Kisruh Politik di Libya

Dipi76

New member
Demonstrasi Anti Ghadafi, Belasan Tewas
Demonstrasi anti pemerintahan Ghadafi, yang dinilai otoriter, dimulai sejak 16 Februari
Jum'at, 18 Februari 2011, 16:39 WIB

105332_demonstrasi-kelompok-pro-pemerintah-di-tripoli--libya_300_225.jpg



VIVAnews - Bentrokan antara demonstran anti pemerintah dengan aparat keamanan pecah di dua kota utama di Libya pada Kamis hingga Jumat, 17-18 Februari 2011. Belasan orang dilaporkan tewas diterjang peluru tajam aparat keamanan maupun tim penembak jitu.

Demonstrasi yang dinamakan “Hari Kemarahan” diikuti oleh ribuan orang yang berkumpul berkat sebuah pengumuman di grup Facebook yang bernama sama. Grup Facebook yang beranggotakan hingga 9.500 orang itu dilaporkan turun ke jalan-jalan di kota Benghazi dan Beyida, kota kedua dan ketiga terbesar di Libya.

Massa dihadang oleh aparat keamanan yang telah bersiaga dengan persenjataan penuh. Pemerintah Libya terkenal mengekang media massa, sehingga tidak ada koresponden media asing yang berada di lokasi, sehingga laporan peristiwa maupun korban tewas didasarkan pada laporan LSM maupun laporan kelompok oposisi. Jumlah korban berbeda-beda tiap media, namun dipastikan angka yang tewas mencapai belasan.

Berdasarkan laporan dari situs oposisi dan anti pemimpin Libya Moammar Ghadafi, dilansir dari kantor berita Associated Press (AP), terdapat 19 orang yang tewas di kota Benghazi dan Beyida. Mereka dilaporkan tewas akibat ditembak oleh sniper dari kesatuan keamanan dalam negeri.

AP juga mengutip laporan dari Amnesty internasional (AI) yang melaporkan jumlah yang berbeda. AI menyatakan terdapat 12 demonstran yang tewas pada bentrokan selama dua hari tersebut. AI mengatakan bahwa aparat menggunakan peluru tajam dalam menghadapi para demonstran.

“Polisi dan aparat keamanan Libya harus menghargai hak para demonstran, jangan menyerang mereka. Pemerintah harus menghentikan hal ini dan memerintahkan penyelidikan terhadap kematian dan kekerasan yang terjadi selama ini,” tulis AI pada pernyataannya.

Menurut organisasi Human Right Watch, dilansir dari stasiun berita CBS News, bentrokan juga terjadi di ibukota Libya, Tripoli. Sebanyak 14 orang dilaporkan ditahan oleh aparat keamanan.

Mengutip dari laman oposisi, Al-Youm, CBS melaporkan sedikitnya 20 orang tewas dalam bentrokan di beberapa kota di Libya. Menurut situs tersebut, peluru tajam dan sniper adalah penyebab utama kematian demonstran.

Mohammed Ali Abdellah, wakil pemimpin Front Keselamatan Libya, mengatakan bahwa rumah sakit di Beyida mengeluhkan kurangnya pasokan obat-obatan untuk merawat korban luka pada bentrokan yang jumlahnya cukup banyak. Pemerintah, ujar Ali, menolak untuk memberikan pasokan obat tambahan.

Sementara itu, stasiun berita CNN melaporkan saat ini massa pro pemerintahan Ghadafi menguasai Tripoli sejak Kamis malam. Pada siaran langsung yang ditayangkan televisi yang dikuasai pemerintah, ditayangkan situasi Jumat pagi, massa pro-Ghadafi berpawai mengelu-elukan namanya.

Demonstrasi anti pemerintahan Ghadafi, yang mereka nilai otoriter, dimulai sejak Rabu, 16 Februari 2011. Massa juga menuntut dibebaskannya ribuan tahanan politik dan penyelidikan menyeluruh pembantaian di penjara Abu Slim Juni 1996 lalu. (hs)
• VIVAnews


-dipi-
 
Re: Demonstrasi Anti Ghadafi, Belasan Tewas

Wuih hebat yah Amrik & sekutunya membuat revolusi di setiap negara. Termasuk di negara ini.
 
Re: Demonstrasi Anti Ghadafi, Belasan Tewas

Tiga Hari, Militer Libya Bunuh 84 Orang
Korban berjatuhan saat ribuan orang berunjuk rasa menolak pemimpin Libya Moammar Qadhafi.
Sabtu, 19 Februari 2011, 16:24 WIB


VIVAnews - Sedikitnya 84 orang tewas dibunuh oleh tentara Libya dalam kurun waktu hanya tiga hari. Mereka terbunuh selama aksi protes di negara Timur Tengah itu. Demikian diumumkan Human Rights Watch, sebuah organisasi HAM. Organisasi ini merilis informasi itu berdasarkan wawancara melalui telepon kepada petugas rumah sakit dan saksi mata.

CNN, yang melansir berita ini, mengaku tidak bisa bisa mengkonfirmasi data yang dikeluarkan organisasi HAM itu. CNN.com juga menyebutkan, pada Jumat waktu setempat, sedikitnya 20 orang tewas dan 200 orang lainnya luka-luka di kota Benghazi, Libya. Benghazi adalah kota kedua terbesar di Libya.

Informasi itu berasal dari petugas rumah sakit di Benghazi yang tidak disebutkan namanya dengan alasan keamanan. "Korban berjatuhan saat ribuan orang berunjuk rasa menolak pemimpin Libya Moammar Qadhafi," kata sumber itu. (kd)
• VIVAnews


-dipi-
 
Re: Demonstrasi Anti Ghadafi, Belasan Tewas

wah benar nih tebakan gue sekarang libya bergejolak

kira kira negara selanjut nya siapa ya
 
Re: Demonstrasi Anti Ghadafi, Belasan Tewas

negara negara aran lagi bergejolak,dengar dengar info perawat pribadi ghadafi sangat cantik dan seksi
 
Re: Demonstrasi Anti Ghadafi, Belasan Tewas

Krisis Libya
Evakuasi WNI di Libya Lebih Sulit
Penulis: Icha Rastika | Editor: I Made Asdhiana
Kamis, 24 Februari 2011 | 20:04 WIB


0812028620X310.jpg


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Satuan Tugas Evakuasi WNI di Libya, Hassan Wirajuda, memperkirakan bahwa upaya evakuasi WNI di Libya lebih sulit dibandingkan dengan evakuasi WNI di Mesir. "Kesan saya, walaupun pemerintah Mubarak di Mesir mengalami tekanan politik krisis yang intensif, tetapi pemerintahannya masih jalan, kedutaan masih berfungsi. Berurusan dengan Mesir sangat responsif. Saya enggak yakin hal yang sama terjadi di Libya," kata Hassan yang juga Ketua Satgas Evakuasi WNI di Mesir itu seusai mengikuti rapat koordinasi terkait evakuasi WNI di Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, Kamis (24/2/2011).

Menurut Hassan, institusi-institusi pemerintahan di Mesir masih bekerja meski aksi massa untuk menggulingkan Presiden Hosni Mubarak tengah berlangung. Dengan demikian, Kedutaan Besar RI tetap mudah berhubungan dengan mereka untuk mendapat bantuan fasilitas evakuasi. "Masih bisa minta jasa baik Mesir," ujar Hassan.

Berbeda dengan kondisi di Libya saat ini. Selain institusi pemerintahan di Libya kurang responsif, Pemerintah Indonesia juga mengalami kesulitan dalam menghubungi KBRI di sana. "Komunikasi telepon, internet, BlackBerry, misalnya, ke Mesir sempat ada gangguan, kemudian pulih. Namun, di Libya, tidak mudah berhubungan telepon dengan kedutaan. Itu tidak kita alami di Mesir," tuturnya.

Selain itu, lanjut Hassan, WNI di Mesir yang lebih banyak jumlahnya juga mempermudah pemerintah mengumpulkan WNI. Berbeda dengan di Libya. Sebanyak 870 WNI di Libya tersebar di banyak titik. "Di Mesir warga kita jauh lebih banyak, 6.200 orang. Untuk mengumpulkan 400 orang, untuk naik dalam satu pesawat, lebih gampang. Libya dengan 870, dan tersebar, harus jeli betul, informasi itu," ungkap Hassan.

Adapun di Libya, tambah Hassan, sebagian WNI baru terkumpul di dua titik. Pertama, sebanyak 210 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang direkrut perusahaan konstruksi Indonesia, PT Wijaya Karya, untuk pembuatan jalan raya dan jembatan di Libya berkumpul di lima kilometer dari kota Tripoli, tempat aksi massa terkonsentrasi.

Kedua, sebanyak 130 mahasiswa terkumpul di asrama universitas setempat. "Tapi sebaran relatif bisa kita baca. Kita terus baca perkembangannya, kita pastikan, agar kita bisa tentukan pesawat jenis apa yang akan digunakan, daya angkutnya," ucap Hassan.

Dia juga menyampaikan, melihat perkembangan kondisi di Libya, pemerintah merasa perlu segera mengevakuasi 870 WNI di sana. Adapun WNI yang kemungkinan akan dievakuasi lebih dulu adalah 210 TKI PT Wijaya Karya, mengingat jumlahnya yang cukup besar dan telah terkumpul di satu lokasi sehingga lebih mudah dievakuasi.

"Tapi seperti dikatakan transportasi ke airport masih jadi masalah. Saya berharap tidak sampai seminggu (sudah dievakuasi)," ujar Hassan.



Sumber: Kompas



-dipi-
 
Mahasiswa Indonesia di Libya Bantah Gaddafi Bertindak "Kejam"

Pagi ini Jumat 25 Februari 2011, Eramuslim mendapatkan dua email yang mengaku merupakan mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Libya.

Satu orang bernama Gelar Digjaya Muhammad, mahasiswa Islamic Call College Tripoli Libya tingkat 3 dalam jurusan ilmu ekonomi dan keuangan, asal Bandung berdomisili di Tripoli, yang juga ketua Departemen kaderisasi KKMI Libya dan satu lagi Hendi Nugraha Mahasiswa tahun kedua Kuliah Dakwah Islamiyyah, Tripoli Libya jurusan ekonomi asal Tasikmalaya.

Kedua orang yang mengaku mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Libya ini menyayangkan banyak media khususnya di Indonesia yang telah salah melihat situasi yang saat ini terjadi di Libya. Menurut mereka media-media Indonesia telah termakan informasi palsu dari kantor-kantor berita asing yang yang sarat dengan berita-berita palsu dari "saksi mata" "koresponden" yg sudah dipersiapkan oleh pihak oposisi pemerintah Libya.

Mereka juga telah mengkomparasikan sumber dari media asing, media pemerintah Libya dan situasi di lapangan baik melalui koresponden maupun kesaksian pribadi kawan-kawan mahasiswa yang ada di sana.

Berikut "klarifikasi" mahasiswa Indonesia tersebut.

Klarifikasi pertama dari Gelar Digjaya Muhammad (sengaja kami copy paste langsung dari email beliau, tanpa mengedit dahulu ejaan yang salah):

* banyak pihak berkonspirasi untuk menjatuhkan pemerintahan gaddafi yang selama ini dikenal non-kompromistis thdp asing, jadi pemberitaan ttng libya banyak sekali yang bias. dramatisasi dan sangat berlebihan
* itu poin pertama sebelum saya jelaskan keadaan di libya, termasuk media-media arab spt aljazeera dan alarabiya, kebanyakan berita mereka hanya mencatut dari "saksi mata" yg tdk jelas.
* saya melihat "saksi mata2" tersebut adlh jaringan konspirasi yang sudah disiapkan musuh2 gaddafi semenjak jatuhnya rezim ben ali tunisia
* rilis pemerintah libya kemarin dini hari tadi dalam jumpa pers, korban tewas: 110 orang aparat keamanan. 222 orang sipil. 120 orang sipil berasal dari benghazi
* benghazi adalah kota yang terletak 1000 km ke arah timur dari tripoli dimana dimulainya demonstrasi tanggal 16-17 februari. dimana para demonstran membakar kantor polisi dan membakar foto2 gaddafi
* benghazi adalah ibukota libya sebelum gaddafi berkuasa, di kota itulah pusat pengikut raja idris yg dulu dikudeta gaddafi tahun 69, sudah sejak lama sebagian penduduk benghazi ingin memisahkan diri dari pemerintahan gaddafi, sehingga ketika ada momen tsunami demo di timteng, dimanfaatkan oleh para oposan ini
* saat ini benghazi masih berada di bawah kendali demonstran oposan. demonstran oposan di benghazi sebagiannya bersenjata setelah banyak unsur tentara pemerintah di benghazi yang belot,gudang senjata dikuasai, bahkan tank2
* mulai kemarin malam sampai hari ini ada demonstrasi pro-pemerintah besar2 an dari pendukung gaddafi di seluruh libya. gaddafi menyerukan para oposisi menyerahkan senjata, untuk bersama mengembalikan kehidupan normal di libya, memulai sejarah baru libya
* jatuhnya korban dari sipil dan aparat keamanan adalah karena massa oposisi di benghazi bersenjata, juga krn banyaknya sniper2 yang entah siapa mereka. entah bayaran pemerintah libya, entah bayaran amerika&israel.
* kita mahasiswa, memiliki koresponden warga2 libya dari berbagai daerah dan distrik di tripoli. pemberitaan dari media barat&semi barat (BBC,CNN,jazeera,arabiya) kita komparasikan dengan pemberitaan dari pemerintah libya dan koresponden lapangan.
* saat ini kota sirte, sabha, zawiyah, sudah FULL dikuasai penuh pemerintah dan tidak ada lagi kerusuhan
* kota Benghazi (1000 km dr Tripoli), baidha (1200 km dr Tripoli) saat ini masih belum bisa dikuasai pemerintah, tapi sudah banyak unsur oposan di dua kota tersebut yang menyerahkan senjata
* kemarin sore diadakan pertemuan antara dubes-dubes uni eropa dengan pemerintah libya ttng perkembangan kondisi terkini dan penjelasan fakta lapangan yang disembunyikan media asing
* kehidupan ekonomi mulai berjalan kembali setelah sempat terhenti selama 2 hari. toko2 mulai buka,pasar2 tradisional kembali beroperasi, lalu lintas mulai ramai termasuk angkutan2 umum.
* pemerintah sudah menghimbau agar warga libya kembali bekerja dan beraktivitas normal kembali
* bandara kota tripoli masih beroperasi normal, namun sangat penuh oleh orang2 yang ingin keluar Libya.
* internet, facebook, dan jaringan ponsel sudah kembali normal
* keadaan sempat mencekam ketika gaddafi belum muncul, tp setelah pidato dua hari kemarin suasana berbalik berangsur normal. sempat ada pembakaran dan perusakan beberapa gedung di tripoli, namun kini sudah mulai direnovasi
* hari ini saiful islam gaddafi menyatakan akan mengundang pers dari berbagai Negara untuk menjelaskan dan membuktikan fakta-fakta palsu yang berkembang
* hari ini syaikh khamis Libya mengecam fatwa qardhawi “darah gaddafi halal” yang didasarkan pada berita2 bohong.

SUMBER
 
Ya begitulah sifat dunia kasat maya, selalu ada dualisme
Awalnya kebenaran dikaburkan.
Akhirnya kebenaran akan muncul juga.
 
Republika OnLine
Qadafi dan Keluarganya Dilarang Singgah ke Negara Lain
Ahad, 27 Februari 2011, 09:48 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK-- Pemimpin Libya, Muammar Qaddafi, sembilan anggota keluarganya, dan enam anggota lainnya dari kalangan dekatnya, akan menghadapi larangan perjalanan internasional, menurut satu rancangan sanksi-sanksi PBB yang diusulkan akan divoting pada Sabtu.

Semua aset yang dimiliki oleh Gaddafi, putranya Saif al-Islam Gaddafi dan empat anggota keluarga lainnya akan dibekukan, menurut draf sanksi resolusi Dewan Keamanan PBB itu, yang diperoleh oleh Reuters.

Rancangan resolusi itu diperkirakan akan diambil keputusan setelah Dewan Keamanan membuka sidangnya kembali pada pukul 20:00 waktu setempat.

Sementara itu, Amerika Serikat pada Jumat mengatakan, mereka akan menjatuhkan sanksi dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Libya ketika pasukan keamanan Muamar Gaddafi meningkatkan upaya untuk menghancurkan demonstrasi yang meluas terhadap pemerintahannya.

Jurubicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan AS telah menangguhkan operasi kedutaannya di Tripoli dan akan menarik semua stafnya. Washington juga akan mendahului dengan sanksi sepihak, yang akan dikoordinasikan dengan sekutu-sekutunya dan pihak lainnya.

Carney menyatakan keabsahan Gaddafi "telah menurun hingga nol" dan ia telah kehilangan kepercayaan rakyat Libya. Carney menyatakan sanksi itu akan dirampunkan dalam waktu dekat tapi tidak menyebutkan secara khusus kapan, atau langkah-langkah pembatasan apa yang akan diterapkan.

"Kami akan memprakarsai serangkaian langkah pada tingkat unilateral dan multilateral untuk menekan rezim di Libya agar menghentikan pembunuhan atas rakyatnya sendiri," katanya, setelah pasukan pemerintah Libya menembak mati demonstran dalam bentrokan di ibukota Tripoli.
Sumber: Republika



-dipi-
 
Akhirnya, 253 WNI Tinggalkan Libya
Editor: Aloysius Gonsaga Angi Ebo
Minggu, 27 Februari 2011 | 06:14 WIB


KAIRO, Kompas.com - Sebanyak 253 warga negara Indonesia (WNI) yang sempat terkatung-katung selama lebih dari 40 jam di Bandar Udara Internasional Tripoli akhirnya meninggalkan Libya pada Minggu (27/2/11) dini hari waktu setempat. Mereka berangkat menuju Tunisia.

"Alhamdulillah, atas berkat doa semua pihak, kelompok pertama WNI telah terbang dari bandara Tripoli pada Ahad dini hari pukul 00.30 waktu setempat atau 05.30 WIB ke Tunis dengan pesawat Tunisia Air," kata Duta Besar RI untuk Libya, Sanusi, yang dihubungi Antara dari Kairo, Minggu dini hari.

Jarak tempuh dari Tripoli ke bandara Tunis dengan menggunakan pesawat sekitar 1 jam 10 menit.

Sanusi menjelaskan, para WNI tersebut telah menunggu di bandara Tripoli sejak Jumat (25/2/11) pagi. Tetapi pesawat Tunisia Air yang dicarter KBRI itu terkendala teknis karena sulitnya mendapatkan izin mendarat dari pihak berwenang Libya.

Padahal semua urusan keimigrasian dan kepastian mereka untuk terbang sudah rampung sejak Jumat pagi dan hanya tinggal menunggu naik pesawat.

"Saya sendiri sejak Sabtu pagi berada di bandara, dan selalu kontak dengan Tunisia Air, tapi mereka juga mengalami kesulitan, dan akhirnya kejelasan mulai terlihat pada Sabtu petang," katanya.

Disebutkan, situsai di bandara ibu kota Libya saat ini padat, dibanjiri ribuan warga asing yang hendak menyelematkan diri ke luar negeri. Kendati demikian, suasana jalan ke bandara cukup lengang dan aman, ujar Sanusi, yang menambahkan bahwa dari KBRI ke bandara hanya ditempuh sekitar 25 menit.

Selama di bandara, para WNI tersebut menunggu dengan penuh harapan dan makanan selama satu hari lebih disediakan KBRI, katanya.

Sementara itu, sebanyak 181 WNI di Libya mencakup mahasiswa, keluarga staf KBRI dan kalangan tenaga kerja, terdaftar untuk kelompok terbang kedua. Tetapi sejauh ini jadwal evakuasinya belum ditetapkan, dan masih menunggu instruksi dari pemerintah pusat di Jakarta.

Di sisi lain, laporan-laporan media di Timur Tengah menyebutkan bahwa situasi di Libya semakin mencekam dan persediaan bahan makanan pokok mulai menipis di seantero negara itu yang dilanda prahara politik.


sumber: kompas



-dipi-
 
Separatisme Libya
Benghazi Proklamasikan Pemerintah Baru
Editor: yuli
Minggu, 27 Februari 2011 | 07:15 WIB

BENGHAZI, KOMPAS.com - Bekas Menteri Kehakiman Libya, Mustafa Abdel Jalil, Sabtu (26/2/2011) malam, memproklamasikan terbentuknya pemerintahan baru yang akan menyiapkan pemilihan umum selama tiga bulan.

"Pemerintahan nasional kami memiliki tokoh-tokoh militer dan sipil. Pemerintah itu akan memimpin selama tidak lebih dari tiga bulan, dan kemudian akan ada pemilihan yang adil dan rakyat akan memilih pemimpin mereka," kata Mustafa Abdel Jalil kepada televisi Al Jazeera dalam wawancara langsung dari Al-Baida di timur Benghazi.

Benghazi terletak 1.000 Km di timur ibukota Tripoli, dan menjadi basis pemberontakan anti-pemerintah serta memicu banyak kota di Libya timur melepaskan diri dari rezim Muamar Gaddafi.

Abdel Hafiz Ghoga, juru bicara penyelenggara di Benghazi, mengumumkan pembentukan dewan kota di sana, yang dapat mengirim wakil ke kota-kota lain untuk berkoordinasi dengan organisasi yang sama.

Ia menyatakan setiap koordinator dewan pada akhirnya akan menjadi anggota pemerintah sementara. Belum ada hirarki pusat di bagian-bagian timur Libya yang telah membebaskan dirinya.


sumber: kompas


-dipi-
 
Khadafi "Sogok" Warga Rp3,5 Juta per Keluarga

10546810.jpg

Massa anti Muammar Khadafi kian mendekat ke ibukota Libya, Tripoli. Namun, selain menghadapi massa pemberontak dengan kekuatan bersenjata, Khadafi juga berupaya merayu warga Libya agar tidak ikut membelot. Caranya dengan memberi mereka uang dan menjanjikan kenaikan gaji.

Menurut kantor berita Associated Press, Senin 28 Februari 2011, bank-bank pemerintah mulai memberi uang, yang nilainya setara Rp3,5 juta, untuk tiap keluarga agar mereka tidak ikut memberontak. Insentif sudah diumumkan oleh stasiun televisi pemerintah Libya sebelum shalat Jumat pada 25 Februari lalu.

Menurut stasiun televisi pemerintah, pemberian insentif itu untuk membantu warga menghadapi naiknya harga pangan. Selain itu, ungkap harian The Christian Science Monitor, rezim Khadafi juga berjanji menaikkan gaji pegawai pemerintah sebesar 150 persen. Tampaknya, Khadafi terinsiprasi dengan langkah Raja Arab Saudi, yang beberapa hari lalu berjanji memberikan sejumlah tunjangan tunai kepada warganya untuk meredam gejolak.

"Rakyat Libya masih banyak yang mendukung saya," kata Khadafi kepada stasiun televisi Serbia. "Sekelompok kecil pemberontak telah terkepung dan akan segera diberantas," lanjut pemimpin yang telah berkuasa di Libya sejak 1969 itu.

Namun, sejumlah kota besar di Libya telah dikuasai massa anti Khadafi. Salah satunya di Zawiya, yang hanya berjarak 50 km dari Ibukota Tripoli. "Khadafi keluar!" seru para pemrotes, Minggu 27 Februari 2011.

"Bagi kami, Khadafi adalah 'Drakula' bagi Libya," kata Wael al-Oraibi, seorang tentara Libya yang membelot dari rezim Khadafi. Saat banyak tentara dan pejabat membelot, Khadafi kini mengerahkan milisi-milisi bayaran.

Di Benghazi, para politisi setempat membentuk pemerintahan sendiri untuk mempertahankan rutinitas sehari-hari. Benghazi merupakan kota terbesar kedua setelah Tripoli dan menjadi pusat perlawanan atas milisi Khadafi.


• VIVAnews
 
Republika OnLine
Aset Libya 30 Miliar Dolar Dibekukan AS
Selasa, 01 Maret 2011, 08:00 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Pemerintah Amerika Serikat Senin mengatakan mereka telah membekukan sedikitnya 30 miliar dolar aset Libya, jumlah terbesar yang pernah diblokir, menurut "kaisar sanksi AS" David Cohen. Pemerintah AS telah mentargetkan Muammar Gaddafi, empat anggota keluarganya dan badan-badan pemerintah Libya (sebagai sasaran pembekuan aset), Jumat, setelah pergolakan yang telah menyaksikan lebih dari 1.000 orang tewas.

"Sampai sekarang ini sedikitnya 30 miliar dolar aset pemerintah Libya di bawah jurisdiksi AS telah diblokir," kata Cohen. Itu pemblokiran terbesar berdasarkan program sanksi yang pernah terjadi.

Cohen, yang berbicara dalam konferensi pers dengan wartawan melalui telepon, mengatakan sanksi lebih lanjut dapat dilakukan. "Kami sedang mempertimbangkan apakan akan menambahkan (sasaran sanksi) ke daftar perorangan."

Ia menyebutkan bahwa Uni Eropa telah mensahkan sanksi yang mentargetkan sekitar 20 orang selain Gaddafi dan anak-anaknya. Libya dan pemimpinnya diduga menguasai miliaran dolar dalam sejumlah rekening bank asing, uang yang sebagian besar dikumpulkan sedikit demi sedikit dari kekayaan minyak negara itu yang sangat besar.

Menurut satu pesan 2010 dari kedutaan besar AS di Tripoli, yang diperoleh oleh Wikileaks, dana kekayaan yang berkuasa (negara) Libya menguasai 32 miliar dolar uang kontan dan "beberapa bank Amerika masing-masing mengurus 300-500 juta dolar". "Kami yakin bahwa ... bank sentral dan dana kekayaan negara, Otoritas Investasi Libya, dikendalikan oleh Kolonel Gaddafi dan keluarganya," kata Cohen.

Departemen keuangan AS sebelumnya telah memperingatkan bank-bank untuk mewaspadai transfer keuangan yang terkait dengan para pemimpin politik Libya. Cohen menyatakan bahwa tidak ada bukti segera bahwa pemerintah Libya telah memindahkan uang dari AS sebelum sanksi dijatuhkan. Ia menyatakan, AS percaya "ada aset substansial milik negara Libya di Eropa dan bahwa aset itu dikuasai oleh Kolonel Gaddafi dan anak-anaknya".


Sumber: Republika



-dipi-
 
Malam Ini 216 WNI di Libya Diungsikan

VIVAnews - Evakuasi gelombang kedua warga negara Indonesia (WNI) dari Libya akan berlangsung Selasa malam, 1 Maret 2011. Mereka akan diterbangkan dari Ibukota Tripoli menuju ibukota Tunisia, Tunis.

“Kami baru mendapat laporan, Insya Allah pukul 7 malam waktu Tunis akan ada pesawat kedua yg membawa warga negara kita dari Tripoli ke Tunis,” ujar Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Selasa 1 Maret 2011.

Evakuasi tahap kedua ini akan mengangkut 216 WNI dari Tripoli. Mereka adalah mahasiswa dan para pekerja di sektor formal maupun informal.

Kementerian Luar Negeri memperkirakan saat ini terdapat 875 WNI di Libya. Sebanyak 550 di antaranya bekerja di sektor formal, 130 mahasiswa, dan sisanya adalah WNI yang bekerja di sektor informal.

Bagi warga yang masih berada di Tripoli atau belum terangkut, Natalegawa menghimbau untuk tetap waspada. “Pemerintah mengimbau WNI menunjukkan kewaspadaan, menghindari demonstrasi,” kata Natelegawa.

Namun, beberapa mahasiswa memilih untuk tinggal di Libya. Natalegawa menuturkan bahwa ini adalah pilihan warga, yang didasari atas perkiraannya sendiri mengenai situasi dan kondisi yang tengah terjadi.

“Kepada mereka (yang memutuskan tinggal) kita berikan perlindungan, dukungan. Sama seperti di Mesir, tidak semuanya memilih kembali ke tanah air tapi kita tidak membedakan antara warga negara yang pilih kembali atau tidak,” kata Natalegawa.
 
Austria Bekukan Kekayaan Khadafi

Liputan 6
Liputan 6 - 1 jam 19 menit lalu

Liputan6.com, Wina: Setelah Inggris dan Swiss, kini giliran Austria membekukan aset pemimpin Libia Mummar Khadafi senila 1,2 miliar euro. Seperti dilansir NHK, Selasa (1/3), Langkah itu akan dilakukan Bank Sentral Austria terhadap lembaga-lembaga keuangan di negara itu. Bahkan, aset keuangan keluarga dan kroni Khadafi pun akan dibekukan.

Uni Eropa lebih dahulu membekukan aset kekayaan Khadafi sebagai tekanan agar ia turun dari jabatannya. Pemerintah Amerika Serikat juga telah membekukan aset Libia senilai sekitar US$ 30 miliar.

Aset pemerintah Libia berjumlah miliaran dolar diduga disimpan di sejumlah rekening bank asing. Uang itu dikumpulkan dari hasil penjualan minyak milik negara.(SHA)
 
Back
Top