Sembilan Trayek Bus Reguler Ditutup

mukegile

New member
Sembilan Trayek Bus Reguler Ditutup​


Sembilan trayek bus reguler yang bersinggungan dengan bus Trans jakarta koridor IX (Pinangranti—Pluit) ditutup 1 februari kemarin. Rencananya, trayek tersebut akan dialihkan ke tempat lain.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, penghapusan trayek tersebut untuk memperlancar arus lalu lintas di sepanjang jalan yang dilalui koridor IX. Menurut dia, keberadaan armada bus Trans jakarta koridor lX sudah mampu menampung mobiitas penumpang di sepanjang jalur tersebut.

Dari-sembilan trayek tersebut, tiga trayek milik Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD) dan enam trayek milik Mayasari Bhakti.

Jumlah armada bus yang dimiliki kedua perusahaan itu mencapai 189 unit. Untuk trayek PPD, rute yang dialihkan antara lain PAC 13 (Kampung Rambutan—Muara Angke), PPD 46 (Cililitan—Grogol) dan P37 (Blok M—Muara Angke). Sedangkan trayek milik Mayasari Bhakti antara lain, P6B (Kampung Rambutan—Muara Angke), PAC74 (Kampung Rambutan—Tangerang), P6 (Kampung Rambutan—Grogol), P39 (Grogol—Bekasi), P6A (Kampung Rambutan—Kalideres), dan PAC26 (Grogol—Bekasi). Untuk mengantisipasi masuknya bus-bus yang telah dialihkan tersebut, Dishub menyiagakan 80 petugas di jalur tersebut.

Meski sudah ditutup, Dishub masih memberi toleransi hingga beberapa hari ke depan. Sehab, saat ini masih dalam tahap sosialisasi.”Kami tidak langsung penindakan, tapi hanya menghalau saja karena sifatnya masih sosialisasi. Kita akan tindak tegas mulai minggu depan dengan penilangan, jika bus tidak menurut,” terang Pristono.

Kepala Personalia Mayasari Bhakti, Ajang Sodikin mengaku keberatan dengan penghapusan enam rute trayek milik perusahaannya. Sebab penghapusan trayek ini berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) 800 karyawan, terdiri dari sopir dan kenek. Pihaknya mengaku sudah menyampaikan masalah tersebut kepada Dishub, namun tak dihiraukan.

“Dalam surat, kami meminta agar sembilan trayek itu tetap pada rute yang ada saat ini. Namun, jalan yang diambil melalui jalan tol sehingga tidak mengganggu busway. Karena selain banyak pekenja yang akan menganggu ada 50 bus patas yaitu P6 (Kampung Rambutan-Grogol) yang kondisinya masih baru masa tiba-tiba harus dihentikan operasinya,”kata Ajang.

Sebetulnya Pemprov DKI sudah melakukan kerja sama dengan Mayasari Bhakti terkait penghapusan trayek ini. Rencananya, para sopir dan kenek diberdayakan dalam bus Transjakarta. Namun, mayoritas karyawan Mayasari tidak tamat SLTA sehingga tidak memenuhi persyanatan untuk bekerja di bus Transjakarta. Perlu di ketahui, 65% sopir di Mayasari Bakti adalah lulusan SD, 25% lulusan SLTP, dan 10% lulusan SLTA.

“Jadi, akan banyak yang menganggur karena posisi mereka dihentikan operasinya, namun dari kami juga belum siap untuk menyesuaikan perpindahan trayeknya,” ujar Ajang.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Royke Lumowa menilai, upaya pengalihan trayek bus reguler tersebut tidak akan berhasil tanpa adanya penambahan armada di koridor DC ”Agar peraturan itu bisa berjalan optimal dan maksimal, maka sudah sepatutnya ada penambahan armada busway di koridor IX,” ujar RoykeLumowa 1 feb kemarin.

Menurutnya, selama tidak ada penambahan armada masyarakat akan tetap memilih menggunakan bus reguler. Hasilnya, pengalihan seluruh bus reguler yang melintasi koridor busway tidak akan bisa dilakukan, “Kalau armada buswaynya banyak, masyarakat tidak akan menunggu lama lagi. Secara otomatis akan beralih dan meninggalkan bus reguler,” katanya.

Dia menambahkan, hari pertama peraturan ini dilakukan lalu lintas di sepanjang koridor IX masih saja terjadi kemacetan, mulai dan Cawang, Pancoran, Kuningan, Semanggi, Slipi, dan Grogol. “Masih banyak bus reguler yang tetap beroperasi, bahkan kerap kali membuat macet akibat berhenti menurunkan penumpang tidak di halte,” jelasnya.

Ridwan, salah seorang kondektur bus P6, mengaku tidak mengetahui adanya penghapusan trayek. Bahkan, dia menolak adanya peraturan tersebut. “Jelas kami sangat dirugikan, ”ujarnya, Zainudin, sopir bus P6, juga mengaku belum mendapat kabar mengenai penghapusan trayek tersebut. “Jika dipindahkan trayeknya, saya mau, asal tidak diberhentikan,”ungkapnya.

Sumber : Sindo - tedy achmad/myaminlridwansyali
 
Back
Top