All About Kasus Gayus & Mafia Pajak

annbrown

New member
Jakarta - Desakan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengambil alih penyelidikan kasus mafia pajak dengan tersangka Gayus Tambunan, bukannya tanpa dasar alasan. Ada 10 kejanggalan yang ditemukan selama polisi menangani kasus yang menyeret petinggi Polri dan Kejaksaan itu.

Minggu, 21/11/2010 15:32 WIB
10 Kejanggalan Penanganan Kasus Gayus oleh Polisi
E Mei Amelia R - detikNews

Jakarta - Desakan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengambil alih penyelidikan kasus mafia pajak dengan tersangka Gayus Tambunan, bukannya tanpa dasar alasan. Ada 10 kejanggalan yang ditemukan selama polisi menangani kasus yang menyeret petinggi Polri dan Kejaksaan itu.

Berikut daftar 10 kejanggalan penangananan kasus Gayus yang Indonesia Corruption Watch (ICW) berhasil identifikasi. Daftar kejanggalan tersebut disampaikan dalam keterangannya di kantor ICW, Jl Kalibata, Jakarta, Minggu (21/11/2010).

1. Gayus dijerat pada kasus PT SAT dengan kerugian negara Rp 570.952.000, bukan pada kasus utama yakni kepemilikan rekening Rp 28 M. Kuat dugaan kasus itu dipilih polisi untuk mengindarkan terungkapnya simpul besar kasus mafia pajak yang diduga menjerat para petinggi di institusi kepolisian dan kejaksaan.

"Kasus PT SAT sendiri amat jauh keterkaitannya dari asal muasal mencuatnya kasus ini, yaitu kepemilikan rekening Rp 28 milias milik Gayus. Sehingga tentu ini amat janggal sekali antara kasus awal dan kasus yang didakwakan kepadanya," jelas Peneliti Hukum ICW, Donal Faris.

2. Polisi menyita save deposit milik Gayus sebesar Rp 75 M, namun perkembangannya tidak jelas hingga saat ini. Bahkan polisi enggan terbuka mengenai nilai nominal yang diduga sebenarnya jauh lebih besar.

3. Tiga perusahaan besar (Bumi Resource, KPC dan Arutmin) yang diduga terlibat dalam kasus Gayus, belum tersentuh hukum sejauh ini. Padahal Gayus sedari awal telah mengakui menerima USD 3 juta dari perusahaan tambang yang sebagian kepemilikan ada pada kelompok usaha Bakrie Brothers.

"Alasan kepolisian terkesan mengada-ada. Misalnya saja belum cukup bukti, padahal kesaksian Gayus di persidangan sudah menjadi alat bukti yang sah di mata hukum," papar Donal.

4. Dua penyidik Bareskrim Mabes Polri yang menangani kasus Gayus, Kompol Arafat dan AKP Sri Sumartini, sudah divonis bersalah. Namun, perwira tinggi Polri yang pernah disebut-sebut keterlibatannya belum tersentuh hukum.

"Polri terkesan melindungi keterlibatan para perwira tinggi ini. Padahal dalam kesaksiannya, Gayus mengakui mengeluarkan uang sebesar USD 500 ribu yang diserahkan melalui pengacaranya Haposan Hutagalung untuk diberikan kepada sejumlah perwira tinggi agar blokir rekeningnya dibuka," beber Donal

5. Kepolisian menetapkan Gayus Tambunan, Humala Napitupulu dan Maruli Pandapotan Manulung sebagai tersangka kasus pajak PT SAT. Namun tidak menjerat atasan mereka bertiga di Ditjen Pajak yang sesungguhnya memiliki tanggung jawab yang lebih besar.

6. Mabes Polri menetapkan Jaksa Cyrus Sinaga dan Poltak Manulang sebagai tersangka kasus suap dalam kasus penggelapan pajak yang dilakukan Gayus pada 10 Juni 2010 lalu. Namun tiba-tiba saja, status Cyrus berubah menjadi saksi.

"Perubahan status ini dicurigai sebagai bentuk kompromi penegak hukum untuk menjerat pihak-pihak yang diduga terlibat," sambung Donal.

7. Kejaksaan Agung melaporkan Cyrus ke kepolisian terkait bocornya Rencana Penuntutan (Rentut). Sedangkan kasus dugaan suap Rp 5 miliar dan tindak penghilangan pasal korupsi serta pencucian uang dalam dakwaan pada kasus sebelumnya yang juga melibatkan Cyrus, tidak ada tindak lanjutnya.

8. Ditjen Pajak terkesan enggan memeriksa ulang pajak perusahaan yang diduga pernah menyuap Gayus karena beralasan menunggu Novum baru.

9. Gayus keluar dari Mako Brimob dan bebas bepergian ke Bali dengan menggunakan identitas palsu. Ini bukti bahwa Gayus memiliki posisi tawar menawar yang kuat kepada pihak-pihak yang pernah menerima suap atau menerima pelayanan darinya semasa bertugas di Ditjen Pajak.

10. Polri menolak kasus Gayus diambil alih oleh KPK. Padahal kepolisian terlihat tidak serius menangani kasus ini, hingga terungkapnya pada aksi 'kabur' Gayus ke Bali.

Maaf tanpa mengurangi rasa hormat pada isi berita anda berasal dari detiknews.com ada 2 hal yg perlu Saya edit walau semua beritanya benar yakni perihal
singkatan pada no.5,8 & 9 tertulis Dirjen Pajak(sudah Saya koreksi)padahal harusnya DitJen Pajak(DJP).Kebetulan Saya banyak tahu hal Pajak contoh:
Instansi Pajak di bawah KemenKeu(kementrian Keuangan)bernama DJP: Direktorat Jendral Pajak di singkat DitJen Pajak sedangkan Pimpinannya eselon I di bawah
Menteri Keuangan langsung bernama jabatan DirJen: Direktur Jendral Pajak.Dirjen Pajak kini di jabat oleh Bpk.DR.A.Fuad Rachmany.
 
Last edited by a moderator:
Re: 10 Kejanggalan dalam Penanganan Kasus Gayus oleh Polisi

Jakarta - Desakan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengambil alih penyelidikan kasus mafia pajak dengan tersangka Gayus Tambunan, bukannya tanpa dasar alasan. Ada 10 kejanggalan yang ditemukan selama polisi menangani kasus yang menyeret petinggi Polri dan Kejaksaan itu.



Belangnya sudah jelas
Menindaknya
Yang belum tegas
 
Re: 10 Kejanggalan dalam Penanganan Kasus Gayus oleh Polisi

Mas riza tahu
Permainan siapa?
Kasi infonya dong (trims)

@den profmads

ya nama nya permainan politik sukar di tebak

siapa aktor di balik layar para pemain nya

atau alien juga ikut terlibat dalam permainan gayus
 
Re: 10 Kejanggalan dalam Penanganan Kasus Gayus oleh Polisi

@den profmads

ya nama nya permainan politik sukar di tebak

siapa aktor di balik layar para pemain nya

atau alien juga ikut terlibat dalam permainan gayus



Menghalalkan segala cara
Tapi belangnya sudah tampak
nanti ketahuan tahun 2014
 
All About Kasus Gayus

Terdakwa kasus mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan sempat membuat heboh November tahun lalu karena tertangkap kamera beberapa wartawan sedang menonton pertandingan Tenis Commonwealth Bank Tournament of Champions 2010 di Nusa Dua, Bali.

Sejumlah pihak geram sekaligus geleng-geleng kepala karena tak percaya, Gayus yang yang sedang menjalani persidangan dan ditahan di Rumah Tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, ternyata bisa pelesiran ke Bali.

Belakangan diketahui dia juga kerap pulang ke rumah dengan menyuap petugas jutaan rupiah setiap bulan. Mantan Kepala Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Kompol Iwan Siswanto mengaku menerima uang dari Gayus Tambunan sebesar Rp368 juta.

“Estimasinya, setiap bulan diberikan Rp50 juta dan per minggu Rp5 juta. Sedangkan sejak September dan selanjutnya, Iwan menerima Rp100 juta per bulan,” kata Berlin Pandiangan, kuasa hukum Iwan Siswanto, saat ditemui di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Jumat 12 November.

Sementara Kadiv Humas Mabes Polri ketika itu Irjen Pol Iskandar Hasan, Gayus keluar sejak bulan Juli tahun lalu. Hal tersebut berdasarkan keterangan sembilan petugas Rutan Mako Brimob yang telah dijadikan tersangka. Yakni Karutan Mako Brimob Kelapa Dua Kompol Iwan Siswanto, dan delapan anak buahnya, Briptu Anggoco Duto, Briptu Bambang S, Briptu Datu A, dan Briptu Budi Hayanto. Sedangkan yang berpangkat Bripda adalah Bripda Edi S, Bripda J Protes, Bripda Susilo dan Bripda Bagus.

Namun, apakah plesiran ke Bali satu-satunya petualangan Gayus selama di penjara?

Bisa jadi tidak, jika yang disampaikan Devina, warga Raffles Hills, Depok, ini benar. Melalui surat pembaca di harian Kompas edisi Minggu (2/1/2011), dia mengaku pernah melihat Gayus di ruang tunggu keberangkatan pesawat menuju Singapura di Bandara Soekarno-Hatta, 30 September 2010.

“Saat itu saya sedang menunggu penerbangan ke Singapura di ruang tunggu keberangkatan pesawat,” katanya.

Devina menceritakan, dia sempat menatap beberapa kali Gayus yang saat itu juga menggunakan wig dan berkacamata. Namun, dia tak berani mengambil foto karena jarak mereka terlalu dekat dan panggilan untuk masuk ke kabin pesawat sudah terdengar.

Berikut isi surat Devina:

Pria Berkacamata Memakai Wig

Melihat foto Gayus dengan wig dan kacamata, yang belakangan ini beredar banyak di media massa, saya merasa yakin bahwa pernah melihat orang yang sama di Bandara Soekarno-Hatta, hari Kamis 30 September 2010. Saat itu saya sedang menunggu penerbangan ke Singapura di ruang tunggu keberangkatan pesawat.

Ketika itu, seorang pria memakai wig dan kacamata masuk ke ruangan tempat saya menunggu, lalu berada di penerbangan yang sama ke Singapura. Saya menatap beberapa kali, tetapi sayang saya tidak memiliki keberanian untuk mengambil foto dirinya karena jarak terlalu dekat. Saat itu, panggilan untuk masuk ke kabin pesawat sudah terdengar.


Setelah melihat foto tersebut belakangan ini banyak beredar di surat kabar dan berita di TV, saya semakin yakin bahwa orang yang berada satu penerbangan dengan saya ke Singapura tersebut memang Gayus. Mungkin ada pihak terkait yang merasa perlu untuk memeriksa hal tersebut. Berikut adalah penerbangan yang saya tumpangi saat itu AirAsia nomor penerbangan QZ 7780 waktu keberangkatan 11.20 WIB dari Jakarta menuju Singapura hari Kamis, 30 September 2010.


DEVINA Raffles Hills, Depok, Jawa Barat

Jika kita dilihat lagi keterangan Pandiangan yang mengakui kliennya menerima suap dari Gayus sejak September, maka kesaksian Devina semakin kuat. Jadi, apa iya Gayus hanya plesiran ke Bali?
 
Re: Gayus ke Singapura????

Pengacara Tak Tahu Dugaan Gayus ke Singapura


Pengacara terdakwa kasus mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan, Fadli Hasibuan mengatakan tidak tahu-menahu soal dugaan kepergian kliennya ke Singapura pada September 2010 lalu.

Menurutnya, plesiran Gayus dari rumah tahanan Mako Brimob Kelapa Dua Depok adalah urusan jaksa, hakim dan kepala rumah tahanan.

“Kami tidak tahu, masalah itu sebaiknya dikonformasi ke pihak rutan, jaksa atau hakim berwenang memberikan ijin,” katanya saat dikonfirmasi Okezone, Minggu (2/1/2011).

Fadli menambahkan, pihaknya hanya menangani Gayus yang terkait dengan kasus penggelapan pajak.

“Kalau soal Gayus jalan-jalan itu bukan kantor kita yang handle,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Devina, warga Raffles Hills, Depok, melalui surat pembaca di harian Kompas edisi Minggu (2/1/2011), mengaku pernah melihat Gayus di ruang tunggu keberangkatan pesawat menuju Singapura di Bandara Soekarno-Hatta, 30 September 2010.

“Saat itu saya sedang menunggu penerbangan ke Singapura di ruang tunggu keberangkatan pesawat,” katanya.

Devina menceritakan, dia sempat menatap beberapa kali Gayus yang saat itu juga menggunakan wig dan berkacamata. Namun, dia tak berani mengambil foto karena jarak mereka terlalu dekat dan panggilan untuk masuk ke kabin pesawat sudah terdengar.
 
Re: Gayus ke Singapura????

lah pengacaranya dudul, masak waktu di suruh ngurusin duit OK..!
Saat di mintai keterangan plesiran, itu urusan jaksa..


Urusan pengacara bagi2 duit döng..!


 
Fakta Baru Terungkap dari Gayus

masih ingat Gayus?
Dia seorang pegawai negeri Dirjen Pajak gol III A
Yg kini tersandung kasus mafia Pajak. Rupanya selain sering ke Bali saat dalam tahanan ternyata sering keluar negeri. Fakta ini terungkap atas pengakuan Gayus sendiri bukan dari temuan pihak penyidik. Setelah d cek ke dirjen keimigrasian dan memang terungkap ada paspor bernama Margareta berusia 5 tahun telah d pindai menjadi nama Soni Harsono. Dan Soni Harsono inilah yg jadi nama palsu Gayus dan d gunakan pelesir k luar negeri. Paspor ini d buat tanggal 5 januari 2010.

Yang mengherankan sistem pemindai d Imigrasi tak bisa mengenali jika paspor yg d gunakan Gayus ini telah d palsukan dari nama Margareta menjadi nama Soni Harsono. (liputan Trans7 sore)

Bagaimana nih pak POLRI, mau mengelak lagi?
 
Re: Fakta Baru Terungkap dari Gayus

Paspor Gayus Pakai Data Orang Lain

downloadjm.jpg

TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar menyatakan paspor atas nama Sony Laksono, yang diduga adalah Gayus H. Tambunan, semula akan dibuat atas nama seorang anak, Margaretha. Namun pembuatan paspor tersebut tak dilanjutkan, sedangkan nomornya sudah ada lantaran formulirnya sudah terisi.

"Tiba-tiba paspor itu dilanjutkan dan keluar atas nama Sony Laksono," kata Patrialis sebelum rapat terbatas dengan Presiden di Istana Negara kemarin. "Paspor itu paspor asli yang dimodifikasi menjadi nama Sony Laksono dengan foto Gayus. Fotonya mirip dengan yang ketemu di Bali," ia menambahkan.

Gayus alias Sony diketahui terbang ke Makau pada 24 September tahun lalu dan kembali ke Tanah Air dua hari kemudian. Lalu, ia ke Kuala Lumpur pada 30 September. Sebelum pelesiran ini terungkap, mantan pegawai Direktorat Pajak itu kepergok menonton pertandingan tenis di Bali pada awal November 2010. Padahal, saat itu, terdakwa mafia hukum ini mestinya berada di tahanan.

Menurut Patrialis, paspor atas nama Sony Laksono itu, yang semula untuk Margaretha, dibuat di kantor Imigrasi Jakarta Timur. Becermin dari kasus ini, ia curiga ada jaringan pembuat paspor palsu di Imigrasi. "Modus operandi ini sedang kami selidiki," katanya. Ia berjanji akan memberikan sanksi berat jika anak buahnya terlibat dalam penerbitan paspor buat Sony alias Gayus ini.

Mudahnya membuat paspor lewat calo di Imigrasi sudah menjadi rahasia umum. Bahkan kini selebaran jasa layanan paspor kilat sehari jadi banyak ditemukan. "Kilat 1 hari atau uang kembali," begitu janji yang ditawarkan.

Saat Tempo menghubungi salah satu calo paspor via telepon, seorang laki-laki di seberang mengaku hanya melayani pembuatan paspor secara kilat."Kalau yang biasa, saya enggak maen," katanya.

Sang calo memasang tarif Rp 2 juta untuk paspor sehari jadi, dan Rp 1 juta untuk paspor yang jadi keesokan harinya. Harga ini jauh dari tarif resmi, yakni Rp 255 ribu untuk paspor 48 halaman, dan Rp 105 ribu untuk paspor 24 halaman. "Nanti datang cuma buat foto, sidik jari, dan wawancara formalitas," ujarnya, "Hanya butuh waktu kurang dari 30 menit untuk foto, sidik jari, dan wawancara."

Singkatnya waktu pembuatan paspor itu karena si calo bekerja sama dengan orang dalam Imigrasi. Hal ini dibenarkan oleh sumber Tempo di keimigrasian. "Ya, pastilah dia pakai orang dalam. Kalau tidak, enggak mungkin bisa satu hari jadi," ujarnya.

Menanggapi dugaan Sony alias Gayus pergi ke Makau dan Kuala Lumpur, Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Boy Rafly Amar menyatakan polisi belum bisa memastikan. "Lebih jelasnya mungkin pihak Imigrasi yang tahu," katanya.

Untuk mengusut kasus ini, polisi akan memasukkan Devina, penulis surat pembaca di sebuah harian Ibu Kota, yang menyaksikan orang mirip Gayus ke luar negeri, sebagai saksi. "Penyidik sudah mencari manifes penerbangan, imigrasi, closed circuit television (CCTV) bandara," kata Boy.

Hary Cahyono, Corporate Secretary PT Angkasa Pura II, pengelola Bandara Soekarno-Hatta, memastikan bahwa Gayus atau Sony pasti akan terekam kamera CCTV jika memang pelesir ke luar negeri. "Akan kita buka kalau memang ada permintaan untuk penyelidikan," katanya.
 
Re: Fakta Baru Terungkap dari Gayus

gayus emang gurita gudel POLRI aja ngak bisa berbuat apa apa untuk membasmi gayus si gurita gudel
 
Re: Fakta Baru Terungkap dari Gayus

masih ingat Gayus?
Dia seorang pegawai negeri Dirjen Pajak gol III A
Yg kini tersandung kasus mafia Pajak. Rupanya selain sering ke Bali saat dalam tahanan ternyata sering keluar negeri. Fakta ini terungkap atas pengakuan Gayus sendiri bukan dari temuan pihak penyidik. Setelah d cek ke dirjen keimigrasian dan memang terungkap ada paspor bernama Margareta berusia 5 tahun telah d pindai menjadi nama Soni Harsono. Dan Soni Harsono inilah yg jadi nama palsu Gayus dan d gunakan pelesir k luar negeri. Paspor ini d buat tanggal 5 januari 2010.

Yang mengherankan sistem pemindai d Imigrasi tak bisa mengenali jika paspor yg d gunakan Gayus ini telah d palsukan dari nama Margareta menjadi nama Soni Harsono. (liputan Trans7 sore)

Bagaimana nih pak POLRI, mau mengelak lagi?

Temuan-temuan baru ternyata tidak dapat menjadi bukti untuk menjerat Gayus bila masih dibacking oleh pihak-pihak tertentu. Gayus memang hebat bisa mempermainkan hukum. Berarti hukum yang ada ternyata tidak dapat menjamin keadilan masyarakat. Kalau begitu untuk apa buat banyak undang-undang hanya untuk jadi bahan mainan.
 
Re: Fakta Baru Terungkap dari Gayus

Temuan-temuan baru ternyata tidak dapat menjadi bukti untuk menjerat Gayus bila masih dibacking oleh pihak-pihak tertentu. Gayus memang hebat bisa mempermainkan hukum. Berarti hukum yang ada ternyata tidak dapat menjamin keadilan masyarakat. Kalau begitu untuk apa buat banyak undang-undang hanya untuk jadi bahan mainan.

Hukum itu d buat intuk rakyat yg tak punya uang
 
Re: Fakta Baru Terungkap dari Gayus

Setuju. Sayangnya bagi orang beriman duit tidak bisa memperpanjang umur, membeli surga dan mengusir neraka dan menjebloskan malaikat pencabut nyawa ke dalam bui. Yakin
 
Last edited:
Back
Top