Dua Pendekar Konyol Turun Gunung

Pagi itu di puncak gunung gede terlihat dua sosok manusia yang sedang duduk di atas batu besar,mereka berdua adalah sepasang bersaudara murid eyang ismaya,yang satu adalah seorang gadis berkulit putih,hidungnya agak mancung dan rambutnya panjang tergerai,namanya adalah megha,sedangkan yang satu lagi adalah seorang pemuda tinggi gagah,rambutnya yang panjang seleher itu ia kuncir seperti ekor kuda,namanya adalah rendra,sejak sedari tadi mereka berdua tertawa terbahak-bahak karena terus bercanda,tiba-tiba dari dalam gubug keluarlah seorang kakek mengenakan sorban dan memegang tasbih di tangan kanannya yang tidak lain adalah eyang ismaya adanya,

"megha,,,,rendra,,,,cepat kemari",mendengar seruan gurunya segera saja kedua bersaudara itu datang menghampiri,setelah mereka menjura hormat eyang ismaya terdiam sesaat lalu berkata,

"tujuh tahun aku mendidik kalian dan melatih kalian,kini tiba saatnya bagi kalian untuk turun gunung,ingat pesanku,ilmu yang kuajarkan kepada kalian bukan untuk pamer,tapi untuk membela yang benar dan memberantas kebatilan,berbuat baiklah kalian selama dalam pengembaraan",

seketika itu juga megha menitikkan air matanya,lain lagi dengan rendra,pemuda itu hanya terdiam namun mukanya menunjukkan rasa sedih yang teramat dalam,setelah keduanya pamit merekapun mulai meninggalkan gurunya untuk menuju dunia luar.

sampai saat itu megha masih saja menangis sesengukan,karena merasa risih dan terheran-heran rendra mencoba menegurnya,

"hei sista,kenapa koe malah mewek terus?,aku tau berat meninggalkan guru,tapi memang ini sudah menjadi takdir gusti allah",megha masih tetap sesengukan lalu berkata,

"bukan itu yang aku tangisi",rendra semakin tidak mengerti,"what?lalu apa yang koe tangiskan?",

sambil pegangi perutnya megha menjawab,"aku lapar,sejak kemarin sore aku belum makan,sebab jatah makanku di ambil monyet-monyet hutan sewaktu aku tinggal ke dapur",rendra leletkan lidah mendengar ucapan megha,

"yasudah,koe jangan nangis lagi sista,nanti kalau kita lihat rumah makan kita makan disana okey",

kemudian megha hentikan tangisnya itu lalu tiba-tiba dia pasang kuda-kuda,ini membuat rendra bingung dan tercengang,sebab tidak ada musuh saudaranya malah pasang kuda-kuda siap untuk bertarung,belum sempat rendra bertanya tiba-tiba tercium aroma yang sangat menusuk hidung dan berbau busuk.

megha tertawa terbahak-bahak sambil melanjutkan perjalanan,sementara rendra berjalan sambil menutup hidungnya seraya memaki panjang pendek,"dasar gemblung,kalau mau buang angin ya buang saja,gak usah pakai tenaga dalam segala,awas saja nanti,akan aku balas",

rupanya megha baru saja buang angin,karena saking hebatnya tenaga dalam yang di gunakan megha,suara kentutnya tak terdengar sama sekali namun dampaknya luar biasa,kedua orang itu berjalan sambil mengobrol-ngobrol,sesekali terdengar gelak tawa mereka,namun ketika mereka melewati sebuah kampung langkah mereka terhenti,dilihatnya kampung itu sudah porak poranda,sepertinya kampung itu habis di rampok,di sudut desa tergeletak beberapa mayat,

"masya allah,semurah inikah nyawa manusia?",yang berkata adalah rendra,lalu megha menimpali,"hmm,,,kalau aku ketemu sama pelakunya,aku akan habisi tanpa ampun".karena merasa iba mereka menguburkan mayat-mayat itu satu persatu,setelah semuanya selesai merekapun melanjutkan perjalanan kembali.

setelah beberapa lamanya berjalan mereka melihat sebuah rumah makan yang cukup besar,kontan saja megha segera pergunakan ilmu meringankan tubuhnya dan melesat lalu mendarat tepat di depan pintu rumah makan,lalu rendra menyusul saudaranya itu dari belakang,seorang pelayan menyambut mereka dengan ramah,

"silahkan kisanak ambil tempat duduk",kemudian kedua pendekar muda itu memilih tempat duduk,megha berkata kepada sang pelayan,

"aku pesan ayam bakar dua porsi",rendra lalu menimpali,"aku pesan ikan bakar saja satu porsi",

tak lama kemudian pesananpun datang dan mereka makan dengan lahapnya,ketika sedang asik-asiknya makan terdengar satu suara,"duuutttt",semua orang yang ada di rumah makan itu berhamburan keluar sambil megap-megap,sementara megha masih asik menyantap makanannya seolah tak terjadi apa-apa,rendra geleng-gelengkan kepalanya sambil mesem-mesem dan berkata,

"hei,,sista,kau keterlaluan sekali,dalam keadaan begini masih sempat-sempatnya kau membuang angin",namun megha tetap cuek sambil menyantap makanannya,pemilik kedai dan pelayannya terbengong-bengong melihat kelakuan megha itu.

setelah selesai makan mereka beristirahat sejenak sambil ngobrol-ngobrol,namun tiba-tiba datang dua orang berbadan tinggi besar berewok dan masing-masing membawa golok besar,semua orang berlarian ketakutan kecuali dua pendekar muda itu,salah seorang dari pria berbadan besar itu menatap ke arah megha dan rendra lalu menghampiri mereka dan membentak,

"bocah ingusan!!,kenapa kalian masih disini?lekas menyingkir!",

rendra menyahuti,"siapa bertanya ke siapa?",orang yang menegur itu menjadi kesal mendengar perkataan rendra,

"kalian berdua cari mampus rupanya",ketika orang itu hendak menampar rendra,pemuda itu hantamkan jotosan ke perut si brewok dengan tenaga dalamnya,kontan saja si brewok terpental meniban tubuh kambratnya yang berdiri di ujung pintu,

"bangsat!!,kalian berani cari gara-gara dengan kami",

kemudian dua orang brewok itu hunuskan goloknya dan maju menerjang rendra dan megha yang sedang asik memakan pisang,melihat adanya bahaya segera saja dua bersaudara itu melompat keluar kedai,sehingga golok itu hanya mendapati tempat kosong,sampai di luar megha berkata,

"hei dua kunyuk brewok kesasar,kalau kalian berani ayo keluarlah",semakin geramlah kedua brewok itu,lalu segera saja dua lelaki brewok itu melompat menghampiri megha.

ketika sepasang brewok itu maju menerjang,megha melompat setinggi dua tombak lalu dengan gerakan secepat kilat dia hantamkan dua tendangan sekaligus dan berhasil membuat dua brewok itu tersungkur lalu jatuh pingsan,rendra hanya garuk-garuk kepala sambil berjongkok melihat hal itu,

"huuh,,cuma cecunguk-cecunguk kecil saja lagaknya sok amat",

lalu rendra berdiri dan menghampiri kedua sosok brewok yang telah pingsan itu,

"hm..enaknya di apain yah?",lalu megha berkata,"ikat saja di pohon itu,biar penduduk sini yang menghukum mereka",

rendra manggut-manggut mendengar perkataan saudaranya itu,setelah mereka mengikat kedua brewok itu megha menghampiri pelayan kedai untuk membayar makanan,sambil terbengong-bengong kagum pelayan itu menerima uang pemberian megha,ketika dua pendekar muda itu hendak bertindak tiba-tiba terdengar suara tawa yang di aliri dengan tenaga dalam sehingga membuat telinga dua pendekar muda itu pekak dan sakit,lalu tak lama muncullah sosok seorang lelaki di hadapan mereka,lelaki ini bertampang bengis dan kejam,tubuhnya tinggi besar dan kumisnya melintang,lalu dari pinggangnya ia hunuskan sebuah sabit aneh yang ukurannya tiga kali lipat dari sabit biasanya.

sambil puntir-puntir kumisnya yang melintang itu dia membentak,

"bedebah!,kalian berani mencelakai anak buahku,kalian harus mampus sekarang juga",

lalu orang itu hantamkan sabit besarnya dengan sabat ke arah megha dan rendra,"wuut",angin yang keluar dari sabit itu begitu mengerikan,untunglah sepasang murid eyang ismaya itu segera menghindar,kalau tidak celakalah mereka di buatnya,megha coba menyerang namun serangannya berhasil di patahkan karena sabit itu begitu gesit dan lincah,

"oalah,,gile betul ini sabit,,gede-gede gak boong,,"

rendra pun menjadi penasaran dan coba menyerang namun sia-sia saja,agaknya mereka menghadapi lawan yang bukan sembarangan,bagaimana tidak,setiap kali mereka lakukan serangan selalu saja berhasil di elakkan,sambil masih terus menyerang rendra coba putar otaknya,dia teringat akan pesan gurunya bahwa segala sesuatu di dunia memiliki kelemahan,seolah menyadari sesuatu rendra menepuk dahinya sambil memaki diri sendiri,

"aduh,,bodohnya aku ini ,kenapa baru kepikiran",

lalu rendra mundur beberapa tombak sambil menyusupkan ilmu menyusupkan suara kepada megha,

"sista,aku ada akal,aku akan melancarkan pukulan angin topan prahara,lalu kau pergunakan jurus elang memburu harimau,",seolah mengerti megha mengangguk dan mundur dari pertarungan.

rendra majukan kedua tangannya lalu lancarkan pukulan topan prahara,tiba-tiba sesiur angin deras menghambur ke arah lawannya yang memegang arit besar itu,lawannya yang memegang arit mencoba untuk menahan pukulan topan prahara yang di lancarkan rendra dengan senjatanya,namun angin yang menghantam begitu dahsyat sehingga sabit besar itu terlepas dari genggamannya,kesempatan itu tidak di sia-siakan oleh megha,gadis itu melompat untuk pergunakan jurus elang memburu harimau,dengan gerakan kilat tangganya yang laksana cakar elang menghantam kepala lawannya,"hekk",lelaki besar itu mengeluarkan darah segar lalu melosoh jatuh,megha menarik nafas panjang lalu rendra menghampirinya dan berkata,

"sista,kau jalan duluan,nanti aku menyusul",

"heh,,memangnya kenapa?",

rendra tersenyum lalu menjawab sambil menunjuk ke arah dua lelaki brewok yang terikat,"ada yang musti aku perbuat dengan dua orang brewok itu",

megha kernyitkan keningnya lalu menimpali,

"yasudah,terserah kau sajalah,tapi ingat jangan lama-lama,nanti tertinggal baru tau rasa koe",

lalu megha pun pergi lebih dulu sementara rendra menghampiri kedua orang brewok yang masih pingsan itu,tak lama kemudian rendra menyusul megha dari belakang sambil tertawa terpingkal-pingkal,

"heh,,kau kenapa?apa yang kau perbuat terhadap dua brewok itu?kenapa sampai kau tertawa geli begitu rupa??",

megha lontarkan pertanyaan kepada saudaranya itu dengan rasapenasaran,lalu rendra menjawab sambil cengengesan,

"sista,tadi aku mencoba membangunkan mereka,tapi mereka gak mau bangun juga,dan kebetulan tadi aku kebelet pipis",

megha terdiam sesaat lalu tertawa bergelak sambil terkentut-kentut,

"aehh,,dasar sableng,jangan-jangan kau mengencingi mereka",rendra manggut-manggut sambil garuk-garuk kepalanya lalu terdengar suara tawa dari kedua pendekar muda itu.



TAMAT
 
Last edited:
Konyol...
2_77.gif
 
Back
Top