nurcahyo
New member
Kepolisian Filipina dan Indonesia Sepakati Perjanjian Antikejahatan
Kapanlagi.com - Kepolisian Filipina dan Indonesia setuju memperluas kerjasama memerangi kejahatan lintas batas, seperti, perdagangan senjata ringan, narkotika dan obat terlarang serta orang, kata seorang pejabat tinggi hari Kamis (30/11).
Pejabat kepolisian kedua negara Asia tenggara itu, yang memiliki perbatasan laut panjang, pada Selasa menandatangani memorandum pertukaran informasi mengenai tersangka, berbagi informasi intelejen serta melakukan operasi gabungan.
"Kami membicarakan pendekatan dan aturan untuk mengetahui keberadaan tersangka, mencari, menangkap dan menyerahkannya," kata Kepala Staf Direktorat Kepolisian Nasional Filipina Antonio Billiones.
Kedua pihak juga sepakat bekerjasama melatih petugas melalui teknik baru penyelidikan serta peningkatan keterampilan.
Billiones mengatakan, persetujuan antikejahatan itu membantu memperketat pengamanan perbatasan, sehingga kedua negara dapat mencegah pembiayaan kelompok keras di kawasan tersebut.
Pada bulan lalu, seorang warga Indonesia, yang diduga terlibat berbagai peledakan bom di Filipina selatan, tertangkap di Sulawesi berkat kerjasama kepolisian kedua negara.
Petugas intelijen kepolisian membantu enam ribu tentara Filipina, yang memburu dua warga Indonesia pembuat bom, yaitu Dulmatin dan Umar Patek, yang sudah berbulan-bulan bersembunyi di Jolo, yang merupakan daerah terpencil.
Pada 2002, Filipina, Indonesia dan Malaysia menandatangani perjanjian kontra-terorisme untuk mengejar mereka, yang diduga menjadi pelaku berbagai peledakan di Asia Tenggara.
Brunei, Kamboja dan Thailand kemudian ikut dalam perjanjian tersebut.
Billiones mengatakan, perjanjian baru antikejahatan akan membantu dalam mengejar militan dan penjahat lintas batas negara, dengan menelusuri bank dan kartu kredit serta bentuk lain pergerakan uang.
Kapanlagi.com - Kepolisian Filipina dan Indonesia setuju memperluas kerjasama memerangi kejahatan lintas batas, seperti, perdagangan senjata ringan, narkotika dan obat terlarang serta orang, kata seorang pejabat tinggi hari Kamis (30/11).
Pejabat kepolisian kedua negara Asia tenggara itu, yang memiliki perbatasan laut panjang, pada Selasa menandatangani memorandum pertukaran informasi mengenai tersangka, berbagi informasi intelejen serta melakukan operasi gabungan.
"Kami membicarakan pendekatan dan aturan untuk mengetahui keberadaan tersangka, mencari, menangkap dan menyerahkannya," kata Kepala Staf Direktorat Kepolisian Nasional Filipina Antonio Billiones.
Kedua pihak juga sepakat bekerjasama melatih petugas melalui teknik baru penyelidikan serta peningkatan keterampilan.
Billiones mengatakan, persetujuan antikejahatan itu membantu memperketat pengamanan perbatasan, sehingga kedua negara dapat mencegah pembiayaan kelompok keras di kawasan tersebut.
Pada bulan lalu, seorang warga Indonesia, yang diduga terlibat berbagai peledakan bom di Filipina selatan, tertangkap di Sulawesi berkat kerjasama kepolisian kedua negara.
Petugas intelijen kepolisian membantu enam ribu tentara Filipina, yang memburu dua warga Indonesia pembuat bom, yaitu Dulmatin dan Umar Patek, yang sudah berbulan-bulan bersembunyi di Jolo, yang merupakan daerah terpencil.
Pada 2002, Filipina, Indonesia dan Malaysia menandatangani perjanjian kontra-terorisme untuk mengejar mereka, yang diduga menjadi pelaku berbagai peledakan di Asia Tenggara.
Brunei, Kamboja dan Thailand kemudian ikut dalam perjanjian tersebut.
Billiones mengatakan, perjanjian baru antikejahatan akan membantu dalam mengejar militan dan penjahat lintas batas negara, dengan menelusuri bank dan kartu kredit serta bentuk lain pergerakan uang.