azza wa Jalla atau kepada selain-Nya? Bingung? Dalam pikiran anda, bagaimana kalau saya meminta perlindungan kepada manusia, misalnya, atasan anda? Allah SWT adalah Tuhan Yang Menguasai seluruh makhluk-Nya. Maka, apabila anda memohon kepada Allah SWT di dalam do’a anda, kemudian dalam lingkungan pekerjaan anda meminta pertolongan kepada sesama manusia, sesungguhnya karena Allah SWT telah menundukkan kepada anda manusia (atasan) itu, tetapi anda tidak menyadarinya. Apakah anda yakin? Bila masih ragu, berarti anda dikuasai oleh setan. Bila dalam kondisi seperti itu, bermohonlah perlindungan kepada Allah Azza wa Jalla, pasti anda akan dilindungi dari bisikan (gangguan) setan yang menghembuskan kejahatannya di dada anda. Bacalah surat an-Nas 3 kali, insya Allah, setan akan keluar dari dada anda. Masih ragu? Naudzu billahi min dzalik. Anda benar-benar menjadi teman setan.

Saya memohon kepada Allah Azza wa Jalla semoga anda tidak termasuk dari manusia yang dikuasai setan sehingga menjadi sahabatnya. “Duhai Allah, betapa mulia-Nya diri-Mu. Bukakan mati hati orang-orang yang merasa yakin akan kebenaran firman-Mu. Dari sisi-Mu segala kebenaran dapat dibuktikan bagi siapapun yang meragukannya. Andaikan mereka tetap saja ragu, maka sesungguhnya hanya kepada Engkau saja aku berlindung. Andai saja orang-orang mengetahui bahwa Engkau Maha Bijaksana, maka tak satu pun orang meragukan akan kebenaran-Mu. Dengan kebijaksanaan-Mu, siapapun akan menyesali perbuatannya bila Engkau singkapkan kehebatan adanya bukti nyata dari-Mu. Adakah mereka yang mengimani-Mu lalu tidak lagi beriman? Naudzu billahi min dzalik.”

Allah Azza wa Jalla akan membukakan pintu surga bagi mereka yang mengimani kebenaran-Nya, lalu merekapun menjalankan perintah dan larangan-Nya, sebagaimana petunjuk yang dijelaskan di dalam al-Qur’an. Semoga anda sampai akhir pembicaraan saya ini tidak ada lagi keraguan. Sujud syukur kepada Allah bila anda menerima keyakinan akan kebenaran Allah SWT.

____________________
Ditulis ulang dari blogku: Agama, Hati dan Ilahi
 
Akal Cerdas Awas Bisikan Setan

“Allah menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang dalam tentang al-Qur'an dan as Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugerahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)” (al-Baqarah:269).

Bacaan Selengkapnya
 
Allah Azza wa Jalla adalah Tuhan Yang Maha Kuasa atas semua makhluk-Nya. Anda adalah salah satu makhluk-Nya yang telah diberi kelebihan dalam wujud karunia berpikir karena Allah SWT menganugerahkan anda akal untuk berpikir. Allah SWT melebihkan kepada manusia dengan akalnya sebagai bukti akan kekuasaan-Nya dalam menganugerahkan berbagai karunia kepada makhluk-Nya. Anda lebih unggul dibandingkan dengan makhluk lainnya! Patutkah anda tidak bersyukur kepada-Nya? Andaikan anda tidak diberi anugerah akal oleh Allah, adakah anda dapat berbicara dengan fasih menjelaskan suatu perkara? Pasti tak mungkin! Pasti pemberian ini ada maksud dan tujuan Allah mengadakannya. Anda seharusnya sudah menjadi seorang hamba yang patuh dan ta’at apabila menggunakan akal untuk berpikir, merenungkan semua ciptaan Allah! Adakah wujud yang patut dipersembahkan kepada-Nya sebagai awal kepatuhan anda kepada-Nya? Saya melihat bahwa setiap manusia asli sebagaimana Allah berkehendak pasti akan mendirikan solat sebagai salah satu sarana berhubungan dengan-Nya dalam mengabdi (menghamba) kepada-Nya. Solat adalah salah satu media atau sarana yang digunakan untuk saling berhubungan antara seorang hamba dengan Sang Maha Pencipta! Dengan solat, anda dapat mengungkapkan semua persoalan anda kepada-Nya! Adakah yang berpendapat bahwa solat itu hanya sebuah kewajiban semata-mata tanpa dapat diwujudkan sebagai sarana saling berhubungan? Apalah artinya solat bila tidak sama sekali dapat dijadikan sebagai media hubungan antara hamba dengan Allah? Anda mendirikan solat untuk apa? Hanya sebatas memenuhi kewajiban? Kemudian bagaimana anda menghadap Allah Azza wa Jalla bila solat hanya sebagai pemenuhan kewajiban syari’at? Adakah anda menganggap bahwa solat bukanlah sebuah sarana anda untuk memohon pertolongan? Adakah anda mengetahui apa rukun solat? Adakah yang menganggap bahwa ayat-ayat al-Qur’an, seperti ayat-ayat dalam surat al-Fatihah yang seluruhnya harus dibaca karena merupakan rukun dalam solat, bukan termasuk sebagai bentuk permohonan sekaligus pernyataan akan kasih sayang Allah, kemahabesaran Allah, kekuasaan Allah, keesaan Allah, pemberian petunjuk dari Allah, dan pemberi selamat dari kesesatan (jalan yang dimurkai dan sesat)? Adakah anda beranggapan bahwa ayat “iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in” bukan sebuah pernyataan anda untuk hanya menyembah kepada Allah sekaligus permohonan anda akan pertolongan Allah? Jika bukan sebuah pernyataan dan permohonan, maka anda betul bahwa orang yang solat hanya sebatas memenuhi kewajiban semata! Adakah anda merasa bahwa sampai di situkah seorang makhluk di antara sedemikian banyak karunia yang telah dianugerahkan oleh Allah pantas bersyukur? Saya anggap anda bukan seorang hamba yang patuh dan ta’at kepada-Nya selain hanya sekadar numpang hidup di bumi Allah Azza wa Jalla! Allah SWT bukan sama sekali marah bila ada muslim yang solatnya hanya sekedar memenuhi kewajiban! Pasti akal anda yang menjadikan adanya anggapan bahwa solat fardlu tak lebih dari sebatas untuk mengurangi beban kewajiban! Bukan menganggap sebagai suatu kenikmatan berhubungan dengan Sang Pencipta! Solat yang demikian pasti tidak dapat mencapai derajat solat khusyu’ yang mengerti hakikatnya solat!

Allah Azza wa Jalla akan memberi karunia kepada seorang hamba yang senantiasa menjadikan solatnya sebagai amalan (perbuatan) manusia dalam berhubungan dengan Sang Kholik! Adakah yang dapat memaknai lain hablum minallah selain sebagai adanya hubungan yang betul-betul berhubungan antara seorang hamba dengan Allah? Adakah yang dimaksud berdo’a bukan dimaksud dengan sebuah permohonan seorang hamba kepada Allah? Adakah seseorang yang solatnya tidak diperkenankan mengajukan permohonan kepada Allah melalui hatinya? Adakah yang dapat melarang hati juga seharusnya berkata-kata sebagaimana lisan dalam solat? Adakah yang dapat menyimpulkan bahwa solat itu hanya perbuatan lahir semata-mata? Adakah yang memandang bahwa solat itu bukan konsumsi hati dalam pelaksanaannya? Haruskah hati diam pada saat lisan anda memohon pertolongan kepada Allah (iyyaka nasta’in)? Adakah hati anda cukup menjadi saksi saja tanpa diikutkan untuk memohon kepada Allah saat lisan anda mengucapkan “ihdinash shirathol mustaqim”? Patutkah bahwa lisan adalah satu-satunya bagian dari diri anda yang hanya mewakili anda dalam berhubungan dengan Allah? Hati atau ruh anda adalah sesungguhnya anda sendiri, bagaimana anda menyikapi terhadap anda sendiri sesudah ajal menjemput anda? Adakah yang menganggap bahwa pada saat menghadap Allah di alam keabadian ruh anda tidak dimintai pertanggungjawaban? Atau anda menganggap bahwa fisik atau jasad anda yang bertanggung jawab? Saya yakin anda akan menjawab bahwa ruhlah yang bertanggung jawab! Lalu mengapa anda membiarkan ruh atau hati anda sama sekali tidak pernah diajak untuk bersama-sama dengan jasad anda dalam menghadap kepada Allah? Adakah anda menganggap bahwa ruh itu adalah bukan dari diri anda? Apakah ruh itu adalah anggota dari diri anda yang cukup berdiam saja dibiarkan pergi ke mana-mana tanpa tahu tujuan? Apakah anda dapat hidup tanpa ruh? Apakah selama ini anda hanya berdoa’a cukup di lisan? Pertanyaan terakhir: Apakah selama anda solat sama sekali tidak pernah mengajak hati atau ruh anda merendah tersungkur bersama wajah anda dan menangis memohonkan ampunan di hadapan kemahabesaran Allah?

Apabila anda sudah mampu menjawab dengan sangat jujur sesuai hati anda, maka itulah anda di hadapan kebesaran Allah! Anda ada karena Allah Ada. Pasti anda tiada jika Allah berkehendak meniadakan anda! Sudahkah anda siap bila Allah memanggil anda menghadap di hadirat-Nya? Siapakah yang akan menghadap kepada-Nya, jasad atau hati (ruh) anda?


Mengutip firman Allah, "Peliharalah semua shalatmu dan shalat wustha.Berdirilah untuk Allah (dalam shalat) yang khusyu" (Qs.Al-Baqarah/2:238). Ini adalah penegasan dari Allah ttg kewajiban dan keharusan memelihara dan menjaga shalat, baik dzahir maupun batin.
Menurut Syaikh 'Abd Al-Qadir Al-Jailani,secara lahir shalat dilakukan dengan berdiri,membaca Al-Fatihah,sujud,duduk dan sebagainya yang melibatkan keseluruhan anggota badan. Inilah shalat jasmani dan fisik,karena semua gerakan badan berlaku dalam shalat dan dalam ayat tsb disebut shalawati yang berarti jamak.Dan ini disebut bagian lahiriyah shalat yang mencakup segala syarat sah dan rukun serta sunah2 yg harus ditunailkan.
Bagian kedua adalah tentang shalat wustha. Yang dimaksud secara sufistik adalah shalat hati yg bersifat spiritual.Wustha, dapat diartikan pertengahan atau tengah2.Karena hati terletak ditengah,maka dikatakan shalat wustha sebagai shalat hati.Tujuan shalat ini adalah untuk mendapatkan kedamaian dan ketrentaman hati.Hati terletak ditengah2 antara kiri dan kanan,antara depan dan belakang,atas dan bawah,baik dan jahat.Hati menjadi titik tengah poin pertimbangan.Hati juga diibaratkan berada diantara dua jari Allah,dimana Allah membolak-balik kemana saja yg ia kehendaki.
Shalat dan ibadah yg sebenarnya adalah shalat serta ibadahnya hati. Bila hati
lalai dan tidak khusyuk,maka jasmaniahnya akan berantakan.Kalau hati tidak khusyuk,maka hal itu idak bisa disebut shalat. Urgensi kekhusyukan ini berhubungan dengan inti shalat sebagai doa.. Doa atau munajat,bukan sekadar permintaan hamba kepada Allah,akan tetapi juga sebagai arena pertemuan.Dan tempat pertemuan itu adalah hati.
Jika shalat dari sisi jasmaniah fisik memiliki keterbatasan dalam semua hal;tempat,waktu,kesucian badan,pakaian dsb,maka shalat dari sisi ruhaniah tidak terikat oleh ruang dan waktu.Shalat ini dilakukan terus menerus sejak didunia hingga akhirat. Mesjid untuk shalat ruhani terketak dalam hati,jamaahnya terdiri dari anggota batin atau daya ruhaniah yg berdzikir dan membaca al-asma' al-husna dalam bahasa ruhaniah.Imam dalam shalat ruhani adalah kemauan dan keinginan (niat) yang kuat. Dan kiblatnya adalah Allah.
Demikian kami nukilkan sebagian kecil dari penjelasan Syaikh 'Abd Al-Qadir Al-Jailani.
 
Mengutip firman Allah, "Peliharalah semua shalatmu dan shalat wustha.Berdirilah untuk Allah (dalam shalat) yang khusyu" (Qs.Al-Baqarah/2:238). Ini adalah penegasan dari Allah ttg kewajiban dan keharusan memelihara dan menjaga shalat, baik dzahir maupun batin.
Menurut Syaikh 'Abd Al-Qadir Al-Jailani,secara lahir shalat dilakukan dengan berdiri,membaca Al-Fatihah,sujud,duduk dan sebagainya yang melibatkan keseluruhan anggota badan. Inilah shalat jasmani dan fisik,karena semua gerakan badan berlaku dalam shalat dan dalam ayat tsb disebut shalawati yang berarti jamak.Dan ini disebut bagian lahiriyah shalat yang mencakup segala syarat sah dan rukun serta sunah2 yg harus ditunailkan.
Bagian kedua adalah tentang shalat wustha. Yang dimaksud secara sufistik adalah shalat hati yg bersifat spiritual.Wustha, dapat diartikan pertengahan atau tengah2.Karena hati terletak ditengah,maka dikatakan shalat wustha sebagai shalat hati.Tujuan shalat ini adalah untuk mendapatkan kedamaian dan ketrentaman hati.Hati terletak ditengah2 antara kiri dan kanan,antara depan dan belakang,atas dan bawah,baik dan jahat.Hati menjadi titik tengah poin pertimbangan.Hati juga diibaratkan berada diantara dua jari Allah,dimana Allah membolak-balik kemana saja yg ia kehendaki.
Shalat dan ibadah yg sebenarnya adalah shalat serta ibadahnya hati. Bila hati
lalai dan tidak khusyuk,maka jasmaniahnya akan berantakan.Kalau hati tidak khusyuk,maka hal itu idak bisa disebut shalat. Urgensi kekhusyukan ini berhubungan dengan inti shalat sebagai doa.. Doa atau munajat,bukan sekadar permintaan hamba kepada Allah,akan tetapi juga sebagai arena pertemuan.Dan tempat pertemuan itu adalah hati.
Jika shalat dari sisi jasmaniah fisik memiliki keterbatasan dalam semua hal;tempat,waktu,kesucian badan,pakaian dsb,maka shalat dari sisi ruhaniah tidak terikat oleh ruang dan waktu.Shalat ini dilakukan terus menerus sejak didunia hingga akhirat. Mesjid untuk shalat ruhani terketak dalam hati,jamaahnya terdiri dari anggota batin atau daya ruhaniah yg berdzikir dan membaca al-asma' al-husna dalam bahasa ruhaniah.Imam dalam shalat ruhani adalah kemauan dan keinginan (niat) yang kuat. Dan kiblatnya adalah Allah.
Demikian kami nukilkan sebagian kecil dari penjelasan Syaikh 'Abd Al-Qadir Al-Jailani.


Subhanallah, la ilaha illallah, la quwwata illa billah. Sekiranya anda berada di dekat saya, maka insya Allah saya akan mendo'akan untuk anda! Akan tetapi, anda jauh secara lahir. Saya merasakan bahwa anda dekat dalam pelukan ilahi! Saya hampir tak berpikiran selain menyimak suara hati saat membaca ajaran yang mulia tuanku Syeikh Abdul Qadir Jaelani yang anda tukil dalam kotak komentar.

Anda berupaya untuk memahami apa makna solat yang sesungguhnya dan ternyata benar begitu. Tidak salah apa yang disampaikan beliau sebagaimana yang anda tukil, bahwa solat wustha adalah solat hati yang letaknya berada di tengah-tengah seperti layaknya anda berada di antara dua orang teman anda (saya mengumpamakannya demikian!). Allah Azza wa Jalla sangat menyukai bila solat yang dilakukan dengan sepenuh jiwa sampai membekas dalam qalbu (hati sanubari)! Solat secara syar'i sudah sangat jelas dapat disaksikan oleh penglihatan mata manusia; sesuai dengan rujukan mazhab yang diyakininya. Anda solat sebagaimana rasul Allah saaw solat! Anda solat secara syar'i pasti merujuk kepada sebuah keyakinan mazhab anda! Tak masalah bila keyakinan anda begitu!

Solat yang diharapkan adalah solat yang membekas sampai anda mendapati Allah sedang melihat anda! Saya meyakini bahwa solat khusyu' akan mantap bila disaksikan secara langsung oleh Dia dalam penglihatan mata hati anda! Solat anda bahkan menjadi istimewa! Sebaiknya memang harus begitu. Bukankah, sebagaimana tukilan pernyataan tuanku Syeikh Abdul Qadir Jaelani, solat merupakan arena pertemuan antara anda dengan Dia? Maka memang seharusnya bahwa anda memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah bersama anda! Anda pun demikian bahwa anda juga berada bersama-Nya! Pertemuan antara seorang makhluk Allah dengan Dia sebagai Allah Yang Maha Pencipta! Seperti itulah solat!

Solat wustha mengharuskan anda untuk berada di wilayah goib! Di manakah hati berada? Saya mengatakan hati, bukanlah hati dalam pemahamn sebagai segumpal darah dalam tubuh anda! Akan tetapi, hati yang saya maksud adalah ruh! Semestinya bila solat harus dilakukan di wilayah hati, maka sesungguhnya solat itu tidak semata-mata lahir, akan tetapi (lebih utama) juga goib (batin). Siapakah ruh itu? Ruh adalah anda yang sesungguhnya saat nanti berada di alam keabadian! Ruh yang saat ini berada di dalam jiwa anda adalah juga anda yang sejati! Bila anda sejati juga ikut solat, maka anda pasti akan mendapati Dia yang berada di wilayah yang tak dapat dijangkau oleh penglihatan mata lahir anda! Mata hati andalah yang akan menyaksikannya dengan seizin Dia Yang Maha Mulia!

Apabila dalam tulisan saya, bahwa solat itu dapat dijadikan sebagai tempat anda meminta atau memohon, maka tentu saja dapat karena solat adalah do'a dan do'a adalah permohonan atau permintaan! Sebagai hamba, anda diberi hak untuk memohon kepada-Nya di dalam solat anda! Bukankah ada kesempatan anda sedang bertemu dengan Allah? Apabila anda sudah merasa bahwa cukup Allah menolong anda karena apa pun yang berasal dari sisi-Nya adalah yang terbaik, maka anda tidak perlu menyampaikan permohonan! Allah pun pasti akan menyiapkan segala sesuatu yang anda butuhkan sebagaimana yang dikehendaki-Nya! Anda sudah berada pada tingkat berserah diri kepada Allah! Keinginan anda hanya cukup sebatas memenuhi hajat hidup yang patut sebagai manusia yang tidak selalu merasa kurang!

Saya merasa berterima kasih bahwa anda sudah menyimak tulisan saya! Bagaimana pun saya adalah manusia seperti anda! Apa pun yang saya ungkapkan dari dalam hati pasti itu karena petunjuk dari Dia Yang Maha Suci. Tanpa Dia, masya Allah mustahil saya dapat menulis sesuatu yang tidak ada rujukan (referensi) sebagaimana anda! Semua ini hanya luncuran yang datangnya dari dalam hati, bukan tukilan dari siapa pun selain mengandalkan dari petunjuk Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Bijaksana! Sekali lagi, saya menyampaikan terima kasih atas respon anda! Sekalian saya ingin mengajak anda membaca tulisan-tulisan saya di blogku: Agama, Hati dan Ilahi
 
Asal Usul Manusia Suci


“Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (al-Baqarah:32).

Adakah yang memahami bagaimana Allah SWT menciptakan manusia asal mulanya? Anda sudah mengetahui bahwa Adam as. adalah manusia pertama yang diciptakan Allah Yang Maha Suci sesudah ada makhluk lain yang diciptakan-Nya, yaitu ‘makhluk langka’ yang berada di alam dunia sebagai penghuninya. Ketika para malaikat menyangsikan Adam as. ditunjuk sebagai khalifah pertama di muka bumi, Allah Azza wa Jalla menegaskan bahwa Dia lebih tahu dari apa yang tidak diketahui malaikat mengenai tujuan Allah berbuat sebagaimana kehendak-Nya. Ayat tentang kedudukan manusia sebagai khalifah adalah sangat masyhur sebagaimana difirmankan oleh Allah pada surat al-Baqarah ayat 30, “Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Bahkan Allah berfirman kepada Adam mengenalkan apapun yang berada di alam dunia asal-usul adanya benda-benda di bumi, para malaikat pun tidak mengetahuinya. Allah Azza wa Jalla adalah Tuhan Yang Maha Mengetahui segala sesuatu baik yang ada di dunia maupun yang berada di wilayah yang tak terlihat oleh pandangan mata lahir. Allah secara langsung memperkenalkannya kepada Adam as. lalu memberitahukan kepada para malaikat tentang nama-nama benda yang masih asing. Malaikat akhirnya berkata kepada Allah bahwa Allah mengetahui apa yang diajarkan kepada Adam dan kepada mereka, sebagaimana firman-Nya, “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!" (al-Baqarah:31). Maka, berkatalah para malaikat sebagaimana ayat 32 surat al-Baqarah tersebut di atas.

Adakah manusia, selain nabi Adam as. dan para nabi lainnya termasuk Rasulullah Saaw., mengetahui sesuatu yang belum diperkenalkan oleh Allah, sedangkan malaikat saja sebagai hamba yang patuh dan ta’at kepada-Nya berkata tidak tahu? Ketika saya mengatakan bahwa manusia suci adalah manusia yang disebabkan oleh perbuataanya sendiri, adakah yang menyangkal sebelum anda mengetahuinya langsung yang dikabarkan di dalam hati? Sebagaimana nabi Allah Adam as. yang adalah juga manusia tidak mengetahui kalau bukan karena Allah mengajarkannya, adakah manusia selain nabi tidak diajarkan oleh Allah sesuatu yang belum diketahuinya? Saya dan anda adalah juga manusia, adakah keragu-raguan bahwa Allah sangat mungkin mengajarkan langsung kepada manusia selain nabi? Anda boleh jadi bertanya, tidak cukupkah kita memiliki al-Qur’an dan hadits nabi Saaw? Anda benar, bahwa keduanya memang sudah sangat cukup sebagai pedoman kaum bertakwa yang meyakini (beriman) kepada yang goib, menunaikan solat dan mengeluarkan sebagian rezeki yang diterimanya dari Allah (al-Baqarah:2-3). Manusia justru dilahirkan sebagai makhluk untuk mengetahui bagaimana Allah Azza wa Jalla menjelaskan semua persoalan hidup di dunia dan akhirat agar menjadi pedoman atau pegangan hidup orang-orang yang beriman.

Anda sebagai umat nabi Muhammad Saaw. pastinya sangat yakin bahwa Allah SWT mengajari kepada umat Rasulullah Saaw yang selalu khidmat menunaikan apapun yang diperintahkan dan dilarang Allah. Anda mengetahui bahwa rasul Allah pasti senantiasa memohon kepada Allah untuk umatnya agar menjadi umat yang bertakwa. Gairah anda menemui rasul Allah seharusnya seperti beliau kepada umatnya. Adakah anda yakin bahwa ketika anda menyampaikan salam langsung kepada beliau pada tahiyat akhir adalah menyampaikan kepada beliau sebagaimana beliau masih hidup? Bukankah ruh suci beliau masih hidup dan dapat berhubungan dengan umatnya? Atau, anda memang tidak meyakini tentang hal demikian? Jika anda mengucapkan salam langsung kepada beliau, apakah rasul Allah diam tidak menjawab? Bagaimana dengan adanya ayat al-Qur’an yang disebutkan di dalam surat Ali Imron ayat 169, seperti yang pernah saya sampaikan terdahulu? “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa orang-orang yang gugur sedang mereka masih berada di jalan Allah, diangkat oleh Allah ruhnya ke dalam kelompok orang-orang yang mendapatkan rezeki atau surga di alam barzakh. Bila seseorang yang sedang berada di jalan Allah saja adalah orang yang dijamin masuk surga, apalagi beliau rasul Allah. Lalu, adakah di antara beliau hadir di dalam hati (ruh) anda? Adakah hati kita sesungguhnya telah mati atau hidup? Anda pasti menjawab bahwa hati tidak akan pernah mati, selain bahwa setiap manusia ada yang di dalam hatinya ada penyakit dan ada yang selalu berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla. Andaikan hati anda tidak pernah berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla, adakah yang dapat menjamin anda tidak diganggu oleh setan laknatullah ‘alaih? Semua hati yang kosong dari mengingat Allah Azza wa Jalla pasti dijamin akan sering gelisah bila dihadapkan dengan persoalan hidup. Hati menjadi ukuran kejiwaan seseorang merasakan bahagia dan gelisah dalam melakoni hidup di dunia. Dari hati pula orang akan dihadapkan kepada perbuatannya sendiri. Anda akan menjadi manusia yang tenang hatinya bila selalu mengingat Allah dan, insya Allah, anda akan diajak oleh ruh-ruh suci mengarungi kehidupan di alam keabadian. Sulit anda akan meyakini apa yang saya sebutkan bahwa hati atau ruh anda akan berada di dunia yang tak dapat dijangkau oleh pandangan mata lahir.

Sekiranya anda mengoptimalkan hati sebagai sandaran dalam berpikir, maka otak tidak merasakan pusing dan merasa terbebani. ‘Dunia lain’ yang berada jauh dari dunia lahir bukan berarti tiada dari hati anda. Justru di sanalah ‘dunia lain’ itu berada. Anda dapat merasakan bagaimana rasa bahagia selalu berada di hati (ruh) anda, bukan di akal anda yang berada di dunia lahir? Berulang saya menyebut tentang keberadaan otak disebabkan oleh banyaknya orang yang sering menggunakan akal tapi tak dapat mengobati hati yang luka. Mengapa demikian? Kalau anda yakin, otak sebenarnya adalah produk hati yang berada di balik realitas yang karenanya akal menjadi hidup. Maka, bila anda menggunakan akal, tak lebih hanya sebatas menggunakannya di wilayah lahir saja. Akal tak mampu menjangkau apa yang tak tampak; apa ada akal mampu menembus ‘dunia lain’? Karena itu, lebih baik anda mengurangi kebiasaan mengandalkan akal. Segeralah beralih ke hati anda.

Saya merasa yakin bahwa hati memiliki peran yang sangat mempengaruhi kebiasaan anda dalam menghadapi permasalahan. Hati yang tenang tidak akan melahirkan kegelisahan. Hati atau ruh suci yang saat ini sedang berada di alam barzakh, yang sedang menikmati kebahagiaan di surga alam barzakh, lebih dapat memahami apa yang ada di dunia lahir ketimbang mereka yang sekarang masih berada di dunia. Ruh suci sesungguhnya adalah ruh orang-orang bertakwa, seperti halnya rasul Allah Saaw. Adakah, sekali lagi, anda menyangsikan bahwa rasul Allah tidak hidup ruhnya sehingga tidak dapat berhubungan dengan umatnya yang masih hidup di dunia? Adanya pemikiran yang mengatakan bahwa tak mungkin ruh yang sudah di alam barzakh itu dapat berhubungan dengan yang masih hidup, tiada lain karena dia belum mampu menjangkaunya. Lalu mengapa Allah menurunkan malaikat dan ruh suci pada malam al-Qadar? Siapakah ruh suci itu? Adakah dia malaikat? Atau ruh suci itu adalah bukan ruh orang-orang yang bertakwa dari kalangan rasul, nabi, wali, dan apa kalau begitu? Adakah yang mengatakan bahwa anda adalah manusia biasa sehingga ruh anda tidak mungkin dihampiri oleh ruh suci? Malaikatkah ruh suci itu yang sementara ini anda mengetahuinya dari seorang ahli tafsir? Jika Jibril adalah malaikat, mengapa disebut ada ruh suci? Anda begitu teraniaya oleh tafsir yang tidak mendasarkan kepada pemaknaan ayat suci tersebut. Asal diketahui saja, bahwa ruh suci itu bukan malaikat Jibril, melainkan para rasul, para nabi, dan para wali Allah yang saat ini berada di surga alam barzakh. Jika anda merasa ragu akan pernyataan saya, apa yang dapat anda buktikan bahwa ruh suci itu malaikat Jibril? Anda tidak perlu menyebut tafsir siapa pun, kecuali anda mendapatinya dari pemaknaan anda sendiri. Jika menyandarkan kepada tafsir seseorang, maka anda saya anggap tidak mampu menunjukkan bukti-bukti yang kuat. Adakah anda mendapati dari anehnya penafsiran bahwa ruh suci sebagai malaikat Jibril? Sekiranya anda merasa aneh, maka anda sama seperti saya. Akan tetapi, bila sebaliknya, anda merasa bahwa tafsir itu benar, saya menganggap anda aneh. Saya tidak menganggap takjub kepada anda bila anda mengagumi ahli tafsir tersebut, sebaliknya saya merasa anda harus menghadap kepada Allah untuk diberi petunjuk, betulkah ruh suci itu malaikat Jibril? Anda ada karena Allah mengadakannya. Adanya anda di dunia lahir dapat hidup karena adanya ruh yang menjadikannya anda dapat bergerak. Jika ruh anda tidak bersama dengan fisik anda, maka tiada pula gerak fisik anda. Jadi, yang dapat menghidupkan anda apakah fisik atau ruh anda? Anda pasti tahu jawabannya! Akan tetapi, seandainya ruh anda ada yang menemui anda dari kalangan ruh suci, adakah anda mengetahui bahwa itu tidak mungkin? Tidak mungkin itu menurut akal anda, tetapi menurut ruh anda pasti dapat. Akal berfungsi karena ruh, maka bila akal berkata tidak, sedangkan hati menjawab benar, maka apakah anda akan mengikuti akal atau hati?

Lingkungan anda sangat kuat membentuk cara anda berpikir. Anda awalnya tidak menyadari bahwa hal seperti itu dapat terjadi. Anda baru merasakan setelah lebih lama berinteraksi dengan lingkungan. Bila lingkungan anda adalah pondok pesantren, maka cara berpikir anda pasti diwarnai oleh lingkungan pondok pesantren. Bila anda orang gedongan, pasti berpikir anda mengikuti gaya orang gedongan. Andaikan anda dari kalangan oang kantoran (pemerintah atau perusahaan), maka anda pun terimbas oleh pergaulan lingkungan kantor anda. Jika anda seorang penulis, pikiran anda juga banyak dipengaruhi gaya berpikir seorang ahli yang menjadi rujukan anda. Lalu, cara anda berpikir sejalan dengan ruh anda seperti apa? Anda mengenal ruh anda? Mengapa anda tidak mengenal ruh anda sendiri yang akan membawa anda ke alam keabadian? Anda memiliki ruh, tapi tidak tahu ruh anda, bagaimana itu dapat terjadi? Jadi, selama ini anda memiliki mobil, tapi tidak tahu mobil anda? Atau, anda memiliki istri, tapi tidak tahu istri anda? Apa bedanya antara anda dengan aqua? Anda dapat menikmati aqua, tetapi aqua anda biarkan begitu saja tanpa menyimpannya dengan benar agar air mineral itu dapat dirasakan untuk kesegaran tubuh anda. Aqua mungkin anda buang, tak akan protes, tetapi anda kehilangan air yang menyegarkan. Anda membutuhkan air mineral pada saat anda haus. Anda memerlukan air menyegarkan ketika anda mendambakan sejuknya tenggorokan. Anda sangat menyukai air yang menyehatkan. Anda boleh jadi menanyakan apa yang dimaksud aqua dengan anda, bagaikan aqua hanya satu-satunya yang akan menolong anda di saat anda kehausan? Seperti itukah hubungan antara anda dengan ruh anda? Kalau anda sangat merasakan haus karena tidak ada air yang anda minum, maka air tidak mungkin membutuhkan anda karena anda haus. Maka, jika anda menyimpan aqua dengan baik, suatu saat anda haus dapat mengambilnya untuk anda minum. Kalau anda haus lalu tidak ada air, apa yang terjadi dengan anda? Anda beli? Beli di mana bila anda berada di padang pasir? Anda tidak mungkin menemukan warung di padang pasir! Ruh anda di alam keabadian sangat menolong anda di saat anda berada di padang mahsyar yang sangat lapang. Bila ruh anda tidak diabaikan selama anda di dunia, maka insya Allah anda akan ditolong oleh dia. Siapakah sebenarnya ruh anda itu? Ruh anda adalah anda sendiri. Allah Azza wa Jalla akan menghidupkan anda kembali untuk kedua kalinya, sebagaimana firman Allah berikut, “Hanya kepada-Nya-lah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar daripada Allah, sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali, agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal shaleh dengan adil. Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan adzab yang pedih disebabkan kekafiran mereka” (Yunus:4).

Asal usul manusia suci adalah anda berada di dunia dengan ruh suci, yaitu ruh yang digunakan sebagai teman abadi di wilayah tak tampak, sebagai anugerah dari Allah Azza wa Jalla karena kedekatannya dengan-Nya. Allah Azza wa Jalla akan menghidupkan ruh suci sebagai wujudnya yang asli sebagaimana anda di dunia. Anda adalah anda bila anda suci ruhnya di alam keabadian. Anda menjadi bukan anda apabila ruhnya tidak dijaga sejak masih bersama fisik anda. Anda adalah seadanya anda di penghujung dunia apabila ruh anda diajarkan nilai-nilai kebenaran Allah seadanya di dalam al-Qur’an dan hadits rasul-Nya. Anda masih belum tertarik?

Saya akan menulis sebuah syair untuk anda. Syair tentang anda dan ruh anda. Semoga anda akan berpikir bahwa hidup anda tidak sebagaimana yang anda saksikan, kecuali fatamorgana.

Anda Adalah Anda

Anda adalah anda sekiranya anda mau mengikuti-Nya,
Anda menjadi bukan anda apabila tidak meyakini-Nya,
Anda adalah bukan anda sesungguhnya apabila menjauh dari-Nya,
Anda pada akhirnya ditentukan bagaimana amal anda.

Siapakah anda?
Anda tak lebih makhluk yang hina,
Makhluk seperti apa anda?
Bergantung kepada hati anda.

Manusia awalnya,
Allah Sang Penciptanya,
Diingatkan agar sadar akan hakikatnya sebagaimana seharusnya,
Anda terbujuk rayu setan dengan nafsunya angan-angan aslinya.

Apakah ada anda di alam fana?
Anda hanya sementara asal usulnya,
Allah sudah menerangkan di dalam ayat suci-Nya,
Anda bercabang hatinya, ada dunia ingin akhirat, bagaimana jadinya?



______________________
Ditulis ulang dari blogku: Agama, Hati dan Ilahi
 
Aku, Engkau dan Dia

Allah adalah nama dzat (ismu dzat) Tuhan Yang Maha Pencipta memiliki beberapa sebutan atau nama-nama yang baik (asmaul husna) sebanyak 99. Nama-nama tersebut digunakan oleh Allah SWT untuk mengagungkan Dia. Aku sebenarnya adalah Dia, Allah Azza wa Jalla. Allah ada kalau Dia senantiasa bersama Engkau. Allah itu bukan Allah Yang tidak ada Aku kecuali Dia, tetapi Allah itu adalah Allah Yang tidak ada Tuhan selain Dia. Anda tahu di mana Aku? Pasti tidak tahu. Di mana keberadaan-Nya bukan persoalan buat insan yang tak ada Aku di dalam dirinya. Anda bukanlah orang yang disayang oleh Allah kalau tidak ada Dia menjadi Engkau Yang senantiasa mengagungkan Aku. Anda pasti bingung menangkap semua kalimat ini. Mengapa? Karena anda bukanlah Dia Yang senantiasa memuji Engkau sebagai Aku. Akal bagaimana engkau menangkap-Ku? Aku tidak bersamamu, akal!

Anda sebenarnya pusing jika semata-mata mengandalkan akal, tidak mencoba memahaminya lewat perantaraan hati. Akal itu hanya mengerti dengan kata-kata yang ril. Kata-kata atau kalimat abstrak sangat sulit ditangkap. Padahal sesuatu yang abstrak menjadikan yang ril mudah dipahami. Bila selalu ril dan mengabaikan yang abstrak, justru di situlah akal tak mampu melampaui semuanya. Maka, bahwa akal sesungguhnya hanya mampu sebatas yang ril memang benar ada-Nya. Anda pasti belum memahami kata ‘ada-Nya’ dalam kalimat tersebut. Anda sementara ini selalu mengatakan: ‘benar, memang begitu ada-Nya’. Kalimat yang anda pakai tidak disadari bahwa adanya adalah ada-Nya. Ada menunjuk kepada Allah SWT. Semua yang ada tak mungkin ada bila tidak ada Dia, Allah Yang Maha Ada. Dia adalah kedudukan Allah yang diganti dengan ‘Nya’. Kata ganti Dia adalah ‘Nya’ mengisyaratkan bahwa Dia benar-benar ada dalam kalimat tersebut.

Subhanallah, anda mulai bertambah pusing! Sekali lagi, cobalah menggunakan hati, jangan terus menerus menggunakan akal ketika membaca kalimat-kalimat seperti di atas! Sekalipun akal anda cerdas, bila memahami perkataan Allah jangan selalu mengabaikan hati. Menemukan pemahaman atas kalimat-kalimat Allah harus dengan hati yang tenang, tidak dengan dalam keadaan hati yang gelisah. Lama akan memahaminya bila dalam hati yang kosong dari mengingat nama-Nya. Anda bukan tidak mengerti, akan tetapi tidak memahami secara mendalam apa yang sesungguhnya dari semua itu (kalimat-kalimat Allah). 'Anda diam, Allah ada. Anda ada, Dia diam.' Kalimat ini sulit dipahami! Anda akan mudah memahami bila bertanya kepada hati. ‘Hai hati, aku tak memahami apa makna dari kalimat tersebut, beritahukan aku!’ Maka, insya Allah, anda akan mendapati apa yang anda inginkan. Secara hati, kalimat tadi memiliki makna (bukan tafsir) sebagai berikut: ‘Anda diam bermakna anda tak pernah berbuat sesuatu tentang yang diperintahkan oleh Allah SWT. Sementara Allah adalah Tuhan Yang senantiasa ada di manapun. Allah Azza wa Jalla tidak akan diam bila anda berbuat sesuai dengan perintah-Nya. Maka, anda ada apabila Ada-Nya Allah yang berdiam di hatimu. Sangat mudah bagi Allah untuk berbuat sebagaimana kehendak-Nya.’

Bagaimana menurut anda? Perhatikan pemaknaan kalimat tersebut ketika hati memberitahu apa yang sebenarnya dari kandungan kalimat tersebut. Anda tak akan pernah memahami bila selalu menggunakan akal untuk menjangkaunya! Akal anda tak lebih mengikuti bagaimana yang mengajak. Bila ‘petunjuk’ yang mengajak, maka akal menjadi cerdas dengan tunduk kepada Allah Azza wa Jalla. Tetapi, sebaliknya, bila setan yang mengajak, maka akal akan menjelaskan dengan penuh tipu daya. Akal tidak mengakui apa yang datangnya dari hati apabila setan sudah menguasainya. Sebaliknya, bila hati menjadi imam dalam diri, maka akal mengimaninya dengan segenap hati yang menjadi imamnya dalam jiwa. Allah Azza wa Jalla akan senantiasa membimbing akal yang patuh kepada perintah-Nya dan yang menjauhi larangan-Nya. Allah Azza wa Jalla menunjukkan jalan terbaik bagi akal apabila dia mau mengikuti hati yang telah diberi petunjuk. Anda takkan mampu mengetahui sesuatu pun bila tiadanya pentunjuk dari Allah yang dipancarkan ke hati anda. Mengetahui sesuatu sama sekali bukan pekerjaan mudah. Terkadang anda dapat mengetahui sesuatu karena ada yang memberi tahu. Tetapi, anda sendiri jarang mengetahuinya secara langsung. Sebagai contoh, suatu ketika anda menulis tentang ilmu fisika. Anda sedang menggeluti bidang tersebut di kampus, sementara ilmu fisika yang anda pelajari berasal dari teori newton. Kemungkinan besar, anda pasti tidak akan mengetahui bila bukan karena dosen anda yang memberi tahu atau penulis buku yang menjelaskan teori newton tersebut. Sebab anda pasti tidak mungkin menemui newton yang sudah meninggal. Saya juga tidak mungkin mengetahui apa yang saya tulis bila bukan karena adanya pesan-pesan yang muncul dari dalam hati, karena saya sudah tidak pernah membaca buku agama. Saya hanya menuliskan apapun yang ada dari dalam hati. Saya mengetahui karena ada yang memberi tahu, bukan produk saya (akal). Akal saya sudah tak mampu mengurai kalimat yang isinya berkaitan dengan petunjuk Allah. Demi Allah, saya menyampaikan ini dengan sesungguhnya. Kalau saja ada di antara pembaca ingin mengetahui bagaimana saya menulis secara langsung, anda mungkin takjub dan heran. Sebab ketika saya menulis tak ada satu pun buku-buku di meja yang bertelekan. Saya hanya menyandarkan dari dalam hati dan digital al-Qur’an yang membantu saya dapat menuangkan ilmu Allah ini. Jadi, saya sendiri betul-betul dari sudut pandang akal tidak dapat mengerti mengapa terjadi. Artinya, saya hanya tahu setelah semua tertulis di notebook atau komputer. Tulisan ini bukan hasil karangan akal, tetapi menyandarkan kepada petunjuk dari dalam hati. Believe it or not, I don’t care. Whatever I take from my heart, I have to write it. This is what someone says the giving from Allah about something which I don’t know. Alhamdulillah, saya mensyukuri karunia ini.

Anda, sekali lagi, hanya mengetahui setelah diberitahu. Anda tahu bukan karena akal anda. Akal berfungsi menampung informasi, mengolahnya, menganalisa, lalu menyimpulkan. Tetapi, awalnya, informasi itu bukan produk akal, melainkan berasal dari yang mempunyai informasi. Oleh karena itu, anda tidak semestinya bangga dengan semua produk akal anda. Karena akal kalau tidak ada informasi tak mungkin berfungsi sebagaimana seharusnya. Secara kebetulan, informasi yang anda peroleh selalu di wilayah lahir (alam dunia yang tampak). Anda sesungguhnya mendapati informasi itu sebagai karunia juga, meski datangnya bukan dari hati. Hanya saja, kewaspadaan terhadap informasi itu patut anda pertimbangkan. Sekali lagi, anda sesungguhnya tidak mengetahui apa-apa kalau tidak diberitahu atau mencari tahu tentang sesuatu yang anda perlukan itu. Jadi, peradaban umat manusia sesungguhnya bukan produk manusia saat ini, melainkan produk para pemikir terdahulu yang telah menghasilkannya. Saat ini, produk-produk itu dikembangkan lebih jauh mengikuti perubahan global yang sangat membutuhkan komunikasi lintas negara dan budaya. Ilmu matematika, ilmu elektronik, ilmu fisika, ilmu komunikasi, ilmu astronomi, ilmu peradaban, ilmu logika, ilmu metafisika, ilmu geologi, ilmu kedokteran, dan ilmu-ilmu lain, sesungguhnya telah ada jauh sebelum ada sekarang ini. Maka, sejalan dengan kebutuhan umat manusia, Allah Azza wa Jalla telah menyediakan seluruh keberadaan ciptaannya, baik di langit maupun di bumi, untuk menjadi bahan pemikiran bagi orang-orang yang berakal yang meyakini akan kebenaran Allah sebagai Yang Menjadikan semua ini terjadi. Are you sure whatever I ‘ve said about it all?

Aku adalah Engkau yang berada di wilayah-Ku. Apapun yang Aku kehendaki adalah itu kekuasaan-Ku, bukan milik makhluk-Ku. Aku bukan kamu, dan Dia juga bukan dirimu. Tetapi, aku adalah Diri-Ku bila Aku sayang kepadanya. Dia bukan engkau, tetapi aku adalah Dia sekiranya Allah berada di dalam dirinya. Allah bukan seperti dia, tetapi Dia adalah aku dalam pandangan-Nya. Allah Azza wa Jalla bukan Allah Yang Aku adalah dia, melainkan Dia adalah Allah Azza wa Jalla yang bersamanya. ‘Saya bukan kamu, tetapi dia adalah aku, maka aku pasti adalah dia yang bukan saya maupun kamu,’ bagaimana anda memaknainya? Apakah akal anda dapat memahami secara langsung semua uraian tersebut? Semua yang diungkapkan bukan produk akal, melainkan produk hati. Anda pasti mengerti apa yang diuraikan di atas apabila saya memberitahukannya. Anda yakin? Sekiranya tidak ada informasi, apakah akal anda dapat menangkapnya? Pertama, bisa saja anda mengerti kalau anda sudah pernah membaca tulisan para ahli tasawuf. Anda sesungguhnya mengetahui karena sudah ada informasi sebelumnya. Andaikan tidak ada informasi tentang ilmu tasawuf yang mengajari tentang kedudukan Aku, Engkau, dan Dia dalam kedudukan-Nya di antara Allah dan hamba-Nya, maka tak mungkin mengerti. Kedua, anda menjadi semakin pusing bila mencernanya dengan pandangan akal yang tidak ada informasi sebelumnya. Akal anda akan mudah memahami kalau sudah diberitahu! Saya akan menjelaskan kalimat yang tercetak miring dalam kutipan tunggal. Insya Allah, saya menangkapnya sesuai informasi yang disampaikan dari dalam hati sebagai berikut: ‘Saya pasti bukan kamu karena saya adalah aku, sedangkan kamu adalah engkau. Apabila dia sebagai aku, maka dia pun seperti aku sebagaimana aku saat ini. Untuk itu, aku dan dia pasti bukan saya apalagi kamu. Yang ada adalah dia itu aku, dan aku juga adalah dia dalam kedudukanku yang bila aku bagaikan dia.’


_______________________
Ditulis ulang dari blogku: Agama, Hati dan Ilahi
 
Aspek Lahir dan Batin Manusia

Dalam aspek lahir anda, ada beberapa organ tubuh yang menjadikan manusia dapat mengindera sesuatu, yaitu apa yang disebut panca indera. Lima indera ini adanya di mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Kelima indera ini diaktifkan oleh satu bagian tubuh di luar yang lima, yaitu akal. Anda dapat berasa apabila akal anda mengaktifkan alat perasa di bagian otak yang sudah ada sejak anda hadir di dunia. Andaikan anda ingin mengetahui bau wangi parfum apa yang semerbak di ruangan, maka alat penciuman diaktifkan oleh akal lewat hidung. Indera peraba, penglihatan, dan pendengaran juga berlaku sebagaimana yang lainnya. Hidung, telinga, mata, lidah, kulit berfungsi apabila sel-sel syaraf yang ada di bagian otak diaktifkan oleh akal anda. Semua ada di bawah kendali akal. Andaikan anda punya indera penciuman, kemudian akal anda tidak berfungsi, maka anda tidak mencium parfum yang harum atau bau kotoran yang menyengat hidung anda. Anda hanya melihat benda itu sebagai sesuatu yang tidak berbau. Anda mempunyai indera penglihatan, tetapi akal anda tidak berfungsi, maka apa yang dilihat adalah hanya sebuah benda yang tidak beradaptasi dengan mata anda. Atau, misalnya lagi, pendengaran anda sebagai salah satu indera lainnya, sekiranya akal tidak mengaktifkan karena tidak berfungsi, maka telinga anda tidak dapat merespon suara yang ditujukan kepada anda, selain hanya sebatas ada suara saja. Begitu seterusnya berlaku untuk semua alat indera.

Read more...
 
Cinta Sejati


Mulanya biasa saja. Akan tetapi, setelah sering berjumpa maka bertambah cinta. Anda sekiranya berada dalam situasi seperti itu, akan merasakan hal yang sama. Seorang manusia dengan sesamanya akan bahagia bila saling mencintai. Inilah kodrat yang dialami oleh anak manusia. Bagaimana bila hal yang sama terjadi antara seorang hamba dengan Allah Azza wa Jalla? Anda akan berkata: ‘sama saja kondisinya, tidak jauh sebagaimana terjadi antar sesama.’ Anda betul bila hubungan yang begitu mesra akan menimbulkan rasa cinta yang abadi. Hanya saja, apabila terjadi hubungan mesra antara seorang hamba dengan Allah Azza wa Jalla akan melahirkan cinta sejati, bukan cinta abadi. Apa bedanya? Cinta abadi adalah suatu hubungan yang lebih didukung oleh hawa nafsu antara seorang pria dengan wanita, yang apabila dilanjutkan dalam hubungan sebagai suami istri, maka akan beroleh pahala akibat mengikuti sunatullah sebagaimana diperintahkan oleh Allah Azza wa Jalla. Anda sebagai suami atau sebagai istri, dan anda sebagai orang tua dari anak-anak anda, dengan hubungan mesra tersebut berada dalam sebuah lingkungan yang dipenuhi dengan saling menyayangi. Adapun disebut cinta menjadi abadi karena hubungan mesra tersebut dilandasi oleh adanya dorongan seksual yang sah sebagai suami dan istri. Cinta anda diikat oleh hubungan mesra yang menimbulkan gairah, apakah anda sebagai suami atau anda sebagai istri. Dari hubungan itulah anda sebagai suami atau sebagai istri mengikatkan kemesraan dalam bentuk melangsungkan keturunan yang menghasilkan kedamaian dalam diri. Cinta anda dengan pasangan anda betul-betul abadi atau langgeng. Apabila terjadi sebaliknya, maka sesungguhnya tidak terkait dengan rasa cinta abadi tersebut selain karena anda atau pasangan anda tak mampu mempertahankannya disebabkan oleh faktor lainnya, bisa jadi disebabkan cemburu, adanya ancaman hidup (kesulitan ekonomi, misalnya, dapat menyebabkan berpisah), pandai berdusta dalam asmara (selingkuh karena rayuan setan), atau hal-hal lainnya.

Read more ...
 
Asmaul Husna: Keutamaan Dzikir Khofi

Allah Azza wa Jalla berada di hadirat-Nya dalam kedudukan sebagai Tuhan Yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu! Tiada Tuhan yang dapat dijadikan sandaran dalam permohonan kecuali Allah! Dialah Allah yang semua makhluk merunduk, takut, dan terkalahkan. Adakah akal mau menerima-Nya? Adakah orang-orang yang beriman meyakini-Nya? Anda sebagai seorang yang beriman apabila mengakui kedudukan Dia, sebagaimana Allah adalah Ada di dalam kekuasaan-Nya, maka anda seharusnya menjalankan seluruh perintah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya! Adakah anda menjalankan dengan sepenuh hati? Atau bahkan anda menjalankan separuh-separuh: amal baik dilakukan dan keburukan tidak diabaikan? Apabila anda beriman, maka sudah seharusnya dilaksanakan dengan segenap jiwa dan raga. Allah Azza wa Jalla berada di dalam keyakinan anda! Sekiranya anda tidak yakin secara apa ada-Nya, melainkan ada rasa kurang percaya diri, maka Allah pun akan berada di dalam kekuatan jiwa anda sebagaimana adanya!

Read more...
 
Peristiwa Alam: Petunjuk Bagi Manusia

Segala hal yang terjadi di dunia tidak terlepas dari kehendak Allah. Siapa pun yang beriman kepada-Nya, maka bukan tanpa sebab atau tujuan yang berada di balik sesuatu peristiwa alam yang menimpa anak manusia, selain alam adalah milik Allah. Perubahan alam yang selama ini kita ketahui menyibukkan para pemerhati atas apa yang sesungguhnya terjadi. Kunci dari semua itu adalah manusia sesungguhnya sudah melupakan akan kehidupan yang seharusnya diatur menyesuaikan dengan sunatullah. Peristiwa alam yang menyebabkan kematian anak manusia, pepohonan, binatang dan berbagai kerusakan lainnya, tentu saja, sangat tidak diharapkan. Akan tetapi, adakah manusia yang mau berpikir bahwa Allah Azza wa Jalla sangat mudah bagi-Nya untuk mengatur semua itu terjadi? Perumpamaan yang dapat dipetik sebagai pelajaran adalah menanti kedatangan kiamat, yang tak seorang pun tahu, sudah diperlihatkan sebuah model dalam skala kecil. Anda boleh jadi beranggapan tak ada kaitan antara sebuah contoh kecil (sugro), yang dapat dilihat dengan penglihatan secara langsung bagaimana Allah sangat berkuasa atas apa pun yang menjadi ciptaan-Nya, dengan peristiwa yang sesungguhnya terjadi sebagaimana yang dapat diyakini kedatangannya (kiamat). Andaikan tidak terjadi apa pun di dunia ini, adakah anda meyakini akan datangnya hari kebangkitan (kiamat)? Pasti anda yakin bahwa kiamat akan datang. Allah Azza wa Jalla bukan angkuh atas Diri-Nya sendiri melainkan Allah Maha Bijaksana. Adakah anda berpikir bahwa setiap peristiwa menggugah kesadaran anda untuk segera berubah atas kesalahan yang sudah anda perbuat? Adakah manusia menanyakan kepada diri sendiri tentang semua yang sudah diadakan di dalam apa pun sebagai salah satu kebaikan atau keburukan? Adakah anda mengetahui bahwa kebaikan adalah suatu perintah dari Allah dan keburukan merupakan ajakan setan? Adakah anda menyadari bahwa keburukan yang diperbuat oleh manusia dapat berdampak terhadap anda? Adakah anda dapat menghindar dari sebuah peristiwa yang diadakan oleh Allah akibat keburukan sebagian manusia dalam salah satu amal perbuatannya? Peristiwa atau bencana yang ditimpakan oleh Allah atas kejahatan manusia adalah sebuah peringatan, adakah anda menyadarinya?

Baca selengkapnya...
 
Kadar Keimanan Anda


“Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (al-Qur'an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa” (al-Baqarah:41).

Perintah Allah Azza wa Jalla kepada orang-orang Yahudi agar beriman kepada-Nya menegaskan bahwa al-Qur’an adalah Kitab Allah yang tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya. Allah Azza wa Jalla telah menjadikan al-Qur’an sebagai kitab-Nya yang sudah disempurnakan daripada kitab-kitab sebelumnya. Beriman kepada al-Qur’an berarti meyakini kebenaran firman-Nya yang disampaikan malaikat Jibril kepada rasul Allah Muhammad saaw. Apabila Allah berfirman dengan perintah kepada kaum Yahudi sebagaimana ayat di atas, lalu adakah orang-orang yang mengaku sebagai muslim harus diperlakukan seperti mereka (kaum Yahudi)? Anda sebagai muslim sudah sepatutnya tidak harus membangkang sebagaimana kaum Yahudi! Anda, insya Allah, termasuk orang-orang yang mengimani al-Qur’an sebagai kitab yang paling benar dibandingkan dengan kitab-kitab Allah yang lain. Dengan keyakinan seperti itulah anda rela menjadi muslim.

Sekiranya bukan karena kerelaan anda menjadi muslim, maka pasti anda akan menolak kebenaran Allah sebagaimana firman-Nya di dalam al-Qur’an. Rela berarti tidak ada keterpaksaan memasuki agama yang diridoi Allah (Islam). Anda menjadi muslim bukan karena disuruh oleh orang lain atau atas dasar dipaksa menjadi muslim selain anda memang sangat menerima dengan sepenuh jiwa! Adakah anda meragukan kebenaran Allah di dalam al-Qur’an bahwa sesungguhnya Islam adalah agama yang diridoi Allah? Saya meyakini anda menerimanya dengan kadar keimanan yang sangat kuat! Selanjutnya anda berada di dalam keimanan kepada semua yang difirmankan Allah di dalam al-Qur’an adalah benar ada-Nya!

Allah pasti tidak membiarkan anda tanpa petunjuk sekiranya sudah menjadi orang yang beriman kepada-Nya. Beriman kepada Allah adalah sebuah ekspresi jiwa menerima kebenaran mutlak tanpa suatu keraguan. Anda masih belum beriman bila menolak adanya pembalasan bagi muslim yang tidak taat dan patuh kepada-Nya. Padahal Allah berfirman, “Sebelum (al-Qur'an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan al-Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa)” (Ali Imron:4). Al-Qur’an diturunkan oleh Allah sesudah kitab-kitab sebelumnya sebagai al-Furqon (pembeda dan pemberi penjelasan yang hak dan yang batil) agar mengimani al-Kitab (al-Qur’an) yang di dalamnya ada firman Allah Yang Maha Mengetahui. Allah berfirman pada ayat sebelumnya (Ali Imron:3) menjelaskan keadaan saat itu sebagai berikut: “Dia menurunkan al-Kitab (al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.” Kedua ayat ini mengancam kepada mereka yang ingkar kepada ayat-ayat Allah dan memberikan siksa kepadanya tanpa kecuali. Kata kafir berarti ingkar atau tidak meyakini kebenaran ayat-ayat Allah SWT di dalam al-Qur’an. Alhasil, anda belum beriman atau ingkar bila tidak meyakini kebenaran firman Allah. Naudzu billahi min dzalik.

Anda beriman kepada Allah sama saja dengan meyakini apa yang menjadi firman-Nya di dalam al-Qur’an. Anda sepatutnya mempelajari al-Qur’an dan memuliakannya dengan cara mengamalkan apa yang ditulis di dalamnya. Patutkah anda mengabaikan al-Qur’an sedangkan anda mengakui keberadaan Allah sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta? Adakah anda membutuhkan pertolongan Allah? Bukankah di dalam al-Qur’an sudah ditunjukkan jalan yang anda cari? Selama ini anda tidak pernah mencoba untuk mengaji dan mempelajari kandungan al-Qur’an. Allah Azza wa Jalla sangat menyayangi anda agar mudah menemukan jalan yang lurus yang selalu anda mohonkan kepada-Nya! Saat anda solat, anda mengucapkan “Ihdinash shirothol mustaqim,” tunjukilah kami kepada jalan-Mu yang lurus. Anda ucapkan 17 kali dalam sehari selama menunaikan solat wajib, belum ditambah dengan solat-solat sunah yang anda lakukan untuk menambah pahala. Adakah anda menyadari bahwa anda benar-benar membutuhkan petunjuk? Ataukah anda hanya mengucapkan saja tanpa ada keseriusan membutuhkannya? La ilaha illallah antum la ta’buduna illa antum la ta’lamun min ayatih. Anda hanya menyembah Allah karena menanggalkan kewajiban, tidak berusaha memaknai ayat-ayat-Nya yang anda ucapkan. Asli sepertinya mengerjakan solat, tetapi anda palsu mendirikannya! Allah Azza wa Jalla sangat tidak merespon solat yang anda tunaikan bila sebatas memenuhi kewajiban semata. Sayang sekali solat anda!

Apabila anda benar-benar meyakini bahwa Allah itu ada, mengapa anda sekedar solat saja? Adakah saat anda mendirikan solat merasakan kehadiran Allah di dalam hati anda? Allah Azza wa Jalla tidak akan mengabaikan anda sekiranya anda solat tidak seolah-olah sedang berhadapan dengan-Nya, selain Allah meninggalkan anda dari solat anda! Akankah anda terus menerus menunaikan solat seperti itu? Di manakah keimanan anda kepada Allah bahwa Dia senantiasa dekat bahkan lebih dekat dari urat leher anda? Solat menjadi patokan atau ukuran keyakinan anda kepada keberadaan Allah Azza wa Jalla sebagai Tuhan Yang Maha Esa! Allah adalah Zat Tunggal Yang tiada Tuhan selain Dia, ada-Nya tak terjangkau oleh penglihatan mata anda dalam keadaan anda tidak meyakini kehadiran-Nya! Selama anda tidak memiliki keyakinan bahwa Allah hadir di dalam solat anda, mustahil Dia ada di dekat anda! Jadi, kadar keimanan anda sangat berpengaruh terhadap kualitas solat anda!

Allah Azza wa Jalla berada di antara anda sebagai makhluk ciptaan-Nya dengan Dia sebagai Tuhan anda! Apa maknanya? Dengan kekuasaan-Nya, Allah Azza wa Jalla dapat berada di mana saja apabila Dia berkehendak tanpa anda harus mengerti kedudukan-Nya sebagaimana anda memahaminya dari pemahaman seorang manusia! Bila anda hanya dapat berada di suatu tempat dan tidak ada di tempat yang lain, hal itu disebabkan karena anda tidak memiliki kekuasaan untuk berbuat seperti itu. Allah Azza wa Jalla sangat mudah untuk berbuat sebagaimana yang Dia kehendaki. Anda sulit untuk memahami bila anda belum memiliki keyakinan akan kekuasaan-Nya. Jika dikatakan bahwa Allah dapat bersama anda, kemudian apakah Allah tidak dapat bersama yang lain? Atau apakah Allah itu banyak sehingga dapat berada di mana mana? Maha Suci Allah dari persangkaan orang-orang yang menyamakan Allah dengan makhluk-Nya! Adakah keyakinan dalam diri anda bahwa Allah dapat berbuat apa pun sebagaimana yang Dia kehendaki? Adakah anda mengakui keberadaan Allah sangat sulit dijangkau oleh pandangan mata lahir anda? Sulit dan tidaknya terletak dari keyakinan anda! Jika sifat Allah itu wujud, maka adakah keyakinan dalam jiwa anda bahwa Allah itu pasti berwujud di alam syahadah dan alam goib dalam pandangan mata hati anda? Allah Azza wa Jalla mengetahui yang goib dan yang nampak, apa maknanya?

Lingkup penjelasan perihal goib dan alam nyata sangat menarik bagi sebagian orang yang membutuhkan pemahaman yang sesungguhnya. Anda mungkin mengerti namun belum pernah mengalaminya secara langsung kehidupan di alam yang tak tampak dari realitas. Keyakinan tentang adanya alam goib semestinya tidak disangkal lagi bagi kaum mu’min. Bagaimana pun sudah sangat jelas penjelasan firman Allah mengenai kehidupan di alam keabadian. Pikiran manusia yang lebih mendudukkan kemampuan lahir tanpa menyeimbangkan dengan keberadaan alam goib, tentu saja, kurang proporsional. Keberadaan manusia sesungguhnya berada di dua dunia, yaitu dunia yang tampak dan dunia yang tidak tampak. Pada kehidupan di dunia, manusia memiliki jasad (fisik) sekaligus juga ruh (berada di dunia tak tampak). Sebelum ajal menjemput anda, maka ruh anda masih bersama anda. Keberadaan ruh anda masih di wilayah alam syahadah, tetapi tidak dapat dilihat oleh mata anda.

Karena itu, ruh anda sekali pun goib (tak tampak) tetapi masih berada di alam syahadah (nyata). Anda tak mungkin hidup bila ruh anda sudah diambil Allah ke alam keabadian. Anda pernah merasakan desiran angin yang menerpa tubuh anda? Adakah anda pernah melihat seperti apa bentuk angin itu? Pengetahuan anda mengenai angin hanya sebatas dirasakan atau bila anda melihatnya dari sesuatu benda nyata yang diterpa oleh angin membentuk atau bergerak-gerak sehingga anda mengetahui ada angin. Sekali pun tak tampak, angin adalah makhluk Allah yang berada di alam nyata dan dapat berfungsi sebagai pemberi oksigen untuk seluruh makhluk yang hidup di alam dunia!

Apakah karena tidak terlihat oleh mata anda berarti tidak dapat diketahui atau dirasakan keberadaannya? Angin tak tampak tetapi anda dapat merasakannya. Makhluk microbilogi tak dapat dijangkau oleh mata anda, tetapi dengan bantuan mikroskop, mata anda dapat menyaksikan adanya kehidupan mereka. Silakan anda simak bagaimana menurut pemahaman anda, adakah bahwa sesuatu yang goib itu tidak dapat dirasakan dan dilihat? Allah Azza wa Jalla adalah Tuhan Yang Maha Goib, tetapi Dia bersifat wujud (ada), maka mustahil Allah itu tiada di alam syahadah. Dia sangat berkuasa dan dapat berbuat apa pun menurut kehendak-Nya. Suatu fakta bahwa di alam syahadah ada wilayah yang tak dapat dijangkau secara lahir oleh penglihatan anda. Maka bukan mustahil bila Allah Yang Maha Goib berada di wilayah yang anda tak dapat memandang-Nya kecuali anda sudah diperkenankan.

Kadar keimanan anda dilihat dari ada tidaknya keyakinan kepada Yang Maha Goib! Sekiranya anda meyakini bahwa Allah itu ada, maka bagaimanakah anda menyikapinya? Jika Allah itu sangat mengetahui seluruh amal ibadah anda, bagaimanakah anda sepatutnya berbuat amal kebajikan? Sudahkah anda menyadari semua yang anda lakukan dilihat oleh Allah? Selama anda tak mau tahu atau tak pernah peduli terhadap keyakinan semacam itu, berarti tingkat keimanan anda masih standar atau biasa-biasa saja! Kualitas keimanan anda sebatas di wilayah yang dapat disaksikan oleh penglihatan anda. Sebatas itu saja keimanan anda! Jadi, ketika anda mengatakan percaya adanya Hari Kemudian, anda sesungguhnya hanya mengetahui berdasarkan pengetahuan lahir semata. Anda boleh jadi membaca secara langsung dari al-Qur’an, hadits nabi atau dari bacaan-bacaan para penulis Islam mengenai hal tersebut. Akan tetapi, anda belum yakin atau masih ragu tentang kebenaran yang sesungguhnya tentang Hari Kemudian. Allah Azza wa Jalla sangat menghendaki keimanan anda tidak hanya sebatas itu, selain anda harus benar-benar meyakininya dengan sepenuh hati. Anda akan merasa takut dan tak akan berbuat sesukanya bila meyakini keberadaan alam kelanggengan.
 
Wah, panjang juga uraiannya. :) Secara garis besar sy setuju dgn Pak Ahmady... bahwa aspek batiniah lebih penting daripada aspek lahiriah.

Yang sy tangkap, tulisan Pak Ahmady menjabarkan tentang spiritualisme dalam Islam (tasawuf), bahwa kedudukan hati lebih tinggi dari akal, bahwa hakikat ibadah itu ada di hati alias bukan semata-mata gerakan fisik, dst dst... Kalau boleh nebak dari tulisannya, sepertinya Bapak adalah pelaku atau praktisi tarekat tertentu? CMIIW. :D
Soalnya kalau tulisan orang-orang yg cuma sekedar pengamat tasawuf (tahu dari membaca, tapi bukan praktisi), isinya gak akan seperti itu. Salut, Pak! [<:) Akur bahwa untuk menempuh jalan itu memang harus ada guru pembimbingnya.

Kulonuwun lho, Pak Ahmady... bukankah sebetulnya Ruh dan Hati itu adalah 2 hal yg berbeda? Atau mungkin Bapak menyederhanakan definisinya seolah-olah sama dgn maksud agar pembaca tidak terjebak pada kebingunan istilah/definisi, dan terfokus pada upaya peningkatan kualitas keimanan batiniah?
 
Wah, panjang juga uraiannya. :) Secara garis besar sy setuju dgn Pak Ahmady... bahwa aspek batiniah lebih penting daripada aspek lahiriah.

Yang sy tangkap, tulisan Pak Ahmady menjabarkan tentang spiritualisme dalam Islam (tasawuf), bahwa kedudukan hati lebih tinggi dari akal, bahwa hakikat ibadah itu ada di hati alias bukan semata-mata gerakan fisik, dst dst... Kalau boleh nebak dari tulisannya, sepertinya Bapak adalah pelaku atau praktisi tarekat tertentu? CMIIW. :D
Soalnya kalau tulisan orang-orang yg cuma sekedar pengamat tasawuf (tahu dari membaca, tapi bukan praktisi), isinya gak akan seperti itu. Salut, Pak! [<:) Akur bahwa untuk menempuh jalan itu memang harus ada guru pembimbingnya.

Kulonuwun lho, Pak Ahmady... bukankah sebetulnya Ruh dan Hati itu adalah 2 hal yg berbeda? Atau mungkin Bapak menyederhanakan definisinya seolah-olah sama dgn maksud agar pembaca tidak terjebak pada kebingunan istilah/definisi, dan terfokus pada upaya peningkatan kualitas keimanan batiniah?

La syarika lahu wa bidza lika umirtu wa ana awwalu minal muslimin.

Saya sungguh merasa ditempatkan pada posisi yang belum sepatutnya. Saya sebatas mengungkap atas apa yang berada di wilayah yang sulit dijangkau oleh akal cerdas!

Semoga ketidaksepahaman dalam memakai sebuah istilah, atau suatu sebutan, tidak mengurangi makna peristilahan tersebut. Allah Maha Agung dengan Allah Maha Besar tidak beda bahwa Dia adalah Allah. Dalam istilah bahasa disebutnya pemaknaan suatu istilah. Jika saya menyebut agung untuk sebuah masjid, maka akan tampak tepat terdengarnya. Tetapi, apabila kata yang sama disebut bersama dengan kata jalan, jadi jalan agung! Sebutan terakhir sepertinya tidak tepat! Padahal, kata agung untuk kedua kata yang bersamanya memiliki arti yang sama, yaitu besar!

Begitu juga saya sering menggunakan kata hati dan ruh sebagai dua kata yang sama-sama untuk menunjuk kepada sebutan wilayah yang tidak dijangkau oleh penglihatan (lahir). Maknanya sama sebagai aku!

Aku Yang Menciptakan aku tidaklah sama dalam kedudukan di antara keduanya. Padahal, keduanya bila disebut secara lisan sama. Allah Yang Maha Pengasih dengan Allah Yang Maha Pemurah tidaklah berbeda! Yang beda hanya penyebutan saja. Jadi, anda benar bahwa hati dan ruh hanyalah sebutan yang tidak berbeda maknanya, selain untuk menjadi mudah dipahami! Bila para ulama terdahulu menggunakan kata yang berbeda untuk tujuan yang tidak sama, saya ingin menggunakan kata yang berbeda untuk tujuan yang sama.

Terima kasih atas upaya anda yang sungguh-sungguh membaca tulisan saya! Semoga cara anda menangkap tujuan dari tulisan ini memperoleh nilai yang sangat bermanfaat untuk bahan perenungan diri sebagai seorang manusia yang telah dihadirkan di dunia (lahir), dan tentu saja dapat bermanfaat juga untuk menyiapkan diri dalam kehidupan di alam keabadian!

Salam dari jauh,

Ahmad (Bukan Ahmady [nama password yang sulit bila tidak pakai nama ini])



 
Cintai Allah, Dia pun Pasti Cinta

Allah SWT adalah Tuhan Yang Menciptakan anda! Pilihan menjadi ketetapan-Nya dalam berbuat mengadakan yang dipilih-Nya! Anda akan terpilih sekiranya Allah SWT berketetapan untuk memilih anda! Semua manusia sangat berharap Allah Azza wa Jalla memilihnya untuk ditetapkan sebagai sang kekasih-Nya! Anda, tentu saja, tak dapat menolak sekiranya Allah mengangkat derajat anda berkedudukan mulia di sisi-Nya! Pasti!

Bukanlah sebuah kemusykilan bila di antara umat manusia yang beriman kepada-Nya terangkatlah kedudukannya dalam pandangan Allah! Ada sebuah peluang yang dapat diraih untuk menjadi pilihan Allah SWT bagi setiap insan yang beriman kepada-Nya!

Persolannya adalah adakah anda berharap untuk dicintai oleh Allah Yang Maha Bijaksana? Bagaimana anda bersikap dan berbuat agar dicintai oleh Allah adalah sebuah ketulusan niat yang tertanam dalam jiwa anda! Niat merupakan dasar paling berpengaruh atas setiap harapan-harapan anda untuk menjadi yang lebih berarti dalam kehidupan!

Allah Maha Mendengar niat tulus anda dalam memaknai hubungan antara makhluk dengan Sang Kholik! Bukan tanpa berarti bila niat menjadi patokan atau ukuran sebuah harapan manusia dalam berbuat seperti yang diharapkannya! Bila anda sangat berharap akan kedudukan mulia di sisi-Nya, maka niat anda mendasari harapan anda! Jika anda hanya berkeinginan tanpa dilandasi nilat tulus untuk menggapai harapan anda, maka sulit anda dapat berbuat untuk memperoleh apa yang diharapkannya itu!

Allah Azza wa Jalla akan mencintai anda sekiranya anda mencintai-Nya! Sebuah ungkapan yang sebagaimana dikehendaki-Nya ini seharusnya dapat dijadikan sebagai sandaran atas harapan anda agar dicintai oleh Allah! Maka, harapan yang harus menjadi sandaran untuk memperoleh apa yang anda harapkan itu adalah berniat secara tulus sebelum berbuat mencintai-Nya!

Berbuat untuk mencintai membutuhkan niat dan tekad yang sangat kuat jauh sebelum melakukan perbuatan mencintai! Ketika seorang remaja putra melihat gadis cantik, spontan dia tertarik ingin mencintainya! Upaya yang semestinya dilakukan adalah adanya niat untuk mendapatkan cintanya sebelum secara spontan dia berucap: I love you atau aku sangat mencintaimu! Anda pasti akan mengetahui respon gadis tersebut: 'Terkejut.'

Niat akan melandasi anda untuk berbuat! Bila niat anda tulus untuk mencintai Allah SWT, maka tanamkan niat anda secara tulus untuk mencintai-Nya! Sekiranya niat anda sudah kuat, maka berbuatlah untuk mencintai-Nya! Dalam perjalanan untuk meraih cinta seorang gadis, maka remaja putra, dalam contoh di atas, akan mencari tahu apa yang disukainya! Setumpuk untaian bait syair dia persembahkan agar hatinya luluh memberikan cintanya! Allah pun akan menjadi malu sekiranya anda puji Dia, anda tunjukkan kebutuhan akan sayang-Nya, anda rindukan dalam setiap waktu tanpa terlewat walau menjelang tidur sekali pun! Sejak terbangun dari tidur hingga menjelang tidur, kerinduan anda sangat tertanam dalam qolbu!

Niat anda sangat tulus! Anda tidak sekedarnya berniat mencintai! Anda buktikan bahwa anda cinta kepada Allah! Siang dan malam senantiasa mengingat asma-Nya Yang Agung lagi Mulia! Begitu mendambakan akan perjumpaan dengan-Nya! Sangat kehilangan tanpa mengingat-Nya! Menangis penuh kebahagiaan bila anda sebut-sebut asma-Nya dalam kedalaman jiwa! Anda tak pernah diam dalam hati senantiasa menyeru asma-Nya, sekali pun anda tak bicara (diam)! Ketika diam, anda bicara. Begitu bicara, anda tak pernah melupakan-Nya! Seolah hidup hanya menyanjung dan memuji-Nya!

Anda pasti akan tunduk dan patuh kepada Allah SWT demi cinta-Nya kepada anda! Allah Azza wa Jalla hanya mencintai kepada orang beriman kepada-Nya lagi tidak pernah melupakan-Nya sebagai Tuhan-Nya serta mengikuti apa yang menjadi kehendak-Nya! Seorang gadis akan mencintai pria yang bersemangat mendapatkan cintanya sekiranya si pria dapat memenuhi keinginannya! Seorang pecinta pasti akan mengikuti apa yang diminta olehnya! Pria itu hanya bermain-main bila menyatakan cinta tetapi tidak memperhatikan keinginannya!

Maka, bila anda benar-benar cinta kepada Allah, ikutilah perintah-Nya dan jauhi larangan-Nya! Teruslah dekati dengan bertasbih untuk memuji-Nya! Allah SWT pun rido! Rido Allah Azza wa Jalla pasti menuai rahmat-Nya bagi orang yang benar-benar mencintai-Nya! Adakah anda berharap mencintai-Nya dengan setulus hati? Allah pasti mencinta anda bila hati anda mengingat-Nya dan tunduk serta patuh mengikuti apa yang menjadi kehendak-Nya!


Sang Perindu dalam Penantian

Alangkah bahagianya bila kudapati cinta-Nya!
Cinta seorang perindu yang tak ada harganya!
Aduhai betapa rindu hatiku meraih balasan kasih sayang-Nya!
Dalam hati hanya kusebut-sebut asma-Nya!

Apa pun pasti akan kutempuh untuk menggapai rahmat-Nya!
Sekiranya diriku harus menderita, maka aku rela demi sayang-Nya!
Seandainya Dia menyambutku dalam pelukan-Nya, berarti aku diridoi-Nya!
Betapa cinta tak mengenal susah dan pedihnya untuk mendekati-Nya!

Andai kumampu untuk menghiasi diri hanya untuk menyeru asma-Nya,
Maka aku akan berjuang dalam batas kemampuanku tanpa menghilangkan rindu kepada-Nya!
Adakah diriku dapat berbuat untuk mencintai-Nya?
Duhai Allah Yang Maha Bijaksana diriku hanya memiliki niat sepadan dengan kapasitasnya!

Sungguh cinta menjadi tak pernah bermakna sekiranya tiada rido-Mu!
Salahkah diriku mengharapkan rido-Mu karena harapku untuk bersemi dalam diri-Mu?
Sudahkah cintaku menembus apa yang telah menjadi ketetapan-Mu?
Itulah harapanku kepada-Mu duhai Allah Yang Maha Bijaksana atas apa yang menjadi kehendak-Mu!​

***
Disalin dari tulisanku di Forum Republika Online
 
m097.gif
bisa dibuat ebook nih..

Saya tentu saja sangat gembira bila nilai-nilai kebenaran dapat didokumentasikan dalam file-file online, juga offline. Akan tetapi, saya tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya!

Sekiranya anda dapat membantu, sungguh sangat bijaksana dan semoga Allah akan membantu anda dari berbagai urusan.



Salam dari jauh,

Ahmad
 
Back
Top