JOMBANG | SURYA - Akibat guyuran hujan deras tiga hari berturut-turut, makam mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, ambles. Yang mengagetkan, kain kafan yang membungkus jasad Gus Dur masih utuh dan putih, sehingga diduga jasad cucu pendiri NU itu juga masih utuh.
Hasan, seorang penjaga pos utama Ponpes Tebuireng, menyatakan peristiwa itu terjadi Selasa (15/2). Dia mengaku ikut menutupi lubang makam Gus Dur yang ambles dengan pasir dan tanah.
Di bawah guyuran hujan deras, dia mengaku bersama empat orang, termasuk Zainul, anaknya, melihat sesuatu yang ganjil. “Kami melihat kain kafan Gus Dur masih terlihat putih. Tetapi saya tidak berani cerita, bukan wewenang saya,” kata Hasan, Jumat (18/2).
Zainul, petugas keamanan pondok mengatakan, amblesnya makam Gus Dur terjadi siang hari saat pengunjung makam Gus Dur lumayan banyak.
Kejadian itu pun membuat penghuni ponpes kelabakan. Mereka ramai-ramai melihat kejadian tersebut. Sebuah lubang akibat gerusan air menganga sehingga menampakkan kain kafan pembungkus tubuh tokoh yang dikenal dengan berbagai anekdotnya ini. “Subhanallah, kain kafan Gus Dur masih utuh. Putih bersih seperti baru,” kata Zainul, Jumat (18/2).
Diungkapkan, kejadian itu pertama diketahui Waldi. “Namanya Pak Waldi, pedagang asongan yang biasa menjajakan VCD tentang Gus Dur,” imbuh Zainul.
Menurut Zainul, Waldi melaporkan kejadian itu kepadanya yang saat itu kebetulan berjaga di pos utara (pos pintu keluar masuk peziarah). Zainul pun segera menuju areal makam.
Selanjutnya, bersama beberapa orang dia menguruk lubang di makam itu dengan pasir dan tanah. Sementara penjaga dan pengurus pondok langsung membuat barisan menutupi lubang di pusara Gus Dur. Hal ini agar peziarah tak sampai mengambil gambar. Kabar itu sendiri terkesan disembunyikan oleh pengurus pondok lainnya.
Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) membenarkan kejadian itu. Menurut adik Gus Dur ini, amblesan ini merupakan kali sekian mengingat makam itu masih berupa tanah, belum dilakukan pengkijingan (dicor). “Hujan sangat lebat, tanahnya ambles, biasa,” kata Gus Sholah ketika dihubungi, Jumat (18/2).
Pasca amblesnya makam Gus Dur, keluarga besar mantan Ketua Umum PBNU itu menggelar rapat di Jakarta. Sholahul Am Notobuwono (Gus A’am), anggota keluarga Bani Hasyim membenarkan fenomena itu sedang dibahas dalam keluarga besar Bani Hasyim. “Sekarang saya lagi di Jakarta dan keluarga besar sedang membahas masalah amblesnya makam Gus Dur,” terang Gus A’am, saat dihubungi via ponsel, Jumat (18/2) sore.
Ketua PC GP Ansor Jombang ini menginformasikan peristiwa amblesnya makam Gus Dur sengaja disembunyikan guna mencegah makin membludaknya peziarah ke makam cucu pendiri NU, KH Hasyim Asyari itu.
Terkait amblesnya makam Gus Dur, menurut Gus A’am, sebenarnya telah direspons langsung oleh dua putri Gus Dur, dengan mengunjungi makam ayahandanya itu, Selasa (15/2) malam. Kedua putri Gus Dur yang ke Tebuireng itu Inayah dan Alissa Qotrunnada. “Mereka datang hanya beberapa jam setelah makam ambles,” kata A’am.
Pengurus Ponpes Tebuireng Lukman Hakim membenarkan makam Gus Dur ambles, Selasa (15/2) lalu. “Yang saya tahu, itu terjadi Selasa, 15 Februari 2011 bertepatan Maulid Nabi,” kata Lukman, Jumat (18/2) sore. Saat itu peziarah membludak dan hujan turun cukup deras.
Amblesnya makam, menurut Lukman, karena air yang jatuh dari atap pendopo makam yang terus-menerus menggerus tanah di atas pusara. “Padahal, tanah urukan Gus Dur itu tidak dilakukan pemadatan karena tidak ada yang berani melakukannya. Karena kepadatan tanah urukan kurang, maka saat tergerus air terus-menerus menjadikan makam ambles,” kata Lukman.
Tapi dia tegas membantah jika amblesnya makam membuat jasad Gus Dur terlihat. “Kafannya saja tidak kelihatan, apalagi jasadnya,” tegas Lukman.
Disinggung adanya saksi mata mengaku melihat hal itu, Lukman bersikukuh itu tidak benar. “Itu bohong, yang ngomong begitu jelas bohong,” kata Lukman.
Yang jelas, untuk mengantisipasi terulangnya kejadian itu, makam Gus Dur kini dikelilingi tembok penahan sepanjang 11 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi sekitar 15 sentimeter. Proses pengerjaan hingga kemarin sore baru selesai 50 persen. “Ini agar air yang jatuh dari atap pendopo tidak langsung menggerus makam Gus Dur,” kata Lukman.
http://www.tribunnews.com/2011/02/19/makam-gus-dur-ambles-kafan-masih-putih-bersih