Kisruh Politik di Libya

Khaddafi Gunakan Pasukan Bayaran Israel

Republika
Republika - 1 jam 58 menit lalu

2040179462-gaddafi-gunakan-pasukan-bayaran-israel.jpg

REPUBLIKA.CO.ID,Presiden Libya, Muammar Khaddafi, yang terus menghadapi gelombang penentangan rakyatnya, dalam upayanya mempertahankan kekuasaan dan menumpas demonstrasi rakyat, menggunakan tentara bayaran Israel.

Nahrain net melaporkan, sumber-sumber Zionis membenarkan peran para pasukan bayaran Israel dalam rangka mendukung rezim Gaddafi dan membantai warga Muslim Libya.

Pengerahan pasukan bayran Israel itu menyusul kesepakatan antara Seif al-Islam Gaddafi, putra Gaddafi dengan sejumlah pejabat tinggi Dinas Rahasia Israel (Mossad). Berita ini juga diturunkan oleh televisi Alalam.

Sumber-sumber intelijen Tel Aviv menekankan bahwa Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, dan menteri peperangannya, Ehud Barak, serta Menteri Luar Negeri Zionis Israel, Avigdor Lieberman, dalam sidang 18 Februari lalu menetapkan untuk mengerahkan pasukan bayaran ke Libya guna mendukung rezim Gaddafi.

Sejumlah agen intelijen menyebutkan bahwa dalam sidang itu Jenderal Yisrail Zif, Direktur Lembaga Konsultasi Keamanan (Global CST) yang beraktivitas di negara-negara Afrika, mengusulkan pengerahkan satuan pasukan bayaran dari Kenya, Nigeria, Chad, Republik Afrika Tengah, Mali, Senegal, dan sejumlah gembong milisi di Sudan Selatan.
 
Khadafi: AS Bukan Polisi Dunia

Liputan 6
Liputan 6 - 2 jam 8 menit lalu

Liputan6.com, Tripoli: Tekanan luar negeri terhadap pemimpin Libia Muammar Khadafi semakin gencar. Bukannya merasa takut, Khadafi justru menyindir negara-negara lain yang menekannya. Seperti dikutip Guardian, Selasa (1/3), Khadafi menyerang balik pernyataan pemimpin Inggris dan Amerika Serikat.

Kedua negara Barat itu dianggap ikut campur masalah Libia. Khadafi juga mengungkapkan bahwa dirinya merasa dikhianati oleh AS. "Saya heran biasanya kami memiliki aliansi dengan Barat untuk memerangi Al-Qaidah. Namun, sekarang kami harus berperang melawan teroris sendiri. Barat telah meninggalkan kami. Mungkin mereka ingin menduduki Libia." kata Khadafi kepada reporter dari ABC News, BBC dan Sunday Times.

Ia bahkan mengatakan bahwa AS bukanlah polisi dunia. Khadafi sekaligus menyindir pernyataan yang dikeluarkan Perdana Menteri Inggris David Cameron. "Di Inggris siapa yang memiliki kekuatan, Ratu Elizabeth II atau David Cameron" tanyanya kepada seluruh wartawan yang hadir di sebuah restoran pelabuhan di Tripoli, pantai Mediterania.

Pemimpin yang berkuasa selama empat dekade tersebut menambahkan, "Ini adalah sebuah kehormatan, tidak ada hubungannya dengan menjalankan kekuasaan atau wewenang."

Sebelumnya, PM Cameron menyatakan pemimpin Libia tersebut seharusnya mengundurkan diri. Ini mengingat serangkaian aksi massa di Libia, telah menelan banyak korban jiwa. Bahkan, belum lama ini, Cameron mengatakan akan mengerahkan pasukannya untuk membantu Libia agar Khadafi segera turun dari jabatannya [baca: Paksa Khadafi Mundur, Inggris Siap Kerahkan Pasukan].(DES/ANS)
 
Paksa Khadafi Mundur, Inggris Siap Kerahkan Pasukan

Liputan 6
Liputan 6 - Rabu, 2 Maret


Liputan6.com, London: Krisis politik di Libia yang semakin berlarut-larut membuat negara-negara lain gerah, termasuk Inggris. Pemerintah Inggris memutuskan akan membantu negeri di belahan utara Benua Afrika itu mengakhiri pergolakan politik dan kekerasan dengan mengerahkan pasukannya.

Situs Metro.co.uk mewartakan, Selasa (1/3), Perdana Menteri Inggris David Cameron meminta militernya bersiaga di sekitar "zona bebas terbang" di Libia. Cameron juga akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, serta pemimpin dunia lainnya dalam membahas langkah militer yang diperlukan dalam membantu perjuangan rakyat Libia.

Pun demikian Amerika Serikat. Negeri Adidaya ini telah mengerahkan pasukan udara dan lautnya untuk berjaga-jaga demi membantu Libia. Langkah militer ini terpaksa harus dilakukan untuk memaksa pemimpin Libia Muammar Khadafi turun dari jabatannya mengingat banyaknya jatuh korban jiwa. Diperkirakan, aksi massa yang telah berlangsung hampir dua pekan ini mengakibatkan sekitar dua ribu orang tewas.

PM Cameron juga mengingatkan lagi bahwa demonstrasi besar-besaran di Libia adalah waktu yang tepat bagi Khadafi untuk mundur. Ini mempertegas pernyataan sebelumnya [baca: David Cameron: Inilah Waktunya Khadafi Mundur].(DES/ANS)
 
Khadafy dan Pidatonya

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Libya Moammar Khadafy menyampaikan pidato televisi selama dua jam, Rabu (02/03/2011).

Berikut beberapa penggalannya:

Seluruh dunia tahu rakyat Libya berdiri dengan kepala tegak. Saya tidak mengikuti (berita) di TV satelit --saya membaca buku. (Berita TV) berisi provokasi dan kebohongan.

Rakyat telah memberitahu saya, mereka siap mati untuk saya.

Cerita ini bermula ketika tahanan Al Qaeda, yang berbasis di dalam dan luar Libya, memulai kampanye (antipemerintah) ini.

CIA tahu semua (aktivis Al Qaeda) itu, lengkap dengan nama-nama mereka.

Al Qaedah melakukan infiltrasi dari luar dan membangun basis di kawasan Baida --setiap daerah itu memiliki dukungan keamanan dari personel militer ... batalion memiliki kamp latihan militer untuk setiap serangan dari luar. Setiap daerah mampu mengamankan rakyatnya

Teroris tidak mengorganis protes (demonstrasi). Tidak ada protes. Teroris melepaskan tahanan dari penjara dan memasukan mereka dalam ke dalam pasukan. Itu semua adalah kriminal, bukan tahanan politik. Tidak ada tahanan politik di Libya.

(Khadafy menantang PBB dan NATO untuk melakukan investigasi fakta mengenai apa yang terjadi di Libya. Khadafy mengatakan melihat konspirasi untuk menjajah Libya dan merampas minyaknya).

Saya tantang Anda (PBB dan NATO) untuk menemukan demonstran yang terbunuh. Di Amerika, Perancis, di mana saja, jika rakyat menyerang tangsi militer dan mencoba mencuri senjata, mereka akan menembaknya.

Kekayaan saya adalah rakyat Libya --saya tidak memiliki kekayaan. Saya tidak memiliki kebanggaan untuk memegang dolar Amerika.

Saya siap rekening saya diperiksa. Gaji saya hanya 465 dinar. Kegiatan sosial istri saya menerima sumbangan.

Siapa saja yang berbicara mengenai bantuan luar negeri sama saja dengan membuka pintu bagi kolonialisme. Kita tidak membutuhkan (bantuan luar negeri). Kita cukup makanan, pasokan ...


Mereka menunjukan kepada saya istana di Baida yang dikatakan itu punya saya. (Bukan) itu bantuan rakyat Libya. Itulah apa yang Anda berikan kepada saya, Anda yang membangunnya. Rakyat Libya telah menjamin akan memberikan rumah di setiap kota di Libya.

(Khadafy menyinggung arus investasi langsung yang berpindah dari barat ke negara-negara sosialis dan komunis seperti China, Rusia, dan India).

It's your loss.


(Khadafy mengatakan India telah meminta izin untuk mengirim kembali pekerjanya).

Kita harus mengerti bahwa Libya adalah jantung keamanan Mediterania. Kita salah satu yang mencegah imigrasi illegal ke Eropa dan bertemu Bin Laden di sana.

Jangan bodoh --seperti seorang pria yang membakar rumahnya karena dia menemukan tikus di dalam rumahnya.

(Khadafy berbicara tentang minyak, kekayaan alam Libya). Mengancam kesatuan Libya atau kekayaan minyaknya akan mendorong setiap orang mengangkat senjata... Minyak adalah roti dan mentega kita. Kita akan mempertahankannya sampai mati.

(Khadafy mengecilkan revolusi Mesir). Mesir sekarang bukan apa-apa! Militer Mesir tidak membantu.

Lihat apa yang terjadi di Mesir. Tidak ada revolusi yang populer. Militer Mesir dan pemberontakan adalah nothing.

http://www.tribunnews.com/2011/03/02/poin-poin-penting-pidato-khadafy-4

yang lain
 
LIBYA
Khadafy Terima Usulan Chavez
Penulis: Josephus Primus | Editor: Josephus Primus
Kamis, 3 Maret 2011 | 15:30 WIB

1031245620X310.jpg


KOMPAS.com - Pemimpin Libya Moammar Khadafy menerima proposal dari Presiden Venezuela Hugo Chavez mencari solusi menuntaskan krisis berdarah di Libya. Al Jazeera mewartakan hal itu sebagaimana kutipan reportase pihak media massa Venezuela pada Kamis (3/3/2011).

Sementara itu, Liga Arab juga menyetujui proposal dari karib Khadafy itu. Pengamat mengatakan Khadafy menerima proposal tersebut sebagai salah satu upaya untuk meredam melejitnya harga minyak di atas 100 dollar AS per barrel lantaran ricuh di Libya tersebut.
Hugo Chavez sebelumnya memang sudah mengontak Khadafy untuk pembicaraan mengenai usulan penggunaan komisi multinasional sebagai penengah krisis Libya. Informasi sudah adanya kontak antara kedua pemimpin itu diperoleh dari Juru Bicara Pemerintah Venezuela Andres Izarra.


Kompas


-dipi-
 
Dunia Bingung Hadapi Libya
Editor: Egidius Patnistik
Jumat, 4 Maret 2011 | 08:09 WIB

4205341p.jpg

Seorang mantan tentara Libya mengajarkan cara memakai senapan serbu kepada sekelompok pemuda yang baru bergabung dalam pasukan yang beroposisi terhadap pemimpin Libya, Moammar Khadafy, di pusat latihan militer di Benghazi, Libya, Kamis (3/3). Menghadapi serangan balik dari pasukan pemerintah, pemimpin oposisi minta bantuan serangan udara dari luar negeri untuk menggulingkan Khadafy.

KAIRO, KOMPAS.com - Komunitas dunia masih bingung menghadapi Libya. Liga Arab menolak keras intervensi militer asing di Libya walau sepakat soal pengenaan zona larangan terbang di Libya untuk mencegah Moammar Khadafy menggunakan pesawat tempur menyerang oposisi.

Namun, untuk mencapai satu keputusan, Liga Arab harus terlebih dahulu berkoordinasi dengan Uni Afrika, termasuk soal pengenaan larangan zona terbang, sebagaimana dikatakan Sekretaris Jenderal Liga Arab Amr Moussa, seperti dirilis Reuters, Kamis (3/3).

Pemberlakuan zona larangan terbang dianggap lebih bijak dibandingkan dengan intervensi militer. Liga Arab sudah membekukan keanggotaan Libya di bawah rezim Khadafy sebagai protes atas serangan terhadap massa yang tengah berjuang menggulingkan Khadafy.

Moussa mengungkapkan, sikap Liga Arab itu ditegaskan saat Barat sedang berdebat mengenai rencana darurat untuk menghadapi krisis di Libya. Sejumlah tokoh oposisi di Libya telah meminta Barat melakukan serangan udara.

Namun, Khadafy memperingatkan Barat untuk tidak melakukan intervensi militer. ”Jika hal itu terjadi, dunia akan menyaksikan banjir darah,” demikian ancaman Khadafy.

China menolak

Pemerintah China hari Kamis meminta dunia internasional menghormati integritas wilayah Libya. China mengatakan hal itu karena Dewan Keamanan (DK) PBB sudah mulai berpikir soal kemungkinan serangan terhadap Libya dan adanya rencana aksi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

”Kita harus menghormati kedaulatan Libya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Jiang Yu, di Beijing.

China dan Rusia menjadi penghalang utama serangan internasional dengan mandat DK PBB. Dua negara itu termasuk anggota inti DK PBB.

Pemerintah AS di bawah Presiden Barack Obama ingin mencegah kesalahan pendahulunya, George W Bush, yang menginvasi Irak tanpa mandat penuh dari DK PBB. Di depan Senat AS, Rabu, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton memperingatkan bahwa intervensi AS akan menjadi ”hal yang akan diperdebatkan”.

Kejar kesalahan

Beberapa sekutu AS di NATO juga mengingatkan agar gagasan pengenaan zona larangan terbang di atas angkasa Libya dipertimbangkan secara matang. Bahkan, Jerman memperingatkan agar Barat jangan terlalu dalam mencampuri urusan Arab.

Selain di DK PBB, di NATO juga belum ada kata sepakat. ”Tidak ada kebulatan suara di NATO soal penggunaan kekuatan senjata,” kata Menteri Pertahanan AS Robert Gates.

Meski demikian, Sekretaris Jenderal NATO Anders Rasmussen mengatakan, NATO tetap merencanakan tindakan yang bijaksana dalam menghadapi semua kemungkinan.

Sejauh ini tekanan internasional masih sebatas pembekuan aset-aset Libya di luar negeri. Tekanan lain adalah ancaman untuk mengusut kejahatan masa lalu Khadafy dan keluarga.

Penuntut Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), Luis Moreno-Ocampo, Kamis di Den Haag, mengatakan, ICC akan menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia di Libya. Ini adalah salah satu cara untuk membuka arah ke penangkapan Khadafy.

Lepas dari berbagai skenario itu, Barat telah mengirimkan sejumlah kapal perang mendekat ke Libya. AS mengerahkan tiga kapal perang.

Kanada hari Kamis juga mengerahkan kapal perangnya, HMCS Charlottetown, dari pelabuhan Halifax, Kanada timur, untuk bergabung dengan armada AS di Laut Tengah. Kapal itu membawa 225 tentara dan helikopter Sea King bertengger di dek kapal.

Kapal perang Perancis pengangkut helikopter, Mistral, juga sudah mengarah ke lepas pantai Libya.

Sementara itu, Presiden Venezuela Hugo Chavez mengaku telah berbicara dengan Khadafy. Dia berbicara tentang sebuah upaya untuk meredakan krisis di Libya. ”Chavez siap tampil sebagai pelerai antarkubu yang bertikai di Libya,” kata Menteri Informasi Venezuela Andres Izarra melalui Twitter, Rabu.

Chavez memiliki hubungan baik dengan Khadafy. Ia sudah mengajak sekutu-sekutunya di dalam dan luar Amerika Latin untuk membahas pembentukan blok pelerai—disebutnya Komite Perdamaian—untuk menengahi konflik Libya. Tidak disebutkan persis apa yang akan dilakukan Chavez. Barat juga bergeming soal niat Chavez itu.


Kompas


-dipi-
 
LIBYA
Anak, Suku, dan Uang Pendukungnya
Penulis: Josephus Primus | Editor: Josephus Primus
Sabtu, 5 Maret 2011 | 04:52 WIB

KOMPAS.com — Moammar Khadafy, penguasa lalim yang paling lama bertahan di muka bumi ini. Ternyata, pemimpin Libya tersebut memiliki tiga pilar pendukung. Makanya, sebagaimana warta AP dan AFP pada Jumat (4/3/2011), ia masih terlihat mampu bertahan. Tak hanya itu, Khadafy juga menunjukkan tanda-tanda menyerang balik lawannya.

Sedikit catatan dari pihak Amerika Serikat menunjukkan, pola mempertahankan kekuasaan ala Khadafy nyatanya tak jauh berbeda dengan para penguasa Timur Tengah lainnya. Keluarga menjadi penyokong terpenting. Ini melingkupi pilar-pilar tadi.

Khamis

Adalah sosok bernama Khamis yang disebut-sebut pihak AS menjadi ujung tombak pelindung Khadafy. Khamis adalah anak kelima Khadafy yang memimpin satuan elite khusus bernama Brigade 32. Menurut bisik-bisik rakyat Libya, pasukan bergaji di atas rata-rata tentara reguler itu juga dikenal dengan nama Brigade Khamis, sesuai nama pemimpinnya itu.

Kabarnya, anggota pasukan ini dilatih Rusia. Unit yang terdiri dari beberapa ribu anggota ini memiliki tank-tank buatan Rusia dan peluncur roket. Andai saja peralatan tempur itu ditempatkan di bagian belakang kendaraan, peranti-peranti itu bisa menjadi senjata penghancur efektif yang bisa membumihanguskan kawasan seluas lapangan bola dalam waktu singkat. Banyak yang percaya, kekuatan Khadafy akan rontok asalkan banyak anggota dari unit elite ini membelot.

Sementara itu, Organisasi Keamanan Rakyat dan Korps Penjaga Revolusi yang total anggotanya mencapai 3.000 orang adalah pendukung Khadafy pula. Kelompok ini pun memiliki beberapa jenis senjata.

Yang tak bisa dimungkiri juga adalah keberadaan pasukan pengamanan internal. Kelompok ini kira-kira berfungsi sama seperti polisi rahasia sebagaimana pada masa komunisme mencengkeram Eropa Timur pada 1980-an.

Pentolan di belakang pasukan pengamanan internal ini adalah Brigadir Jenderal Abdullah Sanusi. Sosok yang juga saudara tiri Khadafy ini diduga menjadi aktor di balik penumpasan aksi-aksi antipemerintah di Benghazi dan kota-kota lain di timur.

Tokoh lain adalah Kolonel Mutassim. Ia adalah anak Khadafy yang diangkat menjadi Ketua Dewan Keamanan Nasional pada 2009. Posisi ini adalah rehabilitasi bagi Mutassim. Soalnya, 10 tahun lalu ia berseteru dengan sang ayah.

Pihak AS juga menyebut anak-anak Khadafy lainnya, Saadi dan Hanibal. Saadi mendapat tugas meredam aksi-aksi penentang pemerintah di Benghazi. Sementara itu, Hanibal sejatinya cuma tentara biasa di militer Libya. Makanya, catatan terhadap Hanibal cenderung nihil. Beberapa pengawal Hanibal terlibat perkelahian dengan polisi Swiss di Geneva beberapa waktu lalu.

Loyal

Masih ada suku yang berdiri di belakang Khadafy. Namanya Qadhaththa. Khadafy berasal dari suku ini. Selama 41 tahun berkuasa sejak 1969, tokoh-tokoh suku ini loyal. Pasalnya, mereka menempati posisi-posisi penting di dalam rezim. Walau begitu, kini, kesetiaan anggota suku memang tidak kokoh sebagaimana zaman dahulu.

Kesetiaan pada uang juga menjadi alasan pendukung Khadafy yang satu ini. Mereka adalah tentara bayaran dari Chad dan Nigeria.

Menurut warga Libya, tentara bayaran inilah yang menembaki kerumunan warga dari atap-atap gedung. Muncul dugaan, tentara bayaran dikerahkan setelah perintah menembak para demonstran ditolak tentara reguler.
Info lain menunjukkan, warga Nigeria di Libya sempat mengatakan kalau warga Afrika dari kawasan Sub-Sahara ini dikumpulkan dan dipaksa untuk bergabung dengan tentara Khadafy. Kalau mereka menentang, nyawalah taruhannya. Namun, tiada catatan soal jumlah pemburu uang ini. Imigran Afrika di Libya jumlahnya 5.000-an orang.


kompas


-dipi-
 
Jet Tempur Khadafy Hadang Pembrontak
Penulis: Egidius Patnistik | Editor: Egidius Patnistik
Selasa, 8 Maret 2011 | 06:15 WIB

RAS LANOUF, KOMPAS.com - Jet-jet tempur Libya meluncurkan serangan udara, Senin (7/3/2011), terhadap para pejuang oposisi yang sedang berkumpul di sebuah pelabuhan minyak di pantai Laut Tengah. Serangan itu terjadi pada hari kedua pasukan Khadafy melancarkan serangan dengan senjata berat untuk menghadang laju para pemberontak menuju ibukota Tripoli yang menjadi basis Khadafy.

Serangan balasan itu menghentikan satu upaya para pemberontak yang dimulai pekan lalu untuk memperluas kendali mereka dari wilayah timur negara itu, yang telah berada di tangan oposisi sejak pemberontakan untuk menggulingkan Khadafy dimulai pada 15 Februari. Para pemberontak berjuang untuk mempertahankan jalur pasokan senjata, amunisi dan makanan yang kebanyakan berupa makanan cepat saji, kue, dan ikan tuna dalam kaleng.

Para pemberontak mengatakan, mereka dapat mengatasi pasukan elit Khadafy di daratan, tetapi tidak berdaya jika ia menggunakan kekuatan udaranya. Seorang pejuang, Ali Suleiman, memohon pemerintah Barat untuk memberlakukan zona larangan terbang demi melindungi mereka dari serangan lebih lanjut saat mereka menunggu peluncur roket, tank dan senjata berat lainnya yang akan dipasok dari markas mereka dari kota Benghazi, yang terletak di timur Libya. "Kami tidak ingin intervensi militer asing, tapi kami sangat menginginkan zona larangan terbang. Kami semua menunggu hanya satu hal itu," katanya.

Amerika Serikat telah menggerakan pasukan militernya lebih dekat ke pantai Libya untuk mendukung permintaannya agar Khadafy mundur dari jabatannya. Namun zona larangan terbang bisa memakan waktu berminggu bagi mengaturnya, dan Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, telah menegaskan bahwa hal itu harus didahului oleh operasi militer untuk mengambil alih pertahanan udara Libya. Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague, Minggu, juga mengatakan, zona larangan terbang di atas Libya masih dalam tahap perencanaan awal dan pihaknya mengesampingkan penggunaan pasukan darat.

Libya tampaknya bergeser menuju perang saudara yang bisa berlangsung selama berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan, saat pemberontak mencoba untuk mengusir Khadafy yang telah bercokol 41 tahun. Penggunaan serangan udara menandakan kekhawatiran rezim Khadafy. Rezim itu juga tampaknya ingin untuk memeriksa kemajuan kekuatan pemberontak terhadap kota Sirte, kampung Khadafy dan basis dukungan bagi pemimpin tersebut. Pasukan anti-Khadafy akan mendapatkan dorongan semangat besar jika mereka dapat menaklukan Sirte, satu hambatan terbesar dalam laju mereka menuju Tripoli.

Pusat-pusat penduduk Libya terletak di sepanjang jalan utama yang memanjang dari timur ke barat negara itu di sepanjang pantai Laut Tengah dan perjuangan untuk mengontrol negara itu sedang dilancarkan pemerintah dan para pemberontak yang berusaha mendorong garis depan mereka menuju ibukota yang terletak di barat. Sebuah pasukan yang diperkirakan beranggota 500 hingga 1.000 pejuang sedang mendorong garis depannya menyusuri jalan raya menuju Tripoli ketika diusir dari kota Bin Jawwad, 375 timur dari tripoli, pada hari Minggu oleh pasukan pro-Khadafy yang menggunakan helikopter tempur, artileri dan roket. Pertempuran itu menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai 59, kata pejabat medis.

Para pemberontak tengah berkumpul kembali di sekitar 40 kilometer di arah timur di Ras Lanouf, saat jet-jet tempur MiG menghadang mereka, Senin, sebelum meluncurkan serangan udara di belakang garis depan mereka pada pagi dan sore hari.


Kompas



-dipi-
 
Rusia Tentang Intervensi Asing di Libya
Penulis: Egidius Patnistik | Editor: Egidius Patnistik
Selasa, 8 Maret 2011 | 04:27 WIB

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia menentang setiap bentuk intervensi militer asing di Libya, kata Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, Senin, ketika Amerika Serikat menghadapi tekanan untuk mempersenjatai pemberontak anti-pemimpin Libya Moamar Khadafy.

"Kami tidak menganggap intervensi asing dan khususnya militer sebagai cara untuk menyelesaikan krisis di Libya," kata Lavrov sebagaimana dikutip oleh kantor-kantor berita Rusia. "Rakyat Libya harus menyelesaikan masalah mereka sendiri."

Harian New York Times, Minggu, melaporkan, para perencana pertahanan AS sedang mempersiapkan serangkaian opsi militer darat, laut dan udara di Libya seandainya Washington dan sekutunya memutuskan untuk campur tangan di sana. Laporan itu tiba saat pasukan Moammar Khadafy menahan pemberontak dekat kampung halaman diktator tersebut dan merebut kembali sebuah kota penting.


Kompas


-dipi-
 
dan industri perang di Amerika.. kembali bergairah..
xixixi

wah gue mau beli pesawat stelh yang bentuk dan kecepatan nya mirip ufo

berapa harga nya ya>:l>:l>:l

wewwwww bagaimana jadi nya kalau gue beli itu pesawat

bisa bisa gue >:l>:l
 
Back
Top