cara pemeliharaan, tips dll

coura

New member
buat index

mamalia

reptil dan amphibi

unggas

serangga dll

rumah hewan, kandang, kolam, aquarium, terarium, dll

makanan, tutorial, info dll
 
Last edited:
Seberapa sering ular itu harus dipegang?
Pertanyaan tersebut kerap kali ditanyakan oleh pehobi yang baru mulai memelihara ular. Untuk menjawabnya memang saya agak sulit karena memang tidak ada patokan yang pasti untuk hal ini. Yang jelas, jangan kita terlalu sering menyentuh ular peliharaan kita agar tidak menjadi stres namun juga jangan sampai jarang dipegang atau disentuh sehingga ular peliharaan kita menjadi galak karena tidak terbiasa dipegang. Tentunya hal ini tergantung kepada tiap-tiap ular itu sendiri dan juga tergantung dari jenis ular yg dipelihara. Hal yang perlu diperhatikan adalah jangan menyentuh ular yang baru saja makan, beri waktu beberapa hari setelah ular tersebut makan kenyang sebelum disentuh. Ular yang disentuh atau dipegang setelah makan bisa saja menjadi stres sehingga makanannya dimuntahkan kembali atau ada beberapa ular yang menjadi agresif setelah makan kenyang. Sebaiknya setelah dua atau tiga hari barulah kita pegang ular tersebut, sekali lagi saya tegaskan bahwa hal ini adalah tergantung dari kondisi ularnya. Apabila setelah tiga hari masih ada benjolan di perut ularnya maka belum saatnya untuk dipegang.

Jadwal pemberian makanan
Untuk jadwal pemberian makan pun tergantung dari jenis dan ukuran ular. Pada prinsipnya berikan umpan yang sehat dan bebas penyakit. Usahakan tiap kali makan porsinya cukup dan jadwal pemberian pakan tetap, misal: seminggu sekali atau dua minggu sekali. Untuk jumlah makanannya bisa bervariasi, namun yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai kurang atau terlalu kenyang. Untuk patokannya saya bisa berikan tips disini, yaitu: misalkan ular peliharaan anda mampu memakan 5 ekor bebek dalam satu kali makan, maka berikan cukup 4 ekor saja tiap kali makan. Intinya selalu kurangi dari porsi makan maksimalnya.

Untuk ukuran mangsanya usahakan ukurannya lebih besar sedikit dari kepala ularnya, makin besar makin baik, tentunya tergantung dari kemampuan ularnya. Jangan pula terlalu besar sehingga ularnya mengalami kesulitan atau bahkan tidak mau makan.

Untuk ular ukuran kecil yang ingin diberi makan ular tikus putih (rat), sebaiknya saat pemberian makan tetap terus dipantau, apabila tidak segera dimangsa lebih baik diambil dan diberikan lain waktu sampai ularnya benar-benar siap makan. Kenapa saya jelaskan? Karena tidak jarang justru ular tersebut yang digigit oleh si tikus putih (rat) tersebut. Saya sendiri memiliki pengalaman seperti itu, ular kobra kesayangan saya mati setelah kepalanya digigit oleh tikus rat yang saya berikan.

Bagi yang belum mengerti, bisa saya jelaskan bahwa tikus putih ada dua jenis, yaitu jenis kecil dan besar. Biasanya yang kecil disebut mice, jinak dan ukurannya tidak bisa besar dan yang jenis kedua ukurannya besar disebut rat, jenis ini ukurannya bisa sebesar tikus sawah dan galak.

http://mertanus.wordpress.com/2007/07/19/perawatan-ular-peliharaan/

ukuran mencit dan rat

kita mengenal tikus putih untuk makanan ular. tapi sebenarnya tikus itu sendiri ada 2 jenis yg umum dijual untuk pakan, mencit dan rat. apa sih bedanya?

pingkies
size_m_small_.jpg


fuzzies
size_m_peach_fuzzies.jpg


hoppers/jumper
size_m_hoppers.jpg


weanling
size_m_weanlings.jpg


adult
size_m_large_adults.jpg


extra
size_m_jumbo_adults.jpg


pingkies
size_r_pinkies.jpg


fuzzies
size_r_fuzzies.jpg


pups
size_r_pups.jpg


weaned
size_r_weaned.jpg


small
size_r_small.jpg


medium
size_r_medium.jpg


large
size_r_large.jpg


extra
size_r_colossal.jpg


lazimnya dikalangan kita di sini, untuk mice hanya disebut : pingkis - jumper - adult - afkir...dan untuk rat : pingkis - rat muda - rat medium - dewasa - afkir
 
wah menarik nih infonya... Den megha mau tau dong, Ular jenis apa sih yang AMAN untuk dipelihara oleh anak-anak? keliatannya sepupunya menyukai ular, anak ini usinya masih 8 tahun ;)
 
maaf jarang ol,

klo ular yang paling jinak menurut aq ballpyton, klo mau yg lain pilih kingsnake

kayak gini ballpython

BallPython.jpeg
 
Beberapa obat untuk reptil..
Untuk dosis tanya dengan ahlinya..

Bubuk PK
Kegunaan : Cacar
Dosis : Tergantung ukuran reptil
Frekuensi : 1 kali sehari (pada saat reptil dimandikan)
Cara Pemakaian : Bubuk PK diusapkan pada bagian cacar, didiamkan sebentar, kemudian dibilas dengan air sampai bersih. (Jangan sampai dimakan oleh Reptil anda).

Air Daun Sirih
Kegunaan : Mengatasi Kutu
Frekuensi : 1 kali sehari (pada saat reptil dimandikan)
Cara Pemakaian : Reptil direndam dalam Air Daun Sirih, kira kira selama 10-15 menit atau lebih. Kemudian Reptil dilap dan dijemur selama 10-15 menit.

Betadine Cair
Kegunaan : Mengatasi infeksi akibat Luka (sobek dan sejenisnya).
Frekuensi : sama seperti manusia
Cara Pemakaian : Luka dibersihkan dengan cairan Betadine.

Neosporin
Kegunaan : Mengobati Luka (sobek dan sejenisnya)
Frekuensi : 3x sehari sampai sembuh
Cara Pemakaian : Luka dibersihkan dahulu, kemudian luka dioleskan dengan krim Neosporin.

Baytril 5%
Kegunaan : untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan negatif serta mycoplasma
Dosis : dicampur air 1ml Baytril per 1 liter air (gw blum pernah pake, cuma siap sedia aja, mungkin buat reptil > kura,kadal,ular > dicampur air yg buat ngerendam)

Vitamin D3 (Repcal dan sejenisnya)
Kegunaan : Suplemen Kalsium
Frekuensi : Tergantung frekuensi lama jemurnya reptil kita, semakin lama dijemur, makan semakin sedikit dosisnya (bener begitu ? bu piko)
Cara Pemakaian : Tabur dan Oleskan bubuk kalsium D3 pada diet (makanan) reptil kesayangan kita.

Minyak Ikan
Kegunaan : Merangsang Nafsu Makan
Frekuensi : Tergantung, Pemberian jangan dilakukan bila selama ini makan reptil kita lancar-lancar saja (entar malah mogok makan lagi)
Cara Pemakaian : Selama ini saya sih, pake jarum insulin, Cairan minyak ikan disedot, kemudian ditetesin ke mulutnya (Abis, saya kurang tega kalo liat ular di force feed, kecuali terpaksa).

Genoint (atau sejenis yang mengandung Gentamicin Sulfat)
Kegunaan : Untuk luka bakar pada reptil (kulit melepuh)
Frekuensi : 3 kali sehari
Cara Pemakaian : Oleskan salep genoint pada bagian kulit yang luka / melepuh

Nutrimoist (CNI product)
kegunaan : untuk mengobati sariawan pada ular dan kadal, cara pemakaian dioleskan 2 kali sehari.
kelebihan tidak perih dan tidak berbahaya bila tertelan

Amoxylin
kegunaan : untuk mengobati gangguan kulit pada kodok
cara pemakaian, kapsul amoxylin dibagi 4 , dimasukkan ke jangkrik yang sudah digunting perutnya, lalu diberikan pada kodok.
Pada ular, dipakai untuk mengobati pilek dan sariawan dari dalam.
cara pemakaian, isi kapsul dicampur air dan disuntikkan ke tiput, atau boleh dioleskan pada sariawan langsung.

Bactrim
antibakteri kombinasi untuk pengobatan infeksi pencernaan pada ular.
unsur dasar Sulfamethoxazole yang mencegah pertumbuhan bakteri di dalam tubuh.
kegunaan : pengobatan pertama apabila ular terus muntah tiap kali makan. bisa juga dipakai untuk iguana yang tiba2 menjadi lesu, pup cair dan bau.
cara pemakaian : minumkan langsung , dosis berdasarkan berat tubuh .

Panacur
Kegunaan : Obat Cacingan
Dosis : Belum Jelas (Selama ini hanya kira-kira tergantung ukuran reptil)
Frekuensi : -
Cara Pemakaian : Tetes langsung, campur ke tempat minum

Flagyl (Botol 60 mg)
Kegunaan : Anti Bacterial
Dosis : Belum Jelas (Selama ini hanya kira-kira tergantung ukuran reptil)
Frekuensi : -
Cara Pemakaian : Kalo aku biasanya campur di tempat minum, kadang juga suapin langsung, karena berbentuk cairan kental seperti syrup.
 
Respiratory Infection (RI)

Quote:
Originally Posted by Roel's Reptiles
Tanda-tanda:

* Pilek, nafas terdengar berat dan bunyi
* Kadang keluar lendir bening cair dari hidung, atau kental kekuningan dari mulut
* Kadang terlihat seperti bersin-bersin, dan dari mulut menyemprotkan lendir tersebut
* Lebih parah lagi kalau badan (kira-kira sepertiga badan dari kepala) kadang/sering terlihat melengkung/diangkat ke atas. Itu tanda sudah terinfeksi paru-parunya



Pencegahan:

* Kandang jangan sampai terlalu lembab atau terlalu kering (disesuaikan dengan habitat jenis ularnya juga)
* Selalu sediakan air minum di dalam kandang
* Ganti substrate dan bersihkan kandang tiap ular pup/pee sesegera mungkin, cuci kandangnya, dan ganti dengan substrate yang baru
* Jangan memakai substrate atau kandang yang bahannya mengandung toxic, contoh: serutan kayu atau papan kayu dari jenis kayu tertentu



Pengobatan:

* Tergantung tingkat keparahannya
* Kalau masih sebatas gejala ringan, cukup diobati dengan Teramicine atau Gentamicine yang diteteskan di mulutnya (oral), dan di kedua lubang hidungnya, plus rajin dijemur di panas matahari pagi hari, kalau bisa setiap hari. Penjemuran jangan terlalu lama, cukup sampai badan ular terasa agak hangat saja
* Kalau sudah parah musti disuntik (inject) dengan gentamicine, terapi selama 3-5 hari berturut-turut disuntik dengan dosis yang tepat
* Selain itu perlu juga diberikan vitamin
* Kunjungi dokter hewan apabila reptil kesayangan anda tidak terlihat membaik

sumber : roel's reptiles
 
Inclusion Body Disease (IBD)

Apakah IBD itu?

IBD merupakan suatu hal yang telah lama ada dalam pemeliharaan boa dan python di captivity, akan tetapi keberadaannya sendiri baru disadari oleh publik baru-baru ini. IBD dipercaya sebagai penyakit yang disebabkan oleh retrovirus dan sepertinya hanya menyerang anggota dari keluarga "boid", seperti python dan boa. Penyakit ini mempengaruhi dua grup ular tersebut dengan berbagai cara yang berbeda akan tetapi kondisi yang diakibatkan akan selalu fatal ketika ular mulai menampakkan gejala-gejala yang diakibatkan oleh penyakit ini.

Ular bisa saja tidak menampakkan gejala-gejala apapun tetapi tetap saja menjadi pembawa dari penyakit ini – Boa, sebagai contoh, sering menjadi sarang dari penyakit ini tanpa menampakkan gejala-gejala terkena penyakit. Maka bila seekor ular yang dikandangkan dengan ular lain yang telah terinfeksi tidak menunjukkan adanya gejala-gejala apapun, bukan berarti ular tersebut kebal terhadap penyakit ini – ia tetap dapat menjadi sumber infeksi pada ular-ular lainnya yang masih sehat.

Penyakit ini diyakini disebabkan oleh “inclusion bodies” (sejenis retrovirus) yang diidentifikasi terdapat dalam sel epithelial dari ginjal dan pancreas ular yang terjangkit. IBD juga dikaitkan dengan degenerasi neuronal dan luka pada saraf tulang belakang dan otak, yang nantinya akan menyebabkan denegerasi myelin dan kerusakan pada saraf. Dalam beberapa kasus, ular yang terjangkit oleh IBD juga ditemukan terinfeksi oleh kutu ular, Ophionyssus natricis, akan tetapi karena keberadaan dari parasit ini tidak selalu hadir pada semua kasus IBD yang terjadi, maka hubungan sebab akibat yang pasti antara parasit ini dan IBD tidak dapat dibuat.

Host

Penyakit IBD sendiri telah diidentifikasi pada ular-ular dari keluarga boid di bawah ini, antara lain berbagai subspecies boa constrictor (Boa constrictor), green anaconda (Eunectes murinus), Haitian boa (Epicrates striatus), Burmese python (Python molurus bivittatus), Indian python (P. m. molurus), reticulated python (P. reticulatus), ball python (P. regius), carpet python (Morelia spilota) dan diamond python (M. s. spilota). Sebagai tambahan, penyakit yang mirip dengan IBD didiagnosa pada seekor eastern king snake (Lampropeltis getulus) yang dikandangkan dengan boa constrictor dan pada palm vipers (Bothriechis marchi).

IBD biasanya ditemukan pada ular-ular juvenile hingga ular dewasa, akan tetapi tidak menutup kemungkinan ular yang baru lahir (neonate) dapat terinfeksi juga.


Distribusi

Menyebar di seluruh dunia pada ular-ular dari keluarga boid yang ada dalam pemeliharaan. Kebanyakan kasus IBD terjadi di U.S namun kasus-kasus IBD baru-baru ini ditemukan pada captive pythons di Australia, Canary Island, dan Italia. Transportasi ular dalam perdagangan hewan dan transportasi ular dari institusi-institusi kebun binatang yang berbeda dipercaya menjadi sebab tersebarnya penyakit ini di seluruh dunia.

Sampai saat ini tidak diketahui apakah inclusion body disease juga muncul pada boa dan python di alam liar, atau secara exclusive hanya terjadi pada ular di pemeliharaan (hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut).


Gejala

Python dan boa memperlihatkan gejala yang sedikit berbeda, dimana penyakit berkembang lebih lambat pada boa.

Tanda-tanda infeksi IBD di Boa antara lain kekacauan pada sistem saraf pusat seperti lumpuh, tidak dapat mengembalikan posisi badannya ke arah semula ketika posisi badannya terbalik, “star-gazing” (posisi kepala ular tegak ke arah atas menatap langit), ketidak mampuan untuk menyerang atau membelit mangsanya – atau bahkan hanya pada kelumpuhan saja. Gejala-gejala lain yang terjadi di Boa adalah penurunan berat badan secara ekstrim, menderita muntah kronis, serta infeksi pernafasan. Dysecdysis yang disebabkan oleh ketidak mampuan ular untuk mengontrol gerakan tubuhnya dalam melepas kulit lama-nya.

IBD berkembang secara lebih agresif pada ular python, selain gejala-gejala yang telah dijelaskan untuk boa di atas (terkecuali muntah kronis), python juga mengalami “mouth rot” (infectious stomatitis), disorientasi dan hilangnya kordinasi otot serta respon refleks yang terlalu tinggi atau terlalu besar.

Baik pada Python ataupun Boa, penyakit ini berkembang sangat cepat dan berakibat fatal pada ular-ular juvenile. Dimana kematian dengan cepat terjadi setelah dimulainya kelumpuhan ringan pada ular.

Daya tahan Virus di luar inangnya

Berdasarkan apa yang telah diketahui tentang virus pada saat ini, maka disinfektan berbasis alkohol (e.g. Sagrotan, Desderman, Microzid) akan melenyapkan virus. Sebagai retrovirus, IBD tidak akan bertahan di luar tubuh inangnya untuk jangka waktu yang lama.

Pencegahan

Sampai sekarang tidak ada pengobatan untuk penyakit ini, dan dikarenakan penyakit ini selalu berakibat fatal dan sangat menular, maka euthanasia pada ular yang positif terjangkit oleh IBD merupakan tindakan yang dianjurkan. Sekalipun ular dapat dijaga agar tetap hidup melalui tindakan-tindakan seperti force feeding dan hydration, kerusakan yang terjadi pada saraf, otak, saraf tulang belakang dan organ-organ dalam sangatlah besar – sehingga biarpun ular tetap hidup tetapi kualitas hidup ular itu sendiri akan semakin menurun yang juga disertai dengan meningkatnya rasa sakit pada ular.

Dikarenakan belum adanya pengobatan untuk penyakit ini dan penyebarannya yang seperti virus, maka tindakan yang dapat dilakukan untuk menimalisir resiko masuknya IBD ke ular peliharaan kita adalah dengan melakukan aksi-aksi pencegahan, antara lain:

* Hanya menempatkan satu ular dalam satu kandang.
* Penggunaan satu macam barang untuk tiap satu kandang (tempat minuman, hook, dan lain-lain).
* Hindari pemberian makanan yang telah ditolak oleh satu ular kepada ular lainnya.
* Pembasmian kutu.
* Melakukan tindakan euthanasia pada ular yang telah positif terjangkit oleh IBD.
* Melakukan disinfeksi kandang dan peralatan secara berkala.
* Mencuci tangan setelah dan di antara penghandlean satu ular sebelum menghandle ular lainnya.
* Kandang yang terbuat dari kayu polos (tidak dilapis melamine dan semacamnya) harus disingkirkan, apabila ular yang telah terkonfirmasi terjangkit IBD tinggal di dalamnya.


Karantina secara ketat untuk setiap ular jenis Python dan Boa yang baru kita dapat, paling tidak untuk jangka waktu 3-6 bulan dan jika anda telah memiliki pet Python maupun Boa, selalu berhati-hati dan waspada setiap mengunjungi toko hewan peliharaan, pameran reptil, ataupun melihat-lihat koleksi reptil orang lain.

Diterjemahkan dan diambil dari berbagai sumber. oleh gnipod
untuk informasi lengkap beserta gambar : klik di sini
 
Mengobati Penyakit yang umum pada Phyton
Bagaimana mengobati penyakit-penyakit yang umum pada ular phyton anda..?

Banyak penggemar binatang pets ingin mengetahui apa yang harus dilakukan.Dengan kata lain bahwa kebanyakan orang akan merasa lebih aman dan nyaman ketika memiliki pets ( binatang peliharaan) tertentu jika mereka tahu paling tidak 80% dari kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi dan tahu cara penanggulangan dan pencegahannya. Dan kami pikir tidak terkecuali orang yang ingin memiliki phython sebagai hewan peliharaan.Sebagai pemilik hewan peliharaan, anda tahu prioritas utamanya adalah kesehatan atas binatang peliharaan anda. Namun demikian banyak pemilik phyton tidak menyadari bahwa penyakit-penyakit umum python bisa dideteksi dan diobati di rumah.

* • Vomiting / Muntah Salah satu penyakit/gangguan yang sering dialami oleh phyton adalah “Muntah”. Jangan pegang phyton anda pada saat baru saja selesai makan. Itu mungkin terjadi juga jika hewan peliharaan anda dalam keadaan stress karena merasa kurang aman atau karena terinfeksi oleh parasit yang berasal dari dalam maupun luar tubuhnya, itu akan merangsang makanan untuk dimuntahkan keluar.Untuk membantu menghindari terjadinya “muntah”, adalah penting untuk membiarkan phyton anda untuk istirahat setelah mereka makan.
* Bagaimana caranya anda untuk mengarahkan supaya mereka tidur..? naikkan suhu kandang pada suhu tertentu, atau anda juga bisa tempat untuk berjemur. Phyton akan berbaring di bawah cahaya/lampu tersebut untuk membantu mencerna makannya dan akan membantu mengurangi untuk dimuntahkan kembali.
* • Constipation/Sembelit/Susah buang air Jika phyton anda tidak buang air dalam waktu yang tidak seperti biasanya, ataupun sulit untuk buang air atau pun kotorannya sangat kering, dari semua tanda-tanda tersebut dapat dipastikan bahwa phyton anda lagi sembelit.Tingkat kelembaban dan suhu yang rendah adalah penyebab umum terjadinya sembelit. Anda bisa menghindarinya dengan menjaga kebersihan air minum di dalam kandang. Juga dengan menempatkan air hangat di dalam kandang dan arahkan supaya phyton anda berendam di dalam air tersebut.
* • Scale rot / Infeksi kulit (sisik)Jika anda memperhatikan ada warna yang berbeda pada sisik phyton seperti: warna Pink, Merah atau Coklat, hal ini mungkin disebabkan oleh Scale rot/ pembusukan sisik. Penyakit ini bisa terjadi pada beberapa sisik, di tempat tertentu atau pun di banyak tempat.Terkadang penyebab dari infeksi sisik ini bisa dari infeksi dari dari dalam tubuh yang muncul keluar tubuh sebagai scale rot/sisik yang busuk.Tetapi bagaimana pun penyebabnya adalah kurang bersihnya tempat/kandang dari phyton tsb.Jika kandangnya tidak secara rutin dibersihkan dan dikasi disinfectan, phyton akan berbaring di atas air kencing dan kotorannya dalam waktu yang cukup lama sehingga menyebabkan scale rot.Dengan menggunakan antibiotic akan bisa mengatasi permasalahan tersebut. Tetapi anda tetap harus memindahkan phyton anda ke kandang yang lain pada saat anda membersihkan dan menyemprotkan disinfektan ke dalam kandang tersebut.Pada saat binatang anda dalam masa perawatan, jangan biarkan mereka berendam di dalam air. Berikan/taruh air secukupnya di dalam mangkok yg bisa dipakai untuk minum.

sumber disini
 
Mouthrot dan Noserub


Mouthrot atau biasa kita kenal dengan 'sariawan' adalah salah satu penyakit pada ular yang sebagian besar disebabkan karena ular suka menyisir-nyisir dan menekan-nekankan moncongnya ke dinding kandang (misal: kawat strimin, container transparan, atau kaca aquarium) seperti ingin mencari jalan keluar. Inilah yang biasa disebut dengan nose-rubbing.

bekasnoserub.jpg


Keterangan gambar : Reticulated python yang dulunya terlalu sering rubbing. Walaupun saat ini sudah sembuh dan tidak ada mouthrot sama sekali, tetapi masih terlihat berbekas (ujung moncong bagian bawah sedikit hilang).

Nose-rub bisa disebabkan karena beberapa hal diantaranya :

* Ular yang stress. Contoh, ular liar yang baru ditangkap dan dipelihara/dikandangkan. Biasanya ular yang baru ditangkap dan dikandangkan akan berusaha mencari jalan keluar sebisa mungkin dari kandangnya untuk mencari tempat persembunyian.
* Ular pup/pee dan kandangnya tidak segera dibersihkan, sehingga ular gelisah dan selalu berusaha keluar dari kandangnya.
* Terlambat dalam pemberian makan. Ular lapar dan tidak segera diberi makan lagi, akhirnya gelisah dan noserubbing.
* Ular yang sedang birahi pada masa/musim kimpoi, sehingga tidak mau makan dan hanya ingin untuk kimpoi/berkembangbiak.

noserub.jpg

Nose-rubbing dapat menyebabkan mouthrot
Pertama-tama bagian moncong hanya akan keliatan sedikit membengkak saja. Tapi apabila dalam jangka waktu yang lumayan lama ular masih terus menerus rubbing, maka dapat menyebabkan sebagian gigi patah dan patahannya yang masih menyangkut/tertanam pada gusi juga dapat menimbulkan mouthrot/sariawan/luka karena menggores gusi, atau lebih parah lagi bisa menyebabkan infeksi apabila patahan gigi tersebut tidak segera dibersihkan.


Keterangan gambar : Jampea dwarf retic yang noserub karena birahi selama musim kimpoi.

Pengobatan

Dapat diobati dengan Terramycin atau Gentamycin yang diteteskan pada bagian dalam mulut atau permukaan gusi yg terluka/infeksi.
Obat diperlukan hanya untuk mengobati luka yang menyebabkan mouthrot-nya saja. Sebetulnya tidak perlu obat pun bisa sembuh. Yang penting semua kotoran (dan patahan giginya kalau ada) dibersihkan, dan jaga sebisa mungkin agar ular tidak selalu nose-rubbing, dengan demikian ular pasti akan berangsur-angsur sembuh dengan sendirinya.

Tapi lebih disarankan untuk tetap diberikan obat agar proses penyembuhan lukanya lebih cepat dan tidak menimbulkan infeksi yang lebih parah.
 
wow.. keren nih infonya.. nanti undang temen2 ah biar masuk sini..

Ane mau tanya tentang tokek.. emang bener ada yak.. tokek sebesar ukuran paha orang dewasa..??
sampai saat ini ane belum liat.. tapi ada yang bilang emang ada..
 
^^^ maaf jarang ol

setau saya ga ada

tokek sendiri banyak jenisnya, tokay gecko, leopard gecko, african fat tail, dll
 
jangan biarkan kcing berlama-lama di tempat lembab karena akan menyebabkan tumbuhnya jamur pada kulit yang akan menyebabkan gatal dan rontok bulu pada si kucing :D
 
Back
Top