Hamas-Fatah gelar pertemuan darurat di Mekah

andree_erlangga

New member
Presiden Palestina Mahmoud Abbas tiba di Mekah, Arab Saudi, Selasa (6/2), untuk mengikuti pertemuan darurat antara petinggi faksi Fatah dan Hamas guna meredakan pertikaian internal di Palestina.
Pergerakan Fatah yang dipimpin oleh Abbas, serta faksi Hamas yang memenangkan Pemilu parlemen tahun lalu, telah terjebak dalam perebutan kekuasaan yang menelan 80 korban jiwa sejak Desember 2006 lalu.
Pemimpin Hamas yang diasingkan di Damaskus, Suriah, Khaled Meshaal, serta Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyeh turut hadir dalam pertemuan yang digelar di Mekah, Selasa siang.
Sementara di Gaza, kelompok bersenjata Hamas dan Fatah beradu tembak di perbatasan Gaza dengan Mesir, Selasa (6/2), saat Perdana Menteri Ismail Haniyeh melakukan perjalanan untuk melakukan perundingan rekonsiliasi antara kelompok gerakannya, Hamas dan kelompok saingannya Fatah di Arab Saudi.
Kesepakatan
Dikatakan, Haniyeh, tidak berada areal bentrok, serta berhasil melintasi Mesir dengan aman. Dia tiba di perbatasan di bawah pengawalan ketat setelah melakukan perjalanan dengan kawalan ratusan anggota bersenjata Hamas.
Meskipun Haniyeh tampak yakin pembicaraan rekonsiliasi akan mengakhiri pertarungan berbulan-bulan antara kedua faksi, pertempuran Selasa tersebut merupakan pertanda buruk bagi pertemuan di Mekah, yang menurut para pengamat merupakan kesempatan terakhir untuk menghindari perang sipil. Menurut para saksi mata, bentrokan selama 10 menit di terminal perbatasan itu tidak menimbulkan korban.
Para pejabat keamanan Fatah dan Hamas memberikan versi berlainan tentang insiden itu. Mereka mengatakan tembakan-tembakan dilepaskan ke udara untuk membubarkan kerumunan ribuan orang yang mencoba menyeberangi perbatasan setelah mengawal Haniyeh. Gerbang yang merupakan pintu keluar dari Gaza selama ini ditutup sejak tanggal 8 Januari, karena peringatan keamanan menyusul masalah dengan Israel.
Abbas berharap terbentuknya sebuah pemerintahan koalisi yang akan mengakhiri kekerasan faksi dan menggugurkan sanksi-sanksi yang dijatuhkan komunitas internasional.
?Kami akan melakukan semuanya dengan kekuatan kami untuk mencapai kesepakatan Palestina mengenai pemerintahan persatuan. Kami optimistis dan berharap akan berhasil, dan kembali kepada rakyat dengan kesepakatan yang dapat menyembuhkan luka-luka kami dan mengakhiri ketegangan,? ujar Haniyeh.

solopos.net
 
Back
Top