Kirab Budaya Ritual Patirtan “Napak Tilas Semangat Pangeran Mangkubumi”

zoeratmand

New member
forum-mataram-nusantara-450x300.jpg


Diperkirakan 1000-4000 warga masyarakat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta akan mengikuti Kirab Budaya Ritual Patirtan Napak Tilas Semangat Pangeran Mangkubumi yang diinisiasi Forum Mataram Nusantara (FORMAN).

Ketua Forum Mataram Nusantara, Sugeng Santoso menerangkan kirab budaya ini diselenggarakan sebagai dialog dengan leluhur Yogyakarta mengenai diusiknya eksistensi Yogyakarta sebagai daerah istimewa oleh elit pemegang kekuasaan.

Forum Mataram Nusantara menganggap leluhur Yogyakarta adalah pendiri Nagari Kasultanan Yogyakarta yaitu Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengku Buwono I.

“Kita akan mengadu kepada salah satu leluhur kita, pendiri Nagari Kasultanan Yogyakarta yaitu Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengku Buwono I,” ujar Sugeng Santoso.

Pangeran Mangkubumi (Sri Sultan Hamengku Buwono I) telah mendirikan negeri Yogyakarta pada Kamis, 29 Jumadilawal, Tahun Jawa 1680 bertepatan dengan tanggal 13 Maret 1755 dengan sebuah proklamasi berdirinya Nagari Kasultanan Yogyakarta

“Perlu diketahui bahwa beslit (piagam) berdirinya Kasunanan Yogyakarta itu masih tersimpan rapi di Mahkamat Internasional hingga hari ini sehingga sewaktu-waktu masih digunakan sebagai dokumen negara yang sah,” ternag Sugeng Santoso.

Hasto Widiarto dari Gerakan Rakyat Mataram (Geram) menambahkan acara kirab budaya yang diselenggarakan Forum Mataram Nusantara ini adalah upaya memperjuangkan keistimewaan Yogyakarta agar lebih diketahui masyarakat luas.

Sementara itu Dewanto, Sekretaris Forum Mataram Nusantara menerangkan target dari kirab budaya ini adalah terwujudnya kebangkitan budaya adat yang mengandung nilai-nilai hidup dan bila dipelajari mampu merubah syfat bangsa menjadi baik.

Kirab Budaya Budaya Ritual Patirtan Napak Tilas Semangat Pangeran Mangkubumi akan diselenggarakan Minggu(13/2) pukul 14.00 hingga selesai. Kirab budaya akan dimulai dari bekas Kraton Ambarketawang yang berada di wilayah Gamping Sleman menuju Umbul Binangun dan selesai di Taman Sari Kraton Yogyakarta.

Kirab budaya ini juga disebut sebagai Lampah Ageng, Napak Tilas Semangat Pangeran Mangkubumi, Mataram Jaya Binangun. Kirab budaya ini mengusung slogan “Pacak Tambak Kala Brastha, mBirat Memalaning Jagat, Numpes Satru Sekti.

Sugeng Santoso menerangkan barisan Kirab Budaya Patirtan Napak Tilas Semangat Pangeran Mataram akan terdiri dari cucuk lampah yang membawa bendera merah putih, bregada catur dasa sipat pandhita atau rombongan 40 orang berbaju putih yang mengikuti kirab dengan menutup mata.

Barisan kirab selanjutnya adalah rombongan bendera perwakilan provinsi yang dibawa mahasiswa anggota IKPM,bregodo prajurit Kraton Yogyakarta, bregodo prajurit Kadipaten Pura Pakualaman serta barisan peserta dari berbagai elemen masyarakat yang berasal dari paguyuban seni, ormas, pelestari budaya, klub sepeda, becak dan klub otomotif.
“(kelompok) Paksi Katon nanti juga akan ikut kirab, FKPPI, Garda Bangsa dll,” ujar Sugeng Santoso.

Gusti Randa, dari IKPM (Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa) Riau Yogyakarta mengatakan pihaknya sepakat dengan nilai-nilai kebudayan Yogyakarta yang bukan hanya tentang budaya Yogyakarta tapi budaya nusantara yang bisa dipertahankan dan dilestarikan.

“Yogyakarta adalah miniatur Indonesia. Semua budaya (nusantara) ada disini (Yogyakarta) dan kita semua mengawal budaya Yogyakarta dengan napak tilas ini,” kata mahasiswa yang sedang mengikuti program pendidikan profesi advokat di Universitas Islam Indonesia (UII) ini.

Gusti Randa menerangkan, perkembangan terakhir hingga saat ini (Kamis sore) sebanyak 21 dari 28 IKPM yang ada di Yogyakarta akan mengikuti kirab budaya napak tilas Pangeran Mangkubumi yang diselenggarakan Forum Mataram Nusantara.
 
[langtitle=en]Re: Kirab Budaya Ritual Patirtan “Napak Tilas Semangat Pangeran Mangkubumi”[/langtitle]

“Yogyakarta adalah miniatur Indonesia.
[lang=en]I agree of that statement.[/lang]
 
Back
Top