Anggota DPR: Indonesia Tak Seharusnya Ikut Campur Masalah Irak

nurcahyo

New member
Anggota DPR: Indonesia Tak Seharusnya Ikut Campur Masalah Irak

Kapanlagi.com - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Yudi Chrisnandi menilai, Indonesia semestinya tidak perlu ikut campur dalam penyelesaian masalah Irak karena apa yang terjadi di Irak bukanlah tanggung jawab masyarakat Internasional melainkan menjadi tanggung jawab Amerika Serikat.

"Kondisi buruk yang terjadi di Irak saat ini merupakan implikasi kebijakan luar negeri AS yang salah. Karena itu, yang harus bertanggung jawab adalah AS, bukan masyarakat global atau Internasional," katanya di Jakarta, Rabu, menanggapi usulan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika bertemu Presiden AS George W Bush (20/11) mengenai penyelesaian masalah Irak.

Kepada Bush, Presiden Yudhoyono mengusulkan tiga solusi dalam penyelesaian kasus Irak yakni melakukan rekonsiliasi nasional di Irak, melibatkan pasukan keamanan PBB yang kedatangannya disesuaikan dengan jadwal penarikan pasukan AS dan sekutunya di Irak, serta melibatkan masyarakat internasional untuk melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi di Irak.

Menanggapi tiga usulan Presiden Yudhoyono tersebut, Yudi Chrisnandi menyatakan bahwa usulan tersebut merupakan pendapat spontanitas Presiden untuk sekadar menyenangkan Bush yang sedang pusing mencari jalan keluar penyelesaian masalah Irak.

"Presiden mungkin hanya membesarkan hati Bush yang sedang pusing mencari `exit solution`. Sebetulnya kita tidak berada pada posisi menilai masalah Irak sebagai adalah masalah global. Ini masalah AS, dia yang memulai maka dia pula yang harus mengakhirinya," katanya.

Menurut Yudi, apa yang terjadi di Irak akibat kebijakan keliru dari AS yang melakukan serangan pendahuluan setelah peristiwa WTC dengan menggalang sekutunya, kemudian lakukan serangan tanpa persetujuan Dewan Keamanan PBB dengan alasan Irak memiliki senjata pemusnah massal dan melindungi Al Qaeda.

"Tetapi kemudian tuduhan-tuduhan itu tidak terbukti, yang dilakukan justru menggulingkan Saddam Hussein hingga menyebabkan terjadi perpecahan di Irak," katanya.

Jika AS menyatakan tidak mampu menyelesaikan masalah Irak dan menyerahkannya kepada PBB, lanjut Yudi Chrisnandi, barulah Indonesia dapat berperan lebih jauh. "Jadi kalau Indonesia ingin terlibat di dalam maka harus tunggu sampai persoalan ini diambil alih PBB, dan kita bisa masuk jika diminta PBB," katanya.

Secara umum, Yudi menilai kunjungan Bush ke Indonesia tidak memberi manfaat langsung bagi kepentingan nasional, apalagi terkesan dipaksakan di tengah kecaman deras di dalam negeri.

"Tidak banyak yang dihasilkan. Ini harus menjadi pelajaran ke depan jika Indonesia ingin bernegosiasi dengan pihak asing seperti AS, sebaiknya dipikirkan matang agendanya dan dipersiapkan target hasil yang ingin dicapai sehingga biaya dan pengorbanan rakyat di Bogor dan sekitarnya menjadi tidak sia-sia," katanya.
 
Back
Top